Di Dunia Dewa Petir, banyak serpihan benua menyimpan gua persembunyian dewa dan peninggalan zaman kuno, dilindungi berbagai macam Larangan.
Tempat peristirahatan dewa bukanlah lokasi yang mudah dimasuki.
Meski Dunia Dewa Petir telah dibuka berkali-kali selama ribuan tahun, masih ada Larangan di beberapa area yang belum terpecahkan. Larangan-larangan ini biasanya memiliki implikasi terlalu besar, bahkan beberapa sama sekali bukan wilayah yang boleh disentuh kultivator.
"Lihat di sini, Xu Xiong! Larangan di tempat ini adalah metode keempat dari Delapan Metode Larangan Dewa, prinsipnya mengacaukan lingkungan sekitar untuk menipu Shen Shi!" Di atas serpihan benua dengan tanah hitam, Li Yuan berjongkok sambil meraba tanah, suaranya berat.
“Jika aku tidak salah lihat, setelah Larangan ini hancur, seharusnya ada sebuah kediaman dewa di sini!”
Di sampingnya, Wang Lin meneliti dengan saksama lalu mengangguk, “Maksud Saudara Li, Larangan di sini menggunakan tanah ini sebagai intinya?”
Serpihan benua tempat mereka berdua berada tidak terlalu luas. Sekilas terlihat, bumi seluruhnya hitam, langit pun gelap gulita. Meski tak terlihat petir, gemuruh petir yang meredam tetap terdengar datang dari langit.
Dalam radius sepuluh ribu li, selain mereka berdua, tak terlihat siluet manusia sama sekali. Berdiri di tempat ini, terasa sekali kesan sepi yang menyelimuti.
Li Yuan mengangguk, tersenyum: "Saudara Xu benar-benar hebat dalam memahami Larangan. Selama dua minggu ini, setiap kali saya memberi petunjuk, Anda langsung bisa melihat jejaknya." Li Yuan mengambil segenggam tanah, memasukkannya ke kantong penyimpanan, lalu melanjutkan: "Saudara Xu sebaiknya juga mengambil tanah Larangan ini. Setelah meninggalkan Dunia Dewa Petir, kehilangan lingkungan Larangan Dewa di sini, tanah ini mungkin akan mengalami perubahan. Jika benar demikian, nanti saat Anda ikut saya ke keluarga Li, ini akan menjadi salah satu bahan untuk membuat kompas Larangan."
"Terima kasih banyak, Saudara Li!" Wang Lin tersenyum mendengarnya, berjongkok mengambil segenggam tanah dan memasukkannya ke kantong penyimpanan.
"Justru saya yang harus berterima kasih! Tanpa Anda, Li Yuan mungkin sudah mati, apalagi mendapat kebaikan membuka Segel Budak!" kata Li Yuan dengan penuh perasaan tulus, suaranya bergetar haru.
Dua minggu yang lalu, setelah sadar kembali, kebingungan awalnya perlahan menghilang. Ingatan demi ingatan terbayang di benaknya, terutama segala tindakan yang dilakukan di bawah kendali jiwa-jiwa yang terfragmentasi dari Segel Budak, membuat jiwa dan raganya sulit tenang.
Memahami segalanya, Li Yuan merasa syukur tulus dari lubuk hati terhadap Wang Lin. Tanpa ragu-ragu, ia mengajarkan semua pengetahuannya tentang larangan kepada Wang Lin tanpa reservasi, sebagai wujud rasa terima kasih.
"Setelah kembali ke keluarga, Li akan membawa Xu Xiong ke ruang altar leluhur warisan. Di sana kita akan sembahyang pada leluhur, dan mewariskan Larangan Pemusnahan sebagai balas budi!" Li Yuan menatap Wang Lin dengan sorot mata jernih.
Wang Lin mundur beberapa langkah, menyatukan tinjunya ke arah Li Yuan. Ia diam seribu bahasa, namun sorot matanya memancarkan keseriusan mendalam.
Larangan Pemusnahan, salah satu dari empat larangan kuno terbesar. Selama dua minggu ini, Li Yuan telah menjelaskan banyak hal. Larangan ini pada dasarnya adalah teknik kemampuan supernatural, memiliki perbedaan jelas dengan Seni Immortal, namun setara tingkatannya!
Untuk mempelajari Larangan ini, harus dilakukan di tempat warisan tertentu! Di seluruh dunia ini, Keluarga Li adalah satu-satunya penerus Larangan Pemusnahan yang tersisa!
"Sayangnya, Hukum Keempat Larangan Dewa di sini tidak utuh. Sepertinya telah dihancurkan oleh seseorang bertahun-tahun lalu. Namun teknik penghancur Larangan ini terlalu kasar!" Li Yuan menatap bumi, merenung sejenak. Jari telunjuk tangan kanannya menyentuh antara alis, lalu mengangkatnya mengeluarkan garis hitam yang segera membentuk simbol larangan di tangannya. Dengan satu tepukan, jarinya yang menyala itu menancap ke dalam tanah.
