Wang Lin menarik kembali pandangannya, kesedihan di sorot mata yang tak terlihat oleh Wang Ping.
Tak seorang pun tahu alasan sebenarnya ia melarang Wang Ping berkultivasi. Sun Tai tak tahu, Wang Ping tak tahu, hanya Wang Lin sendiri yang memahami akar dari segala ini.
Ia pun tak mampu membuka mulut untuk menjelaskan pada Wang Ping. Demi Wang Ping, ia tak bisa... Semua ini tak ada kaitannya dengan kematian Liu Mei...
Desahan dalam hati, Wang Ping juga tak mendengarnya.
Pandangan tertuju pada padang rumput di luar jendela gerbong, Wang Lin diam membisu.
Di dalam gerbong, Wang Ping juga demikian. Keheningan antara ayah dan anak perlahan semakin mengental.
Setelah lama, Wang Ping memalingkan kepala, memandang profil ayahnya. Keriput di wajah ayahnya bertambah banyak. Hatinya dipenuhi rasa tak tega, ia berbisik: "Ayah, aku salah."
Wang Lin berbalik tubuh, tersenyum ramah, tetap tak mengucapkan sepatah kata.
Kota Qishui, merupakan salah satu ibu kota kedua dari tiga kekaisaran besar di Bintang Ran Yun, yaitu Kekaisaran Da Qin. Kemegahannya hanya berada di bawah ibu kota kekaisaran. Ditambah letaknya yang dekat dengan sungai, membuat kota ini sangat ramai.
Gerbong melaju masuk ke dalam kota, berhenti di pos perhentian. Wang Lin dan putranya turun dari gerbong, tiba di kota yang ramai ini.
Kota besar yang seramah ini belum pernah ia lihat sebelumnya. Wang Ping memandang sekeliling, seolah melupakan segala ketidaknyamanan sebelumnya.
Di penginapan megah di timur kota, Wang Lin melangkah masuk. Pelayan penginapan segera menyambut dengan senyum, menuntun ayah dan anak itu ke sudut dekat jendela di aula. Tak lama kemudian, hidangan dan arak dihidangkan.
Mungkin karena rupa Wang Ping yang terlalu tampan, kehadirannya langsung menarik banyak pandangan perempuan di aula penginapan. Sejak kecil di desa, pemuda ini sudah terbiasa dengan perhatian semacam ini.
Wang Lin tidak menyentuh sumpit. Ia mengambil arak dan meminumnya sebanyak satu tegukan dengan ekspresi tenang. Sementara Wang Ping, hanya mencicipi sedikit.
“Mulai sekarang, kita akan tinggal di sini. Sebentar lagi kita akan membeli sebuah kediaman.” Wang Lin meletakkan arak, berkata dengan datar.
Wang Ping mengangguk, tersenyum: "Ayah, tempat ini bagus. Setelah terbiasa melihat pegunungan dan laut, menyaksikan kota ramai ini seperti ada perasaan tiba-tiba memasuki dunia nyata."
Begitu suara Wang Ping menghilang, dari meja sebelah terdengar cekikan mengejek.
Di meja itu duduk tiga orang: seorang pria tua berjubah brokat berambut putih, penampilannya sangat berwibawa. Meski sorot matanya agak redup, namun dari gerak-geriknya terpancar aura bangsawan yang kuat di seluruh tubuhnya.
Di sampingnya duduk dua orang, laki-laki dan perempuan. Pria itu tampan luar biasa dengan sikap anggun, mengenakan jubah ungu dengan sulaman garis emas yang mengelilingi, terlihat sangat mewah.
Sementara perempuan itu berusia dua puluh tahun, rambut hitamnya yang terjuntai seperti air terjun. Meski bukan kecantikan sempurna, namun memancarkan kewibawaan yang gagah.
Yang mengejek tadi adalah pria berbaju ungu tersebut.
“Bocah tolol ini cukup menghibur. Mungkin pertama kali datang ke Kota Qishui, masih pamer ilmu tentang pengalaman melihat pegunungan-air dan urusan duniawi yang sudah biasa.” Pemuda Jubah Ungu itu berkata dengan lembut pada perempuan di sampingnya.
Ucapannya sengaja tidak direndahkan, terdengar jelas di telinga Wang Ping. Wang Ping mengerutkan kening, namun diam saja.
Sementara Wang Lin, mengambil kendi anggur dan meminumnya sebanyak satu tegukan. Pandangannya menyapu sekilas ke arah tiga orang di meja itu seolah tak sengaja.
Perempuan itu juga mengerutkan alis indahnya, bertanya lembut: “Lucu?”
Pemuda itu tersenyum: “Adik Junior Qingyi, kenapa tidak lucu?”
Sorot mata perempuan itu menyiratkan jijik saat memalingkan kepala.
