Saat kedua kelopak mata Wang Lin terbuka, bayangan tajam berbentuk pedang sekali geser di pupil matanya.
Mo Lihai duduk bersila di luar pondok Wang Lin. Sudah tiga hari ia berada di sini. Wajahnya pucat pasi tanpa darah. Selama tiga hari ini, berkali-kali ia ingin memasuki kamar tempat Wang Lin berada, tetapi melihat kabut hitam yang bergulung-gulung pekat di luar kamar, terutama larangan yang begitu padat dalam kabut itu, ia pun menghentikan langkahnya.
Saat tanggal Pertempuran Jenderal Iblis semakin dekat, kegelisahan di hatinya memuncak. Namun ia menyadari, kabut hitam dan larangan yang dipasang Wang Lin di sekitar pondok pasti menandakan sang kultivator sedang dalam tahap kritis latihan dan tak ingin diganggu.
Setelah mempertimbangkan untung-rugi, Mo Lihai menghela napas panjang lalu duduk bersila menunggu di luar. Hari ini adalah sehari sebelum pertempuran besar esok!
Kegelisahan Mo Lihai telah mencapai puncaknya. Jika Wang Lin tak segera keluar hari ini, besok ia akan kehilangan kualifikasi bertarung selamanya.
Setelah ragu sejenak, ia menggigit gigi dengan keras lalu berdiri dan melangkah ke arah pondok Wang Lin.
"Saudara Wang!" teriak Mo Lihai.
Tiba-tiba kabut hitam yang menyelubungi pondok bergejolak dahsyat. Sebuah pusaran terbentuk dengan cepat, menyedot seluruh kabut masuk ke dalam lubang gelap di tengahnya.
Hampir dalam sekejap mata, kabut hitam di luar rumah pun menghilang tanpa jejak.
Mo Lihai menunjukkan sukacita di matanya, menghentikan langkahnya, berdiri di luar rumah, dan memandang dengan sorot mata yang tajam bercahaya.
Pintu rumah terbuka dari dalam ke luar, Wang Lin perlahan melangkah keluar.
Saat Wang Lin muncul, Mo Lihai menarik napas dalam-dalam, tubuhnya tanpa sadar mundur beberapa langkah, dengan ekspresi terguncang di matanya. Pada momen ini, Wang Lin di matanya terlihat berbeda dari sebelumnya.
Saat dia memandang Wang Lin, ia merasakan sensasi seakan berdiri di kaki gunung langit. Meski postur Wang Lin tidak tinggi, namun saat ini ada aura bagaikan seorang guru besar yang menyergap, menembus hingga ke dalam jiwanya.
"Kau terluka..." Wang Lin menutup matanya, hawa yang menyebar dari seluruh tubuhnya seketika ditarik kembali ke dalam tubuh. Saat membuka mata kembali, tak ada gejolak dalam dirinya, persis seperti orang biasa.
Perasaan Mo Lihai kembali berubah. Jika sebelumnya ia merasakan gemuruh di bawah Gunung Langit, kini Wang Lin di matanya berubah menjadi kolam dalam yang misterius. Tampak tenang bagaikan sumur tak beriak, tapi jika terjerumus ke dalamnya, pasti akan mati tanpa kuburan.
Mo Lihai menarik napas dalam-dalam dengan suara berat: "Dalam pertempuran melawan Mo Fei, aku kalah!"
Wang Lin mengangguk, keluar dari kamar, berdiri di pekarangan sambil menatap langit. Setelah merenung sebentar, bertanya: "Berapa hari aku bertapa?"
"Besok adalah Pertempuran Jenderal Iblis!" kata Mo Lihai. Ia ragu sejenak sebelum melanjutkan: "Mo Fei sangat kuat. Tenaga pukulan sepuluh hantamanku berhasil ditahannya, bahkan Ombak Seratus Lautan Iblis-ku diputar balik dengan Teknik Roda Putarnya. Kekalahan itu terjadi karena teknik itu!"
"Teknik Roda Putar?" Wang Lin menatap Mo Lihai.
“Mo Fei sebagai Jenderal Iblis nomor satu, kemampuan supernaturalnya sangat misterius. Sejak menjadi jenderal iblis dan bertapa selama 3 tahun di Istana Gu Yao di Kolam Naga, semua pertempurannya tidak ada yang bisa memaksanya menggunakan kemampuan lain selain teknik Roda Putar!
Teknik Roda Putar ini adalah metode untuk memantulkan semua serangan supernatural, kekuatan... sangat dahsyat!" kata Mo Lihai dengan suara berat, mengingat pertempuran beberapa hari lalu.
Wang Lin dengan raut wajah tetap tenang berkata: "Kemampuan Saudara Mo selain Tenaga Pukulan Sepuluh Collapse dan Ombak Seratus Lautan Iblis, Wang tidak percaya tidak ada jurus pamungkas!"
Mo Lihai memandang Wang Lin dengan jujur: "Ada. Itu adalah teknik bernama Yao Ran yang diajarkan langsung oleh Kaisar Iblis saat saya menjadi jenderal. Teknik ini sudah saya gunakan. Dari delapan belas lapisan teknik Roda Putar, saya hancurkan tujuh belas lapisan. Pada akhirnya... tetap kalah!"
