Saat ia baru muncul dari dalam formasi, 10.000 pasukan iblis berbaju zirah hitam ini langsung meneriakkan teriakan pembunuhan serempak. Teriakan bermuatan kekuatan iblis ini kekuatannya tak kalah dengan auman kultivator tahap Bayi Yuan Ying.
Petugas Staf menyipitkan matanya dengan tatapan mengejek yang nyaris tak terlihat. Setelah membersihkan kerongkongan, ia melirik pasukan iblis berbaju zirah hitam di sekelilingnya lalu membentak: "Komandan Sima, kemana perginya!"
Begitu kata-katanya terucap, dari kejauhan segera terdengar derap kaki kuda yang bergemuruh. Tampak seekor raksasa bertanduk tunggal di dahinya, seluruh tubuhnya hitam pekat, mengaum kencang mendekat. Kecepatan makhluk ini luar biasa, mengangkat debu-debu bagai gelombang pasang yang mengamuk.
Di atas punggung makhluk itu berdiri seorang pria berbaju zirah hitam dengan goresan ungu di permukaannya. Kepalanya mengenakan helm hitam, niat membunuh yang pekat terpancar dari sorot mata satu-satunya yang terlihat.
Saat Wang Lin muncul sebelumnya, sesaat kebingungan terlihat di matanya, namun segera berganti dengan tekad membunuh yang membara.
Pria ini melesat mendekat, para prajurit iblis segera membuka jalan. Ia menerjang langsung ke arah Wang Lin, berhenti tepat tiga puluh zhang dari titik pusat. Meski tubuhnya berhenti, debu yang dibawanya masih menerjang, menyelimuti sekeliling.
Pembantu Militer mengibaskan lengan bajunya, angin kencang langsung menyapu dan menghalau debu di sekeliling. Ia menatap pria berbaju zirah hitam itu: "Ini adalah komandan baru, Wakil Komandan Sima. Mengapa kau tidak memberi hormat!" Ia sengaja menekankan kata 'wakil' dengan intonasi berat.
Pria berbaju zirah hitam itu memandang Wang Lin dengan sorot mata muram, suaranya menggeretak: "Sima Yan memberi salam pada Komandan!"
Wang Lin dengan tenang memandangnya, berkata datar: "Sudah pernah bertemu sebelumnya!"
Sima Yan mendengus keras, melepas helmnya. Tampaklah wajah muram yang pernah terlihat di kedai arak!
Pembantu Militer menunjukkan ekspresi tak terduga di matanya. Ia menyatukan tinju pada Wang Lin: "Komandan Wang, karena sudah tiba di sini, hamba mohon diri. Masih harus melapor pada Jenderal Iblis!"
Wang Lin tersenyum: "Terima kasih, Tuan Pembantu!"
Petugas staf tersenyum angguk, tubuhnya melangkah ke depan, lalu kembali masuk ke dalam formasi dan menghilang tanpa jejak. Setelah kepergiannya, kemiliteran langsung sunyi sepi, hanya suara napas yang bergema di sekeliling.
Sima Yan memandang dingin ke arah Wang Lin, berkata: "Yang Mulia Komandan, 10.000 pasukan iblis zirah hitam kami, kecuali enam orang yang masih tak sadarkan diri, semuanya telah hadir di sini!"
Wang Lin dengan raut wajak tetap tenang, memandang sekeliling pasukan iblis berbaju hitam itu. Di sorot mata mereka, ia melihat sikap meremehkan dan permusuhan. Kilau dingin di sorot matanya, ia perlahan berkata: "Mundur semua!"
10.000 pasukan iblis, tak satu pun yang bergerak. Pandangan mereka terpusat rapi pada Sima Yan.
Selama Sima Yan tak bersuara, mereka tak akan mendengarkan perintah siapapun, sekalipun itu adalah komandan baru!
Wang Lin sama sekali tak mempedulikan pasukan di sekelilingnya, berjalan keluar menyusuri celah-celah sepuluh formasi. Tiga Belas dan Hu Pao mengikuti dari belakang dengan raut wajak muram, tetap membisu.
Setelah ketiga orang itu pergi, sepuluh formasi pasukan iblis yang berjumlah lebih dari sepuluh ribu itu tertawa gemuruh. Dalam tawa itu terkandung cemoohan dan penghinaan yang pekat. Hanya Sima Yan yang tidak tertawa, ia mengerutkan keningnya. Meski pengetahuannya tentang komandan baru ini terbatas, namun ia yakin jika dirinya berada dalam posisi itu, pasti tidak akan pergi dengan tenang seperti itu, melainkan akan membuat keributan besar!
"Mundurlah semua, lanjutkan latihan!" Sima Yan berucap sambil mengerutkan kening. Suaranya yang rendah justru menggema seperti halilintar di telinga pasukan. Lebih dari sepuluh ribu pasukan iblis segera mundur teratur. Sepuluh formasi mulai melakukan simulasi tempur!
Di area barak militer ini, selain deretan kamp tentara, terdapat juga sebuah gubuk sederhana. Namun di luar gubuk tersebut terdapat formasi pelindung. Sebuah bendera hitam besar tegak berdiri di sampingnya, dengan dua karakter berhuruf emas yang disulam menggunakan benang emas - "Sima"!
