Di luar celah, hitam pekat menyelimuti. Hanya suara gemuruh yang bergema berulang, seakan memisahkan celah sempit ini dari langit dan bumi, membuatnya berdiri sendiri. Gemuruh itu menjadi satu-satunya penuturan di tempat ini.
Daya hisap tak berujung mengalir dari lubang dalam itu, seakan ingin menelan segalanya.
Di dalam celah, Wang Lin duduk bersila. Tatapannya pada kegelapan di luar membuatnya seakan melebur dengan kegelapan sekitar. Sesekali kilatan listrik di matanya bagai Petir yang menyambar, menerangi celah.
Berada di sini, rasa kesepian dari hati terdalam perlahan merayap di hatinya. Ia seakan terputus dari dunia, dilupakan semua orang...
Satu-satunya yang menemani keberadaannya hanyalah kenangan 800 tahun berkultivasi.
Orang yang kesepian selalu mengingat dengan hati setiap orang yang pernah muncul dalam kehidupannya. Kesepian Wang Lin semakin pekat dalam kenangan.
Seperti bersembunyi dalam suatu waktu, merindukan jejak waktu yang berlalu. Atau bersembunyi di suatu tempat, merindukan seseorang yang selalu dirindukannya.
"Makam Ayah dan Ibu, entah ada yang menyapu sekilas atau tidak..." Suara bergumam Wang Lin terdengar dalam kegelapan.
Bola kecil yang memancarkan sinar putih redup melayang di samping Wang Lin. Cahayanya sangat lemah, terlalu lemah untuk menerangi kegelapan.
Tapi dari bola itu mengalir kehangatan yang meresap ke dalam hati Wang Lin melalui pandangannya, bagai bisikan lembut yang menenangkan kesepiannya.
Di dalam bola kecil ini, selalu ada bayangan samar seorang wanita yang diam-diam menemani Wang Lin, bersama menanggung kegelapan di sekeliling dan raungan di luar celah.
Bahkan jika langit runtuh bumi terbelah, bahkan jika lautan mengering dan batu hancur, bayangan itu akan tetap ada, akan berjalan menyusuri langit bersama Wang Lin, bahkan dalam siklus reinkarnasi pun akan tetap bersamanya...
Di dalam celah selalu terasa dingin menusuk, seolah semua kehangatan telah diserap oleh lubang dalam. Namun keberadaan bola kecil itu membuat kehangatan di hati Wang Lin menyelimuti dan tak terdisintegrasi, seakan abadi.
Wang Lin yang menyatu dengan kegelapan perlahan mengangkat tangannya. Bola itu dengan lembut mendarat di telapak tangannya. Dalam cahaya lembut yang redup-terang tak menentu, Wang Lin merasakan kebahagiaan yang telah lama hilang.
"Kebahagiaan setiap orang berbeda... Kebahagiaanku adalah menemani orangtua, menemani Wan'er..." Sorot mata Wang Lin menunjukkan kepahitan. Kebahagiaan ini terasa begitu mewah, begitu sulit diraih.
Tak ada yang tahu, di dalam Daerah Yao Ling ini, di bawah lubang dalam itu, di celah ini, saat ini masih ada seseorang yang bergulat dengan takdir, merasakan kemunduran dalam hatinya.
Wang Lin telah duduk di celah ini selama tiga tahun.
Bukan karena ia tak ingin pergi, tapi daya hisap di luar celah selama tiga tahun ini telah mencapai tingkat yang tak terbayangkan.
Saat Wang Lin mengusap Jufu dua tahun lebih yang lalu, daya hisap di lubang dalam tiba-tiba menyebar bagai badai, menyapu separuh celah selebar beberapa zhang.
Kemampuan supernatural boneka Penjaga Immortal sebenarnya bisa menambah peluang keselamatan enam puluh persen untuk kabur. Tapi ledakan daya hisap yang tiba-tiba membuat peluang ini menyusut drastis menjadi dua puluh persen...
Wang Lin tidak kecewa. Dengan sikap mental yang tenang, ia melewati dua tahun tersisa.
Setelah tingkat kultivasi mencapai Puncak Kekuasaan, kemajuannya perlahan melambat. Bagaimanapun, Puncak Kekuasaan adalah puncak dari tahap pertama kultivasi. Walau angkasa luas tak terkira, berapa banyak yang sanggup mencapai puncak tahap pertama ini...
