Seluruh tribun pengamat di tiga sisi lapangan raksasa, dalam sekejap hening membisu. Gaung genderang yang mengandung kesedihan dan memendam luka itu meresap ke dalam hati semua orang, memicu kenangan mendalam layaknya dedaunan yang diterbangkan angin musim gugur.
Di lapangan sepuluh ribu zhang, bahkan para Jenderal Iblis sekalipun, semua diam membisu.
Penyubliman Lapisan spiritual terjadi dalam gemuruh genderang yang bergema di telinga, mengalir tenang seperti aliran kecil yang menyusup ke relung jiwa terdalam.
Tangan Wang Lin tetap bertahan di genderang iblis. Gemuruh genderang ini menyampaikan jalannya ke langit dan bumi pada momen ini.
Adegan demi adegan saat pertama kali bertemu Li Mawan...
Kesepian 700 tahun latihan spiritual...
100 tahun kebersamaan abadi dalam ilusi Sekte Tianyun...
Kemerosotan saat berjalan di jalanan Daerah Benih Iblis...
Semua ini terhenti sekejap mata saat mendengar alunan kecapi yang terbang melayang dari perahu hias di sungai...
Alunan kecapi yang mengisi telinga selama berbulan-bulan membersihkan jiwa dan menyublimkan konsep jalan spiritual.
Melodi perempuan pemain kecapi itu menyatu dengan gemuruh genderang. Melalui jembatan hati Wang Lin, mereka beresonansi. Ketukan tangannya menghantarkan duka yang tersembunyi sejak kepergian Li Mawan.
Dentuman genderang berputar di lapangan, orang-orang di sekitarnya bahkan menitikkan air mata dalam keheningan. Mereka terhanyut ke dalam dunia batin masing-masing oleh alunan genderang, kenangan demi kenangan terbayang di dasar kalbu.
Setiap orang menyimpan kisah dalam hati. Namun ada kekuatan yang mampu membawa kisah terpendam itu ke permukaan. Kekuatan itu adalah wibawa resonansi.
Pada momen ketika Wang Lin memukul genderang, segala pemahaman yang diperolehnya saat mendengar alunan kecapi hari itu, terpancar keluar.
Di antara para Jenderal Iblis, Mo Lihai menunjukkan kenangan dalam sorot mata. Tak hanya dia, bahkan Shi Xiao pun menampakkan setitik duka di pandangannya.
Hanya satu pengecualian: Mo Fei. Ekspresinya datar, bahkan bisa disebut dingin di saat seperti ini. Duka dalam genderang itu bagai tidak menimbulkan resonansi sama sekali baginya.
Bunyi genderang tak diketahui kapan berhenti, terus bergema hingga lama sebelum orang-orang mulai tersadar satu per satu.
Saat tersadar, kecuali para jenderal siluman dan segelintir orang, sebagian besar menunjukkan ekspresi terguncang. Di sekejap kesadaran itu, mereka baru menyadari pipi mereka telah basah oleh air mata.
Wakil Komandan Xuan memandang Wang Lin di samping genderang iblis dengan tatapan kosong. Ia menghela napas pelan, kilau kompleks di matanya berangsur menghilang, digantikan oleh kekaguman!
"Genderang menyampaikan perenungan... Mungkin dialah orang yang telah ditunggu Kaisar Iblis selama ribuan tahun... Dalam alunan genderang ini, tingkat kultivasiku yang mandek lama justru mulai goyah..."
Di antara para jenderal siluman, kecuali Jenderal Langit, sorot mata mereka yang tertuju pada Wang Lin bermacam-macam. Namun satu hal sama: keterkejutan!
Tak ada yang lebih memahami makna alunan genderang pembawa pesan selain mereka di tempat ini!
Ini adalah sebuah tahap pencapaian!
Tatapan Kaisar Langit berkilat seperti kilat, menatap Wang Lin di kejauhan, kekeruhan di matanya telah lama menghilang.
"Dia, namanya Wang Lin ya……"
Wang Lin perlahan mengangkat tangan kanannya, menoleh tajam melihat sekeliling. Saat ini, seluruh perhatian tertuju padanya.
Pandangannya mendarat di pria Berzirah Emas itu.
Pria Berzirah Emas raut wajaknya tak lagi muram, melainkan pucat pasi. Terpaku menatap Wang Lin, lama tak berkata-kata. Kultivator di depannya hari ini telah memberinya terlalu banyak kejutan!
Sejak awal memukul genderang lima kali berturut-turut tanpa perubahan raut wajak, tubuhnya tegak bagai Gunung raksasa. Hingga tiga kali lagi menyusul Mo Fei! Terutama pada pukulan kesembilan dan kesepuluh yang bergema, saat tubuh Wang Lin terpaksa mundur.
Adegan ini ia saksikan, semula dikira akhir segalanya. Namun kini baru sadar, semua ini ternyata baru permulaan!
