Di depan Kultivator Marga Chen, sekumpulan jarum perak berpendar cahaya biru. Kedua tangannya membentuk mantra, bayangan samar raksasa seketika muncul di luar tubuhnya. Bayangan itu diselimuti energi dewa, jarinya menunjuk tajam ke arah belakang Wang Lin.
Kultivator Marga Song mengerahkan diagram Yin-Yang di kedua tangannya. Saat dilemparkan, kilat segera menyambar-nyambar di dalamnya mengeluarkan suara gemertak. Energi Yuan langit dan bumi yang pekat memenuhi diagram tersebut, membuatnya melesat bagai kilat menuju Wang Lin.
Pria itu berada di belakang diagram, tangan kanannya meremas cap iblis. Seketika bayangan rambut panjang samar muncul. Begitu rambut ini muncul, secara alami memancarkan tekanan aura yang kuat, menyemburkan kabut hijau dalam area luas.
Terakhir adalah Kultivator Marga Lü yang kehilangan tubuh fisik. Dengan mulut menganga, ia memuntahkan kipas kecil bercahaya kristal. Setelah dikeluarkan, kipas itu langsung dikibaskan sambal terus-menerus menyemburkan esensi vital Jiwa Yuan Shen. Seketika semburan api ungu menyelimuti area, berubah menjadi enam naga api yang mengitari sambil mengaum dan berpencar, berusaha membungkus Wang Lin serta mencegahnya melarikan diri.
Tiga orang itu telah memerah matanya, masing-masing memeluk tekad untuk harus membunuh Wang Lin dan mendapatkan seni immortal lapis kesembilan. Kecepatan mereka ekstrem, berbagai kemampuan supernatural dan magic treasure dengan cepat menghampiri Wang Lin, hampir sekejap mata, telah menyelimuti tubuhnya.
Di saat ini, sorot mata Wang Lin masih samar-samar, di benaknya tetap terpatri berbagai perubahan tak terpercaya dari seni immortal Hu Feng. Saat tiga kemampuan supernatural dan magic treasure itu menghampiri tubuhnya, hampir secara bawah sadar ia membelakangi ketiganya, mengangkat tangan kanannya sambil bergumam: "Hu Feng!"
Begitu kata-kata itu terucap, angin hitam seketika muncul dari tangan kanan Wang Lin. Angin ini langsung membesar membentuk deruan yang menderu, seketika menyebar luas. Pada momen ini, langit mendadak gelap, seakan ingin menghindar dari angin hitam tersebut.
Seluruh bumi tiba-tiba menggemetar, hawa pekat menyelimuti langit dan bumi. Semua ini terjadi karena angin hitam! Karena Seni immortal ini! Seolah-olah bumi memiliki ingatan akan teknik ini, seakan langit pernah terjatuhkan di bawah kuasanya.
Pada sekejap mata kemunculan angin hitam ini, teknik Kaisar Dewa yang telah lama hilang selama tak terhitung tahun, turun ke dunia!
Begitu angin ini muncul, tanpa jeda sedikitpun langsung menerjang tiga orang di belakang Wang Lin.
Magic Treasure jarum perak milik kultivator bermarga Chen, baru saja menyentuh angin ini langsung hancur berantakan dengan suara bum bum tanpa daya melawan. Adapun siluet ilusif yang muncul dari tubuhnya, saat jari penekanan itu datang, hembusan angin hitam bagai memadamkan nyala lilin, siluet ilusif itu langsung membeku dan hancur berantakan.
“Inilah Seni immortal sembilan lapisan!!” Sorot mata Kultivator Marga Chen dipenuhi ketakutan. Bulu kuduknya merinding, angin hitam ini di matanya bagai angin yin pencabut nyawa, membuat jiwanya terguncang hebat. Perasaan tak berdaya menghadapi kekuatan sebesar murka langit menyelimutinya.
Tanpa keraguan sedikitpun, ia berbalik arah dan melesat kabur, bahkan langsung melakukan teleportasi. Namun bahkan dalam kondisi teleportasi, tubuhnya bergetar hebat saat diterpa angin hitam. Muncul kembali dari teleportasi dengan sorot mata redup, tubuhnya bum! collapse total.
Jiwa Yuan Shen-nya bagai nyala lilin yang dipadamkan angin hitam...
Semua ini terjadi dalam sekejap napas. Selain Kultivator Marga Chen, Magic Treasure Kultivator Marga Song juga mengalami nasib serupa. Diagram Yin-Yang hancur berantakan seketika. Saat angin hitam menerpa, dengan panik ia meninggalkan tubuh fisik dan melesat kabur dengan jiwa Yuan Shen-nya.
Mengenai Kultivator Marga Lü yang kehilangan tubuh fisik, kipas di tangannya juga collapse total setelah tertiup angin hitam. Tubuh Yuan Shen-nya yang sudah rapuh langsung ketakutan hingga jiwa lenyap, mundur dengan cepat.
Tiba-tiba, angin hitam itu menghilang seolah tak pernah ada. Sorot mata Wang Lin tak lagi samar, melainkan menunjukkan kebeningan mental.
"Rupanya inilah Seni Immortal 'Memanggil Angin'!" Ia menarik napas dalam-dalam dengan raut wajak pucat pasi. Sambil berbalik melangkah maju, ia menepuk kantong penyimpanan hingga Bendera Arwah muncul. Dengan menggoyangkannya, benda itu berubah menjadi kabut hitam yang memburu Kultivator Marga Lü.
