Di wilayah utara Domain Bintang Luo Tian, semburat cahaya panjang melesat cepat, membawa suara berkesan zaman.
"Mei'er, di sinilah kampung halaman gurumu, dan tempatmu berlatih di masa depan. Sudah ribuan tahun gurumu tidak kembali. Jika bukan karena Batu LuoTian peninggalan Leluhur Keluarga Huan kita, mustahil gurumu bisa membawamu ke sini dengan mudah."
Di dalam cahaya panjang itu berdiri seorang perempuan. Dengan wajah sempurna bak lukisan, dia mengangguk ringan, memandang domain bintang asing ini tanpa sedikitpun rasa memiliki.
"Tempat seperti kaca di depan itu adalah Bintang Illusi Seribu. Bintang ini merupakan salah satu dari Lima Planet Utara, juga tempat kediaman keluarga gurumu. Mei Er, keluarga di Domain Bintang Luo Tian sangat mementingkan garis keturunan. Tanpa darah keluarga, mustahil mempraktikkan teknik kultivasi tingkat tinggi, apalagi mendapat perlindungan keluarga."
"Mulai hari ini, selain status guru-murid, kau akan menjadi anak angkatku. Setelah kembali ke Bintang Illusi Seribu, aku akan melakukan Teknik Pertukaran Darah untukmu agar darahmu mengandung darah keluarga Huan. Mulai sekarang, namamu bukan Liu Mei lagi, melainkan Huan Mei! Apakah kau setuju!"
Orang tua itu memandang tajam ke arah perempuan tersebut, sorot matanya penuh harapan. Ia sangat puas dengan murid ini, tak ingin terhalang oleh doktrin kuno Domain Bintang Luo Tian. Namun tanpa garis keturunan, Liu Mei takkan memiliki identitas. Karenanya, tanpa ragu ia menggunakan Teknik Pertukaran Darah yang jarang dipakai, secara pribadi mengganti garis keturunan sang murid.
Perempuan itu diam, pertanyaan ini telah disebutkan Guru selama perjalanan. Ia merenung sejenak, lalu mengangguk dan berkata lembut: "Semua mengikuti pengaturan Guru."
Orang tua itu tertawa terbahak-bahak dengan gembira, berkata: "Mei'er, Lao Fu pasti akan membinamu menjadi kultivator dengan kekuatan besar yang melangkah ke Langkah Kedua, bahkan melampaui tahap Kui Nie yang Lao Fu capai!"
Cahaya panjang melesat cepat, hanya menyisakan gema tawa yang bergema, langsung menuju Planet Illusi Seribu yang memancarkan cahaya memukau di depan.
Perempuan itu memandang Planet Illusi Seribu, dalam hati berbisik: "Perjalanan Luotian ini adalah kelahiran baruku... Segala sesuatu tentang Wang Lin dan Planet Zhuque telah lenyap berantakan. Dengan bakat Wang Lin, saat ini mungkin belum mencapai Puncak Kekuasaan. Rintangan hidup dan mati Puncak Kekuasaan, apakah ia bisa melewatinya masih merupakan dua kemungkinan.
"Perbedaan antara aku dan dia telah terpisah tak kasat mata. Jarak ini akan semakin melebar. Ia sudah tidak layak lagi disebut sebagai lawanku. Sayang, senjata khusus yang kupersiapkan untuknya kini tak lagi berguna." Perempuan itu menarik napas dalam-dalam. Saat mengingat senjata khusus itu, sorot matanya menyiratkan sakit menusuk jantung. Namun seketika, rasa sakit itu tergantikan oleh kilau dingin.
"Saat ini, dia mungkin masih berada di Planet Zhuque... sudah berbeda tingkat denganku."
Cahaya panjang memasuki Illusi Seribu lalu menghilang.
Di dalam Planet Ran Yun, Wang Lin dikelilingi tumpukan Giok Surgawi yang perlahan diserapnya. Setelah tujuh hari, ia membuka mata. Kilatan listrik mengaliri pupilnya, terlihat sangat iblis.
Menelan sisa energi dewa sekaligus, debu giok beterbangan di sekelilingnya. Wang Lin seolah merasakan sesuatu. Kepalanya menoleh ke arah luar, tubuhnya bangkit berdiri. Dalam sekali langkah, ia melangkah keluar.
Pemuda yang terus melakukan meditasi dan latihan pernafasan di bebatuan utara kota, menghembuskan napas dalam-dalam. Naga qi putih menyebar dari hidungnya, mengitari tubuhnya perlahan sebelum menghilang.
Ia membuka mata, memandang langit sambil bergumam pelan: "Bakatku tidak bagus, tapi dengan ketekunan, pada akhirnya aku bisa mencapai Tahap Pertengahan Bayi Yuan Ying."
Tiba-tiba alisnya berkerut. Di depannya muncul seorang pria berambut hitam yang melayang-layang tak beraturan, mengenakan jubah ungu tanpa aksesori apapun.