Genderang kesebelas bergema, dalam keterkejutannya!
Jika suara genderang ini sama seperti sepuluh kali sebelumnya, dia mungkin tidak akan merasa begitu terkejut. Namun, pada pukulan kesebelas ini, genderang itu justru menyampaikan pikiran—tingkat kemampuan seperti ini, pria Berzirah Emas mengakui dalam hati bahwa dirinya tidak mampu melakukannya!
Ini tidak terlalu terkait dengan tingkat kultivasi, melainkan sebuah tahap! Sebuah Lapisan spiritual, sebuah penyubliman jiwa!
Segala yang terjadi hari ini bagi pria Berzirah Emas bisa dibilang takkan terlupakan seumur hidup. Saat ini, terhadap pandangan Wang Lin, dia bahkan memiliki keengganan untuk menatap langsung—perasaan ini sangat kuat.
“Lima belas pukulan, kau kehilangan satu lengan, benar?” Wang Lin berkata lembut. Suaranya tidak keras, namun dalam sekejap mata itu terdengar jelas oleh semua orang.
Bulu kuduk pria Berzirah Emas merinding. Dia lebih memilih maju bertarung langsung dengan Wang Lin, bahkan rela tidak menggunakan kemampuan supernatural kuat, daripada harus menghadapi pertanyaan yang masih menyisakan aura dahsyat pasca genderang menyampaikan ajaran ini.
Wang Lin tidak memberikan waktu bagi pria Berzirah Emas untuk menjawab. Ia menarik kembali pandangannya, untuk pertama kalinya menyapu sekilas seluruh penonton di sekitar arena. Di matanya, rupa para pengamat satu per satu terbayang. Semua orang menghindari tatapannya.
Di antara wakil komandan, enam orang dari kelompok Tian, Xuan, Huang, Yu, Zhou, dan Huang. Saat pandangan Wang Lin menyapu mereka satu per satu, semua menghindar. Hanya satu orang yang menunjukkan kebeningan di sorot mata, bertatapan langsung dengan Wang Lin.
Orang itu adalah Wakil Komandan Xuan. Sorot matanya jernih, memandang Wang Lin dengan sedikit kekaguman. Ia mengangkat kedua tangan, menyatukan tinju sebagai penghormatan kepada Wang Lin!
Wang Lin mengangguk ringan, lalu menggeser pandangannya. Kali ini ia menatap delapan Jenderal Siluman satu per satu. Semua Jenderal Siluman saling bertatapan dengannya, seolah-olah banyak hal tak terucap tersirat dalam pandangan mereka.
Saat pandangan Wang Lin sampai pada Tian Shuai, untuk pertama kalinya sang Jenderal Langit membuka mulut.
"Wang Lin, namamu akan kukenang!"
Di antara para Jenderal Iblis, tatapan Wang Lin dihindari beramai-ramai. Namun Shi Xiao menggeram rendah, memaksa diri tidak menghindar, sorot matanya bertabrakan dengan Wang Lin.
Sorot matanya menunjukkan semangat bertarung, namun semangat ini langsung diabaikan saat Wang Lin mengalihkan pandangannya.
Pandangan Wang Lin akhirnya berhenti pada Mo Fei!
Sosok ini tetap menunjukkan sikap dingin, memandang Wang Lin dengan tatapan penuh kebekuan.
Menarik kembali pandangan, Wang Lin menutup matanya. Tangan kanannya perlahan menekan genderang iblis - membunyikan genderang bukan lagi tujuannya saat ini!
Saat genderang menyebarkan ajaran tadi, untuk pertama kalinya Wang Lin merasakan Panggilan Puncak Kekuasaan! Menyentuh tepian Puncak Kekuasaan!
"Aku ingin meraih Puncak Kekuasaan!!" Mata Wang Lin tetap terpejam, namun seluruh tubuhnya tiba-tiba memancarkan kepercayaan diri yang menggelegar!
Tangan kanannya tetap berada di atas genderang iblis.
“Dung… Dung…” Tangan kanannya tak bergerak, namun suara genderang tiba-tiba bergema! Berubah menjadi geledak dahsyat menyambar bumi!
Kesedihan dalam gemuruh genderang semakin keras terdengar, dua ketukan berturut-turut membuat geledak itu pun diselimuti duka.
“Masih kurang sedikit…” Wang Lin berbisik lembut. Saat ucapannya menghilang, dari Genderang Iblis sekali lagi terdengar suara “Dung”!
Tiga ketukan! Ketukan kedua belas, ketiga belas, dan keempat belas mengguncang langit dan bumi!
Gemuruh yang melebur ini membentuk hantaman berkali-kali lipat lebih dahsyat, menyusur Genderang Iblis dan tangan kanan Wang Lin, langsung menerobos masuk ke dalam tubuhnya.
