Token ini seluruhnya berwarna ungu, namun ada semburat cahaya keemasan di dalamnya. Kombinasi warna ini menciptakan kesan ungu keemasan. Bahkan saat disentuh, teksturnya terasa aneh - seperti kayu tapi bukan kayu, seperti logam tapi bukan logam.
Angkasa ini terlalu luas, tak ada yang bisa mengenali semua benda. Tentang material Token ini, Wang Lin tidak menyelidiki lebih jauh, melainkan mengamati penampilannya dengan cermat.
Pada token ini, terdapat beberapa mantra yang remuk berkeping-keping, tersebar di permukaan token. Setelah merenung sejenak, Wang Lin menyelidiki bagian dalamnya dengan sekali sapuan Shen Shi, wajahnya langsung menunjukkan ekspresi keanehan.
"Penyimpanan..."
Di dalam token terdapat ruang khusus, hanya saja ruang ini dipenuhi kabut ungu. Meski demikian, ini jelas merupakan alat yang Bisa digunakan untuk penyimpanan.
Hanya ada satu benda di dalamnya, yaitu sebilah pedang. Pedang ini bukan Pedang Immortal, melainkan salah satu dari Dua Belas Pedang Xiaoxiao.
Setelah sedikit merenung, Wang Lin menyadari pedang ini pasti berasal dari anggota Sekte Pedang Daruo yang terperangkap dalam kabut dan melakukan ritual korban saat kabut menghilang. Entah karena alasan apa, pedang itu terserap ke dalam token ini.
Dengan gerakan jiwa, pedang ini melesat keluar dari token dan menusuk ke tanah di sampingnya.
Setelah menyelidik secara menyeluruh di ruang dalam token, akhirnya Wang Lin menarik kembali Shen Shi-nya. Matanya menunjukkan perenungan saat menatap token tersebut.
"Token ini selain bahannya, tidak ada keunikan lain. Jika tidak melihat langsung proses pembentukannya dari kabut, sulit membayangkan benda ini adalah objek yang diperebutkan oleh Tian Yunzi, Ling Tianhou, Blood Ancestor dan lainnya!
Token ini merupakan kunci untuk membuka gua persembunyian. Hanya dengan membuka keempat Xu Fu secara keseluruhan, pintu gerbang menuju gua persembunyian akhir dapat dibuka. Menurut Yao Xixue, Tian Yunzi dkk tidak mengetahui keberadaan Xu Fu keempat ini...
Tetapi Blood Ancestor justru mengetahui rahasia ini."
"Masalah aku memperoleh Token ini, Chen Long dan Tanlang mengetahuinya. Namun Chen Long tidak menyaksikan seluruh proses. Jika aku berada di posisinya, pasti juga akan mengira Token akhirnya direbut oleh Tanlang!"
Sorot mata Wang Lin memancarkan kilau aneh. Ia menundukkan kepala memandang Token sekali lagi, lalu tanpa ragu-ragu membukanya dengan mulut. Token itu dibungkus dalam Jiwa Yuan Shen-nya, diselimuti kilat petir sehingga tidak terlihat jejak.
Menarik napas dalam-dalam, Wang Lin menarik kembali pandangan, menatap ke arah kegelapan pekat di luar celah, wajahnya menunjukkan senyum getir.
"Bahkan jika mendapatkan token, apa gunanya? Terjebak di sini tak bisa keluar. Teleportasi tak perlu dicoba, orang licik seperti Tanlang pun tak pernah menggunakannya, jelas ada yang tidak beres. Entah apakah di sini aku bisa masuk ke gua persembunyianku." Kedua mata Wang Lin membeku, tangannya menepuk kantong penyimpanan, segera sepotong kristal muncul di genggamannya.
Lama berselang, Wang Lin mendesah pelan, menarik kembali kristal itu sambil berkata dengan senyum getir: "Tidak bisa dibuka!"
