Angin gunung berhembus, menyapu kabut darah yang menyelimuti sekeliling. Wang Lin memandang dengan tenang kejadian di depan matanya. Karena tidak ada kaitannya dengan dirinya, tentu ia takkan turun tangan membantu.
Lagipula, bahkan tanpa kehadirannya, takdir Perempuan Marga Ge ini telah ditentukan sejak saat Li Yuan menginjakkan kaki ke Dunia Dewa Petir.
"Li Yuan ini terlalu licik! Jika ucapannya benar, tingkat kesabarannya dalam menahan diri terhadap perempuan marga Ge selama perjalanan sungguh mengerikan! Baru di gunung ini segalanya diungkap, mungkin karena seluruh area gunung ini dipenuhi Larangan yang terkait erat dengan leluhurnya dulu.
Namun, kebenaran semua klaimnya masih belum bisa dipastikan!" Pikiran Wang Lin dingin menganalisa. Ekspresi datarnya sama sekali tak memperlihatkan jejak emosi.
"Tapi sorot mata perempuan marga Ge sebelum mati agak aneh... Mengapa di detik terakhir ia menoleh melihat patung batu itu..."
Li Yuan menarik napas dalam-dalam, berbalik ke arah Wang Lin sambil menyatukan tinju, berkata dengan tenang: "Xu Xiong, ilmu Larangan hamba tak bisa menyaingi leluhur dulu, butuh bantuan Xu Xiong. Yang hamba perlukan adalah teknikmu yang bisa membuat Yin Xu menjauh dan membekukan kemampuan supernatural!"
Wang Lin tetap tenang, namun dalam hati bergolak. Melalui perkataan ini, ia bisa menilai bahwa lawan memang menyaksikan pertarungannya dengan kultivator Yin Xu, bahkan melihatnya menggunakan Teknik Pembekuan!
"Teknik supernatural Xu Xiong itu, seumur hidup hamba baru kali ini melihatnya. Kekuatannya luar biasa, tak ada yang bisa di dunia ini yang tak membeku dalam sekejap mata. Dengan bantuan teknik Xu Xiong, hamba yakin bisa menghancurkan patung batu ini hingga hancur lebur, membebaskan keluarga Li untuk selamanya.
Sebagai balasannya, hamba akan berikan Larangan Penghancuran dan Delapan Belas Larangan Bunga Plum!"
Wang Lin memandang Li Yuan dengan tenang. Jika hal ini benar sesederhana yang dikatakannya, membantu sedikit pun tak ada salahnya. Larangan Penghancur, hanya Delapan Belas Larangan Bunga Plum saja, jika sepenuhnya dipahami, tidak hanya akan meningkatkan kekuatan dalam larangan, bahkan dalam ilmu supernatural pun ada beberapa kesamaan prinsip.
Merenung sejenak, Wang Lin menyapu sekilas patung batu itu. Alih-alih memperhatikan segel tangan, pandangannya langsung ditarik kembali. Sekilas pandang itu membuat jiwanya bergetar. Samar-samar, seolah menemukan sesuatu. Bentuk patung batu dewa itu... sepertinya... agak mirip dengan rupa perempuan bermarga Ge...
"Xu Xiong, tingkat kultivasiku tak sebandingmu. Bahkan dengan tambahan larangan, takkan sanggup melawan energi pedangmu tadi. Masih ada keraguan apa lagi? Cukup! Sebagai bukti ketulusanku, akan kuberikan teknik sisa Delapan Belas Larangan Bunga Plum terlebih dulu. Setelah segel ini terbongkar, baru akan kuberikan Larangan Penghancur padamu!" Suara Li Yuan terdengar tulus sementara matanya menatap Wang Lin.
Wang Lin wajahnya tak memperlihatkan ekspresi, mendengar itu mengangguk ringan.
Li Yuan tanpa ragu-ragu mengeluarkan kepingan giok, meneliti dengan konsentrasi penuh lalu melemparkannya ke Wang Lin. Di dalamnya terdapat sisa beberapa patung batu Larangan.
"Xu Mou bisa turun tangan membantu!" Setelah memeriksa, Wang Lin menyimpannya ke kantong penyimpanan sambil berkata perlahan. Meski begitu, dalam hati Wang Lin justru semakin waspada. Ia terus merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
Terutama Li Yuan ini, meski telah menjelaskan segala sebab-akibat, Wang Lin masih merasakan adanya lapisan kabut yang terus-menerus menutupi diri lawannya.
"Mari kita lihat apa maksud tersembunyi Li Yuan!" Wang Lin mendengus keras dalam hati.
Wajah Li Yuan menunjukkan sukacita. Ia menarik napas dalam-dalam, menepuk kantong penyimpanan hingga pedang besi melesat keluar. Tangan kanannya tiba-tiba meraih ke depan, memegang gagang pedang sementara tangan kiri menggesek perlahan mata pedang.