Saat itu, hampir semua orang mendengar suara dentuman bergelombang dari dalam tubuh Wang Lin. Meski tak seindah melodi surgawi, gemericiknya menciptakan kenikmatan yang berasal dari sumsum tulang bagi yang mendengar.
Tetesan-tetesan cairan hitam mengeluarkan diri dari pori-pori di seluruh tubuh Wang Lin.
“Pencucian Sumsum!” Sorot mata Komandan Langit memancarkan cahaya tajam, penuh apresiasi yang belum pernah terlihat sebelumnya!
“Ini baru pencucian sumsum sejati. Yang sebelumnya hanya sekadar membersihkan kulit dan bulu!”
Pandangan para jenderal siluman lainnya pada Wang Lin bahkan dipenuhi kecemburuan yang mendalam. Tak ada yang lebih memahami daripada mereka, mengapa genderang siluman ini menjadi makhluk hidup kedua terpenting di Provinsi Tianyao setelah Kolam Naga!
Di Kolam Naga, bersemayam jiwa Gu Yao yang mewariskan ajaran Fen, menjadi sesembahan langit dan bumi!
Genderang siluman ini terbuat dari kulit Gu Yao, menyimpan kekuatan makhluk purba. Bahkan menurut legenda, para Kaisar Siluman generasi ke generasi dengan metode warisan memukul genderang ini untuk mencabut kekuatan Gu Yao, menjaga kejayaan Provinsi Tianyao selama ribuan era!
Proses pencucian sumsum dengan kekuatan Gu Yao seharusnya hanya menjadi hak eksklusif keluarga kerajaan Tianyao. Orang luar hanya bisa mendapat anugerah ini jika telah menorehkan jasa besar.
“Setiap Jenderal Siluman sebelum menjabat, akan dianugerahi satu kesempatan untuk memukul Genderang Siluman. Hadiah sebenarnya yang terkandung di dalamnya adalah pencucian sumsum.”
“Hanya saja, apakah bisa mencapai pencucian sumsum itu, tergantung pada tingkat kultivasi masing-masing.”
“Tiga dentuman genderang berubah menjadi hantaman dahsyat yang mengaliri dengan gila-gilaan dalam tubuh Wang Lin, membersihkan kembali tubuh yang nyaris tak lagi memiliki kotoran.”
““Empat belas…” Raut wajah pria Berzirah Emas semakin pucat.”
“Orang-orang di sekitar lapangan, kecuali pria Berzirah Emas, seolah-olah melupakan hal ini. Mereka tenggelam dalam sensasi sisa-sisa getaran dalam tubuh akibat suara dentuman yang merasuk ke telinga.”
“Ini, adalah Suara Pencucian Sumsum!”
“Saat pencucian sumsum, suara yang keluar dari dalam tubuh orang yang menjalani proses ini bisa membuat pendengarnya mengalami getaran sisa-sisa dalam tubuh, menciptakan gelombang sekunder dari proses pencucian.”
Wang Lin membuka mata, semua kotoran dalam tubuh telah disucikan oleh bunyi genderang. Saat ini, ia seolah merasakan tubuhnya hendak tersedot langit. Matanya jernih memandang genderang iblis.
"Aku Wang Lin telah berkultivasi tujuh ratus tahun. Lapisan Spiritual telah merasuk sempurna ke tubuh, namun belum mencapai Puncak Kekuasaan. Kini aku paham... Walau Lapisan Spiritualku telah merasuk, Hati Jalanku belum sempurna. Rupanya... di kedalaman hatiku masih tersisa sepercik duka, luka sayat penyegel..."
Saat Li Mawan meninggal, pemahaman Lapisan Spiritualku tersublimasi dan merasuk tubuh... Namun Wan'er telah menjadi obsesi keduniawianku...
Jadi, saat mendengar alunan kecapi perempuan pemain kecapi itu, aku, baru merasakan duka, merasakan resonansi... Jika mendengar alunan itu selama 100 tahun, menunggu sang pemain kecapi menua, hingga saat kematiannya sendiri, barulah pencerahan sepenuhnya kuraih. Duka di hatiku akan mengalir bersama gema terakhir alunan kecapi itu... Hanya menyisakan satu jejak spiritual yang melebur ke dalam Jiwa...
Tapi hari ini, melalui genderang ini, seakan aku mengalami aliran waktu 100 tahun dalam sekejap. Segala nestapa kulebur ke dalam pukulan genderang. Saat duka tak lagi tersisa di hati, Hati Jalan pun sempurna, maka Puncak Kekuasaan akan kuraih..."
Tangan kanan Wang Lin terangkat, lalu perlahan diturunkan. Dalam sepersekian detik saat tangan itu turun, kerinduan pada Li Mawan dan segala nestapa di kedalaman hatinya, semua bermunculan. Mengikuti telapak tangan itu, ia menekan genderang iblis.
"Tapi, tindakan ini sama dengan memilih untuk melupakan... Benarkah harus kulupakan?" Tangan Wang Lin bergetar.
