Wang Lin menghentikan geraknya.
"kuHarap, turunlah...bawa aku turun..." Suara itu menyiratkan kesedihan, terasa mendesak.
Wang Lin diam. Suara yang hilang selama tiga belas tahun ini kembali bergema di jiwanya. Selama tiga belas tahun ia memahami daya hisap, perempuan itu tetap membisu hingga saat ini, ucapannya kini mengandung perubahan emosi yang lebih kompleks.
Tangan kanannya menggesek kantong penyimpanan. Gulungan lukisan melesat keluar, memancarkan cahaya lembut yang kebal terhadap daya hisap. Gulungan itu terbuka, memperlihatkan punggung perempuan tersebut.
Untuk pertama kalinya, Wang Lin menatap sungguh-sungguh sosok perempuan dalam lukisan itu. Meski hanya tampak dari belakang, aura keanggunannya tak tertandingi.
"kuMohon, bawa aku turun...Aku tak bisa keluar dari gulungan ini. Kau tak akan celaka. Aku hanya ingin...memandang sekali saja..."
Wang Lin tetap diam tanpa sepatah kata.
"Aku tak bisa membantumu, tak punya apa-apa untuk diberikan. Tapi...aku memohon, tolong bawa aku turun..."
Wang Lin menundukkan pandangannya ke bawah, di sana terhampar kegelapan, hawa Yin Han yang menusuk keluar, mengandung embun beku yang pekat.
"Aku tak bisa membantumu. Jika kau ingin pergi, pergilah saja." Wang Lin menggelengkan kepala, menolak menatap gulungan lukisan itu. Tubuhnya melayang naik. Terlalu banyak hal yang harus diselesaikan - sistem Larangan di gua persembunyian harus dibongkar seluruhnya sebelum Tian Yunzi dan yang lain tiba di Tanah Benih Iblis ini, agar bisa memasuki gua persembunyian sejati.
Meski tak tahu pasti kapan Tian Yunzi akan datang, namun dari percakapan terakhir dengan Yao Xixue, ia mendapatkan petunjuk: kelompok Tian Yunzi kemungkinan besar akan segera tiba.
Sebelum mereka datang, Wang Lin harus menyiapkan serangkaian persiapan. Waktu yang tersisa sudah sangat singkat. Tak ada waktu luang untuk memuaskan rasa ingin tahu.
Selain itu, ia juga harus mencari cara agar Tian Yunzi tak menemukan jejak. Hanya dengan begitu ia bisa meninggalkan Daerah Yao Ling dengan selamat. Sedikit saja kesalahan dalam tahap ini, pengorbanannya akan berupa kematiannya sendiri.
Waktu, baginya, terlalu sedikit.
Perempuan di dalam gulungan lukisan itu, tubuhnya gemetar halus. Ia ingin berbalik, tetapi seolah ada lapisan penyegel yang mengontrolnya. Bagaimanapun ia berusaha, tak bisa membalikkan badan.
Melihat Wang Lin semakin tinggi naik, hingga hampir menghilang, perempuan itu seolah menggigit gigi. Lembut ia berkata: "Kau... tidak ingin tahu, asal-usul sebenarnya batu mutiara dalam Jiwa Yuan Shen-mu..."
Suaranya meski samar, tetap jelas terdengar oleh Wang Lin. Kata-kata itu bagai 10.000 halilintar bergemuruh bergema, membuat tubuhnya langsung terhenti.
"Kau, tak ingin menghidupkan kembali jiwa-jiwa yang terfragmentasi perempuan dalam batu mutiara itu..."
Jika sebelumnya 10.000 halilintar mengguntur di sekeliling Wang Lin, maka kalimat kedua ini bagai sepuluh juta, sejuta, sepuluh juta dahsyat menyambar. Getarannya bukan hanya menggoncang tubuhnya, tapi juga Jiwa Yuan Shen-nya.
"Jiwa Yuan Shen-nya, ingatannya, segala yang ada padanya, seketika saat kalimat kedua itu terdengar, meledak bagai banjir bandang yang membara, bagai seluruh langit dan bumi yang runtuh, membuat Wang Lin dengan ketenangan batinnya sekalipun, tubuhnya gemetar tak terkendali. Ia berbalik, menatap tajam perempuan itu, pandangannya bagai binatang buas, tak tersisa sedikit pun ketenangan hasil delapan ratus tahun lebih berkultivasi!"
"Pada detik ini, Tian Yunzi, gua persembunyian, Blood Ancestor, Daerah Yao Ling—semua hancur berantakan. Di antara langit dan bumi, dalam lubang dalam itu, hanya tersisa sorot mata gila-gilaan. Sorotan itu berasal dari Wang Lin, mengarah pada perempuan itu!"