Selain para Bintang Pilihan, siapapun yang mencapai puncak pasti telah mengalami pengasahan hati selama bertahun-tahun. Bakat Wang Lin sejatinya sangat biasa. Tanpa kegigihan Hati Jalan dan pengalaman unik yang dimilikinya, mustahil ia bisa mencapai tahap ini.
Puncak Kekuasaan tahap menengah, tahap akhir, kesempurnaan - tiga hambatan besar ini telah menghalangi berapa banyak kultivator, menghabiskan berapa banyak Umur manusia, bagaikan tiga gunung raksasa yang sulit dilangkahi, berdiri menghadang di hadapan Wang Lin.
Selama dua tahun ini, Wang Lin dengan hati yang tenang diam-diam merasakan kehendak dalam Jufu. Di dalam Jufu tersimpan satu jurus pedang, hanya satu jurus!
Jurus Zhanluo!
Pada suatu hari selama dua tahun itu, ketika Wang Lin menarik kembali jiwanya dari Jufu, Jufu pun menghilang sepenuhnya, seolah telah menyelesaikan warisan seumur hidupnya, lalu pergi.
Satu-satunya yang tertinggal dalam hati Wang Lin hanyalah satu jurus menggemparkan yang telah dipahaminya selama dua tahun itu!
Setelah itu, yang menanti Wang Lin hanyalah kesepian dan keheningan tak berujung.
Setiap hari, ia duduk bersila dengan tenang, menatap keluar celah sambil mendengar desauan angin, menyaksikan kegelapan pekat, tak bergerak sedikit pun.
Desah lembut terdengar dari kantong penyimpanan Wang Lin. Kantong itu terbuka sendiri, mengeluarkan gulungan lukisan yang melayang.
Gulungan itu terbentang di udara, di dalamnya sosok seorang perempuan perlahan mulai terbayang.
Wang Lin sama sekali tidak melihat ke arah gulungan itu. Bahkan tak ada sedikit pun kejutan di wajahnya, hanya ketenangan tak bertepi. Sesaat sebelum gulungan itu muncul, ia telah menggenggam bola cahaya lembut di telapak tangan dan meleburnya ke dalam tubuh.
“Turunlah…” Siluet perempuan itu tak terlihat wajahnya, namun suaranya perlahan terdengar. Suara itu mengambang tak berwujud, bergema di dalam celah.
Wang Lin tidak berkata-kata. Jari telunjuk dan tengahnya membentuk pedang, menebas ke bawah di depan tubuhnya. Gerakan ini sangat sederhana tanpa hiasan, namun terkandung pikiran aneh namun kuat dalam diri Wang Lin. Tebasan biasa ini seketika membuat gulungan lukisan itu menarik diri, tak ada lagi suara yang keluar.
Wang Lin menarik kembali jarinya. Setelah melirik gulungan itu, tangan kanannya mencengkeram angkasa dan melemparkannya ke kantong penyimpanan.
Selama tiga tahun ini, sosok perempuan dalam gulungan lukisan telah muncul empat kali. Setiap kali, selalu mengeluarkan panggilan mengambang yang sama.
Apa yang ada di dasar lubang dalam ini? Wang Lin tak punya rasa ingin tahu. Ketenangannya tak pernah goyah, bahkan terhadap formasi teleportasi misterius di batu besar yang menjulur di seberang celah itu, ia tidak pernah melihatnya untuk kedua kalinya.
Sebelum memiliki kemampuan yang cukup, rasa ingin tahu adalah jurus pamungkas paling mematikan yang bisa menghapuskan segala jenis penghuni.
Wang Lin menunggu, menanti hari ketika daya hisap lubang dalam di luar celah melemah.
Daya hisap di lubang dalam ini tak mengikuti hukum apapun. Setelah bisa tiba-tiba meletus dua tahun lalu, tentu juga bisa tiba-tiba berkurang beberapa tahun kemudian. Semuanya membutuhkan kesabaran!
Dalam kegelapan, di samping Wang Lin, terdengar beberapa suara katak. Saat menundukkan kepala, sorot mata Wang Lin memancarkan kilatan listrik yang menerangi seekor katak kecil hijau sebesar telapak tangan di sisinya.
Inilah Katak Petir!