"Hancur!" Begitu kata itu terucap, bumi seolah berguncang. Dengan jari telunjuk Li Yuan yang menekan tanah sebagai titik pusat, tanah bergulung seperti ombak. Sekejap mata, segala sesuatu di sekitar hancur berantakan bagai kepingan cermin yang pecah. Yang terhampar di depan Wang Lin adalah kompleks istana gunung dewa.
Gunung ini tidak terlalu tinggi, di lerengnya bahkan terdapat sebuah istana megah. Namun saat ini, permukaan gunung penuh lubang dan cekungan, seolah-olah dulunya ditanami ribuan tanaman obat dewa yang kini telah tercabut akarnya. Hanya tersisa beberapa pohon yang sangat biasa, tertiup angin bergoyang perlahan, memancarkan nuansa kesepian yang menusuk.
Istana tersebut juga tampak rusak parah, hanya menyisakan sisa-sisa kewibawaan semata.
"Ternyata sesuai perkiraan Li." Li Yuan tersenyum getir sambil menoleh tajam ke arah Wang Lin.
Wang Lin tersenyum tipis, "Teknik Larangan Saudara Li memang mengagumkan. Selama lebih dari dua minggu ini, di setiap tempat yang kita lewati, Kau langsung bisa melihat keberadaan Larangan. Meskipun seringkali sudah didahului orang, jika terus seperti ini, mungkin suatu saat kita benar-benar akan menemukan kediaman dewa yang masih utuh!"
"Empat Larangan Kuno, setiap jenis yang dilatih hingga tingkat tertinggi akan memiliki kemampuan supernatural yang sangat dahsyat! Dengan Larangan, kau bisa menguasai langit dan bumi - mulai dari dewa dan iblis di atas, hingga binatang biasa di bawah, semuanya bisa dikurung!"
"Delapan Belas Larangan Bunga Plum, biarlah berkembang dari Larangan Penghancuran, hanya saja sejak tersebar di masa lampau, membuat dunia mengetahuinya." Dalam ucapan Li Yuan, terpancar keyakinan.
"Larangan Penghancuran memiliki kemampuan supernatural seperti ini, di Domain Bintang Luo Tian, mungkin banyak pengintai..." Wang Lin menatap Li Yuan sambil berkata.
Li Yuan tersenyum getir, mengangguk: "Terus terang pada Xu Xiong, selama ribuan tahun di bawah Segel Budak keluarga kami, Larangan Penghancuran telah diajarkan tujuh kali! Setiap kali terpaksa harus dilakukan."
"Namun..." Li Yuan menatap Wang Lin perlahan: "Yang mereka pelajari meski disebut Larangan Penghancuran, keluarga kami sama sekali tidak menyembunyikan mantra larangan, bahkan memperbolehkan mereka merenung di tempat warisan. Hanya, tanpa Larangan Hati dalam tubuh, itu bukanlah Larangan Penghancuran sejati!"
"Larangan Hati, hanya kepala keluarga dari generasi ke generasi yang mewarisinya. Setelah meninggalkan Dunia Dewa Petir ini, aku akan memisahkan setengah Larangan Hati secara permanen di ruang altar warisan, untukmu!"
Wang Lin diam sejenak, sekali lagi menyatukan tinju ke arah Li Yuan.
Li Yuan buru-buru melambaikan tangan, hendak berbicara tiba-tiba mengeluarkan suara terkejut, pandangannya tajam bercahaya menatap ke arah istana di tengah gunung suci.
"Xu Xiong lihat sana!"
Wang Lin angkat kepala melihat, istana yang rusak itu tak ada yang istimewa, namun setelah lama diamati terlihat beberapa jejak tersembunyi.
"Pohon di belakang istana, hanya bagian kiri yang bergerak, sisi kanan dari awal sampai akhir tak ada perubahan!" Sorot mata Wang Lin berkilat, perlahan berkata.
Di sorot mata Li Yuan menunjukkan kekaguman, memandang Wang Lin lalu mengangguk: "Bahkan jika Xu Xiong belum mempelajari Larangan Penghancur, pengamatanmu ini saja sudah melebihi banyak master larangan."
Wang Lin tersenyum, berkata: "Sepertinya nasib kita cukup baik."
Li Yuan tertawa terbahak-bahak, bersama Wang Lin melesat ke udara menuju gunung suci itu. Begitu mendekat di samping istana, Wang Lin segera merasakan hawa mengerikan yang menyebar dari pohon setengah diam di sisi kanan.
Dari hawa mengerikan itu, terpancar aura bahaya.
Wang Lin berhenti, diikuti Li Yuan yang hampir bersamaan menghentikan langkahnya.
Di bawah pohon itu terdapat dua kerangka putih mengerikan. Salah satu tulang belulang itu mengenakan zirah kulit kasar dengan retakan alami di permukaannya.
Begitu melihat zirah kulit itu, sorot mata Wang Lin tiba-tiba melebar menunjukkan ekspresi ketidakpercayaan yang tak biasa.
"Ini..."
