Pandangan Wang Lin berkilat saat tubuhnya masuk ke dalam kuali besar. Ruang di dalam kuali terbatas, setelah masuk ia segera mengalirkan energi Yuan ke seluruh tubuhnya. Tentakel-tentakel dari luar yang menjalar kini mengitari kuali bergulat, namun tidak memasuki bagian dalam, hanya bergoyang-goyang di luar.
Wang Lin menghela napas lega. Untuk saat ini tempat ini bisa dibilang aman sementara. Matanya menunjukkan renungan, mengabaikan gangguan dari luar, ia segera duduk bersila sambil memejamkan mata melakukan latihan pernafasan.
Saat ia memejamkan mata, bayangan samar muncul di belakangnya, Tashan berjalan keluar, juga duduk bersila di dalam kuali, matanya berkilauan. Jika ada tanda-tanda bahaya sekecil apapun, ia akan segera turun tangan untuk perlindungan tanpa ragu-ragu.
Dalam posisi duduk bersila, kelelahan yang mendalam bergejolak dari dasar kalbu Wang Lin. Sejak memasuki Dunia Dewa Petir, ia terus berada dalam kewaspadaan. Setelah keluar dari Dunia Dewa Petir dan terhisap ke dalam tubuh Binatang You Ming, setelah pertempuran sengit akhirnya berhasil melangkah keluar dan kembali ke Domain Bintang Luo Tian.
Awalnya berencana membawa anggota Klan Immortal Terpilih ke Planet Qingling, lalu mencari Li Yuan untuk mempelajari Larangan Hancur Hati sembari beristirahat sejenak. Namun peristiwa berikutnya membuat Wang Lin terjebak dalam situasi yang tak terelakkan: harus berperang, harus kejam dan licik, harus melakukan perlawanan!
Pengejaran dari Keluarga Yao dan keterlibatan beberapa keluarga kultivasi memaksa Wang Lin hidup dalam pelarian. Meski unggul dalam serangan balasan, kelelahan akibat risiko cedera parah atau kematian yang mengintai di setiap kesalahan kecil terus menumpuk. Saat ini, di dalam kuali besar ini, jiwa dan raganya yang kelelahan akhirnya bisa sedikit beristirahat.
"Para kultivator di luar pasti mengalami korban jiwa tak terhitung akibat serangan Wang Yue. Dalam waktu singkat, tak akan ada pengejar lagi. Bahkan jika masih ada, mustahil masuk ke dalam tubuh Wang Yue dan menemukanku. Jadi meski berbahaya, tempat ini justru yang paling aman!" Dalam meditasinya, energi Yuan dalam tubuhnya berputar mengelilingi Jiwa Yuan Shen, perlahan merawatnya.
Saat energi Yuan beredar, rasa perih menusuk muncul dari dalam Jiwa Yuan Shen. Wang Lin tetap tenang. Belakangan ini, berkali-kali ia berada dalam bahaya. Andai bukan karena zirah kulit Dewa Kuno yang melindungi jiwanya, nyawanya pasti sudah melayang.
Kekejaman dunia kultivasi, kehidupan yang setiap saat bisa hancur dan sirma, tidak dapat menggoyahkan Hati Jalan Wang Lin. Pengalaman seperti ini sudah ia biasakan sejak di Domain Aliansi Bintang. Bisa dikatakan, pengalaman semacam ini telah menyertai seluruh hidupnya sebelumnya.
"Kemampuan supernatural Yao Bingyun terlalu mematikan bagi Jiwa Yuan Shen. Jika bukan karena zirah kulit Dewa Kuno..." Wang Lin membuka matanya, kilau dingin terpantul di pupilnya.
Luka fisik di seluruh tubuhnya tidak parah, hanya Jiwa Yuan Shen-nya yang meski terlindung zirah kulit Dewa Kuno tetap mengalami cedera ringan. Kini dengan tenang ia fokuskan meditasinya, perlahan larut dalam latihan pernafasan.
Di luar kuali besar, tak terhitung tentakel bergoyang perlahan. Di dekat pusaran energi, Yao Bingyun berdiri dengan wajah pucat pasi. Sorot matanya tenang tanpa kepanikan.