Setahun lalu, Katak Petir bangkit dari tidur. Tubuhnya tetap sebesar ini setelah kebangkitannya. Terhadap gemuruh petir dalam Jiwa Yuan Shen Wang Lin, katak ini merasakan pengaruh terdalam. Hampir dalam sekejap mata saat kebangkitannya, ia langsung menolak masuk kembali ke kantong penyimpanan, memilih terus bertengger di samping Wang Lin.
Wang Lin menggesekkan dua jari tangan kanannya, langsung seberkas kilat menerjang ke arah Katak Petir. Katak itu mengangkat kelopak matanya, lidahnya tiba-tiba menjulur dan menggulung kilat tersebut lalu menariknya ke mulut untuk ditelan. Dari dalam perutnya terdengar suara bergemuruh, wajahnya menunjukkan ekspresi nyaman.
Wang Lin menutup mata, jiwanya tenggelam dalam Jalan Langit.
Jalan Langit-nya memiliki dua jurus: Jurus Pertama - Jalur Sungai Kuning, Jurus Kedua - Jiwa Mata Air Beku.
Hanya saja jurus kedua yang disebut Jiwa Mata Air ini dulunya hanya dibekukan dari ratusan juta jiwa di Bendera Arwah. Di dalamnya masih kurang satu nyawa jahat.
Tian Gui meski memiliki aura keganasan, tetap tidak layak menjadi Jiwa Mata Air Wang Lin karena hanya memiliki keganasan tanpa kekuatan jahat!
"Jiwa Mata Air sejati bukanlah jenis arwah kuat. Justru semakin sederhana dan lemah sebuah jiwa, semakin banyak terkandung keganasan dan kekuatan jahat di dalamnya!" Wang Lin merenung.
“Jika bisa meninggalkan tempat ini, aku harus pergi ke dunia orang biasa, mengekstraksi aura keganasan dari jiwa-jiwa mereka, lalu memadatkannya menjadi jiwa Sungai Kuning milikku sendiri!”
Wang Lin membuka matanya, menatap celah di luar, perlahan mengulurkan tangan kanannya. Ujung jarinya menyentuh garis pemisah di dalam celah tersebut.
Di luar garis pemisah ini, meski masih berada dalam celah, daya hisap sudah mulai bekerja. Saat ujung jarinya melewati garis pemisah itu, seketika terasa sakit seperti daging dan darah tersedot.
Kulit di jarinya bergelombang bagai riakan air, bahkan kukunya terasa seperti akan tercabik paksa.
“Aku Wang Lin terperangkap di sini, tapi ini memberiku kesempatan untuk merasakan kekuatan alam semesta, membentuk lapisan ketiga teknik Dao Hua!” Pandangan Wang Lin tenang, namun kilatan kelabu bagai embun beku melintas di dalamnya.
“Tapi, sebelum itu, aku harus mengusir gangguan dalam tubuhku sampai tuntas!” Wang Lin menarik kembali jarinya yang sudah mati rasa, kehilangan semua sensasi.
Mantra pembantai itu disimpannya seluruhnya pada boneka sebagai langkah berjaga-jaga. Sejak Wang Lin mencapai pencerahan akan mantra surgawi ini, ia telah menjadi kemampuan supernatural yang sangat vital. Dengan tekad baja, tak tersisa sedikitpun dalam tubuhnya - sebuah keputusan yang diraih setelah pergulatan batin.
Semula, hati pembantai yang terbentuk selama pelatihan mantra ini tak menunjukkan perubahan. Bahkan setelah seluruh aura pembantai dipindahkan ke boneka, kondisi tetap stabil. Namun tiga tahun kemudian, tepatnya beberapa bulan silam, Wang Lin merasakan mutasi mengerikan pada hati pembantainya.
Mutasi ini menimbulkan kegilaan serupa saat menelan buah surgawi dulu, bahkan memicu dorongan kuat untuk segera menarik kembali aura pembantai.
Sorot mata Wang Lin berkilat, menunjukkan ketegasan di pandangannya. Tubuhnya tegak berdiri lalu melangkah pasti melewati batas garis pemisah itu.
Daya hisap raksasa langsung menyobek tubuh Wang Lin dengan gila-gilaan, berusaha menyeretnya keluar dari celah.
