Wang Lin menepuk kantong penyimpanannya dengan tangan kanan, mengeluarkan banyak buah surgawi. Dengan tenang ia memandang ke kejauhan tempat Binatang Petir yang terlilit mati-matian oleh tentakel, terus berjuang namun tak berani lagi mengaum.
Ia menggerakkan tangan kanannya, buah-buah surgawi itu segera hancur berubah menjadi getah. Setelah dibakar dengan esensi vital Jiwa Yuan Shen, segera berubah menjadi kabut merah. Membawa kabut tersebut, Wang Lin menginjak tanah dan langsung tiba di lokasi Binatang Petir yang terkurung. Tangan kanannya terangkat, menghantam ke bawah dengan keras.
Bunyi plak-plak jernih bergema, kabut merah cepat-cepat menyebar menyelimuti sekitar Binatang Petir. Tentakel-tentakel yang melilit tubuhnya perlahan mengendur, warnanya berangsur memerah.
Memanfaatkan kelonggaran tentakel di sekitarnya, kilatan listrik di seluruh tubuh Binatang Petir langsung memadat. Membawa kilatan listrik, tubuh besarnya menyusut dan akhirnya berubah menjadi Kereta Dewa Penembak, baru bisa keluar.
Tangan kiri Wang Lin mencengkeram angkasa, menarik Kereta Dewa Penembak tersebut dan memasukkannya ke dalam kantong penyimpanan.
Jelas, Binatang Petir ketakutan. Keinginannya yang sebelumnya keras untuk tidak mau terbalik kembali ke kantong penyimpanan, sekarang akhirnya menyerah.
Setelah menarik Binatang Petir, Wang Lin bertindak sendiri. Setiap kali, dia selalu menggunakan kabut merah untuk melonggarkan tentakel sementara, lalu mendarat di permukaan tanah. Dengan getah buah surgawi ditambah jejak spiritual miliknya, dia meleburkannya ke akar tentakel.
Proses ini berulang beberapa kali. Beruntung jumlah buah surgawi di kantong penyimpanannya sangat besar, melebihi kebutuhan sebelumnya. Jika tidak, dengan metode seperti ini persediaan pasti sudah habis. Namun meski begitu, buah surgawi tetap tidak mencukupi.
Dengan penuh kewaspadaan sepanjang perjalanan, setelah berhari-hari Wang Lin akhirnya berhasil meleburkan getah buah surgawi ke hampir semua tentakel di Planet Yunxia.
"70-80% tentakel Wang Yue sudah terinfiltrasi getah buah surgawi. Cukup dengan satu gerakan pikiran, jejak spiritual di atasnya akan collapse total. Sayangnya buah surgawi sudah habis. Andai masih ada lebih banyak lagi untuk menjangkau semua tentakel, hasilnya akan lebih sempurna."
Wang Lin merenung sejenak, membatalkan niat untuk pergi mencari buah surgawi. Tempat ini terlalu mistis, ia khawatir jika kembali nanti akan muncul masalah baru.
Sekali Wang Yue benar-benar bangkit, seluruh upaya memabukkan dengan buah surgawi ini akan sia-sia belaka.
Sorot mata Wang Lin berkedip samar. Tubuhnya mendarat di permukaan, lalu menyelam ke bawah dan menerobos masuk ke dalam bumi. Di antara tanah bawah tanah, cairan kental semakin banyak. Energi surgawi berputar dalam tubuhnya, barulah bisa mendorong cairan lengket ini.
Tanpa jeda, Wang Lin dengan hati-hati menyelam menuju cadangan bijih api logam raksasa di kedalaman bumi. Namun tak lama setelah menyelam, matanya tiba-tiba berkilat menyisir sekeliling.
Di tanah sekitar, Wang Lin mendeteksi gelombang energi surgawi yang halus. Gelombang ini membeku dalam lendir tanah, muncul samar-samar.
Wang Lin ingat jelas, saat terakhir datang ke sini, lendir itu penuh kekeruhan tanpa jejak energi surgawi sama sekali.
“Tampaknya dalam kurun waktu hampir 100 tahun ini, pasti ada yang memasuki bagian dalam Wang Yue dan melakukan ilmu kemampuan supernatural besar. Inilah yang menyebabkan energi surgawi tersimpan dalam tubuh Wang Yue, sekaligus memicu transisi Wang Yue dari keadaan kedua menuju keadaan ketiga.”
Wang Lin merenung sejenak, perlahan-lahan terus tenggelam. Entah berapa lama, akhirnya ia tiba di lokasi cadangan bijih api logam raksasa yang pernah dilihatnya dulu - tulang Wang Yue!
Cahaya api berkilauan samar-samar menerangi kedalaman bumi yang hitam pekat. Memandang tulang Wang Yue di hadapannya, mata Wang Lin berkilauan. Inilah tujuan kedatangannya kali ini!
Tangan kanannya menempel pada tulang Wang Yue. Saat Wang Lin hendak menyerap, tiba-tiba ia berhenti. Ia merenung dengan curiga.