Segera darah segar mengalir, menyusuri bilah pedang, memancarkan kilau merah aura misterius.
Li Yuan bergumam mantra tak terdengar jelas. Seiring bisikannya, bekas darah pada pedang besi itu memancarkan aura dendam pekat yang bukan berasal dari satu sumber, melainkan gabungan banyak entitas.
Nyala api merah tiba-tiba menyembur dari pedang, berkedip langsung bagai kobaran api. Dalam nyala ini, aura-aura dendam berubah menjadi wajah-wajah ilusif yang terus bermetamorfosis.
Di antara alis setiap wajah, terdapat jejak spiritual identik yang bergoyang, menciptakan pemandangan yang terasa sangat mistis.
Pada detik itu, Li Yuan menggigit ujung lidah hingga berdarah dan memuntahkan darah segar. Darah ini melebur ke dalam nyala api merah, langsung terserap, membuat kobaran api itu membesar sekejap mata.
Bahkan suara rintihan dan geraman rendah terus terdengar dari dalam Semburan Api Merah ini, menyelimuti seluruh area hingga puncak gunung terasa seperti jurang neraka yang angker.
Wajah Li Yuan yang diselimuti cahaya merah ini tiba-tiba terlihat mengerikan. Dengan menepuk kantong penyimpanan, sebuah kompas segera melesat keluar dan langsung dilemparkannya ke dalam Semburan Api.
Di dalam kobaran api, jarum kompas berputar cepat. Setiap putaran memancarkan gelombang energi yang menyebar di dalam api, lalu meluas keluar sehingga kobaran api membesar dengan kecepatan yang terlihat jelas oleh mata telanjang.
Dalam sekejap, Semburan Api di pedang besi telah mencapai ketinggian beberapa zhang, seolah hendak menembus langit sambil memancarkan kilau merah yang berkedip tak menentu.
Semburan Api bergoyang keras, tiba-tiba kompas di dalamnya retak dengan suara "bum!" Saat benda itu hancur, kobaran api justru semakin menjadi-jadi.
Selanjutnya, pedang besi pun ikut hancur, berubah menjadi genangan logam cair yang diserap api merah. Dalam sekejap, api itu membesar lagi, kali ini mencapai ketinggian lebih dari sepuluh zhang, melayang ke udara dan langsung menerjang patung batu.
Tiba-tiba api merah membungkus patung itu, bersama pedang batu dan pelayan di ujung pedang, semuanya terselimuti dalam kobaran api.
Patung batu di dalam lingkaran api itu seolah sedang disempurnakan. Aura-aura dendam dari dalam api merah menerobos masuk dengan gila-gilaan ke tubuh patung. Perlahan, retakan mulai bermunculan di permukaannya, semakin banyak hingga hampir runtuh.
Dengan pandangan tajam bercahaya, Li Yuan menepuk kantong penyimpanannya. Seketika sebuah botol giok muncul di tangannya. Dilemparkannya benda itu, dan seberkas sinar putih mulai bermunculan dari dalam botol, menyusup masuk ke celah-celah patung melalui kobaran api.
Retakan pada patung batu semakin banyak, suara retakan berderak-derak bergema. Di dalamnya, seiring aura dendam dan sinar putih yang terus menerus menyatu, seolah ada hawa tertentu yang sedang bangkit dari tidur.
Di saat itu, Li Yuan menarik napas dalam-dalam, tanpa ragu-ragu mengeluarkan harta terakhir dari kantong penyimpanan - gulungan lukisan itu! Dengan segera membentang, saat lukisan di gulungan itu terlihat, patung batu yang terbungkus api merah langsung bergetar lebih keras. Di dalamnya, sensasi kebangkitan itu semakin kuat terasa.
"Xu Xiong, lakukan teknik supernatural! Biarkan aku menggunakan gulungan ini untuk menyegel jiwa abadi sang dewa yang tersisa dalam patung batu ini!" teriak Li Yuan.
Wang Lin memicingkan matanya, senyum dingin mengembang di bibir. Alih-alih melakukan Teknik Pembekuan, ia justru mundur cepat. Secara samar, ia seakan telah memahami rantai sebab-akibat sejati dari peristiwa ini.
Langkah mundur Wang Lin ini membuat Li Yuan menoleh tajam, menatap tajam Wang Lin dengan ekspresi mengerikan di wajahnya, membentak: "Rekan Tao Xu, mengapa masih belum turun tangan?!"
Saat itu, celah di patung batu semakin banyak bahkan menunjukkan tanda-tanda collapse total. Aura kebangkitan di dalamnya semakin pekat. Aura dendam dalam api merah sebagian besar telah diserap patung, bahkan sinar putih dalam botol giok pun telah lenyap total, melebur sempurna ke dalam patung.