Wang Lin mengalirkan energi surgawi dalam tubuhnya, perlahan duduk bersila sambil melawan daya hisap sekaligus diam-diam merasakan perubahan pada daya tarik tersebut.
Daya hisap ini menyimpan hawa Yin Han yang menyusup ke dalam tubuh, mengaliri ruang antar meridian. Namun karena hawa dinginnya tidak pekat, energi surgawi yang beredar bisa menghapuskannya. Setelah bermeditasi selama beberapa hari dan memahami perubahan daya hisap, pada hari ini Wang Lin melangkah maju lagi.
Di posisi barunya ini, daya hisap semakin kuat. Darah dalam tubuhnya seakan mengalir lebih lambat, hampir terpisah dari pembuluh.
"Masih belum cukup!" Mata Wang Lin berkilat.
Di sekitar lubang dalam Koridor Gelombang Pasang, kawanan Nyamuk Gaib yang mengerikan berterbangan begitu padat. Mereka tak berani mendekat—daya hisap yang terlalu kuat akan menyedot tubuh mereka ke dalam lubang jika berada terlalu dekat.
Di antara kumpulan Nyamuk Gaib ini, terdapat seekor yang memancarkan cahaya ungu dari seluruh tubuhnya. Setiap kali terbang melintas, nyamuk-nyamuk lain berduyun-duyun menggeser posisi. Lengkingannya bahkan mampu membuat tubuh nyamuk lain gemetar.
Namun, sorot mata Nyamuk Gaib bercahaya ungu ini senantiasa memancarkan kecemasan. Selama hampir tiga tahun ia bolak-balik di tepi lubang dalam! Beberapa kali ia nyaris menerjang masuk, tapi setelah melirik rekan-rekannya, dengan paksa menghentikan gerakannya.
Lengkingan bergelombang terus keluar dari mulutnya, bergema ke segala penjuru... bagai anak kecil yang terpisah dari sanak saudara, memanggil-manggil nama orang tercinta...
Bagian 655 Jurus Ketiga
Daya hisap dahsyat berdatangan dari luar celah, menarik tubuh Wang Lin. Retakan itu bagai mulut binatang menggeretak, ingin menelan sang kultivator.
Daya hisap yang sangat kuat membuat jubah Wang Lin menempel erat di belakang tubuh, terkibas-kibas ke arah celah. Bahkan rambutnya pun semua mengarah ke celah tersebut. Pada kulitnya terlihat tonjolan-tonjolan tak beraturan yang bergerak, jelas akibat pergerakan darah dan daging yang terpengaruh daya hisap.
Wang Lin telah duduk bersila di sini selama tujuh hari. Dalam kurun waktu itu, ia perlahan mulai beradaptasi dengan tingkat daya hisap ini. Pada hari ketujuh, ia membuka mata dan bangkit untuk melangkah lagi.
Langkah ini langsung membawanya masuk ke dalam radius satu zhang dari mulut celah.
Daya hisap dahsyat seketika menyelimutinya. Tubuh Wang Lin bahkan mulai miring, seolah ada tangan tak kasatmata yang menariknya mati-matian.
Raut wajak Wang Lin muram. Tubuhnya perlahan merendah duduk, menyesuaikan napas internal untuk melawan daya hisap.
Aliran darah dalam tubuhnya hampir sepenuhnya terhenti. Jika bukan karena energi surgawi yang masih mengalir, mungkin tubuh fisiknya sudah mengalami banyak luka saat itu juga.
“Masih belum cukup!” Wang Lin diam sejenak, energi surgawi dalam tubuhnya mengendur. Seketika, seluruh tubuhnya tersedot ke dalam celah.
Saat tubuhnya mencapai pinggiran mulut celah, Wang Lin tiba-tiba menepuk kantong penyimpanan. Formasi pedang tujuh bintang berubah menjadi tujuh cahaya panjang yang melesat keluar, bagaikan anak panah yang menghujam ke tanah dengan dentuman.
Kilatan-kilatan listrik saling menjalin di ketujuh pedang, memakukan tubuh Wang Lin dengan paksa ke tanah. Kilatan tersebut semakin pekat, akhirnya membentuk tirai listrik yang membungkus Wang Lin.
Di dalam formasi pedang tujuh bintang, Wang Lin perlahan-lahan duduk. Posisinya kini telah berada di tepi celah itu, hawa dingin pekat menyelimuti, dan suara mengaum terus bergema.
