Teng Yun bereaksi dengan cukup sigap, perkataannya penuh kesedihan dengan raut wajah yang menunjukkan duka mendalam. Meski bicaranya singkat, semua celah yang mungkin terpikir telah ditutupinya.
Seandainya orang biasa, mungkin akan termakan oleh tipu muslihatnya.
Wang Lin menatapnya dengan dingin, lalu menarik kembali pandangan dan melangkah maju. Teng Yun yang raut wajaknya berubah sedikit, mundur beberapa langkah sambil mengawasi Wang Lin. Dalam hati, ia berbisik: "Baju zirah orang ini terlalu mengerikan, dan aku tak bisa menebak tingkat kultivasinya. Entah dia kultivator atau manusia iblis di sini... Tapi sekalipun kultivasinya tinggi, begitu menginjak area sepuluh zhang di sekitar mayat, dia pasti mati! Lebih baik aku diam saja. Tunggu sampai dia tewas oleh cahaya keemasan dari harta karun itu, baru aku ambil barangnya dengan caraku sendiri. Bahkan baju zirah ini akan jadi milikku!"
Dalam hati Teng Yun tertawa sinis, namun di luar ia pura-pura menunjukkan kemarahan yang tertahan dan ketakutan untuk mencegah.
Kaki Wang Lin melangkah ke depan, langsung memasuki area sepuluh zhang dari mayat Tikus. Begitu masuk, cahaya keemasan seketika berkilauan dari mayat tersebut. Kilauan ini bagai ribuan jarum emas, berkedip sesaat lalu tiba-tiba menusuk.
Sorot mata Teng Yun memancarkan sukacita dengan sentuhan kemenangan, namun seketika ia menarik napas tajam, kegembiraan di matanya langsung menghilang.
Sorot mata Wang Lin yang tersembunyi di dalam helm memancarkan hawa dingin. Tangan besar-nya menyapu, cahaya keemasan itu langsung tersapu. Pengalaman Wang Lin menarik Energi Pedang Dua Belas Murid Pedang Xiaoxiao telah ada, kali ini dengan tenang ia melangkah lagi hingga tiba di sisi mayat Tikus.
Langkahnya yang terlihat mudah itu, dalam pandangan Teng Yun yang berdiri sepuluh zhang jauhnya, justru sangat mengerikan. Dalam hati ia berteriak celaka, tubuhnya bergerak hendak kabur. Tiba-tiba dengusan keras menggema di telinganya.
Teng Yun tubuh bergetar, berhenti. Ia merasakan jika nekat melarikan diri, pasti mati. Bayangan kematian datang di hatinya.
"Jangan mayat adik seperguruannya?" Wang Lin berjongkok, tidak menoleh.
Teng Yun wajah berkedut, buru-buru berkata: "Senior jika suka, silakan ambil. Junior tidak akan protes sedikitpun. Adikku ini sejak kecil hidup sengsara. Setelah mati bisa membantu senior besar seperti Bapak, itu adalah keberuntungan delapan kehidupan. Junior yakin, sekalipun adikku masih hidup, tahu Senior tertarik, pasti tanpa ragu-ragu bunuh diri. Adikku memang punya hati yang baik seperti ini."
Dalam ketakutannya, ucapannya sudah tidak karuan.
Wang Lin memandang mayat Tikus, sorot matanya tertuju di antara alis. Cahaya keemasan berasal dari antara alis tersebut.
Wang Lin menenangkan diri dan memusatkan perhatian, tangan kanannya dengan tegas membelah mayat Zi Shu hingga kepala terpisah. Kepala tersebut dicengkeramnya di angkasa, lalu mulutnya memuntahkan nafas Jiwa Yuan Shen.
Semburan api tak berwarna membungkus kepala Zi Shu, terus-menerus memurnikan dan membakarnya.
Teng Yun yang menyaksikan di samping, hatinya kembali bergetar, berpikir dalam hati dengan pahit: "Selesai, selesai... Orang ini memiliki nafas Jiwa Yuan Shen, berarti bukan iblis, tapi pasti praktisi Ilmu Iblis yang kejam dan licik bahkan tak mengampuni mayat! Aku sial menyaksikan ini, semoga dia tak menghabisi semua saksi..."
Wang Lin menatap kepala Zi Shu yang sedang dimurnikan, sorot matanya berkilat. Sekali lagi ia memuntahkan hembusan Jiwa Yuan Shen, kepala itu sekejap menghilang hanya menyisakan cahaya keemasan yang terus berkedip.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam, tangan kanannya mencengkeram cahaya keemasan di angkasa lalu menelannya bulat-bulat.
Kemudian kakinya yang kiri mengait jenazah Tikus Zi dan melemparkannya ke Teng Yun sambil berkata, "Tubuh fisik adik seperguruammu, kukembalikan! Kuburkanlah dengan layak."
Teng Yun wajah pucat pasi, namun sorot matanya memancarkan nuansa selamat dari tribulasi. Ia buru-buru menangkap mayat itu sambil terus mengangguk, "Baik, terima kasih Senior, terima kasih Senior." Begitu berkata, ia memeluk mayat itu dan bergegas pergi.