Jelas terlihat bahwa gubuk ini adalah tempat tinggal Sima Yan.
Di sebelahnya, terdapat puing-puing bangunan yang jelas menunjukkan sebelumnya di sini bukan hanya ada satu rumah.
Hu Pao memandang semuanya, terutama mendengar cemoohan pasukan iblis dari kejauhan di belakangnya, dengan raut wajak muram berteriak marah: "Sang Leluhur, pasukan iblis ini menganiaya terlalu jauh!"
Ekspresi Wang Lin tetap tenang seperti biasa, berkata datar: "Jangan dihiraukan. Karena tak ada tempat tinggal untuk kita di sini, bermeditasi di tempat terbuka saja!" Sambil berkata demikian, ia mencari area lapang lalu duduk bersila memulai latihan pernafasan.
Hu Pao menahan amarah di hatinya, menoleh tajam melihat pasukan iblis yang sedang berpencar sambil mendengus keras. Ia menjaga sisi kiri Wang Lin sambil duduk bersila.
Meski raut wajak Shi San muram, sorot matanya tenang bagai air. Ia tak mempedulikan penghinaan pasukan iblis ini. Yang ia tahu hanyalah: cukup satu perintah dari Wang Lin, bahkan harus kehilangan nyawa sekalipun, ia akan turun tangan tanpa ragu-ragu.
Di sebelah kanan Wang Lin, Tiga Belas duduk bersila, memejamkan mata, melatih kemampuan supernatural pemurnian tubuh klan Raksasa.
Waktu berjalan perlahan, dalam sekejap mata tiba malam hari. Sepanjang hari ini, teriakan 10.000 pasukan iblis di kamp militer tak henti-hentinya. Latihan perang mereka berfokus pada pertempuran nyata dan koordinasi formasi. Sesekali sorot mata penuh cemoohan halus terpancar dari pasukan iblis yang melintas sambil mengaum di dekat Wang Lin.
Menyikapi ini, ekspresi Wang Lin tetap tak berubah, bagaikan air sumur yang tenang, tak tergoyahkan!
Tiga Belas terus meniru Wang Lin. Kini ia juga duduk bermeditasi dengan mata terpejam. Meski beberapa gelombang energi sempat bergolak di hatinya, akhirnya berhasil diredam dengan paksa.
Hanya Hu Pao yang sepanjang hari tak bisa tenang bermeditasi. Pandangannya tetap dingin menyapu sekilas setiap pasukan iblis yang melintas di area ini.
Bukan hanya ekspresi Wang Lin yang datar, hatinya pun tenang bagai air. Ia tidak terburu-buru untuk mengatur tempat ini, melainkan mengamati. Meski sepanjang hari ini ia bermeditasi, Shen Shi-nya secara diam-diam telah mengamati satu per satu kesepuluh ribu orang tersebut.
Setiap formasi seribu orang memiliki seorang komandan. Sepuluh komandan tersebut sebagian besar adalah kaki tangan Sima Yan. Adapun enam prajurit iblis di kedai arak hari itu, meski tingkat kultivasinya biasa, jelas memiliki pengaruh di pasukan ini.
Alasan ia tidak segera turun tangan adalah karena pemahamannya yang sangat mendalam tentang pasukan iblis Sembilan Kabupaten di Daerah Yao Ling dan hukum-hukumnya. Pengetahuan ini berasal dari catatan leluhur yang tertinggal dalam ingatan Luo Yun.
Di Sembilan Kabupaten Yao Ling, hukum militer diutamakan, sangat berbeda dengan Dunia Kultivasi. Di sini, kecuali tingkat kultivasi mencapai langit dan mampu bertarung dengan Kaisar Iblis, siapa pun yang ingin memanfaatkan kekuatannya harus mematuhi peraturan militer!
Semua Pendatang yang masuk ke Daerah Yao Ling, pilihan utamanya adalah melebur ke dalam Sembilan Kabupaten dan menguasai komando pasukan. Hanya dengan cara ini mereka bisa bertahan di sini. Jika tidak, jika sendirian, begitu menghadapi lawan yang memiliki pasukan iblis puluhan ribu, pertempuran ini tidak perlu dilanjutkan. Meski tingkat kultivasi pasukan iblis ini umumnya tidak tinggi, tapi di antara mereka benar-benar ada Ahli sejati. Selain itu, pasukan-pasukan ini ahli dalam formasi, menggunakan berbagai formasi iblis dan sulit ditebak untuk menghabisi musuh, seringkali di luar perkiraan.
Bahkan lebih parah, jika terlalu banyak pasukan iblis yang dibunuh, pasti akan memancing munculnya perwira kabupaten dan Jenderal Iblis level ahli sejati. Saat itu tiba, kultivator yang sendirian tidak akan bisa bertahan di kabupaten tersebut! Hanya bisa melarikan diri secepat mungkin ke kabupaten lain. Tapi jika terus melakukan hal yang sama, maka hanya bisa kabupaten demi kabupaten dikejar, akhirnya akan sepenuhnya tidak bisa bergerak sama sekali di Daerah Yao Ling. Hanya bisa mencari tempat untuk bertapa, tapi dengan begitu tidak akan memiliki jasa perang, kehilangan kesempatan untuk mendapatkan peleburan Gu Yao!