Jiwa Yuan Shen dalam tubuh Wang Lin juga perlahan terpengaruh oleh daya hisap ini, seolah menunjukkan tanda-tanda akan tersedot keluar. Namun saat ini, selaput yang telah lama mengganggunya muncul lagi, membuat Yuan Shen tetap terperangkap dalam tubuh, tidak bisa keluar.
Selain Yuan Shen yang tertarik, niat pembantaian dalam Shen Shi Wang Lin juga bagai benda nyata, perlahan tersedot sebagian. Niat pembantaian ini berasal dari hati pembantai, berubah menjadi seutas garis merah yang menembus keluar di bawah kulit Wang Lin.
Setelah lama, mata Wang Lin berkilat. Ia kembali bergerak maju 3 chi, bahkan tujuh pedang di sekitarnya ikut berpindah bersamanya. Daya hisap kembali meningkat, di kulit Wang Lin, garis merah perlahan muncul lagi satu garis.
Daya hisap raksasa mendarat di tujuh pedang di luar tubuh Wang Lin, seketika membuatnya mengeluarkan gemuruh pedang bergelombang. Jiwa pedang di dalamnya mengaum keluar, melebur menjadi satu bagai tanpa wujud yang membeku, terus-menerus berubah berbagai bentuk untuk melawan daya hisap.
Selain itu, kilatan listrik pada tujuh pedang itu mengeluarkan suara gemertak, tarikan yang semakin erat membuat tujuh pedang legendaris itu maju dengan gagah seakan telah menyatu menjadi satu entitas dengan permukaan tanah.
Seiring langkah Wang Lin, garis merah di kulit tubuhnya semakin banyak. Begitu padatnya hingga membuat seluruh tubuhnya seakan berubah menjadi merah.
Serat halus merah ini terlalu banyak. Jika dihitung satu per satu, jumlah benang tipis ini mencapai sejuta!
Persis sama dengan jumlah cap kehidupan dalam aura pembantai!
Garis merah berkedip di dalam kulit, sorot mata Wang Lin tetap tenang. Ia menarik napas dalam-dalam. Saat ini telah mencapai pinggiran celah, namun di sini masih belum bisa mengusir niat pembantaian keluar tubuh, hanya bisa memaksanya muncul di permukaan saja.
Memandang langit dan bumi hitam pekat di luar celah, kilatan listrik tiba-tiba menyala di mata Wang Lin. Dalam cahaya sesaat itu, ia melihat batu altar miring yang menjorok di bawah sana, sejauh dua puluh zhang dari sini, beserta formasi teleportasi kuno di atasnya.
Setelah melakukan perhitungan sebentar diam-diam, tubuh Wang Lin melesat keluar dari mulut celah. Siluetnya bagai kilat, langsung menyambar ke arah batu besar dua puluh zhang tersebut.
Formasi pedang tujuh bintang mengikuti gerakannya dengan erat, ikut terbang keluar. Begitu kaki Wang Lin menginjak tanah di luar celah, daya hisap gila-gilaan langsung berdatangan dari dasar lubang dalam di bawah.
Di sini, kekuatannya jauh lebih dahsyat dibanding di dalam celah. Seketika, beberapa garis merah pada kulit Wang Lin dengan paksa tersedot keluar. Garis-garis merah ini begitu meninggalkan tubuh Wang Lin langsung menggeliat-geliat bagai berjuang, namun segera berubah menjadi gumpalan asap merah yang lenyap berantakan di bawah daya hisap.
Bersamaan itu, formasi pedang tujuh bintang mengitari Wang Lin, berputar liar dengan kecepatan ekstrem. Terbentuklah pusaran dahsyat dimana dorongan tiba-tiba muncul, semakin membesar seiring putaran formasi pedang.
Wang Lin yang berada dalam formasi pedang melangkah mantap ke arah batu besar. Saat ini seluruh konsentrasinya terpusat, tidak boleh ada kelengahan sedikit pun. Seandainya ceroboh, bisa-bisa tersedot masuk ke lubang dalam.
Energi Yinhan di sekeliling sangat pekat, daya hisap yang juga sangat dahsyat. Seakan ada banyak tangan besar di atas yang menampar keras, sementara tangan lain di bawah mencengkeram tubuhnya mencoba menariknya turun. Desisan angin di telinga itu adalah bentakan dan raungan sang tuan tangan besar.
