Alunan musik riang yang menyembunyikan kesedihan memasuki telinga Wang Lin. Langkahnya terhenti sebentar, namun tidak menoleh, terus berjalan maju.
Tengah malam, rembulan purnama menggantung di langit. Cahaya bulan menyebar di bumi, bagaikan selendang sutra tipis menyelimuti Kota Yao.
Di luar Kediaman Mo, dua siluet melesat seperti elang raksasa. Sekejap berubah menjadi asap, melesat menuju Penjara Hong. Kecepatan ekstrem mereka melintasi menara dan jalanan Hongcheng, sejenak kemudian tiba di Penjara Hongcheng!
Penjara Hong ini dari kejauhan memancarkan kesuraman dan aura pembunuhan yang nyaris membara langit. Membentuk nyala api iblis yang berkobar di malam hari!
Di luar Penjara Hong, dua sosok yang melesat dari Kediaman Mo itu berkondensasi. Mereka adalah Mo Lihai dan Wang Lin!
Begitu kedua orang itu muncul, pintu besi hitam raksasa di depan penjara Hong tiba-tiba membuka celah sempit. Seorang pria bungkuk dengan raut wajah mengerikan keluar dari celah itu. Ia memandangi mereka sebentar tanpa bicara, hanya mengangkat tangan menggerakkan sesuatu lalu mundur kembali.
Di balik pandangan Wang Lin yang tak terlihat, pria bungkuk berwajah seram itu memiliki tingkat kultivasi yang setara dengan Mo Lihai – setara dengan level kesempurnaan akhir Transformasi Bayi para kultivator!
Mo Lihai melangkah ke depan, tubuhnya menyelinap masuk melalui celah pintu besi. Wang Lin mengikutinya dengan tenang tanpa terburu-buru.
Di dalam pintu besi, pria bungkuk itu mengamati Wang Lin dengan seksama lalu berkata dengan suara berat: "Apakah ini orang yang Mo Xiong maksud?"
Mo Lihai mengangguk, "Benar. Segalanya kupercayakan pada Xu Xiong."
Pria bermarga Xu mengangguk ringan, "Pergilah. Aku yang akan membawanya masuk!"
Mo Lihai mendekati Wang Lin, berkata lembut: "Saudara Wang, jaga dirimu baik-baik! Semoga latihan kultivasimu sukses!" Setelah berkata demikian, tubuhnya melangkah dan seluruh sosoknya menghilang dari tempat itu.
"Siapa namamu?" Pria Xu menatap Wang Lin dan bertanya.
"Wang Lin!" Suara Wang Lin terdugar datar tanpa getaran.
Pria Xu tak lagi berbicara. Ia berbalik dan berjalan menuju bagian dalam Penjara Hong. Wang Lin mengangkat langkahnya, pandangan tetap lurus ke depan dengan mantap mengikuti. Semakin dalam mereka masuk, hawa pembunuhan dan dendam di tempat ini semakin pekat.
Pria berjubah abu-abu itu tampak sangat menikmati aura ini. Diam-diam ia mengamati Wang Lin, namun mendapati raut wajah lawannya tetap tenang. Hatinya terpancing rasa heran, tapi segera ia menyadari: Orang yang bisa membuat Mo Lihai mengorbankan segalanya untuk mengirimnya ke sini pasti memiliki keistimewaan.
Penjara Hong terbagi menjadi dua bagian. Yang di atas permukaan hanyalah lapisan permukaan. Masih ada bagian lain di bawah tanah!
Pria bermarga Xu ini bertindak tegas, langsung membawa Wang Lin masuk ke Gudang Merah bawah tanah. Keduanya berjalan menuruni tangga suram yang mengerikan.
Di sekeliling dinding, api-api redup menyala, dalam keadaan redup-terang tak menentu, membuat tempat ini semakin angker.