"'Kau... bilang apa...'" Suara parau dengan nada yang tak pernah terdengar dari mulut Wang Lin, terlontar keluar.
"Empat kata sederhana itu memancarkan getaran yang tak terungkapkan kata-kata. Pada saat ini, bahkan suara gemuruh yang tak pernah berhenti selama berpuluh-puluh ribu tahun pun, seakan melemah."
“Aku bisa memberitahumu asal-usul Batu Mutiara itu, aku bisa mengungkapkan metode kebangkitan kembali jiwa yang terkubur di dalamnya, bahkan aku bisa memberimu kunci untuk meninggalkan tempat ini...” perempuan itu berkata lembut.
Wang Lin menutup matanya. Ia tak mau merenungkan kebenaran kata-kata perempuan itu, apalagi mengetahui bagaimana perempuan ini bisa menguasai semua rahasianya. Ia menolak...
Saat membuka mata, Wang Lin tak mengucapkan sepatah kata pun. Langkahnya melesat, tangannya mencengkeram gulungan lukisan, melaju kencang menuju dasar lubang dalam.
Sekalipun hanya seberkas harapan, ia harus memperjuangkannya.
Dalam hidup seseorang, selalu ada satu hal yang mampu menghancurkan kecerdikan dan kewaspadaannya seketika. Meski dihadapkan pada bahaya tak berujung, meski nyawa taruhannya, ia tetap akan gigih mengejarnya!
Bagaimanapun, Wang Lin tetaplah manusia. Ia bukan dewa tak berperasaan, bukan pula makhluk abadi yang kejam...
Selama lebih dari 800 tahun berkultivasi, ketenangan Wang Lin telah tertanam dalam hingga ke sumsum tulangnya, menjadi insting. Ia bisa dengan dingin meninggalkan kantong penyimpanan tak berperasaan untuk Zhou Ru di Planet Zhuque, menunggu hari saat itu terbuka.
Ia bisa tenang menghadapi semua musuh, sekalipun lawannya kuat, takkan menggoyahkan sedikit pun Hati Jalannya.
Tapi, ada satu kekuatan yang bisa menghancurkan insting ini!
Hanya saat kehilangan, manusia baru lebih ingin memiliki. Hanya setelah kehilangan, baru menyadari bahwa sebenarnya dirinya selalu ingin mempertahankan...
Jika seseorang tetap tenang dan rasional seumur hidupnya tanpa sedikit pun gelombang emosi, pantaskah disebut manusia? Wang Lin tak sanggup melakukannya.
Ia mencengkeram gulungan lukisan, sorot matanya menunjukkan kesedihan bagai meteor yang meluncur ke dasar lubang. Saat ini, ia tak ingin berpikir atau membedakan benar salah.
Perempuan dalam gulungan lukisan itu menghela napas samar, berkata lembut: "Tenanglah, aku tidak membohongimu... Ucapan ini kulontarkan setelah pertimbangan matang..."
Wang Lin tidak berkata, hanya tangannya yang mencengkeram gulungan lukisan itu menggenggam lebih erat, bagai yang dipegangnya bukan gulungan lukisan, melainkan seberkas harapan.
Tebing berlumut di samping, embun beku semakin pekat, samar-samar memancarkan cahaya kristal, daya hisap pun semakin besar.
Wang Lin tak tahu berapa lama telah berlalu, lubang dalam ini bagai benar-benar tak berujung, meski ia terus terjun, akhirnya tetap saja hitam pekat yang memanjang tak terhingga.
"Mendekat... Mendekat..." Suara perempuan dalam gulungan lukisan itu gemetar.
Di posisi ini, daya hisap tak terhingga kuatnya, tubuh Wang Lin mengaum menyusuri tarikan itu, melesat ke bawah dengan kecepatan tinggi. Lama, mungkin sehari, mungkin sebulan, mungkin... setahun...
Dalam kegelapan di bawah, muncul sebentuk koridor sementara.
Di koridor itu, terdapat pusaran raksasa yang berputar lambat, daya hisap berasal dari dalam pusaran tersebut...
Sangat anehnya, di sini daya hisap seakan-akan terkurung, sama sekali tidak ada sensasi tertarik, hingga saat daya hisap melewati batas tertentu barulah tiba-tiba membesar.
Saat Wang Lin melihat pusaran itu, kekuatan misterius dari gulungan lukisan menerobos masuk ke dalam tubuhnya, terkonsentrasi di sorot matanya. Sekejap itu, pandangannya seolah menembus pusaran, menyaksikan isinya.
Hamparan angkasa, tak terhitung planet kultivasi... bagaikan, dunia lain.
"Ini..." Wang Lin tertegun memandang pusaran itu, dalam sekejap memulihkan ketenangan.
"Kampung halamanku... Luo Tian Xingyu..." bisik perempuan dari gulungan lukisan itu.