Sementara itu, kilau dingin memancar dari matanya. Sebutir debu melesat dari mulutnya dan berubah menjadi Segel Hitam raksasa yang nyaris sekejap mata menyusul Jiwa Yuan Shen Marga Song. Dengan keras, segel itu menghantam bumi bagai meteor.
Kultivator Marga Song menjerit kesakitan, Jiwa Yuan Shen-nya mengeluarkan esensi vital dalam jumlah besar, langsung lunglai. Sorot matanya menunjukkan ketakutan, hendak melanjutkan pelarian, tiba-tiba Bian Kunji muncul. Dengan sekali lilitan, jiwa pria ini langsung terjerat, direngkuh langsung oleh Wang Lin.
"Rekan Tao Xu, mohon ampunilah! Song benar-benar menyesal!" Tanpa menghiraukan permohonan Kultivator Marga Song, kilau dingin berkedip di sorot mata Wang Lin. Dengan sekali remasan, Jiwa Yuan Shen Kultivator Marga Song langsung hancur berantakan, berubah menjadi gumpalan energi Yuan yang langsung ditelan Wang Lin.
Energi Yuan raksasa mengalir deras dalam tubuhnya. Raut wajak Wang Lin tak lagi pucat seperti sebelumnya. Ia menghela nafas dalam-dalam, tubuhnya limbung mengejar Jiwa Yuan Shen Rekan Tao Lü yang terkungkung Bendera Arwah.
"Mencengkeram dengan gerakan tangan besar, Bian Kunji segera meluncur! Di dalam kabut hitam yang berubah dari Bendera Arwah, cambukan bertubi-tubi menghujam. Terakhir kali Bendera Arwah digoyangkan, semua jiwa Yuan Shen di dalamnya langsung ditampung." Wang Lin menyorotkan kilau dingin di matanya. Tangannya yang besar menyambar di dalam Bendera Arwah, mencabut jiwa kultivator dari marga Lü.
"Jika kau membunuhku, Keluarga Lü tidak akan pernah berdamai denganmu!!" Teriakan kultivator marga Lü terpotong tiba-tiba. Wang Lin meremukkan jiwa Yuan Shen-nya menjadi energi murni, lalu menelannya bulat-bulat.
Raut wajahnya memancarkan semburat kemerahan sehat, meski nuansa pucat masih tersisa. Tanpa ragu-ragu, tangannya yang besar kembali menyelusup ke dalam Bendera Arwah. Saat ditarik keluar, tergenggam erat jiwa orang berbaju hitam pertama yang dibunuhnya di tempat ini.
Remukan jiwa itu berubah menjadi energi murni, kembali ditelan Wang Lin.
Setelah menelan tiga jiwa Yuan Shen berturut-turut, Wang Lin segera duduk bersila memulai latihan pernafasan.
Setelah waktu yang lama, raut wajaknya perlahan kembali normal, meski demikian, masih tersisa seberkas kepucatan. Wang Lin membuka mata dan menghembuskan gas keruh.
Napas yang dikeluarkannya ternyata berwarna hitam, sangat mengejutkan.
"Seni immortal yang luar biasa kuat!! Aku baru memahami sedikit saja, tapi saat mencoba menggunakannya justru tak bisa mengontrol. Konsumsi energi Yuan dari teknik ini sungguh dahsyat, hampir menyedot habis energi Ekstrem yang membungkus dalam tubuhku. Andai tak segera diisi ulang, akibatnya akan sangat buruk!
Hanya saja, teknik ini sama sekali tak terlihat seperti seni immortal. Lebih tepat disebut teknik kultivasi iblis! Selain itu, kebutuhan energi Yuan-nya juga terlalu besar... Untuk menggunakan teknik ini, harus selalu menyiapkan beberapa jiwa Yuan Shen tahap Yin Xu dan Yang Shi."
Wang Lin berdiri, mengambil kantong penyimpanan dari beberapa mayat yang dibunuhnya, lalu menoleh tajam ke arah gedung penyimpanan koleksi sambil bergumam pelan: "Sayang sekali paviliun ini tak bisa dibawa... Kalau tidak, pasti empat keluarga besar sudah mengangkutnya ke dunia dewa dengan kekuatan gabungan mereka. Tapi membiarkan benda ini di sini sungguh membuatku tak rela. Andai bisa kuambil..."
Saat merenung, tiba-tiba mata Wang Lin berkilat. Ia teringat perkataan yang didengarnya saat berada di dalam lukisan.
"Xiao Yaozi melukis untuk pembukaan pertama Menara Suci Koleksi..." Sorot mata Wang Lin semakin terang. Ia teringat gerakan segel tangan pelayan di bawah pohon dalam lukisan itu.
"Saat melakukan segel tangan tadi, kurasakan loteng bergemetar..." Jantung Wang Lin berdebar kencang. Tubuhnya limbung seketika, langsung muncul di luar Menara Koleksi.
Ia menarik napas dalam-dalam, kedua tangannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, mencetak tanda yang dipelajari dari pelayan sebelumnya. Dalam sekejap napas, paviliun koleksi berbentuk segi empat segera memancarkan cahaya bergelombang. Di pandangan Wang Lin, bangunan ini semakin mengecil, akhirnya berubah seukuran telapak tangan. Saat gerakan cap terakhirnya selesai, paviliun itu melesat ke telapak tangannya.
Menatap tajam paviliun koleksi di telapak tangan, bahkan ketenangan batin Wang Lin pun tak mampu menahan gelak tawanya. Kegembiraan yang terpancar dari tawanya begitu menyala-nyala!