Ia diam sejenak, mengamati sekeliling. Celah ini tak luas, hanya beberapa zhang, bisa terlihat seluruhnya sekilas. Tak lama, ia berdiri dan mendekati mulut celah. Daya hisap di luar terus menerus mengalir, sedikit maju saja sudah jelas terasa, bahkan tubuhnya mulai menunjukkan tanda-tanda tertarik.
Wang Lin mundur, sorot matanya berkilat-kilat.
“Tidak tahu bagaimana keadaan Nyamuk Gaib saat ini... Juga Senior Zhou Yi, bagaimana hasil pertarungannya dengan Tanlang... Tapi sekalipun dia menang, mungkin tidak akan tahu aku terjebak di sini. Bagaimanapun, posisi ini bahkan dengan 'Pedang Kesadaran'-nya pun tak bisa ditembus.”
Ia mengangkat kepala memandang batuan di atas, tubuhnya limbung mencoba teknik pergerakan tanah masuk ke dalam. Tapi baru saja menyentuh batuan, tubuhnya tercekat paksa. Setelah diam sejenak, Wang Lin mendarat di tanah sambil menepuk kantong penyimpanan. Dia mengeluarkan Bendera Arwah, mengambil satu jiwa darinya, lalu melemparkannya ke batuan sambil memandang tajam bercahaya.
Jiwa itu melayang masuk seperti asap tipis ke dalam batuan. Namun seketika, Shen Shi Wang Lin menangkap jerit-jerit tak sadar. Jiwa tersebut di dalam batuan seakan tercabik-cabik, sekejap terbelah jadi berkeping-keping, tersedot deras ke bawah oleh kekuatan dahsyat.
"Tanah Kematian!" Sinar pahit di matanya semakin pekat.
Ia mendesah panjang, duduk bersila di tanah dengan raut wajak muram. Sebentar kemudian, Wang Lin menepuk kantong penyimpanannya. Segera tiga pedang dan satu lengan putus serta kepala utuh melesat keluar.
Tiga pedang tersebut semuanya termasuk dalam kategori Pedang Xiaoxiao. Ditambah dengan pedang dari token sebelumnya, total ada pedang Ular Si, Kuda Wu, Ayam You, dan Anjing Xu.
Dari Dua Belas Pedang Xiaoxiao, kini di tangan Wang Lin telah terkumpul tujuh bilah!
Formasi Tiga Bakat Pedang juga melayang keluar dari kantong penyimpanannya, mendarat di samping. Tangan kanan Wang Lin mencengkeram angkasa, ketujuh pedang langsung melesat mengitari tubuhnya. Ia menyemburkan nafas Jiwa Yuan Shen yang membungkus ketujuh pedang.
Dalam nafas Jiwa Yuan Shen tersebut, kilatan petir yang tak biasa muncul. Saat menyentuh badan pedang, kilatan listrik segera mengaliri bilah-bilahnya. Ketujuh pedang saling terhubung oleh jalinan listrik, membentuk formasi pedang yang aneh.
“Tujuh pedang, bisa membentuk Formasi Pedang Tujuh Bintang! Ditambah kilat petir yang saling menjalin dariku, kekuatan formasi ini bertambah tiga kali lipat!” Wang Lin menarik kembali pandangannya, memurnikan dengan nafas Jiwa Yuan Shen, lalu tak lagi menghiraukan. Matanya beralih ke lengan putus dan kepala-kepala itu.
Keduanya sama-sama menyegel Jiwa Yuan Shen dari dua orang. Di dalamnya, terdapat pula energi pedang Ling Tianhou.
Memurnikan jiwa dan mengekstrak energi, Wang Lin sudah sangat berpengalaman. Dengan dua hembusan nafas Jiwa Yuan Shen, energi pedang Ling Tianhou berhasil dicabut. Ditelannya sekaligus. Biasanya saat menelan energi pedang Ling Tianhou, dalam Jiwa Yuan Shen-nya akan muncul rasa nyeri ringan yang butuh waktu lama untuk pulih.
