Di Wilayah Utara Luo Tian, terdapat lima planet utama beserta banyak planet kultivasi afiliasi. Di antara mereka, planet kultivasi Qian Huan Xing yang menjadi tempat Klan Huan telah diambil buah surgawinya oleh Wang Lin. Kini, ia duduk di atas punggung Binatang Petir, berubah menjadi kilatan listrik yang melesat menuju Klan Qian.
Beberapa kultivator Klan Qian yang mencapai Langkah Kedua telah bertapa sejak lama. Urusan sehari-hari sepenuhnya dipegang Qian Kuizi. Saat Wang Lin memasuki Qian Huan Xing, ia telah merasakan kedatangan ini.
Terutama ketika menyaksikan Wang Lin datang dengan mengendarai Binatang Petir bak petir yang menghujam, hatinya semakin yamin: Omong kosong yang diucapkan Sang Leluhur Klan Huan dulu! Orang ini pasti Utusan Kuil Dewa Petir.
Mengingat pertempuran tujuh puluh tahun silam melawan Sang Leluhur Klan Huan, di mana harta magis dan kemampuan supernaturalnya tak ada habisnya, Qian Kuizi tak bisa menahan gejolak di hatinya.
“Utusan Kuil Dewa Petir yang dulu kami Klan Qian andalkan, tewas dalam Pertempuran Dunia Dewa Petir ribuan tahun silam. Di Domain Bintang Luo Tian, kecuali keluarga kultivasi yang warisan leluhur hingga zaman kuno, semua harus bergantung pada keberadaan Utusan Kuil Dewa Petir...” Qian Kuizi ragu-ragu. Pilihan yang harus dibuatnya kini akan menentukan nasib Klan Qian di masa depan.
“Sayangnya kultivator Langkah Kedua keluarga sedang bertapa, tak bisa diganggu. Andai tidak, kita bisa berdiskusi.”
Sementara Qian Kuizi bimbang, Wang Lin yang menunggangi Binatang Petir melesat bagai halilintar menghampiri.
Kota Klan Qian sangat luas, berkali-kali lipat dari Klan Huan. Bagaimanapun, Klan Qian-lah keluarga terunggul di Qian Huan Xing.
Qian Kuizi beserta sejumlah kultivator Klan Qian segera menyambut dengan hormat.
Meski tingkat kultivasinya lebih tinggi dari Wang Lin, di Domain Bintang Luo Tian, kewibawaan Utusan Kuil Dewa Petir bagai murka langit yang tak boleh disepelekan.
Di atas tubuh Binatang Petir, pandangan Wang Lin tetap tenang. Matanya menyapu sekilas para kultivator Klan Qian di depan, sebelum akhirnya mendarat pada Qian Kuizi. Dengan nada datar ia berkata, "Senior Qian Kuizi, sudah lama tidak bertemu."
Qian Kuizi terkekeh sambil menyatukan tinju, "Gelar senior tidak pantas untukku. Status Utusan Besar begitu mulia, Lao Fu ini hanya sedikit menguasai tingkat kultivasi. Mari kita diperlakukan setara."
Saat berbicara, hati Qian Kuizi berguncang. Hanya dengan mata telanjang, ia bisa melihat tingkat kultivasi lawannya. Dalam waktu kurang dari 100 tahun, orang ini telah naik dari puncak Puncak Kekuasaan tahap awal ke tahap akhir Puncak Kekuasaan. Meski masih di tahap pertama, kecepatan ini sangat dahsyat.
Hanya berbagai kemampuan supernatural dari Kuil Dewa Petir yang bisa mencapai hal seperti ini.
Dan yang paling mengguncang Qian Kuizi adalah Binatang Petir yang ditunggangi lawannya. Makhluk ini jauh lebih perkasa dibanding tahun-tahun sebelumnya, bahkan dari sorot matanya yang menyapu sekilas, Qian Kuizi seolah merasakan kehadiran rekan seangkat kultivator.