“Saudara Wang, sebelumnya aku telah berjanji dengan Mo Fei bahwa yang kalah akan mengundurkan diri dari Pertempuran Jenderal Iblis. Besok, apakah Mo akhirnya bisa memperoleh posisi wakil komandan, semua bergantung pada Saudara Wang!” Hati Mo Lihai terasa pahit, dia mundur dua langkah dan membungkuk dalam-dalam ke arah Wang Lin.
“Wang akan berusaha sebaik mungkin!” kata Wang Lin dengan datar.
Mo Lihai menarik napas dalam-dalam lalu menyatukan tinjunya: “Terima kasih atas bantuan Saudara Wang. Mo tidak akan mengganggu lagi. Besok pagi, kita akan bersama-sama memasuki Ibukota!” Setelah berkata demikian, dia kembali menyatukan tinju lalu berbalik pergi.
Punggungnya terlihat agak muram.
Wang Lin berdiri diam di pekarangan, menutup kedua matanya.
Dia tetap berdiri seperti itu sepanjang malam!
Pagi hari, cahaya fajar pertama menyelimuti bumi, mengusir kegelapan Kota Yao. Sinar matahari menyinari Ibukota, sementara semangat bertarung yang membara tiba-tiba bangkit dari delapan kota luar.
Di dalam Ibukota, di bawah Gerbang Yao Surgawi, di lapangan sepuluh ribu zhang, terpajang sebuah genderang perang raksasa.
Genderang ini hitam pekat, aroma kesan zaman menyebar darinya, menyelimuti sepuluh ribu li.
Barisan prajurit berbaju zirah hitam melangkah keluar langkah demi langkah dari kedua sisi, mengitari seluruh lapangan. Tiba-tiba dari barisan ini muncul seorang pria bergerak bagai kilat, rambut putihnya berkibar-kibar bagaikan dewa perang. Tubuhnya melayang di angkasa lalu menumbukkan kepalan tangan ke genderang raksasa itu.
"Dum!"
Gemuruh genderang bergema dari Ibukota, mengguncang seluruh Kota Yao!
Penduduk Kota Yao semua mengetahui adanya Genderang Yao di Ibukota. Genderang ini hanya berbunyi saat upacara leluhur, membuka Kolam Naga, atau peristiwa besar yang sangat sakral.
Kolam Naga - sembilan kali, Leluhur - enam kali, peristiwa lain - tiga kali!
Gemuruh itu bergema di antara langit dan bumi, membuat bumi seluruh Kota Yao berguncang. Tak terhitung orang terbangun olehnya di pagi buta.
Para Jenderal Iblis satu per satu, bersama pengiring dan pembantu mereka, berduyun-duyun melangkah ke jalan raya militer, langsung menuju Ibukota.
Kedelapan gerbang Ibukota terbuka lebar, dijaga oleh ribuan pasukan iblis yang dengan cermat memverifikasi identitas setiap Jenderal Iblis sebelum mengizinkan masuk.
Medan perang untuk Pertempuran Jenderal Iblis kali ini terletak di lapangan seluas sepuluh ribu zhang Gerbang Yao Surgawi. Area ini dilindungi oleh formasi magis kuat yang sulit dihancurkan. Di bagian timur lapangan, berdiri rak bertingkat sembilan lapisan berbentuk trapesium sepanjang 100 zhang, bertingkat-tingkat dipenuhi meja persembahan. Para pejabat sipil Kota Yao berbaris keluar dan duduk rapi.
Di puncak tertinggi, hanya ada satu kursi tunggal - disiapkan khusus untuk Kaisar Iblis!
Di sisi selatan dan utara lapangan, menjulang dua rak bertingkat delapan lapisan sepanjang delapan puluh zhang. Ribuan perempuan rombongan dan Tuan Muda dari berbagai kediaman memenuhi tempat duduk. Dua lapisan teratas di setiap rak memiliki empat kursi khusus!
Enam belas kursi ini terbagi: delapan di puncak untuk para Jenderal Siluman, delapan di bawahnya untuk para wakil komandan.
Saat ini, lapangan sepuluh ribu zhang dipenuhi keriuhan. Sebelum kedatangan Kaisar Iblis, para hadirin mulai berdatangan dan mengambil tempat duduk mereka secara bertahap.
Di antara kerumunan, beberapa orang terlihat menguap, jelas menunjukkan kebiasaan mereka yang biasanya sedang terlelap di jam-jam seperti ini.
Tak lama kemudian, tiga rak tinggi di sekitar lapangan telah terisi penuh kecuali kursi khusus untuk Kaisar Iblis, wakil komandan, dan jenderal utama. Desas-desus dan bisikan-bisikan mulai memenuhi area tersebut.
"Kali ini, Jenderal Iblis Mo Fei pasti akan menduduki peringkat pertama tanpa keraguan!"
