Mata Wang Lin berkilat. Pria itu dalam penilaiannya sama sekali tak memiliki energi spiritual dalam tubuh, apalagi energi surgawi mustahil ada. Tapi pria ini ternyata bisa melayang, jelas bukan orang biasa.
Dan yang paling penting, pola rune di wajah pria itu memberi Wang Lin kesan sangat familiar. Melihat pria itu mundur, tanpa pikir panjang tubuhnya melesat maju mengejar.
Saat Wang Lin menerjang keluar, celah di belakangnya perlahan menyempurna dan menutup sepenuhnya.
Ketakutan di mata pria itu semakin pekat. Saat mundur, pola rune di wajahnya tiba-tiba bergerak-gerak, merambat hingga antara alisnya. Sekejap mata, tumbuhan tujuh daun muncul di antara alisnya.
Tumbuhan ini membentangkan daun-daunnya, langsung menyelimuti seluruh tubuh pria itu dengan kekuatan aneh. Kecepatannya melesat dalam sekejap mata, berpendar seperti teleportasi, menghilang tanpa jejak.
Wang Lin menyaksikan pemandangan ini, sorot matanya terbuka lebar, kilatan sinar tajam terpancar dari pupilnya.
"Suku Immortal Peninggalan!"
Tubuhnya melesat lebih cepat, tangan kanan membentuk mantra dengan jari-jarinya. Energi Yuan mengalir deras dalam tubuhnya, menepuk angkasa hingga energi itu menyebar, melebur dalam kehampaan. Gelombang energi Yuan yang bergejolak mengacaukan udara, memutar ruang di depan. Siluet pria yang hendak teleportasi itu pun muncul kembali.
Sorot kebingungan di mata pria itu berubah menjadi ketakutan yang melumpuhkan ketika pupil matanya menyempit. Di hadapannya, Wang Lin telah melangkah mendekat, berhadapan muka dengannya dengan tatapan tajam yang menusuk.
Pria ini tubuh bergetar, segera melengking keras, tubuhnya mundur lagi. Wang Lin mengerutkan kening, tangan kanan mencengkeram angkasa, seketika tubuh pria yang mundur itu kaku seakan ada tangan tak terlihat mencengkeramnya, diseret kembali ke sisi Wang Lin.
Memegang pria ini, Wang Lin sedang menginterogasi. Namun tiba-tiba ekspresinya berubah, berbalik melihat ke arah benua. Dari sana muncul ratusan cahaya panjang berwarna-warni, memancarkan aura menyeramkan, melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi langsung menuju Wang Lin.
Hampir sekejap mata, ratusan cahaya panjang itu tiba. Pada jarak 100 zhang (sekitar 333 meter) dari Wang Lin, cahaya-cahaya itu menghilang dan berubah menjadi sosok-sosok berbaju kasar.
Di antara mereka tidak ada wanita, semuanya pria. Sebagian besar paruh baya, satu per satu menatap tajam Wang Lin, mata menyembunyikan ketakutan.
Di wajah dan anggota tubuh mereka yang terbuka, masing-masing memiliki pola rune. Terutama di antara alis, terdapat bayangan samar tumbuhan yang berkedip. Namun sebagian besar daunnya mengkerut, tidak terlihat jelas berapa helai.
Dari kerumunan, muncul seorang orang tua berambut putih dengan wajah berkeriput. Ia memandang Wang Lin dengan rasa segan sambil menyapu sekilas tangan kanannya, matanya memancarkan semangat yang ekstrem.
"Dewa datang ke sini, apakah ada permintaan khusus?" Ucapnya dengan sikap sangat hormat. Pandangannya menatap tajam ke pola tulang binatang di tangan kanan Wang Lin.
Ekspresi Wang Lin tetap tenang, namun hatinya terguncang. Dengan ketenangan batin ribuan tahun berkultivasi, ia bisa tidak menunjukkan perubahan. Meski hati terguncang, tak setitik pun terlihat di wajahnya.
Sebutan "Dewa" dari mulut orang biasa tak berarti banyak. Tapi jika berasal dari Suku Immortal Peninggalan ini, maknanya sungguh berbeda!
Yang lebih penting, sebutan Dewa bukan sekadar penghormatan. Jika sebelum mengunjungi Balai Koleksi, mungkin Wang Lin tidak akan melakukan spekulasi liar. Namun saat ini, ia tak bisa menahan pikiran-pikirannya.
"Bisakah kau mengenali tingkat kultivasi saya?" Pandangan Wang Lin tetap tenang, ucapannya perlahan.
Orang tua itu mengangguk, matanya menatap tajam tangan kanan Wang Lin, sorot mata semakin berapi-api: "Dewa 8 Pin, hamba jelata bisa mengenalinya."