"Dulu aku sudah menduga orang ini pasti punya identitas lain di Kuil Dewa Petir. Sekarang terlihat tujuh puluh persen kemungkinannya benar!" batin Qian Kuizi berbisik.
Wang Lin tersenyum tipis, berkata: "Baiklah, Rekan Tao Qian Kuizi. Kedatanganku kali ini untuk meminta beberapa buah surgawi."
Qian Kuizi diam sejenak. Buah surgawi memang penting untuk memasuki Dunia Dewa Petir, namun dibandingkan dengan benda ini, mendapatkan perlindungan seorang Utusan Kuil Dewa Petir jauh lebih bernilai.
Satu-satunya keraguan dalam hatinya adalah perkembangan masa depan orang di hadapannya. Di Domain Bintang Luo Tian, sekali sebuah keluarga menyatakan kesetiaan pada Utusan Kuil Dewa Petir, mereka tak boleh beralih ke utusan lain sebelum yang bersangkutan mati.
“Dengan kekuatan Klan Qian kami, sepenuhnya bisa mengikatkan diri pada Utusan yang telah mencapai Langkah Kedua. Namun para Utusan yang telah mencapai Langkah Kedua itu masing-masing sangat angkuh. Bergantung pada mereka memerlukan pembayaran terlalu banyak barang. Sedangkan orang ini tingkat kultivasinya masih rendah, tapi potensi masa depannya tak terbatas. Dengan mengikatkan diri sekarang, meski seperti bertaruh, namun jika tebakan tepat...” Qian Kuizi ragu-ragu.
Di Domain Bintang Luo Tian, sebuah keluarga kultivasi yang tidak mengikatkan diri pada Utusan Kuil Dewa Petir, sama saja kehilangan perlindungan Kuil Dewa Petir. Akibatnya sangat dahsyat.
Kuil Dewa Petir bagaikan entitas raksasa yang menyelimuti seluruh Domain Bintang Luo Tian. Cara mereka mengontrol Domain Bintang Luo Tian terbilang primitif, sangat berbeda dengan Domain Aliansi Bintang.
Di Domain Bintang Luo Tian, jumlah Utusan Kuil Dewa Petir sangat terbatas. Jumlah Utusan ini tetap permanen, selalu dipertahankan pada angka 99 orang.
99 Utusan Dewa Petir, setiap orangnya akan memiliki banyak keluarga kultivasi yang bergantung, mengembangkan pasukan mereka sendiri. Inilah gaya bertindak yang unik di Domain Bintang Luo Tian.
Kekuatan Lei Daozi tidak berada di Wilayah Utara Luo Tian ini. Jika bukan karena perintah resmi untuk menyelidiki, dia tidak akan datang ke sini. Ditambah kepercayaan dirinya yang berlebihan, akhirnya menyebabkan kekalahan saat datang sendirian.
Jika Wang Lin dan Lei Daozi bertarung di wilayah kekuasaannya, Wang Lin pasti mati!
Waktu pertimbangan Qian Kuizi cukup lama. Wang Lin tidak mendesak, hanya menunggu dengan tenang. Dia tidak tahu bahwa pemikiran dalam hati Qian Kuizi sebenarnya sama sekali tidak terkait dengan buah surgawi.
Sebentar kemudian, Qian Kuizi menghela napas dalam hati. Ucapan Sang Leluhur Klan Huan tahun lalu masih bergema di telinganya. Dengan sedikit keraguan, dia menyatukan tinju dan berkata: "Utusan, keluarga kami masih memiliki banyak buah surgawi. Bisa memisahkan setengah untuk dikirimkan. Hanya saja, Qian punya satu permintaan, harap Utusan menyetujui."
Wang Lin memandang dengan tenang, tidak menunjukkan perubahan ekspresi, berkata perlahan: "Bicara."