Pria berpenampilan sekitar 30 tahun ini memiliki aura tajam yang luar biasa. Keberadaannya seolah melebur dengan lingkungan sekitar, tak terpisahkan.
Saat ini, ia menyilangkan kedua tangan di belakang sambil memandang ke pintu masuk, seolah menanti sesuatu.
Merasakan sorot mata pemuda di bawah bebatuan, pria itu menoleh sebentar lalu mengabaikannya setelah menyapu sekilas pandang.
Pemuda di bawah batu itu semakin mengerutkan kening. Tingkat kultivasi pria di depannya tak bisa ia tilik, namun ia merasakan insting kuat bahwa sosok ini sama sekali tak boleh ditantang. Dari tubuh pria itu memancar krisis jiwa yang mengancam nyawa.
Di pintu masuk, cahaya berkilauan menyala-nyala. Seorang pria muncul, tak lain adalah Wang Lin.
Saat siluetnya muncul sekejap mata, tatapan pria berbaju ungu di depan langsung menancap ke arahnya. Dalam pandangan itu tersembunyi aura menggetarkan yang seketika menghujam ke tubuh Wang Lin.
Semangat bertarung samar terpancar dari tubuh pria ungu ini, namun dengan paksa ia tekan. Tak ada yang bisa merasakannya kecuali Wang Lin.
Pemuda di bawah batu itu hanya merasakan suasana sekeliling tiba-tiba menjadi dingin bak musim dingin. Hatinya berdebar was-was, mencium situasi memburuk. Begitu melihat Wang Lin muncul, ia segera berseru: "Kembali!"
Wang Lin tertegun, menatap ke arah pemuda di bawah batu itu.
Pemuda ini berdiri, jubah yang longgar di tubuhnya terlihat tidak proporsional, namun raut wajaknya serius. Dalam beberapa langkah, ia telah tiba di pintu masuk formasi, berkata tergesa-gesa: "Diam saja apa? Cepat kembali! Pasti orang itu ingin mengganggumu. Kediaman ini adalah tanggung jawabku, aku akan menjamin keselamatanmu."
Sambil berbicara, ia menepuk kantong penyimpanan. Sebuah kepingan giok muncul di tangannya.
Wang Lin memperhatikan pemuda itu dengan seksama, berkata: "Kau... bukan tandingannya."
Kening pemuda itu kembali berkerut sambil meremas kepingan giok: "Tidak perlu kau ikut campur! Jika kau nekat keluar, aku tidak akan peduli lagi!"
Wang Lin terdiam. Ia mundur dua langkah dan berdiri di tepi formasi. Pemuda itu segera maju menghadap Wang Lin, menatap tajam ke arah pria berbaju ungu di depan: "Senior, tempat ini adalah kediaman Keluarga Sun kami. Ada keperluan apa gerangan?"
Pria berbaju ungu itu juga tertegun, semangat bertarung di tubuhnya langsung lenyap berantakan, menunjukkan minat di pandangannya sambil mengamati pemuda itu beberapa saat, lalu tersenyum: "Siapa namamu?"
Ekspresi pemuda itu berubah kaku, menjawab: "Junior Sun Ling."
Pria berbaju ungu mengangguk, berkata: "Kamu sangat profesional, bagus! Bisa mundur sekarang, yang kucari adalah orang di belakangmu."
Wajah pemuda itu berubah pucat, berkata: "Senior, jika ia meninggalkan kediaman ini, junior pasti tidak akan ikut campur. Tapi selama ia masih di sini, ini adalah tanggung jawabku."
Pria berbaju ungu mengerutkan kening, memandang dingin ke arah pemuda itu, lalu melirik melewatinya ke arah Wang Lin.
Sekilas pandang, Sun Ling langsung gemetar. Dalam sekejap mata itu, ia tiba-tiba merasakan sensasi seolah yang berdiri di depannya bukanlah seorang kultivator, melainkan seekor binatang buas kuno. Pandangan itu adalah peringatan, seakan jika ia masih bersikeras berbicara atau tak segera minggir, akan segera dicabik-cabik dengan paksa oleh binatang buas kuno tersebut.
Wang Lin tetap tenang. Ia mengabaikan pandangan pria itu, hanya memandangi punggung yang tetap berdiri di depannya meski Bayi Yuan Ying-nya gemetar, lalu diam.
Sun Ling menarik napas dalam-dalam dan menggigit giginya: "Senior, selama dia belum melangkah keluar, tanggung jawab saya untuk menjamin keselamatannya... Lagipula dia hanya kultivator Pembentukan Inti, senior..."
Alis pria berbaju ungu itu berkerut. Status tingginya yang berkali-kali ditentang segera memicu rasa tak suka.
"Kau, minggir..."
Namun, sebelum pria berbaju ungu itu selesai bicara, tepat di saat ucapannya baru dimulai, Wang Lin sudah membuka mulut.