Setelah mencapai jarak puluhan li, keringat dingin mengucur deras di sekujur tubuhnya. Ia menghela napas lega, memandang jenazah tanpa kepala dalam pelukannya. Kebencian besar menyala di hatinya. Dengan kasar ia melemparkan mayat itu, tangan kanannya mengibas menghasilkan awan hitam yang langsung membungkus jenazah. Seketika, mayat beserta tulang-tulangnya terserap habis tanpa sisa.
"Semua ini gara-gara mayat sialan ini, tadi gue hampir meregang nyawa! Tapi meski tingkat kultivasi Senior itu tinggi, otaknya agak kurang lincah. Benar-benar mengira jenazah ini adik seperguruanku!" Teng Yun meludah keras, mengingat kembali kejadian tadi masih membuatnya merinding. Ia menoleh tajam ke belakang, lalu segera menghilang dari tempat itu.
Namun ia tidak tahu, jika Wang Lin benar-benar menganggapnya sebagai saudara senior Zi Shu, maka nasib apa yang akan menantinya.
Setelah menelan energi pedang Ling Tianhou, Wang Lin berdiri di tempat, tubuhnya perlahan tenggelam, akhirnya sepenuhnya masuk ke dalam bawah tanah, duduk bersila, mulai memurnikan dengan tenang.
Energi pedang Ling Tianhou, tanpa proses pemurnian dalam waktu tertentu, sulit untuk sepenuhnya dijadikan milik sendiri.
Saat tenggelam ke dasar bumi, Shen Shi-nya bergerak, segera merasakan adanya pancaran energi pedang lain di depan tidak jauh darinya. Pandangannya berkilat, dengan mencengkeram angkasa di bawah tanah, energi pedang lain di kejauhan itu segera bergerak tak beraturan, berubah menjadi seekor tikus raksasa yang mengaum mengancam ke arah Wang Lin.
Wang Lin mengeluarkan suara terkejut, melepaskan tingkat kultivasi Puncak Kekuasaan. Tikus yang terbentuk dari energi pedang itu segera merintih, dengan paksa dicengkeram datang.
Yang terungkap di depan Wang Lin adalah sebuah pedang besar kuno, di atasnya terdapat sosok tikus hitam yang memutar mata hitam pekatnya, menatap tajam Wang Lin.
"Pedang Zi Shu!" Bibir Wang Lin merekah senyum tipis. Saat membunuh Zi Shu dulu, Jiwa Yuan Shen-nya sedang dalam kondisi gila-gilaan, mencengkeram pedang ini lalu asal melemparkannya. Belakangan teringat, hatinya merasa sayang sekali. Tak disangka hari ini bukan hanya mendapat Energi Pedang Ling Tianhou, bahkan Pedang Zi Shu yang hilang ini kembali lagi.
"Sang Penghormatan Pedang Ling Tianhou, andai suatu hari nanti aku Wang Lin mengeluarkan seluruh Dua Belas Pedang Xiaoxiao, ekspresi apa yang akan kau tunjukkan..." Wang Lin mencengkeram erat Pedang Zi Shu, menanamkan Shen Shi-nya, lalu melemparkannya ke dalam kantong penyimpanan.
Pedang-pedang Dua Belas Murid Xiaoxiao ini jelas bukan barang sembarangan. Dengan tingkat kultivasi dua belas murid itu, sebenarnya belum mampu mengeluarkan kekuatan pedang sepenuhnya. Tapi di tangan Wang Lin, ceritanya berbeda.
Di bawah tanah lokasi kematian Zi Shu, setelah satu bulan memurnikan, Wang Lin akhirnya berhasil menguasai energi pedang tersebut sepenuhnya. Kali ini, penguasaannya total, tidak seperti energi pedang Moyang yang hanya disimpan dalam tubuhnya dan dilemparkan sekaligus saat digunakan.
Setelah dimurnikan, energi pedang Zi Shu bisa dikontrol sesuai kehendak hati Wang Lin. Bahkan ia bisa membaginya menjadi sepuluh bagian dengan kekuatan merata, atau menyatukannya kembali menjadi energi pedang Ling Tianhou yang paling kuat!
Dengan demikian, energi pedang ini menjadi jauh lebih fleksibel dibanding sebelumnya, bagai langit dan bumi. Mayoritas dari Dua Belas Murid Pedang Xiaoxiao pun hanya bisa menggunakan energi pedang mereka sekali pakai, tak mampu mengontrolnya secara bebas.
Kemampuan Wang Lin ini berasal dari tingkat kultivasinya yang telah mencapai Puncak Kekuasaan tahap awal, ditambah energi pedang pemberian Ling Tianhou kepada murid-muridnya yang telah dihapuskan Shen Shi-nya agar lebih mudah dikontrol - menjadikannya benda tak bertuan.
Dari sudut ini, perhatian Ling Tianhou terhadap muridnya jauh melebihi Tian Yunzi! Ia bisa memberikan energi pedang yang sangat kuat kepada murid, namun Tian Yunzi hanya memberikan sebuah benda yang dipaksakan disebut sebagai jaminan keselamatan.