Qian Kuizi menatap Wang Lin, suara berat: "Qian ingin melihat Token Dewa Petir milik Utusan Besar!" Pandangannya mengeras. Jika orang ini tak bisa menunjukkan token, berarti palsu. Jika benar-benar mengeluarkannya... Qian Kuizi telah mengambil keputusan di hatinya.
Wang Lin memandang dingin ke arah Qian Kuizi, tak melanjutkan debat. Tangannya menepuk kantong penyimpanan, kepingan giok milik Lei Daozi muncul. Saat digoyangkan, kilat petir berkedip-kedip seketika, gemuruh petir menyebar memenuhi ruangan.
Qian Kuizi pernah menyaksikan token Utusan Kuil Dewa Petir di masa lalu. Saat meneliti dengan seksama, terutama merasakan gemuruh petir darinya, wajahnya langsung menunjukkan sikap hormat. Keraguan di hatinya lenyap sepenuhnya.
“Utusan Besar, klan kami Qian bersedia membuat perjanjian dengan Tuan. Saat tingkat kultivasi Tuan mencapai tahap Yin-Yang Xu-Shi, keluarga Qian akan menjadi keluarga kultivasi bawahan Tuan. Sebelum itu, kami akan memenuhi semua permintaan Tuan semampu mungkin.” Meskipun Qian Kuizi sudah tidak meragukan lagi, namun masalah ketundukan ini terlalu besar. Akhirnya, ia memilih untuk sementara mengamati situasi, belum memastikan ketundukan.
Wang Lin raut wajak tetap tenang, namun di dalam hati, ia merasa ada keanehan terhadap Kuil Dewa Petir ini.
"Menjadi keluarga kultivasi bawahan ku... Apakah para Utusan Kuil Dewa Petir boleh mengembangkan pasukan sendiri..." Wang Lin tidak bertanya lebih lanjut, namun dengan nada datar berkata: "Bahas ini nanti saja. Sekarang serahkan dulu buah surgawi itu."
Qian Kuizi dalam hati menghela nafas. Jelas perkataannya tidak dianggap penting oleh lawan. Setelah dipikir, memang benar demikian. Selama warisan darah keluarga belum diserahkan, belum bisa dianggap sebagai ketundukan sejati.
Ia tidak tahu apakah keragu-raguannya saat ini telah melewatkan sebuah kunci bagi perkembangan masa depan Klan Qian, namun saat ini, tidak bisa memikirkan terlalu banyak. Setelah mendengar perkataan Wang Lin, Qian Kuizi mengangguk dan memberi instruksi pada kultivator keluarganya di belakang.
Tidak lama kemudian, seorang kultivator dari Klan Qian membawa sebuah kantong penyimpanan dan menyerahkannya dengan hormat kepada Qian Kuizi.
Qian Kuizi melemparkannya sambil menyatukan tinju, "Utusan Besar, di sini adalah separuh dari buah surgawi Klan Qian."
Wang Lin menyapu sekilas dengan Shen Shi-nya, mengangguk ringan. Jumlah buah surgawi dalam kantong penyimpanan itu hampir sama dengan milik Klan Huan, tapi bagi Wang Lin, itu masih belum cukup.
"Terima kasih!" Wang Lin menyatukan tinju ke arah Qian Kuizi, lalu menepuk kepala besar Binatang Petir. Makhluk itu menggeram rendah sebelum berbalik berubah menjadi kilat petir dan menghilang.
Qian Kuizi memandangi kilat petir yang menjauh sambil dalam hati tiba-tiba merasa menyesal. Seandainya ia lebih tegas dalam masalah ketergantungan...
Jumlah buah surgawi hanya mencapai seperlima dari yang diharapkan Wang Lin, masih jauh kurang. Di planet Qian Huan Xing, selama 100 tahun terakhir ini, perubahan struktur kekuasaan terjadi drastis. Keluarga Xu telah melakukan migrasi misterius.
