Angin sepoi-sepoi bertiup membawa pusaran angin menyapu lapangan seluas sepuluh ribu zhang. Hembusannya menggoyangkan ribuan jubah, menimbulkan suara plak-plak. Jubah Putih Wang Lin tertiup ke belakang, rambut panjangnya berkibar elegan.
Berdiri di tengah lapangan, Wang Lin mengangkat kepala memandang langit, raut tenang seolah semua yang ada di depan mata hanyalah asap dan kabut yang berlalu. Ia hanyalah seorang pengembara.
Di sekitar platform tinggi tepi lapangan, suara bisikan-bisikan samar mulai terdengar saat Wang Lin muncul.
"Mo Lihai tidak maju bertarung. Meski orang ini pembantu, mungkin sulit memenangkan kemenangan akhir untuk Mo Lihai."
"Mulutnya penuh kesombongan, tapi tak berani menjawab tantangan Jenderal Iblis Shi Xiao. Sungguh menggelikan!"
"Sebagai Pendatang di Daerah Yao Ling kami, jangan bertindak semena-mena! Jika tidak, pasti mati. Tampaknya dia belum paham identitas aslinya!"
Di antara gemuruh bisikan, Wakil Komandan Xuan di platform utara mendengus pelan. Di sampingnya duduk seorang paruh baya berbaju zirah biru dengan rupa biasa, namun memancarkan kewibawaan.
Orang ini menoleh mendengar dengusan Wakil Komandan Xuan, tersenyum: "Wakil Komandan Xuan, kau kenal dia?"
Wakil Komandan Xuan dengan raut wajak muram menggelengkan kepala: "Tidak kenal." Suaranya berhenti sejenak, lalu melanjutkan: "Tapi orang ini pasti bisa masuk 3 besar, bahkan meraih juara pertama juga bukan hal mustahil!"
Pria paruh baya itu tertegun, menoleh tajam memandang Wang Lin di lapangan: "Tingkat kultivasi orang ini di antara kultivator hanya level Nascent Soul akhir yang sempurna. Ingin jadi juara pertama? Sepertinya tidak mudah!"
Wakil Komandan Xuan mendengus keras: "Wakil Komandan Huang, bagaimana kalau kita bertaruh? Jika dia tidak jadi juara pertama, panji Tian Zhao-ku kuberikan padamu! Jika dia menang, berikan padaku pil Xuan Xuan-mu!"
Pria paruh baya itu tersenyum tipis: "Baik! Akan kulihat kelebihan apa yang dimilikinya sampai kau yakin sekali begini!"
Dalam hati Wakil Komandan Xuan tertawa dingin, berpikir: "Kalau kau juga dipukulnya sampai luka parah, pasti kau akan sama yakinnya!"
Pada saat itu, seorang anggota pasukan Jenderal Iblis melesat cepat keluar. Orang ini mengenakan setelan zirah berwarna tanah, berjalan tanpa menggerakkan kaki namun dengan sekali goyangan telah muncul di luar 100 zhang (sekitar 333 meter) dari Wang Lin.
"Terima kasih atas perhatian rekan-rekan sejawat yang tidak merebut identitas penantang ini!" Tawa panjangnya bergema di sekeliling, ekspresinya penuh kesombongan. Gelak tawanya memancarkan keyakinan diri yang kuat.
"Jenderal Iblis Ao Di! Sudah kuduga, dia pasti akan muncul di pertempuran ini!"
"Tingkat kultivasinya di antara Jenderal Iblis termasuk sedang, tapi sifatnya sangat suka mengambil keuntungan. Meski dihina banyak orang, kesempatan yang dicarinya hari ini benar-benar sempurna!"
"Asal bisa mengalahkan kultivator ini, sama saja dengan mengalahkan Mo Lihai. Ditambah Mo Lihai tidak bisa bertarung, kali ini hanya perlu satu kemenangan untuk lolos babak ini. Pantas saja Ao Di berterima kasih pada rekan-rekannya!"
Jenderal Iblis Ao Di menyatukan tinju ke segala penjuru, lalu menatap Wang Lin sambil tertawa: "Jika kau mengaku kalah sekarang, nyawamu masih bisa diselamatkan. Tapi begitu aku turun tangan, meski bisa seri denganku, ingatlah aku masih punya penolong!"
Begitu kata-kata ini meluncur, banyak Jenderal Iblis di sekitar menunjukkan sikap penonton pertunjukan. Namun di antara mereka, hanya beberapa yang ekspresinya berbeda, termasuk Mo Fei.
Mo Fei berdiam di samping dengan tenang, melontarkan pandangan dingin ke Wang Lin sebelum kembali ke raut wajah yang datar.
