"Apa lagi pendapat? Orang itu cuma si sampah, tidak perlu dihiraukan!" Pengucapnya adalah seorang pria paruh baya, sorot matanya memancarkan cemoohan halus. Terhadap komandan baru ini, sejak awal ia sudah meremehkan.
Lebih tepatnya, sikapnya terhadap semua Pendatang sama sekali tidak ia anggap penting.
"Pendapat Komandan Sun keliru. Komandan baru ini pastilah orang dengan kelicikan strategis. Selama beberapa hari ini bisa tetap tenang bagaikan sumur tak beriak, jelas bukan manusia biasa!" Ucap seorang orang tua berambut memutih yang duduk di kursi bawah Sima Yan dengan suara berat.
Meski sudah berusia lanjut, zirah hitam yang melekat di tubuhnya justru memancarkan kesan kokoh bak karang tua.
Komandan Sun mendengus pelan, tak puas berkata: "Kau terlalu melebih-lebihkan!"
Mengenai pandangan terhadap Wang Lin, banyak yang membicarakan di tempat ini. Namun pada akhirnya, tidak ada keputusan bulat yang tercapai. Sima Yan mengusap antara alisnya dengan suara berat, "Cukup! Kalian harus ingat, selama periode ini jangan proaktif menantang orang ini. Seiring waktu, aku tidak percaya dia bisa tetap tenang seperti air. Begitu dia mengambil inisiatif menyerang, kita pasti punya cara untuk menghadapinya!"
Waktu berlalu perlahan. Sekejap mata, Wang Lin telah bermeditasi selama dua minggu di kamp militer ini. Sepanjang waktu itu, dia sama sekali tidak menunjukkan aktivitas apapun. Setiap hari hanya memejamkan mata dan melakukan latihan pernafasan. Kamp militer ini seolah telah menjadi tempat latihan kultivasinya.
Sikap mental Shi San akhirnya mencapai titik kedamaian, ikut melakukan latihan pernafasan bersama Wang Lin.
Namun Hu Pao justru semakin dipenuhi amarah dalam hatinya. Andai saja tidak ada pertimbangan tertentu, mungkin dia sudah mengaktifkan Bendera Arwah dan memulai pertempuran besar.
Keheningan Wang Lin membuat sorot mata penuh cemoohan halus dari puluhan ribu pasukan iblis di tempat ini semakin menguat.
Terhadap semua ini, Wang Lin berpura-pura tidak melihat.
Pada suatu hari di dalam kemah militer, formasi seribu pasukan yang dipimpin Komandan Sun melintasi area meditasi Wang Lin saat sedang berlatih. Sorot mata Komandan Sun dengan terang-terangan menunjukkan cemoohan dan penghinaan. Terhadap komandan baru ini, ia memandang rendah dari lubuk hati. Saat melintas, ia meludah dan berkata lancang: "Si sampah!"
Pasukan iblis formasi itu segera tertawa gemuruh melihat tindakan dan ucapan komandan mereka. Gelak tawa itu mengandung cemoohan yang sangat tajam.
Pada detik ludah itu menyentuh tanah, Wang Lin membuka matanya. Sorot matanya datar, suaranya tenang ketika bertanya perlahan: "Komandan Sun, apa yang kau katakan tadi?"
Komandan Sun tertegun. Ini pertama kalinya Wang Lin berbicara dalam dua minggu. Dalam hati tertawa dingin, ia menjawab dengan sikap merendahkan: "Tadi gue bilang 'si sampah'..."
Nada bicaranya penuh kesombongan, namun sebelum kata-katanya selesai diucapkan, sorot mata Wang Lin tiba-tiba memancarkan kilau dingin. Senyum penuh makna mengembang di bibirnya. Tangan kanannya terangkat secepat kilat, dalam sekali cengkeraman, kekuatan tak kasat mata tiba-tiba membanjiri seluruh ruang di sekelilingnya.
Tubuh Komandan Sun langsung terikat oleh kekuatan tak kasat mata itu. Tanpa jeda sedikit pun, tubuhnya diseret dengan paksa dari kejauhan melalui serangan jarak jauh.
Raut wajak Komandan Sun berubah drastis. Ia berusaha melepaskan diri, namun sekeras apa pun ia berontak—bahkan setelah mengerahkan Yao li—ikatan kekuatan tak kasat mata itu tak goyah sedikit pun, malah semakin mengencang bagai besi penjepit.
Hampir seketika, tubuhnya telah mendarat di genggaman tangan kanan Wang Lin. Lehernya terkunci erat dalam cengkeraman sang komandan baru.
"Kau..." Seluruh wajahnya memerah darah akibat terkumpulnya energi vital. Cengkeraman di lehernya pada saat ini bagai pintu kematian yang mengunci rapat nasibnya.
