Ada yang berkata hidup dan mati adalah hal paling misterius di dunia ini. Sebagai orang biasa yang tak bisa mengetahui kapan ajal menjemput, misteri kematian bagai teka-teki Xuan yang tak terpecahkan, menimbulkan ketakutan dari kedalaman Jiwa.
Namun tak disadari, hidup dan mati hanyalah manifestasi tunggal. Melacak intinya, tak lain hanyalah perubahan dari sebab-akibat semata.
Sebab kemarin, akibat hari ini. Tak ada yang bisa menghindar.
Seperti Liu Mei saat ini, duduk bersila di loteng keluarga Huan Cheng di Planet Seribu Ilusi. Memandang lingkungan asing ini, tangannya mengelus kantong penyimpanan, hati merasa sedikit tenang.
"Bagai ditemani benda dalam kantong penyimpanan ini, ia tak lagi merasa kesepian."
Perlahan mengusap kantong penyimpanan, sorot mata Liu Mei kembali memancarkan kepedihan, namun seketika digantikan kembali oleh sikap dingin.
Tiba-tiba, suatu objek dalam kantong penyimpanan memancarkan gelombang-gelombang energi.
Merasakan gejolak tersebut, Liu Mei menggigit ujung jari dan memercikkan setetes darah segar ke dalam kantong. Gelombang itu berangsur mereda hingga akhirnya lenyap.
"Harta pusaka yang kusiapkan untuknya... kini sia-sia belaka." Desah Liu Mei pelan.
Di Planet Huanxing, kejadian besar baru-baru ini mengguncang keluarga Huan. Seorang leluhur yang menghilang ribuan tahun lalu kembali dengan membawa murid berbakat yang Mengguncang. Dalam tiga bulan mendatang, mereka akan melakukan upacara penggantian darah untuk memproklamirkan murid tersebut sebagai keturunan langsung keluarga.
Peristiwa ini bagai badai, menyebar dengan cepat hingga semua planet kultivasi yang berada di bawah Planet Huanxing mengetahui kabar tersebut. Baru setelah itu, penyebarannya perlahan berhenti.
Bintang Ran Yun adalah salah satu planet yang berada di bawah naungan Planet Huanxing.
Di dalam kompleks kediaman keluarga Fang, sejak kepergian Sun Tai, Wang Lin terus bertapa. Dengan tenang ia melakukan meditasi dan latihan pernafasan. Di dalam kantong penyimpanan Sun Tai, terdapat lebih dari 50.000 keping Giok Surgawi—hampir mencapai batas maksimal yang bisa dikumpulkan Sun Tai.
Ditambah dengan Giok Surgawi sebelumnya, Wang Lin kini memiliki hampir 300.000 keping. Matanya berkilat, "Seharusnya ini cukup untuk sementara!" gumamnya pelan.
Ia berdiri, dalam satu langkah menghilang dari kamar. Saat muncul kembali, ia sudah berada di padang gersang sejauh 100.000 li dari kota keluarga Sun. Shen Shi-nya menyapu area sekitarnya. Dengan menepuk kantong penyimpanan, ribuan Giok Surgawi beterbangan memenuhi cakrawala bagai hujan meteor.
Wang Lin duduk bersila di tanah, kedua tangannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, secara beruntun mengeluarkan beberapa jejak spiritual. Langsung Giok Surgawi di langit jatuh satu per satu, tersusun dalam radius sepuluh li di sekelilingnya, membentuk sebuah formasi pertahanan besar.
Formasi ini tak bernama, merupakan hasil penelitian Wang Lin sendiri berdasarkan gerakan ketiga teknik Dao Hua Sungai Kuning. Bisa menyerap semua Giok Surgawi sekaligus dalam jumlah besar, memanfaatkan daya tumbukan dahsyat untuk meningkatkan tingkat kultivasinya.
Saat hampir 300.000 Giok Surgawi turun, Wang Lin kembali menepuk kantong penyimpanannya. Formasi Pedang Tujuh Bintang segera meluncur dan mengambang di sekeliling sebagai pertahanan. Bayangannya di bawah tubuh langsung berubah menjadi kehampaan menyatu dengan lingkungan. Jika ada yang mengganggu, langsung dibunuh tanpa ampun.
Menarik napas dalam-dalam, Wang Lin menutup matanya. Kedua tangannya yang membentuk mantra diletakkan di lutut, bibirnya berbisik pelan: "Hancur!"
Suara berubah menjadi mantra, bagai gemuruh yang bergema ke segala penjuru. Seketika, Giok Surgawi di sekelilingnya mulai meledak sendiri berturut-turut dengan suara "bum bum", berubah menjadi debu. Sepanjang langit dan bumi tiba-tiba diselimuti debu Giok Surgawi yang pekat. Di balik kabut abu-abu ini, energi surgawi yang tak terbayangkan kekuatannya tiba-tiba meletus.
Kekuatan energi surgawi ini begitu dahsyat hingga membuat ngeri, membentuk angin puyuh energi surgawi yang berpusat di Wang Lin. Angin puyuh itu menyembur dari tanah laksana pilar raksasa yang menembus langit.