Ling Tianhou bisa mengutus Tanlang masuk ke Daerah Yao Ling untuk melindungi muridnya, namun Tian Yunzi tidak akan melakukan hal seperti itu.
Ini berkaitan erat dengan jalan keduanya. Ling Tianhou mempraktikkan kejam, jalannya membuatnya sangat protektif terhadap semua miliknya, orang luar tidak diizinkan menyentuh!
Muridnya sama sekali tidak diperbolehkan dihina oleh pihak luar. Karena prinsip inilah meski Sekte Pedang Daruo terkenal buruk, daya rekat murid terhadap Pendekar Pedang Ling Tian sangat kuat. Namun justru karena ini, jumlah ahli sejati puncak di sekte mereka tidak banyak. Elang muda yang selalu dilindungi, sulit menjadi rajawali sejati!
Sebaliknya di Sekte Tianyun, jalan dao Tian Yunzi adalah mengikuti takdir langit dan berjalan bersama alur takdir. Ia adalah kultivator tipikal yang tunduk pada langit. Murid-muridnya hidup dan mati mengikuti surga, kekuatan dan kelemahan bergantung pada nasib. Mereka tidak akan dengan mudah melakukan tindakan paksa.
Meski demikian, metode Tian Yunzi justru menghasilkan banyak ahli sejati di dalam sektenya. Hanya para pemegang gelar Tujuh Putra Tianyun yang terlihat di permukaan saja, semuanya sudah merupakan ahli sejati. Belum lagi para anggota sekte yang telah melewati tempaan hidup-mati selama ribuan tahun.
Selama satu bulan Wang Lin berlatih kultivasi di bawah tanah, sebuah peristiwa besar terjadi di Daerah Yao Ling. Peristiwa ini membuat hampir semua kultivator pendatang berbondong-bondong meninggalkan tempat persembunyian mereka, berduyun-duyun menuju Kabupaten Api Iblis dan Kabupaten Tianyao!
Kabupaten Tianyao mengerahkan tiga juta pasukan, secara resmi menyatakan perang terhadap Kabupaten Api Iblis!
Di Daerah Yao Ling, meski sebelumnya sering terjadi konflik, semuanya hanyalah gesekan kecil. Pertempuran hidup-mati antara dua kabupaten seperti ini sangatlah langka terjadi!
Bahkan peristiwa masuknya kultivator setiap 5000 tahun sekali, hanya akan memicu Perang Sembilan Kabupaten dalam skala tertentu, bukan pertarungan hidup dan mati seperti ini!
Sebab keseimbangan Sembilan Kabupaten Tianyao sekali terganggu, akan memicu reaksi berantai yang tak terbayangkan.
Namun bagi kultivator, ini justru berkah langit, jalan tercepat meraih jasa perang!
Delapan Jenderal Iblis Provinsi Tianyao beserta delapan wakil komandan, semuanya maju ke depan. Dari wakil komandan baru, selain Mo Lihai, ada juga mantan Jenderal Iblis utama Mo Fei.
Tak hanya itu, Kaisar Iblis Provinsi Tianyao sendiri turun langsung memimpin pasukan!
Seluruh pasukan dibagi menjadi tiga kelompok, langsung menyerbu Kabupaten Api Iblis dari tiga arah, dengan janji bertemu di Ibukota Api Iblis!
Hari ketika Wang Lin keluar dari bawah tanah, bertepatan dengan detik pasukan Provinsi Tianyao menginjakkan kaki di wilayah Api Iblis!
Baru muncul, Wang Lin segera merasakan di antara langit dan bumi dipenuhi hawa maut yang pekat. Aura pembunuh ini bukan berasal dari satu orang, melainkan puluhan juta orang yang mengeluarkannya secara bersamaan. Di bawah aura ini, bahkan langit dan bumi pun menjadi gelap.
Awan putih di langit digantikan kabut kelam, hujan turun bergelombang dari langit.
Wang Lin menatap langit, setelah merenung sejenak bergumam pelan: "Gu yao bertindak cukup tegas. Mungkin selama bertahun-tahun ini, kesabarannya hampir habis. Dalam situasi ini, aku harus lebih berhati-hati..."
"Tapi pertempuran ini tidak ada hubungannya denganku. Saat ini yang terpenting adalah membunuh murid-murid Pendekar Pedang satu per satu, mengambil sepuluh energi pedang sisanya, lalu memurnikan aura pembantai yang tak terhitung jumlahnya. Saat itu tiba, bahkan di Daerah Yao Ling ini aku akan memiliki modal untuk bertahan!
Selain itu, gua persembunyian perlu terus dijelajahi, mungkin ada banyak harta karun!" Mata Wang Lin berkilat, tubuhnya melangkah ke depan dan menghilang tanpa jejak.
“Murid Pendekar Pedang, saat itu di samping Mo Fei ada dua orang. Mereka adalah targetku. Hanya saja Mo Fei ini agak aneh... Di penjara ibukota dulu, pria berambut hitam itu identik dengannya. Pasti ada keanehan yang mencurigakan di balik ini...” Wang Lin berpindah sambil menampakkan ekspresi kontemplatif di matanya.