Setelah meninggalkan Qian Huan Xing, dalam sisa bulan-bulan berikutnya, Wang Lin menggunakan nama Utusan Kuil Dewa Petir untuk menyapu Wilayah Utara Luo Tian. Di semua planet kultivasi besar maupun kecil, siluetnya bisa terlihat muncul.
Untuk sementara, rumor bermunculan tentang tuduhan Utusan Kuil Dewa Petir meminta buah surgawi. Namun di bawah tekanan Wang Lin yang menggunakan identitas resminya, rumor ini akhirnya menghilang, hanya menyebar di antara berbagai keluarga kultivasi.
Banyak keluarga kultivasi yang seumur hidup belum pernah melihat Utusan Kuil Dewa Petir. Kehadiran Wang Lin disambut dengan sangat meriah oleh mereka.
Pada dasarnya, semua keluarga kultivasi tergetar oleh reputasi Utusan Kuil Dewa Petir. Seperti Klan Qian, mereka menyerahkan sebagian buah surgawi. Pada akhirnya, begitu Wang Lin baru saja mendarat di sebuah planet kultivasi, keluarga-keluarga kultivasi langsung dengan hormat mengirimkan buah surgawi. Bahkan beberapa keluarga kecil memohon untuk bergabung.
Menanggapi permohonan pengabdian ini, setelah pertimbangan matang Wang Lin menolak. Masalah ini terlalu sensitif. Keluarga-keluarga ini tidak memiliki permusuhan dengannya. Jika mereka terburu-buru menjadi bawahannya, begitu identitas aslinya terbongkar di kemudian hari, mereka akan terjerat.
Melalui serangkaian petunjuk kecil ini, Wang Lin perlahan memahami fungsi buah surgawi di Dunia Dewa Petir dan hubungan sebab-akibat di balik pengabdian para Utusan Kuil Dewa Petir.
Jumlah buah surgawi telah jauh melebihi kebutuhan Wang Lin. Namun ia terus mengumpulkannya, mengingat benda ini akan sangat berguna bagi Dunia Dewa Petir di masa depan.
Setengah tahun kemudian, Wang Lin membawa Binatang Petir, berubah menjadi kilat petir, menghilang di angkasa, menuju Planet Yunxia.
Di angkasa yang gemerlap, awan nebula menyelimuti. Di atas punggung Binatang Petir, gemuruh halilintar bergema di telinga. Kecepatan Wang Lin mencapai tingkat ekstrem.
"Jika perjalanan ini berhasil, atribut logam Tian Ni akan menjadi sempurna. Saat itu tiba, pengesahan kepemilikan bisa dilakukan. Tapi aku penasaran, apakah Mutiara Tian Ni yang sempurna akan memiliki kemampuan supernatural tertentu?" Harapan membuncah di hati Wang Lin saat terbang menuju Planet Yunxia.
Dalam perjalanan, ia mengeluarkan Bendera Arwah, mencabut jiwa pria tua ahli pelarian dari Daerah Yao Ling. Setelah menyelidiki, ia mengukir satu per satu kemampuan supernatural melarikan diri orang itu dalam ingatannya.
Kemampuan supernatural orang itu dahulu sangat membekas dalam ingatan Wang Lin. Andai bukan karena berbagai urusan yang menyibukkan, ia pasti sudah lama mempelajarinya dengan tenang.
Perlahan, Planet Yunxia semakin mendekat. Dua minggu kemudian, kabut tebal khas Planet Yunxia telah terlihat oleh sorot mata Wang Lin.
Kabut itu jauh lebih pekat dibandingkan saat pertempuran pertama di tempat ini.
Kilat petir mengaum, bahkan sebelum mendekat, aliran listrik sudah mengaliri dan menerobos melintasi kabut tebal. Wang Lin terpaku menatap tajam beberapa saat sebelum menerjang masuk ke dalam kabut.
Suara auman aneh bergelombang terdengar meredam dari dalam kabut, mendarat di telinga Wang Lin hingga matanya berkilauan.
