Di Domain Bintang Luo Tian, di hamparan angkasa berkilauan, gelombang energi berpencar. Wang Lin melangkah keluar dengan gerakan terhuyung-huyung. Raut wajanya pucat akibat pertempuran sengit melawan Yao Changdong yang nyaris merenggut nyawanya.
“Yao Changdong memang pantas disebut kultivator Langkah Kedua sejati di tahap awal Mengintip Nirvana. Masih ada kesenjangan besar antara diriku dengannya! Namun jika aku telah mencapai tahap Mengintip Nirvana, membunuhnya pasti tidak akan sesulit ini.” Sorot mata tajam terpancar dari pandangan Wang Lin. Ia tidak bisa terlalu lama menyatu dengan langit dan bumi. Setelah muncul kembali, ia segera melesat ke depan. Beberapa sekejap napas kemudian, tanpa pikir panjang, ia kembali menyatu dengan alam semesta dan menghilang.
“Sekarang harus mencari tempat untuk memulihkan luka. Setelah pulih, baru akan kuhancurkan keluarga Yao!”
Saat siluet Wang Lin menghilang, gelombang energi bergema di angkasa. Perempuan cantik luar biasa beraura dingin itu muncul. Ia sedikit mengerutkan alisnya sambil menatap kekosongan tempat Wang Lin menghilang, lalu berkata lembut: "Menggunakan teknik Mengkerutkan Bumi Menjadi Inci dua kali berturut-turut. Penguasaan Xu Mu atas kekuatan alam semesta ini sangat kuat!"
Seandainya ada kultivator yang familiar dengan keluarga Yao di sini, pasti akan langsung mengenali identitas perempuan ini. Perempuan ini bernama Yao Bingyun, di wilayah timur Luo Tian, ia dijuluki sebagai salah satu dari Tiga Elang oleh para kultivator!
Yao Bingyun, Sang Phoenix Es, di antara anggota generasi ketiga Keluarga Yao, tingkat kultivasinya mampu menempati tiga besar dengan stabil. Wataknya sangat dingin, bahkan terhadap anggota keluarga sekalipun ia bersikap acuh tak acuh dan jarang bicara.
Bakatnya di keluarga Yao sebenarnya tidak tergolong luar biasa, hanya bisa dibilang cukup baik. Namun tekadnya dalam mengejar Jalan sendiri sulit dibayangkan. Demi mencari Jalan pribadinya, setelah mencapai Puncak Kekuasaan, ia beralih mempelajari Seni Immortal Penguncian yang ada dalam keluarga.
Seni immortal ini mengunci tujuh lubang shenshi-nya: mata tak bisa melihat, mulut tak bisa berbicara, telinga tak bisa mendengar, hidung tak bisa mencium. Ini termasuk tiga Larangan terbesar Keluarga Yao. Hanya sedikit yang mampu bermeditasi dengan ketenangan seperti ini. Alasan utama teknik ini disebut Larangan adalah karena praktisinya yang ceroboh akan sepenuhnya tenggelam dalam penguncian shenshi hingga mati.
Sepanjang generasi Keluarga Yao, banyak anggota yang tewas karena teknik ini. Perlahan, jumlah praktisinya semakin berkurang.
Dengan kondisi seperti ini, Yao Bingyun bertapa selama lima abad di Bintang Es (Area Terlarang) milik Keluarga Yao.
Setelah keluar dari tapa, sifatnya semakin dingin bagaikan es berusia sepuluh ribu tahun. Ke mana pun ia pergi, udara dingin menyertainya. Perempuan ini sepenuhnya mengabdi pada Jalan, keteguhan hatinya sungguh di luar imajinasi!
Dari tiga generasi keluarga Yao, hanya dua orang yang berhasil menguasai teknik Mengkerutkan Bumi Menjadi Inci. Yao Bingyun adalah salah satunya. Bahkan, pemahamannya terhadap teknik ini merupakan yang paling mendalam di antara mereka berdua!