Kecepatan formasi pedang tujuh bintang telah mencapai batas maksimal tertentu, namun dorongan yang dihasilkan dari putarannya tetap tak mampu melawan daya hisap. Tubuh Wang Lin bersama pusaran formasi pedang langsung terseret miring ke bawah.
Dalam sekejap mata ini, pandangan Wang Lin berkilat. Di bawah kakinya yang hampa, muncul bayangan hitam yang terhubung erat dengan tubuhnya. Setelah muncul, bayangan itu tiba-tiba berputar. Bisikan iblis yang bergelombang dan sempalan tangan aneh mulai keluar dari mulut dan tangan bayangan tersebut.
Tiba-tiba, bayangan hitam seluruh tubuhnya berubah menjadi angin puyuh hitam. Daya tumbukan yang dahsyat ini bahkan membuat daya hisap sempat membeku. Angin puyuh itu membungkus formasi pedang, membawa Wang Lin di dalamnya, menghempaskan mereka ke batu besar yang mencuat tak jauh dari sana.
Saat menginjak batu besar, Wang Lin menarik napas panjang. Formasi pedang yang dikombinasikan dengan kemampuan supernatural boneka Penjaga Immortal memang bisa melawan tarikan daya hisap dalam jangka pendek, namun tidak bisa bertahan lama.
Berdiri di atas batu altar, Wang Lin langsung duduk bersila. Ia tak punya waktu untuk mempelajari formasi di atasnya, melainkan segera memanfaatkan waktu untuk mengusir garis-garis merah yang masih membungkus tubuhnya.
Matanya berkilat, tangan kanannya digerakkan. Seketika angin puyuh yang merupakan transformasi boneka itu bagai corong tersedot seluruhnya ke dalam bayangan samar di belakang Wang Lin, lalu menghilang.
Tujuh pedang legendaris, saat angin puyuh menghilang, berputar liar di luar tubuh Wang Lin. Tanpa perlindungan angin puyuh, Wang Lin kembali merasakan daya hisap dahsyat yang tak terbayangkan. Di tengah tarikan ini, rahangnya terkunci menggeram dengan urat hijau menonjol di wajah yang terlihat mengerikan.
Garis-garis merah di kulitnya segera tertarik keluar sebagian, bergerak-gerak bagai memiliki kearifan sendiri. Namun akhirnya tak kuasa melawan daya hisap, terlepas dari tubuh Wang Lin. Bunyi "bum bum" terdengar saat garis-garis itu berubah menjadi asap merah dan menghilang.
Di luar tubuh Wang Lin, saat ini terlihat seperti tumbuh bulu-bulu merah yang tak terhitung jumlahnya. Ratusan garis merah tertarik separuh tubuhnya, terus-menerus menggeliat dalam pemandangan yang sangat iblis.
Seiring garis merah demi garis merah tertarik keluar dan berubah menjadi kabut merah yang menghilang, kabut merah di sekitar tubuh Wang Lin hampir tak pernah berhenti muncul. Baru saja kabut tersedot, seketika kabut baru langsung muncul kembali.
Berulang beberapa kali, tak terasa berapa lama, kulit Wang Lin perlahan tidak lagi semuanya merah, malah mulai menunjukkan sebagian warna kulit asli. Wang Lin menarik napas dalam-dalam, tiba-tiba membuka mata. Bayangan samar di belakangnya langsung muncul, berubah menjadi angin puyuh yang bergemuruh menutupi area. Langkah kaki Wang Lin melesat, menyambar langsung ke celah dimensi.
Setelah dengan susah payah melangkah masuk ke celah, Wang Lin tiba di lokasi tanpa daya hisap. Seluruh tubuhnya bagai baru bertarung melawan kultivator Puncak Kekuasaan tahap akhir selama sepuluh hari sepuluh malam, benar-benar kehabisan tenaga.
Selama beberapa hari sebelumnya dalam proses melawan daya hisap, Wang Lin harus mengalirkan energi untuk menahan tarikan sambil mengontrol Formasi Pedang Tujuh Bintang. Ia juga harus mengusir garis merah itu, sekaligus terus-menerus mengalirkan energi surgawi untuk memperkuat siluet tubuhnya agar tak tersedot keluar dari batu altar.