Wang Lin diam, memandang lelaki tua itu. Penyebutan diri sebagai "rakyat jelata" disertai sorotan mata yang tertuju pada tangan kanannya menimbulkan perasaan aneh. Ditambah sebutan hormat dan tatapan penuh takzim, sebuah pikiran berani mulai terbayang di benaknya.
"Jangan-jangan... Jangan-jangan mereka tidak tahu dunia dewa telah collapse total? Jika benar, pasti mereka telah menjadi penghuni di sini sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu!"
Dalam keheningan, mata Wang Lin berkilat: "Sudah berapa lama tak ada Dewa yang datang ke sini?" ujarnya perlahan.
"Sejak Perintah Suci terakhir Raja Dewa Xiaoyao turun, telah berlalu bertahun-tahun lamanya. Waktu pastinya, hamba tak sanggup menghitung." Orang tua itu menggeleng dengan ekspresi muram, menjawab dengan penuh hormat.
"Xiaoyao..." Sorot mata Wang Lin tiba-tiba berbinar penuh pencerahan. Ia mengangkat tangan kanannya, memperlihatkan pola tulang binatang di punggung tangan, lalu menatap tajam orang tua itu. "Kau mengenali benda ini?!"
Cahaya kegembiraan yang pekat memancar dari mata orang tua itu. Dengan sikap merendah ia berkata, "Magic Treasure Zi Mu Dao Ku (Senjata Ibu dan Anak) milik Raja Dewa Xiaoyao, tentu hamba mengenalinya! Tuan Dewa yang membawa pusaka ini pasti orang kepercayaan Sang Raja Dewa. Apakah kedatangan Tuan ke sini berkaitan dengan Kuali Xuan Yin?"
Wang Lin melirik orang tua itu sebentar tanpa berucap. Pandangannya beralih ke daratan luas di balik tubuh sang tua.
Dengan sigap orang tua itu membungkuk lebih dalam. "Ini semua kesalahan hamba yang tak layak melayani. Tuan Dewa, mohon masuk! Buah Surgawi Lingxian telah lama matang. Lao Fu akan segera meminta orang mengambilnya untuk Tuan cicipi."
Di bawah pimpinan orang tua itu, Wang Lin tidak menunjukkan perubahan ekspresi, mengikut dari belakang. Adapun anggota Suku Immortal Peninggalan lainnya tetap berada di belakang, pandangan mereka dipenuhi rasa segan, seolah tak berani mendekat.
Orang yang sebelumnya ditangkap Wang Lin, setelah dilepaskan dari ikatan kemampuan supernatural, kini telah memulihkan kebebasannya. Sorot matanya yang mengarah ke Wang Lin dipenuhi ketakutan yang sangat dahsyat.
Dipandu oleh orang tua itu, jarak Wang Lin dengan benua itu semakin menyempit. Beberapa saat kemudian, mereka telah melaju di atasnya. Penglihatan yang terhampar adalah dataran luas yang hijau membentang.
Sekilas pandang, ujungnya tak terlihat. Namun hembusan angin sepoi-sepoi membawa aroma rumput hijau yang meresap hingga ke relung hati, menciptakan kenyamanan yang luar biasa. Orang tua itu tak berhenti, tetap dengan sikap hormat menunjukkan jalan di depan.
Di pusat dataran ini, terdapat kompleks bangunan yang terlihat sangat kuno. Susunannya tersebar acak, meski tidak runtuh namun hawa zaman menyelimuti seluruh area.
Aroma ini sangat samar, tetapi sejak Wang Lin mulai mengeksplorasi teknik ekstraksi jiwa, ia menjadi sangat sensitif terhadap aroma semacam ini. Saat masih berjarak 1.000 zhang dari kompleks bangunan, mata Wang Lin berkilat. Ia menghentikan tubuhnya yang sedang melaju dan menundukkan pandangan.
Rumput hijau di sini tampak tak berbeda dengan area luar. Namun pemahaman Wang Lin tentang Larangan, ditambah bimbingan langsung Li Yuan di Dunia Dewa Petir, membuatnya semakin memahami Larangan - terutama Larangan Dewa tingkat tinggi.
Sekarang, dalam sekali pandang ia langsung melihat: di luar kompleks bangunan itu terdapat sistem formasi dan Larangan berskala besar.
Orang tua itu menyadari arah pandangan Wang Lin, segera membungkuk hormat: "Dewa, formasi ini diukir langsung oleh Raja Dewa zaman dulu untuk melindungi suku kami dari serangan binatang kabut."
Wang Lin tak tahu apa itu "binatang kabut". Ia mengangguk ringan tanpa bicara, namun di dalam hati, tempat ini mulai membangkitkan rasa penasarannya yang mendalam.
"Xiao Yaozi, Suku Immortal Peninggalan, dan Kuali Xuan Yin yang disebutkan tadi... Sebenarnya, tempat apa ini..."
Di tengah renungan dalam hati Wang Lin, suara riuh terdengar dari kejauhan.