Yao Bingyun menarik kembali pandangannya, lalu melangkah maju dengan ekspresi dingin, terus melanjutkan pengejaran.
Pengejaran ini berlangsung selama sepuluh hari. Wang Lin perlahan mulai merasakan sesuatu yang tidak beres, sehingga semakin berhati-hati.
Sepuluh hari itu diisi dengan pengejaran gigih Yao Bingyun. Sebenarnya sesuai karakternya, ia tak akan terlibat dalam urusan Perintah Langit keluarga. Waktu seperti ini biasanya ia gunakan untuk bertapa dan merenungi Jalan Langit.
Namun, Sang Leluhur Yao Xue Shenzi pernah bersabda saat mengeluarkan Perintah Langit: "Siapa pun yang membunuh Xu Mu dengan tangannya sendiri, seluruh kekuatan keluarga Yao akan dikerahkan untuk memenuhi satu permintaannya!"
Inilah akar alasan Yao Bingyun akhirnya memutuskan untuk turun tangan!
“Adik... Aku pasti akan menyelamatkanmu...” Yao Bingyun menggigit bibir, siluetnya menghilang dalam kehampaan, menyatu dengan langit dan bumi, melanjutkan pengejaran.
Dalam sepuluh hari ini, kabar kemunculan Xu Mu di Domain Bintang Luo Tian menyebar cepat, terutama tentang dua puluh delapan orang penghadang dari gabungan beberapa keluarga yang 26 di antaranya terbunuh oleh Xu Mu, hanya dua orang yang berhasil melarikan diri.
Peristiwa ini memicu gejolak dahsyat, membuat para kultivator yang mulai melupakan nama Xu Mu teringat kembali pada rumor tentang berbagai tindakannya di Dunia Dewa Petir.
Yang lebih mengejutkan, dari 28 orang tersebut terdapat tiga kultivator Yang Shi, sembilan kultivator Yin Xu, dan enam belas kesempurnaan Puncak Kekuasaan. Bahkan dengan formasi sekuat ini, Xu Mu tetap membantai mereka dengan mudah. Dari dua yang selamat secara kebetulan, salah satunya langsung mengumumkan setelah kembali ke planet kultivasinya: "Selama hidupku, keluarga dan planet kultivasi kami tidak akan ikut campur dalam urusan Xu Mu dan Keluarga Yao!"
Orang lainnya adalah kultivator Yang Shi, yang kondisinya lebih compang-camping dengan Jiwa Yuan Shen terluka. Setelah kembali ke keluarganya, ia segera bertapa dan mengeluarkan pernyataan serupa: tidak akan terlibat lagi dalam urusan ini!
Rangkaian peristiwa ini telah membangunkan nama Xu Mu dari ingatan para kultivator Domain Bintang Luo Tian secara sampai habis tak tersisa!
Hampir bersamaan, kabar kematian Yao Changdong - anggota generasi ketiga Keluarga Yao di tahap awal Mengintip Nirvana - di tangan Xu Mu menyebar bagai badai yang menyapu seluruh Domain Bintang Luo Tian!
Perintah Langit Keluarga Yao justru berbalik memakan pemburu. Hal ini mengguncang semua kultivator sekaligus mengukir nama Xu Mu lebih dalam di ingatan mereka.
Respons cepat Keluarga Yao terlihat dari berduyun-duyunnya anggota klan dan aliansi keluarga kultivasi lainnya yang berkumpul di Wilayah Barat Luo Tian.
Jumlah mereka begitu padat hingga hampir membentuk garis blokade yang terus menyempitkan lingkaran pengepungan.
Saat ini, Wang Lin sangat berhati-hati, terus-menerus melebur ke dalam langit dan bumi. Namun ia tidak melakukan perpindahan jarak jauh, melainkan berusaha melepaskan diri dari pengejar di belakang yang juga mampu melebur ke alam semesta.