Semua ini secara bersamaan membuat Wang Lin sangat kelelahan. Ia tahu jika terus berlanjut, sekecil apapun kesalahan yang muncul akan berujung pada kehancuran total. Akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat sejenak, kembali menyesuaikan aliran energi internal, dan baru melanjutkan setelah semuanya tertata rapi.
Setelah sedikit menyesuaikan diri, sorot mata Wang Lin berkilat. Ia mengendalikan formasi pedang tujuh bintang, tubuhnya melangkah keluar dari celah itu sekali lagi.
Kejadian ini berlangsung selama beberapa bulan. Pada hari keempat tahun Wang Lin terperangkap di tempat terpencil ini, ia duduk bersila di atas batu besar dalam lubang dalam. Di bawah kulit tangan kanannya, garis merah bergetar halus. Di bawah tekanan daya hisap, seolah mengeluarkan teriakan ketidakrelaan, garis itu terlepas dari ujung jarinya dan berubah menjadi kabut merah yang menghilang.
Ini adalah garis merah terakhir dalam tubuhnya. Saat garis itu terusir sepenuhnya, Wang Lin membuka matanya. Wajahnya menunjukkan kelelahan, namun kilau dingin berkedip di sorot matanya.
"Mantra Pembantai!!"
Ia terdiam lama, kilau dingin di matanya perlahan menghilang. Menundukkan kepala, pandangan Wang Lin jatuh pada formasi teleportasi di bawahnya. Setelah melirik sekilas, ia menutup mata dan tak lagi menghiraukan, hanya duduk diam di tempat sambil merasakan daya hisap di sekelilingnya.
Harus melebur sepenuhnya ke dalam daya hisap ini, baru bisa merasakan perubahan halusnya. Untuk mempelajarinya, harus melepaskan jiwa sepenuhnya, tidak melawan daya hisap ini. Bagai diri yang sepenuhnya transparan, membiarkan daya hisap menembus langsung melalui tubuh.
Hari demi hari, tahun demi tahun... Wang Lin bermeditasi di sini, biarlah tiga tahun telah berlalu!
Formasi pedang tujuh bintang tidak lagi berputar liar, tapi telah ditusukkan ke permukaan tanah, mendarat di sekeliling. Wang Lin bagai telah menyatu dengan batu itu. Awalnya daya hisap masih membuat seluruh tubuhnya bergetar halus, namun perlahan, seolah Wang Lin telah menjadi tak kasat mata. Daya hisap masuk ke dalam tubuhnya, mengalir lancar menembus.
Waktu berlalu, tiga tahun lagi tergoyangkan oleh sang waktu.
Daya hisap menembus langsung tubuh Wang Lin tanpa sedikitpun menetap, mengalir deras ke atas. Bahkan bajunya dan rambutnya sama sekali tidak bergerak, tak seperti tiga tahun silam yang masih terseret oleh daya hisap.
Tubuh Wang Lin yang tak bergerak, bukan hanya fisiknya semata, melainkan juga jiwa yang bagaikan sumur tak beriak. Selama enam tahun ini, saat daya hisap menembus setiap sudut tubuhnya, ia perlahan tenggelam dalam keadaan aneh.
Seolah ia merasakan dirinya telah menghilang sepenuhnya. Justru karena kehilangan eksistensi inilah daya hisap tak mampu memberikan pengaruh apa pun padanya.
Namun, satu-satunya yang tak tertembus daya hisap adalah Jiwa Yuan Shen dalam tubuhnya. Inilah yang membuat Wang Lin selalu merasakan ketidaksempurnaan dalam keadaan mistisnya.
Meski mampu membuat daya hisap menembus tubuh, menyatu dengan energi tarikan itu, ia tetap gagal meleburkan Jiwa Yuan Shen-nya secara hakiki dengan daya hisap tersebut.
Tapi Wang Lin tak terburu-buru. Dengan tenang ia merasakan aliran daya hisap, dalam keadaan transnya yang aneh, perlahan membiarkan Jiwa Yuan Shen-nya berpencar.
Sekali goyang, lima tahun telah berlalu lagi. Wang Lin telah terjebak di lubang dalam ini selama lima belas tahun... Bahkan di atas batu besar itu, ia telah duduk selama sebelas tahun.
