"Di sini... ini adalah... ruang Tianni!" Sorot mata Wang Lin membeku, langsung mengenali tempat ini.
Tempat ini terlalu ia kenal, dikelilingi kabut chaos dengan benda-benda bercahaya yang sesekali tampak samar-samar.
Di bawah pandangannya, benda-benda bercahaya itu langsung berubah, seolah sorot matanya adalah katalis. Benda bercahaya yang ia tatap langsung mengembang.
Kecepatan pengembangannya terlalu cepat, hampir sekejap mata, langsung mengembang tak terhingga hingga akhirnya, saat Wang Lin terdiam tak berkutik, ia berubah menjadi gumpalan cahaya sebesar planet.
Sebuah hawa yang luas tak terbatas memancar dari dalam gumpalan cahaya tersebut, hawa ini penuh dengan nyawa yang sangat murni tanpa sedikit pun campuran, bagaikan bayi yang baru lahir.
Kemudian, di sekitar gumpalan cahaya itu, muncul debu-debu abu-abu yang seolah terhisap dan segera melebur ke dalam gumpalan cahaya. Dengan cepat, debu-debu itu saling menyatu hingga akhirnya membentuk benua.
Sebagian debu lainnya membentuk sungai dan lautan...
Wang Lin menarik napas dalam-dalam - ini jelas sebuah planet! Energi spiritual di atasnya sangat pekat. Kecuali tidak ada orang biasa, planet di matanya ini tak berbeda dengan planet kultivasi di dunia luar!
Dalam keterkejutan, planet ini tiba-tiba berubah dengan kecepatan yang lebih tinggi, seketika mengalami degradasi dari kondisi planet. Seperti arus waktu terbalik, dalam sekejap berubah kembali menjadi benda bercahaya yang semakin mengecil, akhirnya samar-samar.
Jiwa Wang Lin juga perlahan-lahan seolah kehilangan kesadarannya di tengah perubahan benda bercahaya ini. Seluruh dirinya tenggelam dalam ruang yang terasa familiar namun asing ini.
Waktu mengalir perlahan bagai tak berujung. Wang Lin telah melupakan segalanya, berada dalam keadaan iblis yang mengambang di ruang tak berawal maupun berakhir ini.
Di setiap ujung pandangannya, ia menyaksikan pemandangan aneh benda bercahaya tersebut. Perlahan, semakin sering melihat, Wang Lin mulai merasakan kekuatan misterius.
Kekuatan ini ada di mana-mana. Secara bawah sadar, ia berusaha mencari akar dari kekuatan ini.
Pada saat ini, ia sama sekali tidak menyadari bahwa pemandangan di hadapannya sangat mirip dengan saat Transformasi Biasa dulu, ketika merenungkan Jalan Langit dan meraba-raba mencari siklus hidup dan mati...
Secara bawah sadar ia terus mencari sumber kekuatan ini. Waktu berlalu tak dihiraukannya, perputaran zaman tak menghentikannya. Seperti avatar yang menjelma menjadi hantu pengembara di dunia ilusif ini, ia terus menerus mencari.
Wang Lin sedang mencari Jalan! Mengikuti langkah-langkah Jalan, mencari ujung dari Jalan itu.
Seolah segala hal di dunia ini tiba-tiba berubah menjadi masa lalu yang jauh, bagaikan kehampaan yang hancur, tak lagi mampu menciptakan riak-riak di hatinya.
Pencari Jalan, pagi hidup sore mati, itu sudah cukup...
Pencari Jalan, lupa hidup tahu mati, itu penyesalan...
Pencarian tanpa ujung dan akhir. Wang Lin tak tahu berapa banyak benda bercahaya yang telah berubah menjadi planet, lalu kembali menjadi kehampaan. Setiap kali, ia selalu berusaha menangkap jejak Jalan itu.
Namun setiap kali, ia tidak berhasil menyentuhnya. Perlahan, timbul pencerahan dalam dirinya seolah jarak antara dirinya dengan jejak lapisan itu semakin dekat...
Kedatangan lapisan hanya sekejap mata, lalu kembali berubah menjadi kehampaan. Dalam kebingungannya mencari, Wang Lin seolah berhasil mencengkeram seberkas pola.
Kekuatan misterius yang dicarinya seolah merupakan penghuni yang melebihi hukum alam. Pencerahan ini samar namun mendalam. Tak berawal maupun berakhir, terus-menerus mencari.