Gelombang energi kolosal menyebar ke segala arah. Di langit, gemuruh petir terpicu bergema membahana antara langit dan bumi.
Angin puyuh energi surgawi semakin membesar dengan cepat. Ledakan Giok Surgawi yang terus bertambah membuat energi surgawi baru terus mengalir ke dalam angin puyuh. Badai energi ini semakin mengerahkan kekuatan, seolah hendak menerjang keluar dari Bintang Ran Yun.
Pada saat ini, di seluruh Bintang Ran Yun, hanya tiga orang yang merasakan dengan jelas badai energi surgawi yang dahsyat ini. Orang pertama tentu saja Sun Xi yang berada paling dekat.
Sun Xi yang sedang bermeditasi tiba-tiba membuka mata, sorot matanya menunjukkan keterkejutan.
Orang kedua adalah pria paruh baya di ujung satunya Bintang Ran Yun, jauh di kedalaman daerah gletser. Pria ini berada dalam balok batu giok abadi, menyerap hawa dingin di dalamnya. Saat angin puyuh energi surgawi mulai melanda, ia yang terkurung dalam batu giok abadi itu tiba-tiba membuka mata, cahaya tajam memancar dari pupilnya menembus balok es untuk mengamati sumber badai energi tersebut.
"Peringatan kah..." pria paruh baya itu mengerutkan kening, setelah beberapa saat keraguan, akhirnya mengabaikannya.
Orang ketiga berada di posisi sentral Bintang Ran Yun, tepatnya di kediaman Keluarga Ran.
Di kediaman leluhur keluarga Ran, seorang lelaki tua berambut putih sedang memicingkan mata sambil mendengarkan laporan hasil lelang pil dari utusan yang kembali dari kota kecil keluarga Sun. Saat mendengar pil delapan pin ternyata hanya ditukar dengan satu Giok Surgawi, orang tua itu mendengus keras dan menunjukkan ketidakpuasan di pandangannya.
Ia hendak berbicara, namun tiba-tiba hawa angin puyuh energi surgawi yang muncul membuatnya langsung melompat berdiri. Matanya menatap muram ke arah pusat angin puyuh.
Setelah lama, ia bergumam pelan: "Apa maksudnya ini..."
Di dalam pusaran angin, Wang Lin kembali merapalkan mantra dengan kedua tangannya. Setelah serangkaian perubahan gerakan, matanya tiba-tiba terbuka lebar sambil berseru rendah: "Telan!"
Satu kata itu bagai halilintar menggelegar, seakan hendak menghancurkan angin puyuh itu sendiri. Seiring Wang Lin membuka mulut dan menelan, angin puyuh dengan kecepatan yang terlihat oleh mata telanjang, dengan gila-gilaan masuk ke dalam mulutnya.
Samar-samar, di tubuh Wang Lin muncul Sungai Kuning yang mengitari sekelilingnya, membentuk kekuatan tak kasat mata yang memadatkan angin puyuh energi surgawi.
Bagai paus menelan langit-bumi, angin puyuh energi surgawi menyusut cepat dan terserap gila-gilaan ke mulut Wang Lin. Giok Surgawi yang melimpah mengaliri tubuhnya, membuat meridiannya membesar berlipat-lipat. Saat energi surgawi mencapai Jiwa Yuan Shen, langsung diserap habis.
Pada detik ini, tubuh fisik Wang Lin bagaikan Jurang Gelombang Pasang, sementara Jiwa Yuan Shen-nya laksana lubang hitam di dasar jurang yang menelan segalanya.
Angin puyuh energi surgawi raksasa terus menyusut di bawah penyerapan Wang Lin, akhirnya lenyap seluruhnya ke dalam mulutnya. Raut wajah Wang Lin memancarkan kemerahan sehat, sorot matanya berkilatan listrik, sementara tubuhnya dipenuhi aliran kilat listrik yang mengeluarkan bunyi plak-plak.
Angin puyuh menghilang, langit dan bumi memulih, selain wilayah puluhan ribu li di sekitarnya tanpa lapisan awan, tak ada lagi keunikan apapun, seakan semua yang terjadi tadi hanyalah ilusi.
Jalur Sungai Kuning juga perlahan memudar, hingga menghilang tanpa jejak.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam lalu berdiri, pandangannya tajam bercahaya.
"Hanya perlu pemahaman Lapisan, aku bisa mencapai Puncak Kekuasaan tahap menengah! Tapi pemahaman Lapisan ini tak bisa dipaksa... mungkin bisa tersadar esok hari, atau mungkin sepuluh tahun, seratus tahun..."
"Sekarang, saatnya menyelesaikan beberapa urusan kecil... Awalnya ingin berlatih kultivasi dengan tenang di Bintang Ran Yun ini, tapi ada yang tak ingin planet ini tetap damai. Karena mereka memaksaku terlibat, harus tunjukkan kesungguhan! Performaku barusan pasti membuat tiga orang itu paham." Bibir Wang Lin mengembang dalam senyuman dingin, tangan kanannya menggerakkan Formasi Pedang Tujuh Bintang masuk ke kantong penyimpanan. Boneka Penjaga Immortal tak kasat mata kembali berubah menjadi bayangannya.