"Tidak juga. Jenderal Shi Xiao memiliki tingkat kultivasi yang mencapai langit. Kabar tentang asisten yang berhasil dia rekrut bahkan lebih mengejutkan. Dia punya kualifikasi untuk memperebutkan posisi teratas!"
"Jangan remehkan Jenderal Mo Lihai. Kultivasinya sangat mendalam dengan kemampuan supernatural mengagumkan, bahkan menerima warisan teknik langsung dari Kaisar Iblis. Dia layak masuk 3 besar."
"Mo Lihai? Mungkin kalian belum tahu, beberapa hari lalu dia kalah dalam duel melawan Mo Fei. Mereka berjanji yang kalah tidak akan tampil hari ini!"
“Oh? Benarkah itu? Jika demikian, Mo Lihai memang sayang sekali.”
“Belum tentu. Meski Mo Lihai tak bisa bertarung, pembantunya tetap Bisa. Tapi pembantunya tidak terkenal, kemungkinan menang tipis!”
“Apa tak ada ahli sejati lain selain tiga orang ini? Jenderal Iblis Yu Sen dengan Jalan Pembantai-nya konon telah mencapai puncak. Dia satu-satunya Jenderal Iblis tanpa kota, terus berlatih kultivasi lewat pembunuhan di Kabupaten Api Iblis. Jika muncul, pasti akan membawa angin anyir!”
“Betul! Ada juga Jenderal Iblis Mowen dengan teknik kultivasi sangat dahsyat dari warisan Istana Gu Yao di Kolam Naga. Biasanya sangat rendah profil, tak ada yang tahu kemampuannya. Hari ini kita akan lihat kemampuan supernatural apa sebenarnya!”
“Jangan lupa peringkat keempat 300 tahun lalu - Xie Lian, Iblis Suci!”
“Xie Lian... satu-satunya perempuan di antara Jenderal Iblis. Dalam Pertempuran Jenderal Iblis 300 tahun lalu, kabarnya dia bertarung dalam keadaan terluka dan meraih peringkat keempat. Beredar rumor bahwa jika tidak cedera, posisi pertama Mo Fei pasti akan mengalami masalah!”
Desas-desus bergelombang bergema di lapangan. Tentang Pertempuran Besar Jenderal Iblis kali ini, semua orang punya teori berbeda: siapakah yang sebenarnya akan menang?
Pada saat itu, di bawah genderang iblis di tengah lapangan, orang tua berzirah hitam berambut putih itu—setelah memukul genderang pertama—berdiri tegak bagai tombak sambil menutup mata.
Tiba-tiba, dia membuka mata. Tubuhnya berubah menjadi bayangan yang dalam sekejap menghantam genderang iblis dengan kepalan tangan!
“Dum”
Genderang kedua menggelegar membelah langit dan bumi. Segala desas-desus di sekitar lapangan langsung terhenti. Gemuruh genderang itu menyebar ke seluruh penjuru Kota Yao.
Suara ini di udara bagai menjelma menjadi halilintar, membawa sisa gemuruh yang bergema berulang, terus berputar, mengusir sisa kegelapan fajar di pagi hari sepenuhnya, menyambut cahaya matahari sepuluh ribu zhang yang terang benderang!
Dalam gemuruh genderang yang bergema, saat sisa guntur di langit menyebar, delapan cahaya panjang melesat dengan kecepatan ekstrem dari ufuk langit. Kedelapan orang ini tidak melewati pintu gerbang, langsung melesat dari udara.
Hanya yang memiliki kualifikasi Jenderal Utama yang bisa melakukan ini!
Enam wakil komandan: Tian, Xuan, Huang, Yu, Zhou, dan Huang, turun dari udara dan duduk di lapisan kedua platform utara-selatan. Di antaranya, Wakil Komandan Xuan wajahnya pucat pasi, langsung memejamkan mata untuk meditasi setelah duduk, mengabaikan sekelilingnya.
Setelah enam orang ini duduk, langit tiba-tiba bergemuruh lebih keras dari genderang iblis. Delapan Jenderal Utama Provinsi Tianyao melangkah di udara datang. Dari delapan orang ini, tujuh pria dan satu wanita!
Kedelapan anggota itu saling menyatukan tinju di udara, lalu dengan tenang menuju ke kursi masing-masing tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Kemunculan delapan tokoh ini membuat semua yang menyaksikan di sekeliling menunjukkan rasa hormat dalam sorot mata mereka. Kehormatan yang dimiliki kedelapan orang ini di Provinsi Tianyao hanya berada di bawah Kaisar Iblis!
Bahkan di seluruh Daerah Yao Ling, reputasi mereka sangat termasyhur dan dikenal oleh semua makhluk!
"Dong!" Genderang ketiga bergema, suaranya bagai gemuruh petir yang intensitasnya berkali-kali lipat lebih keras dari sebelumnya, bergemuruh menyebar hingga radius 1.000 li. Seluruh telinga para hadirin dipenuhi deru guntur tak henti.
Pandangan mereka pada saat ini terpusat menyatu ke satu titik - kursi kosong di lapisan pertama rak timur!