Di mana pandangan tertuju, di situlah lapisan berada. Namun saat pandangan bergeser, lapisan pun lenyap.
Ini merupakan kehadiran samar yang bagai aliran air perlahan meresap ke jiwa Wang Lin. Perlahan, ia segera mencengkeram jejak lapisan dan meraba sumber kekuatan misterius itu.
Dalam proses tanpa kesadaran akan perjalanan waktu ini, ia melihat sebuah planet. Planet ini tidak tersusun dari benda bercahaya, melainkan ada secara alami. Di planet ini, nyawa sangat melemah namun dipenuhi kehangatan dan kelembutan.
Di samping planet ini, terdapat dua planet yang sedikit lebih kecil. Mereka saling berdekatan, memancarkan hawa keterikatan.
Saat Wang Lin mendekat, salah satu planet kecil itu langsung dilanda gelombang yang sarat kegembiraan, mengandung perasaan cinta yang sangat mendalam...
Pada sekejap mata melihat ketiga planet ini, jiwa Wang Lin bergetar. Bagai menemukan sesuatu, secara refleks ia ingin mengangkat tangan. Ia sama sekali tak menyadari bahwa kondisinya saat ini sudah tak memiliki tubuh jasmani.
Namun, tangannya tetap muncul. Seolah apa yang ada dalam hatinya bisa muncul melalui materialisasi.
Tangannya perlahan mengusap, seluruh kehampaan seketika menunjukkan gejolak halus. Di bawah gejolak ini, ketiga planet itu segera menghilang, berubah menjadi tiga berkas cahaya yang melebur ke dalam telapak tangan Wang Lin.
Wang Lin menghentikan pencarian akan Jalan. Dalam kebingungan jiwanya, ia merasakan seolah Jalan itu berada tepat di sini... Saat langkahnya terhenti, seluruh kesadarannya pelan-pelan menjadi tenang. Seluruh tubuhnya, dalam keadaan tak sadar, berubah menjadi benda bercahaya.
Seiring perjalanan waktu, benda bercahaya yang menjadi wujudnya perlahan mengembang. Menyerap debu-debu di sekelilingnya, sebuah planet pun tercipta...
Gunung-gunung di planet ini megah, sungai-sungainya indah. Bumi dipenuhi nuansa kokoh, bahkan lautnya pun membiru bagai langit, seolah mampu menampung langit dan bumi.
Di wilayah utara planet ini, hanya ada satu rumah tangga yang dihuni dua orang - seorang pria dan wanita. Keduanya menjalani kehidupan tenang tanpa riak.
Segala sesuatu yang mereka inginkan seolah dapat terwujud, termasuk desa-desa di sekeliling yang dipenuhi ribuan orang biasa...
Di bagian selatan planet, sebuah cahaya panjang menembus langit. Di dalam cahaya tersebut, terlihat seorang perempuan berbaju putih dengan wajah cantik nan lembut. Rambut hitamnya yang terurai sesekali tertiup angin hingga menghalangi pandangannya, lalu dengan gerakan lembut ia menyisirkannya ke belakang telinga menggunakan tangan giok-nya.
Dalam penerbangannya, matanya menunjukkan kebingungan. Ia menunduk memandangi bumi sambil menggigit bibir merahnya, lalu berbisik pelan, "Mengapa langit dan bumi ini terasa begitu familiar bagiku..."
Diamnya berlangsung lama. Akhirnya ia menggelengkan kepala, lalu siluetnya menyatu dengan cahaya panjang yang menghilang di cakrawala.
"Aku harus menemukan jawabannya!" Di tengah desiran angin, tekad bulat dalam suara lembutnya tetap terdengar jelas.
Waktu berlalu bagai keabadian. Planet ini perlahan berubah melalui rentang zaman yang tak terhitung, namun hanya tiga sosok yang tetap tak berubah.
Dua di antaranya terus menjalani kehidupan tenang, sementara yang satu lagi tak henti mencari jawaban...
Hingga tibalah hari ketika lapisan Larangan itu... datang!
Bumi menghilang, planet lenyap, tiga sosok manusia berubah menjadi tiga sumber cahaya, melayang jauh di atas telapak tangan raksasa. Telapak tangan itu pun menghilang, bersama dengan kesadaran Wang Lin.
"Inikah yang disebut lapisan..." Gema suara Wang Lin bergema di dimensi kehampaan. Segala yang ia cari berujung pada dirinya sendiri.