Tapi kali ini, setelah menelan dua energi pedang sekaligus, dalam Jiwa Yuan Shen-nya tak ada ketidaknyamanan sama sekali. Malah muncul rasa nyaman yang sangat dahsyat.
Setelah memeriksa dan tak menemukan keanehan, Wang Lin tersenyum getir bergumam: "Ini... masih pantas disebut Jiwa Yuan Shenkah...?" Sekali lagi ia menepuk kantong penyimpanan, dari dalamnya langsung melesat keluar sebuah bola larangan.
Bola kecil ini ""，mendarat di tanah telah membesar hingga setengah zhang. Di permukaannya memancarkan cahaya Larangan tak terhitung. Wang Lin menggerakkan tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, lalu menunjuk ke depan.
Bola Larangan itu segera merekah dari pusatnya, bagai bunga yang mekar, memperlihatkan seorang pria berparas tampak di dalamnya.
Pria itu tak lain adalah Du Jian dari faksi Chise. Kedua matanya terkatup rapat, wajah pucat pasi. Setelah Larangan terangkat, ia membuka mata dan menatap kosong ke arah Wang Lin. Lama berselang, pupil matanya yang hampa baru perlahan memancarkan kilau spiritual.
Namun begitu ia mencoba memusatkan perhatian internal, segera menyadari Jiwa Yuan Shen-nya telah tersegel. Saat ini, dirinya bagaikan orang biasa.
"Saudara Senior Du, rahasia Guru... Anda bisa mengatakannya sekarang!" Suara Wang Lin datar, diucapkan perlahan.
Ekspresi pahit merekah di wajak Du Jian. Dengan tatapan kompleks ia menatap Wang Lin, diam sejenak sebelum berkata: "Bahkan jika kuungkapkan, kurasa tetap takkan luput dari maut..."
Wang Lin menyapu sekilas pandangan ke Du Jian, kilatan listrik yang hampir tak terlihat memancar dari sorot matanya. Kilatan ini memasuki pandangan Du Jian, membuatnya langsung merasa jiwanya bergetar. Raut wajanya berubah drastis sambil menunjuk Wang Lin dan berteriak, "Matamu... matamu..."
"Saudara Senior Du, kesabaran Wang ada batasnya!" Wang Lin menarik kembali pandangannya, berbicara dengan nada datar.
Namun Du Jian seolah tak mendengar, sorot matanya dipenuhi kengerian. Ia masih belum pulih dari pandangan Wang Lin tadi. Sepanjang hidupnya, Du Jian telah bertemu banyak kultivator, bahkan ahli ilmu besar pun tak terhitung jumlahnya.
Mata kultivator yang memancarkan kilatan listrik memang sering ia lihat. Tapi kilatan-kilatan itu semuanya berasal dari kemampuan supernatural dalam tubuh, meski disebut listrik, namun merupakan listrik buatan yang jauh kalah dahsyat dibandingkan petir alami yang menyambar di langit.
Namun pada sekejap mata tadi, kilatan listrik yang berkilat-kilat di dalam sorot mata Wang Lin, membuatnya seakan berdiri di bawah langit luas, mengangkat kepala menyaksikan kilat petir menyambar di angkasa, ilusi seolah menghadapi gemuruh petir yang tak bisa dilawan.
Wang Lin mengerutkan kening, tak lagi membuang waktu. Tangan kanannya mencengkeram angkasa, seketika mencekal Du Jian dan mengarahkannya ke mulut celah. Begitu mendekati mulut celah, Du Jian langsung merasakan daya hisap dahsyat. Dengan tingkat kultivasinya, di sini ia bahkan merasakan seolah Jiwa Yuan Shen-nya hampir tersedot keluar.
Dilanda kengerian, ia spontan berteriak histeris.