Wang Lin menarik kembali pandangannya dari udara, mengamati Ao Di sejenak lalu menggelengkan kepala halus: "Kau bukan tandinganku!"
Ao Di tertegun sejenak sebelum meledakkan tawa liar, melangkah maju siap menyerang: "Si Sombong! Akan kulihat apakah kau punya kualifikasi untuk bersikap angkuh!"
Saat mengucapkan ini, tubuhnya tiba-tiba menghilang dari tempatnya tanpa jejak.
Di detik tubuh Ao Di lenyap itu, raut Wang Lin tetap tenang tanpa secuil keterkejutan. Kaki kanannya melangkah mantap ke depan!
Bumi bergemuruh!
Gelombang-gelombang energi menyapu liar dari bawah kaki Wang Lin, semburan energi dewa berubah menjadi pedang-pedang tajam yang tiba-tiba menerjang keluar dari tanah yang bergejolak.
Seakan-akan tanah di bawah Wang Lin berada di atas magma neraka, diinjaknya hingga retak. Magma merah menyembur dari celah-celah, kilau kemerahannya menjelma menjadi pedang-pedang yang melesat ke langit.
Pada jarak lima zhang di depannya, Ao Di terpaksa keluar dari bawah tanah. Terapung di udara, matanya dipenuhi ketidakpercayaan. Teknik pergerakan tanah yang digerakkan oleh kekuatan iblis dan iblis bawaan-nya seharusnya tak mudah diusir, bahkan seharusnya bisa mengubah strategi dan menyerang secara tak langsung saat lawan mulai menghancurkan tanah.
Dan yang terpenting, lapangan seluas sepuluh ribu zhang di bawah Gerbang Tianyao ini dipenuhi larangan di setiap sudut. Membuat permukaan tanah runtuh di sini kesulitannya sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding dunia luar! Bahkan dirinya, saat menggunakan pergerakan tanah pun sangat berhati-hati. Sebelumnya saat mengamati pertarungan Shi Xiao, ia terus mempelajari rute terbaik.
Tapi saat ini, ia tak punya waktu untuk berpikir panjang. Saat melayang di udara, pandangan Wang Lin bagai pedang tajam menembus tirai pasir, menusuk sorot mata Ao Di. Langsung bulu kuduknya merinding, hati dipenuhi perasaan tidak enak yang kuat!
Tanpa ragu-ragu ia mundur dengan cepat, sementara tangan kanannya buru-buru menepuk dahi. Tapi tepat di saat itu, Wang Lin melangkah ke depan. Satu langkah saja membawanya beberapa zhang, tiba di samping Ao Di. Tangan kanan Wang Lin, dengan tanda cahaya abu-abu berkedip, mencengkeram erat pergelangan tangan kanan lawan yang hendak menepuk dahinya.
Ao Di raut wajah berubah drastis, tangan lawan bagai catok besi membara, saat ia berusaha melepaskan diri, tak bisa terbebas! Dengan geraman rendah, Ao Di menggigit ujung lidah hingga berdarah, menyemburkan panah darah ke arah Wang Lin!
Panah darah itu begitu muncul, langsung memancarkan gelombang Yao qi*, berubah menjadi kura-kura naga ilusif! Dentuman naga menggema, menerjang untuk menelan Wang Lin.
Ekspresi Wang Lin tetap datar. Panah darah belum sempat mendekati wajahnya, telah bertubrukan dengan lapisan tak kasat mata cap kehidupan di angkasa. Setelah meleleh melalui lebih dari 800 lapisan cap kehidupan, akhirnya menghilang tanpa jejak. Bersamaan itu, tangan Wang Lin yang mencengkeram Ao Di dilemparkan ke samping. Energi surgawinya mengalir deras ke tubuh lawan, bagai bambu terbelah, menghancurkan setiap jengkal meridian dengan ganas.
"Hentikan!!" Tiba-tiba, pria Berzirah Emas yang bertugas mengawasi Pertempuran Jenderal Iblis membuka mata, sorot mata memancarkan kilau dingin yang mengerikan.
Wang Lin mata berkilat, tidak hanya tidak berhenti, malah mengalirkan lagi energi surgawi, kembali menghancurkan meridian yang sudah menjadi puing-puing berdarah itu, lalu melepaskan genggaman. Tubuh Ao Di segera terlempar mengikuti gaya inersia.