Dalam sekali langkah, Wang Lin melakukan Perpindahan Besar. Bersamaan dengan itu, Shen Shi-nya menyebar, dalam sekejap menyelimuti seluruh Bintang Ran Yun. Setelah mengunci target Shen Shi tahap Puncak Kekuasaan menengah, siluet Wang Lin menghilang.
Di kediaman leluhur Keluarga Ran, raut wajak orang tua itu berubah drastis. Sorot matanya memancarkan kilatan tajam. Tubuhnya limbung sejenak sebelum langsung berpindah, muncul di lokasi 10.000 li di luar wilayah Ran. Begitu materialisasi tubuhnya selesai, tangan kanannya langsung membentuk mantra dengan jari-jarinya. Kilat petir terkumpul di telapak tangannya. Tanpa ragu-ragu, dia menepuk angkasa.
Gemuruh guntur menggema di langit. Mengikuti gerakan lemparan tangan kanan orang tua itu, seberkas cahaya petir mengkristal di telapak tangannya.
Telapak Tangan Petir, salah satu kemampuan supernatural Puncak Kekuasaan Sang Leluhur Ran!
Kilatan petir itu melesat menembus kekosongan. Tiba-tiba, dengusan dingin bergema dari kehampaan. Wang Lin melangkah keluar dari bayangan. Tubuhnya tak bergerak, hanya siluet di belakang kakinya yang bergetar. Boneka Penjaga Immortal berubah menjadi bayangan, menyapu kilatan petir di depan Wang Lin hingga runtuh seketika.
"Bersamaan itu, bayangan Penjaga Immortal langsung tiba di depan Sang Leluhur Keluarga Ran. Dengan dorongan lembut, orang tua itu segera memuntahkan darah segar. Tubuhnya bagai meteor melesat mundur dengan cepat. Saat mundur, ia kembali memuntahkan darah. Dengan wajah pucat pasi, ia buru-buru mengeluarkan segenggam pil dari kantong penyimpanan dan menelannya.
Semua ini terjadi dalam sekejap, begitu cepat hingga Sang Leluhur Ran hanya merasakan kengerian mendalam dan ketakutan yang mencekam di hatinya.
"Seberapa tinggi tingkat kultivasinya orang ini... Sangat mengerikan!! Tadi ia tidak menunjukkan niat membunuh. Jika tidak, serangan itu pasti akan membuatku mati! Apakah kultivasinya sudah mencapai Puncak Kekuasaan tahap akhir kesempurnaan?!" Orang tua itu menarik napas tajam.
Bayangan Penjaga Immortal mengkerut dan menghilang di belakang Wang Lin. Dengan pandangan dingin, Wang Lin menatap Sang Leluhur Ran dan berkata datar: "Apakah engkau yang ingin menyeret Xu Mou ke peristiwa empat tahun silam?"
Jiwa orang tua itu bergetar. Setelah diam sebentar, ia menggigit giginya: "Rekan Tao, Ran Mou mengakui kesalahan dalam hal ini. Ini semua karena..."
"Xu Mou tidak mau dengar alasanmu. Jika ingin mendapatkan perlindunganku, tunjukkan ketulusan! Ketulusanmu belum cukup!" Wang Lin menyatukan tangan di belakang punggung, ekspresinya tenang.
Orang tua itu menarik napas dalam-dalam, pikiran berputar cepat, segera menjawab: "Apa maksud Rekan Tao?"
"Sembilan puluh persen Giok Surgawi keluargamu, serahkan semuanya padaku!" Wang Lin berkata perlahan.
Orang tua itu diam, hati dipenuhi keraguan.
Wang Lin melirik ke depan, berkata datar: "Kalian berdua, keluarlah!"
Di tempat yang ditatap Wang Lin, dua bayangan samar bermaterialisasi. Tampak Sun Xi dan pria paruh baya dari gletser sebelumnya. Keduanya menunjukkan kengerian di sorot mata. Adegan dimana Sang Leluhur Ran hampir tewas hanya dengan sekali sapuan membuat jiwa mereka terguncang hebat.
"Kau, serahkan tujuh puluh persen Giok Surgawi keluargamu sebagai syarat perlindungan!" Wang Lin menunjuk Sun Xi.
Sun Xi memandang serius, segera mengangguk: "Rekan Xu, syarat ini bisa diterima! Asalkan bisa lepas dari bayangan empat tahun lalu, aku setuju!"
“Untukmu, juga 90% dari seluruh Giok Surgawi, semuanya serahkan padaku!” Pandangan Wang Lin tertuju pada pria paruh baya yang sebelumnya berada di gletser.
“Selain itu, sisa pil dan kantong penyimpanan dari empat tahun lalu, termasuk semua barang peninggalan anggota Klan Huan yang tewas di tangan kalian, harus dikembalikan tanpa kurang satu pun!
Tambahan lagi, jika persediaan Giok Surgawi-ku masih kurang, kalian juga harus mencarinya. Jika tidak bisa memenuhi kebutuhan kultivasiku, urusan ini aku tidak akan turut campur!”