Meski belum pernah melihat sang pengejar, sensasi mengganggu seperti duri dalam daging itu terasa sangat nyata. Wang Lin memilih untuk terus bertahan dalam peleburan kosmik, sambil terus mengubah arah lokasi.
Dengan demikian, pertarungan ini bergantung pada kedalaman pemahaman akan Jalan Langit. Siapa yang pemahaman Dao-nya lebih mendalam, dialah yang bisa bertahan lebih lama dalam keadaan terlebur dengan alam semesta.
Begitu lawan muncul terlebih dahulu dari keadaan terlebur, Wang Lin segera bisa mengambil inisiatif untuk menyembunyikan posisinya dari deteksi lawan.
Pengalaman peleburan tubuh bersama Yan Lei Zi sebelumnya membekali Wang Lin. Dalam kondisi gigit gigi ini, ia memaksakan Jiwa Yuan Shen dan tubuh fisiknya untuk tetap eksis dalam alam semesta meski melewati batas toleransi.
Waktu berlahan berlalu, Yao Bingyun meski memiliki pemahaman yang agak mendalam terhadap langit dan bumi, namun tidak memiliki pengalaman seperti Wang Lin. Pada hari keenam belas, dia akhirnya tidak tahan lagi, tubuhnya muncul dari kehampaan.
Pada sekejap mata saat tubuhnya muncul, Shen Shi-nya yang telah mengunci Wang Lin secara samar melalui teknik penyatuan dengan langit dan bumi justru menghilang dari pantauannya.
Yao Bingyun dengan raut wajak tenang, menepuk kantong penyimpanan dengan tangan gioknya. Seketika muncul cermin kecil di tangannya. Dengan jari-jari tangan kiri membentuk mantra seolah melakukan deduksi, dia memegang cermin itu. Setelah beristirahat sejenak, kembali menyatu dengan langit dan bumi.
Di dekat sebuah planet kultivasi yang dihancurkan di perbatasan Wilayah Barat dan Utara Luotian, siluet Wang Lin tiba-tiba muncul. Wajaknya pucat bagai mayat, mengingat luka sebelumnya ditambah pelarian dari belasan pengejar dan penyatuan panjang dengan langit-bumi yang memperparah lukanya. Matanya berkilat, memastikan pengejar telah benar-benar dilepaskan, lalu menghela napas lega.
"Saat ini, Keluarga Yao pasti sudah mulai bergerak. Mulai sekarang, setiap langkah akan penuh rintangan!" Tubuh Wang Lin limbung, langsung meluncur menuju planet kultivasi yang telah hancur itu.
Planet ini sama sekali tidak memiliki energi spiritual. Di mana-mana terlihat reruntuhan, jelas menunjukkan bahwa dahulu kala pernah mencapai kejayaan.
Di dalam planet kultivasi ini, Wang Lin menemukan sebuah cekungan. Setelah duduk bersila, ia menepuk kantong penyimpanan. Seketika Bendera Arwah berhamburan keluar, berubah menjadi kabut hitam yang menyelimuti sekeliling. Ia juga memasang serangkaian Larangan, baru kemudian menutup matanya dan mulai latihan pernafasan. Bayangan samar di belakangnya mengeluarkan Tashan yang duduk bersila di sampingnya. Seluruh lengan kanan Tashan sudah retak, tubuhnya penuh luka, dengan kondisi fisik yang mulai lunglai.
Wang Lin tahu waktu sangat mendesak. Ia harus secepat mungkin memulihkan lukanya agar tetap dalam kondisi puncak. Hanya dengan begitu, jalan keselamatan akan terbuka.
Saat latihan pernafasan, Wang Lin mengangkat tangan kanan, mencengkeram kabut hitam yang berasal dari Bendera Arwah di sampingnya. Segera sebuah jiwa Yin Xu terpegang, tanpa memberi kesempatan merengek, langsung dihancurkan menjadi gumpalan energi Yuan lalu ditelan.