Saat tubuhnya melayang di udara, terdengar suara bum-bum dari dalam tubuhnya. Kabut darah menyembur keluar dari pori-porinya. Sakit! Sakit yang luar biasa!! Itulah satu-satunya yang bisa dirasakannya sekarang! Tekanan dalam tubuhnya melawan invasi energi surgawi dengan gila-gilaan. Dalam proses ini, hantaman dan getaran keras membuatnya seolah terjebak di neraka!
Wakil Komandan Xuan menarik napas dingin. Pemandangan ini mengingatkannya pada pertempuran melawan Wang Lin dulu. Melihat Ao Di, ia seperti melihat dirinya sendiri di masa lalu.
"Berani!!" Pria berzirah emas itu mengulurkan tangan kanan ke angkasa. Kilauan emas dari matahari di langit berkumpul liar di tangannya, dalam sekejap berubah menjadi tombak panjang emas. Tombak ini seolah matahari yang dicengkeramnya! Dengan gerakan melempar, tombak itu melesat menuju Wang Lin!
Wang Lin tidak melihat tombak panjang emas yang melesat ke arahnya. Tubuhnya melesat ke depan, berubah menjadi bayangan, langsung menuju Ao Di yang berada di udara. Tangannya kembali mencengkeram tangan kanan Ao Di, lalu menggoyangkannya dengan keras!
Ao Di merasakan seluruh tubuhnya seketika seolah dihantam ombak marah. Kekuatan dahsyat menyusur masuk melalui tangan kanannya, berubah menjadi suara gemertak bergemuruh yang meredam!
Seluruh tulangnya terpisah dari daging dan darah dalam sekejap. Tulang-tulangnya retak. Di setiap bagian tubuhnya, datang rasa sakit yang puluhan kali lebih hebat dari serangan meridian sebelumnya!
Wang Lin melepaskan cengkeraman. Tubuh Ao Di terjatuh ke tanah, menebarkan debu. Nyawanya nyaris putus, namun belum menemui ajal.
Usai semua itu, Wang Lin berbalik dengan cepat. Tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya. Jejak-jejak kehidupan seketika terpusat di telapak tangannya. Pada detik yang sama, tombak emas itu mengaum mendekat.
Kekuatan tombak ini sangat mengerikan, bagai membelah langit dan bumi. Pada saat melesat, Wang Lin langsung merasakan dirinya terkunci. Saat tombak menyelimuti tubuhnya, kilau deduksi Larangan terpantul di matanya. Dengan gerakan cepat, tangan kanannya menepuk tombak itu!
Tepukan pertama menggema dengungan keras. Tangan kanannya kembali menyambar, menyentuh ruang yang berbeda. Tubuhnya berkelebat menghindar saat tombak melesat melewati bahunya dengan desingan.
Wang Lin menarik kembali tangan kanannya, memandang dingin ke arah pria Berzirah Emas. "Apa maksud Tuan? Inikah cara menjaga hukum?" Suaranya datar meski hati waspada. Kekuatan tombak emas itu benar-benar dahsyat!
Pria Berzirah Emas memelototi Wang Lin, lalu tangan kanannya meremas angkasa. Tombak emas yang melintas tadi bergetar hebat, berubah menjadi berkas-berkas sinar matahari sebelum menghilang.
Pada saat ini, sekitar sangat hening. Semua orang di tribun pertontonan terpana menyaksikan perubahan situasi yang dramatis ini! Para hadirin yang duduk jelas tidak percaya bahwa seorang Jenderal Iblis terhormat ternyata dikalahkan oleh seorang Pendatang sampai seperti ini. Meski tidak mati, meridiannya hancur berkeping-keping, seluruh tulangnya remuk redam. Orang seperti ini jelas sudah menjadi orang yang tak berguna!
Kecuali jika Kaisar Iblis berkenan menganugerahinya Pil Surgawi Yao yang sangat langka. Namun Pil Surgawi Yao sekalipun, bahkan seorang Jenderal Siluman harus mengumpulkan jasa perang tak terhitung untuk mendapat satu butir. Bagaimana mungkin Ao Di yang hanya sekadar Jenderal Iblis bisa mendapatkan pil ini!
Seandainya pertempuran ini berlangsung sangat sengit sebelum Ao Di akhirnya terkalahkan, mungkin mereka masih bisa menerima. Tapi kenyataannya, kemenangan ini ditentukan secepat kilat.
Hal ini langsung menghancurkan kebanggaan mereka sebagai penduduk Tanah Benih Iblis! Perlu diketahui bahwa dalam sejarah Pertempuran Jenderal Iblis, selain beberapa kali kejadian terbatas, sangat jarang ada Jenderal Iblis yang dipukul sampai separah ini.
"Yang disebabkan oleh campur tangan Pendatang, ini adalah pertama kalinya!"