Meski demikian, dia tetap membulatkan matanya dan melotot ke arah Wang Lin. Dia tidak percaya orang ini berani membunuhnya. Namun dalam hati, dia mulai merasa gentar terhadap tingkat kultivasi lawannya. Begitu lawannya turun tangan, dirinya langsung tak berdaya. Tingkat kemampuan seperti ini, bahkan Komandan Sima pun mungkin tak mampu melakukannya.
Melihat komandan tertangkap, seribu pasukan iblis berbaju zirah hitam segera bergerak gemuruh, menerjang maju ke arah Wang Lin.
Kilau dingin berkedip di sorot mata Wang Lin. Dengan suara lembut dia berkata: "Tiga Belas, pasal kedelapan peraturan militer Provinsi Tianyao, bacakan!"
Selama ini, Tiga Belas terus menghafal isi kepingan giok itu. Mendengar pertanyaan Wang Lin, dia segera menjawab: "Bawahan yang berani melawan atasan, hancurkan!"
Tubuh Komandan Sun bergetar. Hatinya dipenuhi firasat buruk. Dia berusaha menggeliat dan berbicara, namun cengkeraman tangan kanan Wang Lin di lehernya membuatnya tak bisa mengucapkan kalimat utuh.
Di sorot mata Wang Lin, kilau dingin berkedip disertai senyum mengerikan di bibirnya. Tiba-tiba tangan kanannya mengerahkan kekuatan penuh—krak! Leher Komandan Sun remuk seketika di genggamannya. Energi surgawi mengalir liar dari tubuh Wang Lin, menyusup ke dalam tubuh korban dan menghancurkan seluruh tingkat kultivasi-nya dalam sekejap.
Hingga ajal menjemput, sorot mata Komandan Sun masih memancarkan ketidakpercayaan. Tak pernah terbayang olehnya sang komandan baru ini benar-benar berani melakukan pembunuhan terbuka!
Sambil mencengkeram mayat itu, Wang Lin menarik napas dalam. Gelombang aura Yao mulai melayang keluar dari tujuh lubang wajah korban, terserap rakus ke dalam tubuhnya.
Seluruh rangkaian aksi ini terjadi dalam hitungan detik—tepat setelah Tiga Belas menyelesaikan ucapannya, tanpa keraguan sedikit pun Wang Lin telah mengakhiri nyawa orang ini.
Saat itu, pasukan iblis yang sedang menyerbu dari segala penjuru tiba-tiba menghentikan langkah mereka. Kemarahan terpancar dari sorot mata mereka, sementara yang lebih cerdik di antara mereka langsung mengubah pandangan mereka terhadap Wang Lin.
Dengan gerakan santai, Wang Lin melemparkan mayat Komandan Sun ke depan. Ia menatap dingin pasukan iblis di hadapannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Mayat itu mendarat dengan dengus keras di depan barisan pasukan iblis. Melihat mata yang tidak mau terpejam dari Komandan Sun, pasukan yang pernah dipimpinnya langsung tersulut amarah di hati.
Dari barisan pasukan iblis, seseorang tiba-tiba mengaum keras: "Saudara-saudara, balas dendam untuk Komandan!!"
Begitu kata-kata itu terucap, lebih dari separuh dari seribu pasukan itu langsung mengikuti teriakan perang. Berduyun-duyun tanpa ragu-ragu mereka menyerbu sambil memancarkan Yao qi. Di mata mereka saat ini, Wang Lin adalah musuh bebuyutan!
Kilau dingin di mata Wang Lin semakin mengintens. Dengan suara lembut ia berkata: "Bawahan melawan atasan!"
Senyum mengerikan tersungging di bibirnya, tanpa bangkit, ia menepuk kantong penyimpanan. Seketika Pedang Immortal muncul di tangannya. Dengan sapuan cahaya pedang bagai pembelah langit yang menyambar-nyambar, pedang melengkung mengikuti dari belakang, langsung menerobos barisan pasukan iblis.
Jeritan kesakitan langsung bergema. Cahaya Pedang Immortal menghabisi pasukan iblis setara tingkat Pembentukan Inti dengan mudah bagai membalik telapak tangan. Pedang melengkung berkelebat, kepala-kepala pasukan iblis pun bergulingan.
Kekacauan ini segera terlihat oleh pasukan iblis dari kesatuan lain di kemah. Sorot mata mereka tertuju pada masing-masing komandan. Sembilan komandan tersisa di kemah langsung berlari ke lokasi ini, diikuti pasukan iblis dari belakang.
"Hentikan!!" Salah satu dari sembilan komandar langsung mengaum keras.
Jarak 100 li yang tak terlalu jauh itu segera terlewati. Di depan Wang Lin, debu beterbangan menandai kedatangan 9.000 pasukan iblis yang mendekat dengan ganas.