Pemuda itu mendengus. Alasan mengejek Wang Ping tadi karena saat Wang Ping masuk, perempuan dingin ini yang biasanya tak peduli malah mengangkat kepala melihat.
Dengan statusnya, mana mungkin ia mau makan di sini kalau bukan karena perempuan ini. Melihat ekspresi sang target, ia mendengus lalu menatap tajam Wang Ping.
"Rupa seperti ini, seandainya ada pada perempuan, pasti akan menjadi daya tarik yang luar biasa. Sayang sekali, ini ada di tubuh pria... Tapi mungkin cocok jadi pelacur." Pemuda Jubah Ungu berkata dengan nada datar.
Provokasi yang terus-menerus membuat Wang Ping meletakkan sumpitnya. Ia menoleh dan menatap pemuda itu, "Sungguh rupa yang gagah, seandainya ada pada manusia, pasti tampan menawan. Sayangnya, ini ada di tubuh binatang..."
Raut wajah pemuda Jubah Ungu langsung berubah gelap. Sebelum sempat bicara, pria tua berambut abu-abu di sampingnya sudah mengerutkan kening dan membentak, "Sejak kapan Jingya Xuan membiarkan orang tak beradab seperti ini masuk? Biar Lao Fu yang akan memberi pelajaran pada seniormu!" Sambil berkata, sumpit di tangannya dilemparkan bagai kilat menuju bahu Wang Ping. Jika terkena, kedua tangannya tak akan bisa dipulihkan seumur hidup.
Pada saat pria tua itu bertindak, perempuan di sampingnya berteriak kaget, langsung berdiri dan hendak mengejar sumpit yang melaju itu.
Namun tepat di detik sumpit itu melesat, tiba-tiba kehilangan tenaga seolah-olah, lalu mendarat lembut di samping Wang Ping. Sorot mata Wang Lin memancarkan kilau dingin, meletakkan kendi anggur, lalu mengangkat kepala memandang dengan dingin ke arah pria tua berambut abu-abu.
Sekejap pandangan!
Seluruh tubuh pria tua berambut abu-abu itu gemetar hebat, bagai halilintar bergemuruh tiba-tiba di udara kosong dalam benak pemuda. Sorot mata lawannya bagai pedang tajam, dengan gila-gilaan menusuk masuk melalui kedua matanya, menghancurkan pertahanan mentalnya, membekas pada jiwanya seolah hendak menghancurkan jiwa hingga tercerai-berai, memadamkan api inti (danhuo), membuat Inti Emas hancur berkeping.
Tubuh orang itu langsung kaku bagai tersambar petir dahsyat, tangan dan kaki gemetar tak terkendali.
“Ini... ini...” Orang tua itu jiwanya terguncang hebat, bulu kuduknya merinding. Titik antara alisnya terasa perih menusuk, seolah ditembus langsung oleh pandangan itu.
Dentuman jantung yang keras tiba-tiba bergemuruh dalam tubuhnya, nyaris membuatnya kolaps. Seluruh tubuhnya serasa membeku, bagai telanjang bulat di hadapan musuh.
Segala sesuatu tentangnya, pada detik itu, luluh lantak oleh seberkas pandangan!
Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, di dalamnya terlihat kilau keemasan. Inti Emas-nya retak mengeluarkan celah, Energi Inti-nya menyebar ke pembuluh darah.
Orang tua ini adalah kultivator tingkat Pembentukan Inti! Sedangkan pemuda berbaju ungu itu baru sebatas latihan Qi, sementara perempuan itu bahkan belum mencapai tahap Pembangunan Fondasi.
Jika seorang kultivator Pembentukan Inti bisa tanpa ragu mengeluarkan tangan jahat pada orang biasa, maka Wang Lin pun tanpa keraguan melepaskan niat membunuh.
Apalagi orang tua ini telah menantang anak kandungnya Wang Lin.
“Kau……” Kursi tempat duduk orang tua itu mengeluarkan suara "plak" dan hancur berantakan. Tubuhnya terjatuh ke lantai dengan wajah pucat pasi. Segera ia mengeluarkan pil dari kantong penyimpanan dan menelannya, lalu meremas kepingan giok komunikasi hingga hancur.
Penginapan itu mendadak hening. Banyak tamu yang masih bingung, namun beberapa yang cerdik langsung berdiri dan buru-buru membayar tagihan sebelum pergi.
Pemuda jubah ungu itu membeku di tempat. Ia sama sekali tidak mempedulikan kondisi orang tua itu, melainkan menatap tajam Wang Lin dan Wang Ping dengan raut wajah yang sangat muram.
Sementara perempuan itu terlihat terkejut, memandang takjub ke arah Wang Ping dan Wang Lin. Seolah tak menyangka akan terjadi perubahan situasi seperti ini.
"Anakku Wang Lin, tidak perlu kau yang memberi pelajaran!" Wang Lin menarik kembali pandangannya, mengambil kendi anggur dan meminumnya sebanyak satu tegukan.