"Bicara!" Kata-kata Wang Lin singkat, hanya satu suku kata.
Wajak Du Jian semakin pucat pasi. Bayangan kematian menyelimuti seluruh tubuhnya dalam sekejap. Wang Lin tetap tenang, terus mencengkeram lawannya dari jarak jauh dan mendorongnya lebih dekat ke mulut celah.
Du Jian sekejap merasakan daya hisap dari luar celah bagai meningkat sepuluh kali lipat. Jiwa Yuan Shen dalam tubuhnya, pada momen ini, tiba-tiba terserap keluar dari badan. Meski Jiwa Yuan Shen berjuang gigih, tak bisa mencegah proses penyerapan bertahap ini.
"Aku bilang!! Aku bilang!" teriak Du Jian dengan tubuhnya gemetar.
Wang Lin menarik kembali tangan kanan, melemparkan Du Jian ke samping, memandang dingin ke arahnya.
Tubuh Du Jian bergetar halus saat Jiwa Yuan Shen perlahan kembali ke dalam tubuh. Sorot ketakutan terpancar dari matanya: "Akan kuceritakan semua yang kuketahui, tapi kau harus berjanji tak membunuhku!"
Wang Lin berkata datar: "Bisa saja tak kubunuh. Kau... punya kegunaan lain bagiku."
Du Jian menarik napas dalam-dalam, memandang Wang Lin dengan ekspresi kompleks: "Bersumpahlah dengan Jalan Langit-mu..."
Wang Lin mengerutkan kening, memandang dingin ke arah Du Jian. Perlahan ia mengangkat tangan kanan, bersiap mencengkeram dan melemparkannya ke celah.
Du Jian tubuhnya bergetar, berkata tergesa-gesa: "Aku melihat Guru menelan Sun Yun!"
Wang Lin matanya bersinar tajam, menatap Du Jian tanpa mengucapkan sepatah kata.
"Bukan aku yang melihat langsung, tapi seekor makhluk gunung. Setelah masuk Sekte Tianyun, teknik kultivasiku bisa menyerap energi spiritual dari makhluk aneh. Tanpa sengaja di gunung belakang kutemukan makhluk gunung yang umurnya hampir habis. Saat kusedot energi spiritualnya, entah kenapa bisa mencabut sebagian ingatannya."
"Dalam ingatannya ada fragmen kenangan dari masa lalu: Guru menelan Sun Yun!"
Jiwa Wang Lin bergetar hebat.
"Dalam ingatan makhluk itu, Sun Yun pernah bertempur besar dengan Guru. Tapi akhirnya Guru menggunakan kemampuan supernatural dan menelannya bulat-bulat sebelum pergi." Du Jian buru-buru menjelaskan. Ini rahasia terbesarnya. Dulu saat melihat rekaman ini dari ingatan makhluk gunung, ia begitu terpana sekaligus ketakutan yang mencekam.
Hingga saat ini, perasaannya terhadap Tian Yunzi masih campur aduk antara hormat dan takut. Rahasia ini telah lama terkubur dalam-dalam di dasar kalbunya. Baru kali ini ia menceritakannya pada orang lain.
"Ekspresi apa yang ditunjukkan Guru saat itu?" tanya Wang Lin.
"Ini... Sepertinya ada nuansa penyesalan, mungkin benar-benar penyesalan." Du Jian mengernyitkan dahi sambil mengumpulkan ingatan, lalu menambahkan dengan ragu: "Tapi dalam ingatan Shan Jing itu, Guru terlihat aneh. Aku belum pernah melihat Guru mengenakan jubah abu-abu!"
Sorot mata Wang Lin tiba-tiba memancarkan kilatan tajam. Tatapannya menancap seperti paku pada Du Jian, kata demi kata terucap berat: "Kau yakin, jubah abu-abu?"
Du Jian mengangguk mantap: "Tak salah, jubah abu-abu!"