Saat pertama menginjakkan kaki di tangga ini, sekeliling masih sunyi senyap. Namun seiring terus masuk ke dalam, teriakan dan raungan bergelombang perlahan terdengar dari kedalaman. Suara ini memancarkan aura pembunuh dan kebencian pekat yang intensitasnya sepuluh kali lipat lebih kuat dibanding yang terlihat dari luar!
Pria bermarga Xu sengaja memperlambat langkah, diam-diam mengamati Wang Lin. Ia sangat paham bahwa hawa di Gudang Merah ini hampir membeku menjadi wujud nyata. Bahkan para Jenderal Iblis dengan tingkat kultivasi setara pun akan merasa tidak nyaman, kecuali mereka seperti dirinya yang telah ratusan tahun hidup di sini dan terbiasa dengan hawa ini melalui latihan pernafasan sehari-hari.
Semakin lama dia mengamati, semakin terkejut hatinya. Pria di depannya tetap tenang. Dari pengamatannya, orang ini tidak hanya tidak berpura-pura, malah terkesan ingin melebur dengan lingkungan sekitar.
Setelah mengamati, Pria Xu menyimpan sikap meremehkan dalam hati. Dia kini paham, orang yang memilih berlatih kultivasi di tempat ini pasti memiliki kelebihan istimewa. Jika terus menyelidiki, akan terkesan keterlaluan.
Tangga ini sangat panjang. Sebentar kemudian, mereka berdua tiba di ujung - sebuah tempat redup dan mengerikan bagaikan sangkar raksasa yang terbagi menjadi ribuan ruang terpisah.
Raungan bertubi-tubi dan teriakan kemarahan bercampur kutukan memenuhi ruang, bergemuruh memekakkan telinga. Orang biasa pasti langsung mengalami dengungan di kedua telinga.
Pria Xu yang sudah terbiasa dengan semua ini berkata dengan suara mengerikan: "Diamlah kalian semua!"
Begitu kata-katanya terucap, suara dari sangkar langsung mereda. Hawa tertekan mulai perlahan terkumpul.
Di ujung, terdapat sebuah rumah berwarna hitam. Pria bermarga Xu berdiri di depan rumah itu, kembali mengamati Wang Lin dengan seksama. Senyum tipis mengembang di bibirnya, menampakkan nuansa seram yang semakin kental di wajahnya.
"Saudara Wang Lin, di sinilah area penjara yang menjadi tanggung jawabku. Setiap tahanan di sini telah kupilih dengan teliti untuk dieksekusi sebulan lagi. Jadi, kau bisa berlatih kultivasi sepuasnya di sini - sekalipun semua mati, tak masalah!"
Wang Lin menyapu area tersebut dengan Shen Shi-nya dan segera menemukan banyak titik yang dilindungi oleh sistem Larangan.
"Terima kasih!" Wang Lin menyatukan tinju sambil berkata.
Pria bermarga Xu terkekik parau, "Tidak perlu berterima kasih. Kalau mau berterima kasih, sampaikan pada Mo Lihai! Dialah yang memberikanku tiga lapisan pertama teknik Tenaga Pukulan Sepuluh Hantaman, baru kubiarkan kau masuk ke sini." Pandangannya menyiratkan makna dalam sebelum berbalik masuk ke dalam rumah hitam.
"Tiga lapisan pertama Tenaga Pukulan Sepuluh Hantaman... Mo Lihai kali ini benar-benar memberikan banyak untukku." Wang Lin merenung sejenak, mengangkat langkah menuju sangkar raksasa ini.
Area ini berbentuk '' (sumur), deretan sel penjara tersusun rapi. Saat Wang Lin menginjakkan kaki, tekanan misterius tiba-tiba meletus. Raungan dan teriakan liar bergema bagai gelombang suara magis.
Wang Lin tetap tenang, berjalan di antara barisan sangkar. Ratusan tangan hitam pekat menyembul dari jeruji besi, seakan ingin mencengkeramnya. Diiringi gelombang tawa jahat yang berulang.