Semua alasan ini membuat setiap kultivator yang memasuki Daerah Yao Ling akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan jabatan di berbagai kabupaten!
Dengan demikian, harus mematuhi peraturan militer! Jika tidak, melanggar peraturan militer akan menyebabkan kehilangan segalanya!
Wang Lin memahami hal ini dengan sangat jelas. Jika dia bertindak tanpa alasan yang kuat, upaya penertiban pasti akan melibatkan pembunuhan. Bahkan jika pasukan iblis ini sudah mengakui seseorang, penggunaan kekerasan sekalipun mungkin tidak menyelesaikan masalah. Pada akhirnya, dia hanya akan melanggar peraturan militer dan gagal dalam penertiban, tidak ada pilihan selain menyerah!
Banyak kultivator dengan kemampuan supernatural besar gagal pada hambatan besar ini. Dari ribuan orang yang memasuki wilayah ini, setelah serangkaian proses eliminasi, hanya segelintir yang benar-benar bisa bertahan dan berkembang!
Di antara para kultivator, ada beberapa yang memiliki temperamen lebih kasar. Ketika menemukan pasukan iblis yang tidak mematuhi perintah, mereka langsung turun tangan. Namun dibandingkan dengan pasukan iblis dari Sembilan Kabupaten, kultivator tetaplah pendatang. Penguasa iblis di setiap kabupaten jelas tidak akan memihak para pendatang ini. Oleh karena itu, semua pendatang yang memiliki jabatan wajib mematuhi peraturan tambahan dalam hukum militer!
Satu orang tidak patuh adalah tanggung jawab individu. Namun jika sepuluh orang tidak patuh, itu menjadi tanggung jawab komandan!
Makna "sepuluh orang" di sini sangat luas. Bisa berarti satu regu berisi sepuluh orang, atau sepuluh orang yang tidak patuh secara terpisah maupun kumulatif!
Karena itu, Wang Lin tidak terburu-buru. Ia bagai pemburu yang sedang menunggu!
Menunggu sebuah kesempatan!
Kesempatan yang begitu dimanfaatkan, akan merapikan segala kekacauan!
Waktu berlalu cepat. Wang Lin telah bermeditasi selama tiga hari di area kosong itu. Sepanjang waktu, Tiga Belas tetap tenang. Dua hari sebelumnya, Wang Lin memberinya kepingan giok berisi konten yang harus dihafalkan. Hari-hari ini ia terus mengulang hafalan itu.
Namun Hu Pao, semakin hari semakin gelisah. Dalam tiga hari ini, semakin banyak pasukan iblis yang mengabaikan tiga orang Wang Lin. Di mata mereka, komandan baru ini benar-benar tidak berarti.
Tapi Sima Yan, kewaspadaan dalam hatinya semakin meningkat. Dia terus merasa ada yang tidak beres. Komandan baru ini benar-benar di luar perkiraannya. Tiga hari ini, tidak hanya tidak ikut campur urusan kemah militer, bahkan tidak banyak bicara. Sepanjang hari hanya bersila bermeditasi, bagai mayat hidup.
Jika salah satu pengikut lawan terus-menerus dilanda kemarahan dan kegelisahan, dengan pandangan yang semakin penuh niat membunuh, maka kewaspadaan Sima Yan akan semakin tinggi. Dia tidak takut lawan bertindak, tidak takut kemarahan lawan, tidak takut campur tangan dalam urusan kemah. Semua ini bisa dia atasi hingga lawan malu bahkan terpaksa enyah. Yang benar-benar dia takuti adalah kesunyian yang tak tertembus seperti ini.
"Apa sebenarnya yang dipikirkan komandan baru ini..." Sima Yan berada di pondoknya, di bawahnya duduk delapan orang yang merupakan komandan pasukan!
"Yang Mulia Komandan, Xu You dan Zhou Kai sejak dulu jarang berinteraksi dengan kami. Kali ini saat Yang Mulia mengadakan pertemuan, mereka pun tidak hadir. Bagaimana menurut Yang Mulia?" Di antara delapan orang tersebut, seorang pria botak bertubuh besar dengan suara berat berseru.
Pria ini mengenakan zirah hitam, memancarkan aura kewibawaan. Di kepalanya yang botak terdapat tato kalajengking yang terlihat sangat iblis, sekilas seperti makhluk hidup yang membuat hati tak nyaman.
Sima Yan mengusap-usap area antara alisnya. Tiga hari ini terasa seperti satu tahun baginya. Semakin diam Wang Lin, semakin kuat perasaan krisis yang menghantuinya.
"Urusan mereka berdua kita bicarakan nanti. Hari ini kukumpulkan kalian di sini untuk mendengar pendapatmu tentang komandan baru ini. Di sini semuanya orang dalam, silakan bicara terbuka!" Sima Yan berkata dengan nada berat.