"Kemampuan membuat Wang Yue bertransisi dari kondisi kedua menunjukkan bahwa pendatang ini memiliki tingkat kultivasi yang mengagumkan. Sosok seperti ini, jika memang sudah mati tak apa, tapi sekali tidak mati dan bersembunyi dalam tubuh Wang Yue atau terperangkap, maka saat aku menyerap tulang Wang Yue sambil mengaktifkan cap pada buah surgawi, sangat mungkin memancingnya keluar! Jika benar demikian, pasti akan menambah banyak ketidakpastian."
Wang Lin menarik kembali tangan kanannya, diam sejenak, lalu melanjutkan perjalanan menyusuri tulang Wang Yue. Ia berencana melakukan pencarian menyeluruh untuk memastikan apakah ada kultivator lain di daerah ini.
Wang Lin selalu sangat hati-hati saat diperlukan, terlebih dalam situasi krusial seperti ini dimana sedikit kecerobohan bisa berujung pada kematiannya sendiri. Tidak ada ruang untuk keraguan.
"Mengambil tulang Wang Yue dari dalam tubuhnya sendiri, tindakan ini termasuk dalam tiga risiko terbesar sepanjang hidupku." Sorot mata Wang Lin berkilat, kewaspadaannya semakin meningkat.
Di Tanah Dewa Kuno dulu, ia mengandalkan kecerdikan. Di dunia dewa Hujan, mengandalkan kehati-hatian. Di Daerah Yao Ling, mengandalkan ketegasan.
Ia menyusuri tulang Wang Yue maju. Setelah lama berjalan, langkah Wang Lin tiba-tiba terhenti. Sorot matanya memancarkan kilatan tajam, menatap lekat-lekat tulang Wang Yue di depan.
Di sana terdapat celah raksasa. Di atas celah itu terdapat lapisan lendir yang mengering, jelas akibat waktu yang terlalu lama.
Celah ini sangat dalam, hampir memutuskan tulang Wang Yue. Wang Lin ingat betul, dahulu di seluruh tulang ini sama sekali tidak ada retakan seperti ini.
Dengan hati-hati ia mendekat beberapa langkah. Wang Lin mengamati seksama, sorot matanya menunjukkan kegelisahan.
"Tak heran Wang Yue berevolusi ke bentuk ketiga. Rasa sakit akibat luka seperti ini cukup membuatnya murka. Pelaku yang melukai Wang Yue ini jelas tidak mengenalinya, kalau tidak, pasti tidak berani bertindak demikian."
Bibir Wang Lin mengembang dalam senyuman dingin, tubuhnya berkelebat menghindari area tersebut dan melanjutkan perjalanan. Namun baru beberapa langkah, ia kembali berhenti. Matanya menatap tajam ke celah raksasa di belakang, merasakan sesuatu tidak beres.
Merenung sebentar, ia kembali mendekati tepi celah. Pandangannya menyusuri bekas lendir kering yang mengering. Setelah lama mengamati, sorot matanya tiba-tiba memancarkan kilatan tajam. Tangan kanannya diayunkan menyapu permukaan lendir yang mengeras.
Seketika energi surgawi berhamburan menerpa bagai angin immortal. Lendir kering itu segera meleleh menetes ke segala penjuru, memperlihatkan celah dalam di baliknya.
Di kedalaman celah, tersangkut sebuah batu karang raksasa!
Sebelumnya terhalang lendir, Wang Lin tidak melihat jelas. Batu karang ini telah terasimilasi sempurna dengan tulang Wang Yue, menyatu tanpa batas.
Namun saat hendak pergi tadi, Wang Lin menangkap energi surgawi di lokasi ini jauh lebih pekat dibanding area lain. Sumber pancarannya ternyata berasal dari celah tersebut.
Menatap batu karang raksasa yang telah terasimilasi oleh cadangan bijih api logam yang terbentuk dari tulang Wang Yue, cahaya tajam di mata Wang Lin menghilang, digantikan oleh sorot mata yang aneh.
"Tanlang!" Ekspresi menyeramkan muncul di wajah Wang Lin.
Batu karang ini pernah dilihat Wang Lin sebelumnya, tepatnya saat di Daerah Yao Ling dulu, diambil dari tangan Tanlang dan digunakan sebagai Magic Treasure dengan mencabut Jiwa Gunung untuk menyerang.
"Mereka benar-benar mengejar!" Sorot mata Wang Lin berkilauan, kini justru tidak terburu-buru untuk mencabut tulang Wang Yue.
"Yang belum diketahui, apakah semuanya datang, atau hanya beberapa orang, atau mungkin hanya Tanlang sendiri!" Wang Lin menatap batu karang yang terjepit di tulang Wang Yue sambil mengusap rahang bawah, lalu tubuhnya menyambar ke depan dan langsung memasuki celah raksasa itu.
Dinding tulang di sekitarnya bergelombang, sejumlah besar batu api logam memancarkan cahaya redup yang terlihat sangat memukau.
“Formasi Pedang Tujuh Bintang terserap oleh tentakel Wang Yue, tak diketahui ke mana. Tapi batu karang ini di hadapanku tak boleh dilewatkan. Dengan status dan karakter Tanlang, harta magis miliknya pasti bukan benda sembarangan!” Sorot mata Wang Lin memancarkan kilau aneh. Setelah menengok sekeliling dengan hati-hati, dia mendekati pinggiran batu karang itu.