Jiwa Yuan Shen-nya tetap tidak bisa tersebar sepenuhnya, melebur secara total dengan daya hisap baik secara fisik maupun spiritual.
Pada tahun ketujuh belas Wang Lin terjebak di tempat ini, ia membuka matanya. Sorot matanya memancarkan kesan zaman, menatap tenang ke depan.
"Peleburan jiwa dengan daya hisap... tidak boleh meninggalkan sedikit pun rasa penolakan. Untuk memahami daya hisap dan benar-benar melebur dengannya, kita harus menjadi bagian dari daya hisap itu sendiri..."
"Jika diri kita adalah daya hisap, maka secara alami peleburan telah tercapai..."
Wang Lin diam. Poin ini telah terpikir olehnya bertahun-tahun lalu. Namun mudah diucapkan, sulit dilakukan. Bagaimana caranya menjadi daya hisap itu sendiri? Bagaimana menjadikan diri sebagai bagian dari daya hisap? Ia belum menemukan petunjuk.
Di telinganya yang telah bergema selama tujuh belas tahun, Wang Lin telah terbiasa dengan keberadaan desiran angin itu. Desiran itu adalah suara daya hisap. Wang Lin menghela napas dalam-dalam, lalu menutup matanya.
"Turun..." Suara perempuan itu kembali bergema dalam Jiwa Yuan Shen-nya.
Wang Lin tiba-tiba membuka mata lebar-lebar, kilatan listrik meledak dari sorot matanya. Ia menunduk memandang kegelapan di bawah. Cahaya di matanya semakin terang, mencapai puncaknya sekejap sebelum padam. Perlahan ia bangkit dari tubuh yang tak bergerak selama tiga belas tahun, lalu melangkah maju!
Langkah ini tak menggunakan kemampuan supernatural apapun. Seperti orang biasa yang melangkah dari kuali tebing jurang menuju angkasa, tubuhnya segera terjatuh ke lubang dalam di bawah. Dalam sekejap, kegelapan pun menelannya.
Tubuh Wang Lin jatuh dengan cepat. Dalam proses ini, ia menutup matanya. Daya hisap mengalir deras ke dalam tubuhnya, berubah menjadi tangan-tangan besar yang mencengkeram segala sesuatu tentang dirinya, menariknya dengan keras ke bawah.
Semakin jatuh, energi Yinhan semakin pekat. Bahkan di tebing berlumut di sampingnya, muncul lapisan es beku.
Semua ini diabaikan Wang Lin. Seluruh jiwanya tenggelam dalam kondisi aneh itu. Satu-satunya kehendak yang tersisa di pikirannya adalah mengubah dirinya sendiri menjadi daya hisap.
Melebur dengan daya hisap... Berubah menjadi daya hisap... Menjadi daya hisap...
Jiwa Yuan Shen Wang Lin tiba-tiba bergemuruh seperti ledakan halilintar yang berdentum serentak. Daya hisap menembus tubuh fisiknya, dengan gila-gilaan menyatu ke dalam Jiwa Yuan Shen, bergerak liar di dalamnya.
Pada sekejap mata ini, Wang Lin membuka matanya. Meski tubuhnya masih terus tenggelam, sudut bibirnya menunjukkan senyuman tipis. Ia menarik napas dalam-dalam, dan tubuhnya secara tak terduga berhenti di tengah jatuhan ini.
Daya hisap mengalir dalam tubuhnya tanpa hambatan. Jiwa Yuan Shen-nya, tubuh fisiknya, segala sesuatu tentangnya, pada momen ini melebur sempurna dalam daya hisap. Ia telah menjadi bagian dari daya hisap itu sendiri!
Melirik ke bawah, tak terlihat dasar. Yang ada hanyalah jurang tak berujung, bagaikan Sungai Kuning yang abadi, siap menelan segalanya ke dunia yang tak dikenal.
"Sudah saatnya pergi... Gerakan ketiga Jalan Langit ku... adalah kekuatan Sungai Kuning..." Wang Lin mengangkat kepala, tubuhnya perlahan mulai melayang naik.
"Turunlah... Kuharap kau turun..." Untuk pertama kalinya, suara perempuan dalam Jiwa Yuan Shen-nya memunculkan gejolak.