Beberapa saat kemudian, pandangan Wang Lin berkilat. Ia kembali mencengkeram sebuah jiwa dan menelannya.
Mengalirkan energi spiritual dalam tubuh, terus melakukan penyerapan. Setelah enam shichen, total empat jiwa telah ditelan. Gelombang energi Yuan yang dahsyat menyelimuti tubuhnya. Dengan kasar ia membuka mata, sorot mata memancarkan kilau dingin penuh niat membunuh. Tangan kanannya meraih pelukan, segera bermunculan kantong penyimpanan.
Kantong-kantong ini adalah rampasan dari dua puluh delapan korban sebelumnya. Tanpa pikir panjang, Wang Lin menghapus satu per satu jejak spiritual, mengeluarkan semua Magic Treasure di dalamnya, menghancurkannya menjadi cairan lalu meleburkannya ke tubuh Tashan.
Di dalam kantong penyimpanan orang-orang ini, berbagai Magic Treasure cukup lengkap. Saat ini semuanya telah diremukkan oleh Wang Lin, terus-menerus memperbaiki tubuh Tashan.
Setelah dua hari berlalu, tulang Tashan telah pulih. Meskipun masih terlihat lunglai, namun sudah tidak ada masalah serius.
Kilatan niat membunuh muncul di mata Wang Lin. Seluruh tubuhnya melesat ke udara, sementara Tashan mengikuti dari belakang dan berubah menjadi bayangan samar yang menyatu di belakangnya.
Bersamaan dengan tubuh Wang Lin yang melayang, tangan kanannya mencengkeram ke bawah. Seketika Kabut hitam berkumpul membentuk panji sepuluh zhang di telapak tangannya. Dengan menggoyangkannya, panji itu dimasukkan kembali ke kantong penyimpanan.
Pada saat yang sama, di luar planet kultivasi tempat Wang Lin memulihkan luka, bayangan jelita Yao Bingyun muncul melalui materialisasi. Dengan wajah dingin, cermin kecil di tangan kanannya dibalik - permukaan cermin itu memperlihatkan sosok Wang Lin yang melompat dari permukaan tanah.
Wajahnya dingin, ia mengangkat tangan gioknya. Jari telunjuk ramping bagai tunas bawang menekan permukaan cermin. Namun, tepat sebelum sentuhannya menyentuh, permukaan cermin itu retak lebih dulu dan collapse total dengan suara "bum!".
Aura pembunuh menyembur dari dalam planet kultivasi. Pusat aura itu adalah Wang Lin. Tubuhnya bagai pedang tajam yang terhunus, langsung menerjang keluar. Di sekelilingnya, bola petir ungu tak terhitung jumlahnya menyelimuti, berubah menjadi gemuruh petir yang mempercepat laju Wang Lin.
Hampir sekejap mata, ia telah menerjang keluar dari planet kultivasi dan menyambar langsung ke arah Yao Bingyun.
Ekspresi Yao Bingyun tetap tenang. Ia menatap tajam Wang Lin yang mendekat cepat, lalu mengangkat tangan gioknya dan menunjuk ke depan. Seketika, kristal es biru terkumpul di ujung jarinya, memancarkan gas seperti benang halus.
"Es Hancur!" ujar Yao Bingyun dengan suara lembut.
Satu jari mengaktifkan Bing Po, hawa dingin langsung menyebar liar di sekeliling. Suara berderak-derak bergema, dimulai dari jari Yao Bingyun, hamparan angkasa kehampaan di depannya dalam sekejap terbeku, menyebar dengan cepat.
Pupil mata Wang Lin menyempit, namun tidak mundur. Seluruh bola petir di tubuhnya melesat keluar dengan gesit, mengaum di depannya dan bertabrakan dengan es yang merambat.