Wang Lin bahkan tidak melirik sekalipun, membentangkan kedua lengannya. Energi surgawi dalam tubuh dan kekuatan iblis membentuk pusaran, dengan dahsyat menyerap. Segera energi iblis dari ratusan pasukan iblis yang dibunuh Pedang Immortal dan pedang melengkung itu meninggalkan tubuh jasmani mereka, menggila mengarah ke Wang Lin lalu diserap sepenuhnya ke dalam tubuhnya.
Energi iblis yang sangat pekat itu melayang di antara langit dan bumi membentuk pusaran angin puyuh. Wang Lin berdiri tepat di pusat persisnya. Saat sembilan ribu pasukan iblis dari kejauhan mendekat, Wang Lin telah menyerap seluruh energi iblis hingga tuntas. Dengan tangan kanannya menunjuk ke angkasa, Pedang Immortal dan pedang melengkung segera kembali berputar-putar di atas kepalanya, mengeluarkan dentang pedang dan golok yang bergemuruh.
Dari seribu pasukan iblis Komandan Sun, lebih dari setengah anggotanya telah tewas hanya dalam sekejap! Yang tersisa berduyun-duyun mundur. Amarah dalam sorot mata mereka menghilang, digantikan oleh niat membunuh tak berujung dan secercah ketakutan yang tersembunyi sangat dalam.
Sembilan komandan, masing-masing mengenakan zirah hitam yang membungkus seluruh tubuh, melangkah seirama mendekati Wang Lin. Pandangan mereka langsung tertuju pada mayat Komandan Sun yang tergeletak di samping.
Sembilan ribu pasukan iblis berpencar membentuk lingkaran, mengurung lokasi Wang Lin. Aura pembunuh yang pekat langsung menyelimuti area sekeliling. Bukan sekadar pengepungan biasa, mereka membentuk formasi magis yang seluruh sasarannya mengarah pada Wang Lin!
Shi San dan Hu Pao langsung bangkit berdiri, sorot mata mereka memancarkan kilau dingin. Terutama Hu Pao, ia menjilat bibirnya sambil mengeluarkan semua Bendera Arwah, memandang sekeliling dengan dingin.
Wang Lin tetap duduk bersila di tanah, bahkan saat membunuh tadi pun tak pernah berdiri. Kini, dikepung sembilan ribu pasukan iblis, raut wajaknya tetap tenang. Dengan suara datar ia berkata, "Kalian juga berani melakukan pemberontakan terhadap atasan?"
Sembilan komandan pasukan merasakan kedinginan di hati. Darah pasukan iblis di tanah belum kering, lengan putus dan kepala-kepala yang utuh masih berserakan. Semua ini membuat kesan mereka terhadap Wang Lin berubah drastis.
Terutama setelah mendengar perkataannya, mereka saling memandang satu sama lain tanpa bersuara.
Tiba-tiba, teriakan kemarahan bergema dari kejauhan. Sima Yan bagai angin kencang menerjang maju. Ia melompati barisan pasukan iblis dan dalam sekejap tiba di lokasi. Pemandangan puing-puing berdarah di tanah membuat raut wajaknya langsung muram bagai air keruh.
Sebelumnya ia sedang meditasi. Saat merasakan keributan di kamp, ia langsung menghentikan meditasinya. Namun alih-alih turun tangan, ia menggunakan Teknik Rahasia untuk memberi tahu petugas administrasi, baru muncul setelah Wang Lin terkepung.
"Komandan, apapun alasannya, setelah membunuh Komandan Sun, Anda malah melakukan pembantaian terhadap pasukan iblis bawahannya. Aku takkan tinggal diam!" kata Sima Yan dengan suara berat.
Wang Lin raut wajak tetap tenang, tersenyum ringan dan berkata: "Tiga Belas, aturan militer Provinsi Tianyao pasal ke-13, bacakan!"
Tiga Belas segera menjawab: "Pasukan yang mengepung atasan di dalam kamp militer, mundur dalam 30 sekejap napas! Jika tidak mundur, Hancur!"
"Aturan militer Provinsi Tianyao pasal ke-2, bacakan!"
"Mengaktifkan formasi tingkat Zhu Xian ke internal tanpa izin, tarik kembali dalam 20 sekejap napas! Jika tidak, dianggap sebagai kejahatan besar!"
Ekspresi Wang Lin tetap tenang, sementara Sima Yan semakin muram. Ia segera menyadari alasan ketiadaan gerakan lawannya selama dua minggu - menunggu momen yang akan membuat semua orang terjebak dalam tribulasi abadi!
Tiga dari sembilan komandan segera mundur. Mereka saling bertukar pandang penuh ketakutan, enggan terlibat persaingan antar pemimpin ini.
"Tiga Belas, hitung waktu!" Wang Lin menutup matanya, tak lagi memandang Sima Yan.
Tiga Belas dengan pandangan tetap tenang berkata perlahan: "Sudah 13 sekejap napas... 16, 15, 14, 13..."