"Cukup." Wang Lin dengan raut wajak tetap tenang melangkah keluar dari pintu masuk formasi.
Saat ia muncul sekejap mata, Sun Ling segera berkata: "Bagaimana kau bisa keluar? Kembali!" Sambil berkata, dia hendak meremas kepingan giok di tangannya yang merupakan alat pengirim pesan.
Wang Lin memutar tubuhnya, tersenyum ringan: "Tidak apa." Setelah berkata, Wang Lin melangkah mendekati pria berbaju ungu itu. Kabut hijau muncul di udara kosong, menyelimuti sekeliling dan menghalangi pandangan Sun Ling.
Jarak antara Wang Lin dan pria berbaju ungu sekitar tiga puluh langkah. Dengan sikap sangat tenang, Wang Lin berjalan mendekati lawannya. Awalnya pria berbaju ungu masih tampak santai, namun seiring langkah Wang Lin yang terus mendekat, ia segera merasakan tekanan dahsyat memancar dari tubuh Wang Lin.
Tekanan ini semakin menguat. Ketika jarak mereka hanya sepuluh langkah, intensitasnya hampir mencapai puncak.
Raut wajak pria berbaju ungu berubah sedikit. Sorot matanya meledakkan cahaya tajam yang menatap keras Wang Lin. Tubuhnya tidak mundur, melainkan bertahan dengan paksa.
Langkah Wang Lin tak terhenti, kembali melangkah masuk selangkah. Langkah ini, dalam pandangan pria berbaju ungu, bagai halilintar yang meledak di jiwanya, seolah langkah ini bukan menginjak tanah melainkan jiwa itu sendiri.
Tanpa disadari, pria itu mundur selangkah.
Satu langkah mundur, langkah demi langkah terus mundur!
Wang Lin berturut-turut melangkah delapan langkah. Setiap langkahnya bagai gemuruh halilintar tak terhitung yang bergema di hati pria berbaju ungu, dan seiring setiap langkah yang diayunkan, bagai bertumpuk-tumpuk membentuk badai yang menggemuruh dalam tubuhnya.
Di tengah kemunduran yang terus-menerus, raut wajah pria berbaju ungu langsung memucat. Ia menatap tajam Wang Lin dengan sorot mata yang terguncang.
Pada langkah terakhir, Wang Lin mengangkat kakinya. Dengan pandangan datar menatap pria yang telah mundur beberapa langkah itu, kilatan dingin melintas di matanya. Tiba-tiba, diinjakkannya!
Jika langkah-langkah sebelumnya adalah akumulasi bertahap yang berangsur meningkat, maka langkah terakhir ini ibarat memicu seluruh energi api yang terkumpul sebelumnya dengan satu hentakan kaki, mengguncang seluruh aura yang telah terakumulasi.
Wajah pria berbaju ungu berubah drastis. Tanpa ragu-ragu, ia mundur selangkah besar sambil menyatukan tinju: "Rekan Tao, aku tak berniat jahat."
Wang Lin menatapnya dengan dingin, lalu melangkah melewatinya. Pria berbaju ungu itu tersenyum getir dan mengikuti dari belakang.
Kabut hijau menghilang. Di pintu masuk, sorot mata Sun Ling tak melihat jejak apapun. Segala yang terjadi dalam kabut tadi tak terlihat olehnya. Ia menghela napas pelan lalu kembali duduk bersila di bawah batu karang.
"Ditangkap Senior itu, nyawanya mungkin sudah tak tertolong..." Pemuda itu terdiam lama, menutup kelopak mata lalu melanjutkan meditasi. Ia telah menjalankan tugasnya.
Keluar dari utara kota, Wang Lin berjalan tenang menuju Gedung Baohe di timur kota. Di sampingnya, pria berbaju ungu itu masih tersenyum getir sambil berkata:
“Rekan Tao Xu, hamba Sun Xi, kejadian tadi sungguh tanpa maksud jahat.” Seandainya orang lain, dengan statusnya, mustahil ia berbicara layaknya rekan seangkat. Namun penyelidikan tadi justru membuatnya semakin merasakan Xu Mu sebagai sosok yang sulit ditebak, tingkat kultivasinya sama sekali tak terbaca.
Bukan itu saja, yang lebih penting adalah ia merasakan aura percaya diri dan aura pembunuh pada Wang Lin. Hawa semacam ini hanya membuktikan satu hal: orang di depan mata ini pernah membunuh kultivator setingkat, dan bukan cuma satu! Hanya dengan begitu, terpusatlah hawa percaya diri seperti ini.
Sun Xi ini tak lain adalah salah satu dari tiga kultivator Puncak Kekuasaan di Planet Ran Yun, Sang Leluhur Puncak Kekuasaan tahap awal dari Keluarga Sun. Usai latihan di dasar laut, ia langsung menuju Kota Ran Yun ini.