"Pendatang baru dari mana? Kemarilah biar gue raba! Udah lebih dari 10 tahun gue nggak liat kulit sehalus ini."
"Wajahmu persis seperti pelacur yang kubunuh dulu."
"Pendatang! Dulu gue paling senang membantai kalian para pendatang!"
Di balik jeruji besi, sepasang mata yang memerah darah menatap Wang Lin dengan tajam, memancarkan cahaya dengan suara mengerikan. Di dalamnya terkandung berbagai emosi dan hasrat.
Wang Lin memandang dingin pada mereka. Orang-orang ini mungkin tidak separah ini bertahun-tahun lalu. Terlalu lama terkurung di sini, terkontaminasi aura pembunuhan dan dendam tempat ini. Bila mental lemah, akan terasimilasi.
Tidak semua tahanan mengaum. Beberapa tetap duduk diam dalam sangkar, memelihara kesunyian.
"Pendatang baru, kemarilah!" Di sel sebelah Wang Lin, seorang yang hitam legam mengulurkan kedua tangan melalui jeruji sambil memanggil. Saat melihat Wang Lin menoleh, lehernya berdenyut. Segumpal dahak kental melesat ke arah Wang Lin.
Wang Lin mundur selangkah, menghindari dahak berbau busuk itu.
Si hitam legam itu tertawa terbahak-bahak, sorot matanya dipenuhi ejekan.
Wang Lin tetap tenang, melirik orang itu. Senyum tipis menguar di bibirnya. Langkah yang semula akan diayunkan, terhenti.
Narapidana hitam pekat itu gemetar dalam hati melihat senyum Wang Lin. Entah mengapa, senyum itu memancarkan aura menakutkan. Ekspresi ejekannya tercekat, seketika tergantikan kilatan ganas di sorot mata.
Wang Lin mengulurkan tangan kanannya ke area jangkauan pria itu. Suaranya datar: "Ayo!"
Pria itu tertegun, refleks mundur beberapa langkah. Nuansa muram menyapu wajahnya.
"Ayo!" Wang Lin mengulangi perintahnya.
Riuh rendah teriakan dan auman di sekitar semakin menjadi-jadi. Di tengab gertakan massa, narapidana hitam pekat itu menggigit gigi. Tangan kanannya mencengkeram keluar dari jeruji, menyambar tangan Wang Lin.
Pada saat tangannya terjulur, jari telunjuk dan tengah tangan kanan Wang Lin membentuk pedang, berubah menjadi bayangan yang melesat, menunjuk tepat di telapak tangan orang tersebut. Bersamaan dengan itu, aura pembantai menyusup cepat melalui jari Wang Lin ke dalam tangan narapidana itu.
Tubuh narapidana itu bergetar, mundur beberapa langkah. Seluruh tubuhnya kejang-kejang. Dari tujuh lubang di wajahnya, darah hitam mengalir deras. Wajahnya yang terdistorsi seolah menahan penderitaan yang luar biasa.
Saat itu juga, teriakan narapidana di sekeliling semakin keras bergemuruh.
Namun tepat di detik itu, jeritan menyayat hati meledak dari mulut narapidana. Jeritan itu bagai pedang tajam yang menembus langsung teriakan di sekitarnya, mendominasi sepenuhnya!
Sekejap mata, semua orang di sekitar terdiam membeku.
Jeritan itu tak kunjung berhenti, terus terdengar. Suara itu dipenuhi ketakutan yang mendalam. Wang Lin tetap dingin, memandangi orang di dalam sangkar yang terjatuh ke tanah, seluruh tubuhnya kejang. Tubuh kurusnya perlahan layu dengan cepat, berubah menjadi mayat kering!
Mayat kering itu membuka mulut, sorot matanya seluruhnya abu-abu. Gas abu-abu keluar dari mulutnya, kembali ke celah jari Wang Lin. Hanya saja gas ini lebih pekat daripada sebelumnya.
"Masih satu lapisan..." Wang Lin mengerutkan kening.