Aura dendam dan sinar putih ini bagai nutrisi yang memberi kekuatan pada patung untuk membebaskan diri. Namun terdapat lapisan segel tambahan yang mencegah pembebasan ini, berusaha hancur bersama patung.
Wang Lin semakin mempercepat langkah mundurnya, dalam sekejap mata telah mundur 100 zhang. Kilau dingin berkedip di mata Li Yuan yang menyelam ke depan dengan seluruh tingkat kultivasinya meletus liar. Meski masih di tahap kesempurnaan Puncak Kekuasaan, aura ini mengandung seberkas energi mengerikan.
"Langkah serangannya bagai teleportasi, langsung menyusul Wang Lin sambil membentak: 'Rekan Tao Xu, mengapa mundur!'"
"Kisah Rekan Tao Li memang memikat, tapi maksudmu sebenarnya bukan membebaskan segel keluarga Li, melainkan menghidupkan kembali patung batu dewa ini!" Di tengah mundurnya Wang Lin, bayangan samar di belakangnya bergoyang. Boneka Penjaga Immortal melangkah keluar dan menghantamkan kepalan tangan ke arah Li Yuan yang mengejar!
Kepalan tangan itu menggemuruh dahsyat saat melesat, aura menggentarkan.
Li Yuan tertawa dingin, sorot matanya penuh cemoohan. Kedua tangannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, digoyangkannya di depan dada. Garis hitam seketika muncul, memanjang membentuk pola segitiga. Saat kepalan Penjaga Immortal hampir menyentuh, pola hitam segitiga itu memancarkan kilau aneh dan mendarat di depan kepalan tersebut.
Secara instan, pola segitiga itu membesar dengan gila-gilaan. Dengan kecepatan yang tak terpercaya, langsung menghantam kepalan Penjaga Immortal. Bagai tali lentur, menyebar sepanjang lengan Penjaga Immortal dan dalam sekejap telah menyelimuti seluruh tubuhnya hingga menempel erat di kulit.
Saat ini, Penjaga Immortal bagai terbungkus oleh pola segitiga yang menempel di tubuhnya. Cahaya hitam bergelombang memancar darinya, namun sekuat apapun Penjaga itu berjuang, semuanya sia-sia.
"Penjaga Immortal kelas bawah sekadar ini, berani lancang di hadapanku!" Li Yuan tertawa dingin, ucapannya mengguncang!
Namun Wang Lin tetap tenang tanpa tergetar. Dengan nada datar ia berkata: "Ucapanmu sebelumnya memang terbukti palsu!"
Li Yuan menatap Wang Lin, lalu berkata perlahan: "Aku tak ingin menyerangmu. Patuhlah dan ikut aku kembali. Lakukan Teknik Pembekuan warisan dari dunia dewa Hujan itu. Setelah semuanya selesai, janjiku takkan dikurangi!"
Wang Lin tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala, "Bahkan keturunan majikan pun berani kau bunuh, bagaimana aku bisa mempercayai janjimu!" Setelah mengucapkan itu, Wang Lin segera melakukan teleportasi menjauh dari tempat itu.
Li Yuan menunjukkan kilatan sinar tajam di matanya, melangkah ke depan sambil berkata perlahan, "Ternyata aku benar-benar meremehkanmu! Tapi di mataku, kau tidak bisa kabur!" Sambil berkata demikian, Li Yuan mengayunkan tangannya ke depan. Di antara alisnya berkedip, segera sebuah Larangan terbang keluar. Seketika lapisan awan di langit berguncang, tersibak ke segala penjuru. Di kejauhan, ruang bergetar dan siluet Wang Lin muncul.
Wang Lin yang terpaksa muncul ini sama sekali tidak menunjukkan kepanikan di wajahnya, seolah telah memiliki rencana matang.
Saat ini, di pusat persis Dunia Dewa Petir terdapat serpihan benua. Serpihan ini tidak besar, sehingga daratan yang terbentuk pun relatif kecil. Di pinggirannya, sambaran-sambaran Petir bagai jeruji besi membungkus seluruh daratan.
Di pusat benua ini, terdapat sebuah formasi raksasa. Di luar formasi tersebut, duduk bersila empat orang tua beruban-uban. Setiap orang dikelilingi energi Yuan yang sangat pekat.
Formasi itu tiba-tiba berkedip-kedip keras. Keempat orang tua tetap tak bergerak, bahkan kelopak mata pun tak berkedip. Beberapa saat kemudian, muncul bayangan samar dalam formasi.
Bayangan berwarna merah ini langsung memancarkan aura darah pekat begitu muncul. Keempat orang tua di luar formasi serentak membuka mata, wajah mereka dipenuhi ekspresi waspada.
"Wang Lin si bocah, Lao Fu datang!" Bayangan itu menguat, berubah menjadi pria paruh baya berjubah merah dengan rambut dan alis merah.
Leluhur Darah!