Di area pinggiran, material telah sepenuhnya terasimilasi dengan tulang Wang Yue. Batas antara keduanya samar, bahkan terlihat beberapa batu api logam telah tumbuh menyatu dalam batu karang tersebut.
"Proses asimilasinya sangat sempurna. Ini agak menyulitkan. Kekuatan Buah Surgawi juga belum bisa digunakan sekarang." Wang Lin merenung sejenak. Dua jari kanannya membentuk pedang, menguji kekerasan batu karang. Benda ini sangat kokoh - jari berenergi surgawinya tak meninggalkan jejak sedikitpun. Matanya berkilauan saat mengerahkan seberkas energi pedang Ling Tianhou pada kedua jarinya. Alih-alih mengambil seluruh batu karang, dia mengurangi 3 chi area target, menghindari bagian terasimilasi, lalu mengayunkan tangan di tepiannya.
Tanpa suara, sebuah celah muncul di permukaan batu karang, merambat perlahan ke kedalaman. Akhirnya terdengar suara berderak-derak halus, tepi sisi batu karang ini terlepas dari tulang Wang Yue.
Wang Lin memilih posisi yang sangat strategis, sepenuhnya menghindari bagian yang terasimilasi, tanpa merangsang Wang Yue.
Pindah ke sisi lain, Wang Lin mengamati dengan cermat beberapa saat, lalu kembali menggerakkan dua jarinya. Kali ini dia lebih berhati-hati karena tingkat asimilasi batu karang di sisi ini jauh lebih parah dibanding ujung satunya.
Dua jari tangan kanan Wang Lin bergerak perlahan mengikuti pola terasimilasi. Saat hampir berhasil mengeluarkan seluruh batu karang, tiba-tiba jarinya membeku. Hawa dingin menyergap dari belakang membuat kulit kepalanya meremang.
Bahkan Shen Shi pun tidak berani dikeluarkan. Di bawah tekanan hawa dingin ini, rasanya bagai menutup mata saat pedang diarahkan ke Antara Alis - timbul sensasi nyeri yang mengembang.
Saat ini perasaan itu, membawa hawa dingin, muncul di ruang punggungnya.
Sensasi ini terus-menerus tidak berhenti, bahkan mulai menunjukkan kecenderungan yang semakin menguat. Sorot mata Wang Lin berkedip dingin, tangan kanannya mengibas ke batu karang di depan, mencengkeram batu yang terpotong itu, tubuhnya melesat ke atas. Bersamaan itu tangan kirinya menunjuk ke belakang.
Teknik Pembekuan!
Semua ini terjadi dalam sekejap mata, tanpa ada kesia-siaan. Saat tubuh Wang Lin bergerak, suara mengaum yang meredam bergema dari belakang.
Mencengkeram batu karang, kecepatan Wang Lin sangat dashyat. Begitu terbang langsung menyimpan batu itu ke kantong penyimpanan, tanpa menoleh ia menerobos masuk ke dalam tanah. Tanpa ragu-ragu ia menggunakan salah satu teknik melarikan diri yang dipelajari dari orang tua di Daerah Yao Ling. Di belakangnya, gemuruh auman terus bergema. Pada saat ia melesat tadi, dengan menyapu menggunakan Shen Shi ia langsung ngeri menemukan bahwa yang ada di belakang adalah seekor Wang Yue kecil yang sebagian besar tubuhnya masih terkubur tanah, dengan bagian depan yang terlihat sepanjang sepuluh zhang!
Xiao Wang Yue ini terbungkus oleh Teknik Pembekuan, momentum hantamannya terhenti sejenak, memberi Wang Lin kesempatan terbaik untuk melarikan diri. Hanya sekejap mata, siluet Wang Lin telah menghilang. Xiao Wang Yue yang telah pulih gerakannya itu menyorotkan mata merah ke segala arah, mengaum keras sementara tubuhnya menyusut kembali ke dalam tanah dan lenyap.
Dari kejauhan, Wang Lin melesat dengan kecepatan ekstrem menerobos lapisan tanah. Adegan sebelumnya semakin memperdalam pengetahuannya akan bahaya tempat ini.
"Di sini, sebenarnya ada berapa banyak Wang Yue?!" Raut wajak Wang Lin muram.
Yang paling membuatnya ngeri adalah kemunculan Wang Yue yang sangat iblis itu sama sekali tak bisa ia rasakan sebelumnya. Fenomena seperti ini sudah lama tak dialaminya.
"Wang Yue itu juga berada di fase ketiga! Sialan si Tanlang, apa sebenarnya yang dia lakukan sampai menyebabkan perubahan dahsyat di sini? Jika hanya menancapkan batu karang di tulang Wang Yue, pasti tidak akan seperti ini!"
Wang Lin yang sedang melarikan diri tiba-tiba berhenti. Raut wajaknya semakin muram seolah tersadar akan sesuatu.
"Mungkinkah..."