Saat melarikan diri dari planet kultivasi yang diubah oleh Wang Yue ini, dia dikejar oleh seekor Wang Yue setinggi sepuluh ribu zhang yang langsung menelannya. Seketika itu pula energi aneh menyusup ke dalam tubuhnya, memisahkan Energi Yuan-nya seketika dan mengubahnya menjadi orang biasa.
Segera setelah itu, kehilangan kesadaran.
Saat sadar kembali, dia mendapati dirinya berada di tempat ini. Tentakel yang melilit tubuhnya luar terasa sangat kencang, sensasi dingin merambat dari tentakel tersebut, mengalir dalam tubuhnya dan sedikit demi sedikit menyerap Energi Yuan yang terpisah itu.
Proses ini tidak cepat, namun hampir tak terputus dan terus berlangsung tanpa henti.
Sorot mata Yao Bingyun memancarkan ketenangan. Sebagai seseorang yang berdedikasi penuh pada Jalan Kultivasi dengan karakter pendiam, meski menyadari Energi Yuan dalam tubuhnya perlahan terkikis, dia tahu kepanasan tak akan mengubah situasi. Hanya dengan tetap tenang, metode pembebasan bisa ditemukan.
Hanya saja, setelah melihat jelas pemandangan di sekelilingnya, raut wajaknya langsung pucat! Tentakel-tentakel tak terhitung di sekitarnya yang membelit tubuh-tubuh kurus telanjang itu, nyaris membuat ketenangan Yao Bingyun collapse total!
Lama kemudian, ia menarik napas dalam-dalam, memaksa diri tetap tenang. Dalam ketenangan itu, ia menyadari tentakel yang melilit tubuhnya tidak hanya menyerap energi Yuan-nya, tetapi juga nyawa!
"Tutup mata!" Yao Bingyun diam sejenak, sikap mentalnya stabil, memejamkan kedua kelopaknya.
"Tutup telinga!" Tubuhnya gemetar halus. Pendengarannya terputus sekejap mata, terisolasi dari segala suara.
"Tutup napas!" Seluruh diri Yao Bingyun sepenuhnya rileks pada saat ini. Tarikan napas dari hidung dan mulut menghilang.
"Tutup jiwa!" Jiwa Yuan Shen dalam tubuhnya berhenti mengalir seketika. Meski terpisah dari energi Yuan, sang jiwa tetap duduk bersila dalam meditasi, menyegel diri dan tenggelam ke dalam tahap Xuan yang penuh misteri.
"Tutup keinginan!" Keinginan ini adalah keinginan untuk hidup. Setiap makhluk hidup pasti memiliki keinginan ini. Namun Yao Bingyun dengan tegas mengunci keinginan hidupnya sendiri. Sekejap mata, segala tanda kehidupan di tubuhnya seolah menghilang. Dirinya tak lagi memiliki setitik pun vitalitas, persis seperti mayat.
Teknik Penutupan Dewa. Yao Bingyun telah mencapai tahap penutupan keinginan dalam teknik ini, tingkat yang sangat tinggi. Dalam melatih teknik penutupan spiritual, peran bakat tidak begitu besar, namun menuntut keteguhan Hati Jalan yang ekstrem. Jika Hati Jalan tidak kokoh, mustahil bisa memasuki kondisi meditasi dalam tahap penutupan spiritual.
Setelah menutup seluruh aspek dirinya, suara retakan terdengar dari dalam tubuh Yao Bingyun. Lapisan tipis kristal es seketika muncul di dalam tubuhnya, menyebar dan segera menyatu membentuk formasi utuh.
Kristal es ini bahkan bersama tentakel yang melilit Yao Bingyun, ikut tertutup rapat. Beberapa saat kemudian, hawa dingin yang keluar dari tubuh wanita itu semakin hebat. Kristal es pun bertambah secara bertahap. Pada akhirnya, diiringi gemuruh suara retakan, lapisan es setebal 3 chi muncul di dalam tubuh Yao Bingyun!
Tubuhnya yang setengah telanjang terkungkung dalam es, ekspresinya tenang tanpa gejolak. Pemandangan ini tanpa disadari membuat jantung berdebar kencang.
Waktu pun berlalu perlahan. Di dalam tubuh Wang Yue, tak ada pergantian siang-malam, seolah kontinuitas waktu telah lenyap. Di angkasa, tubuh raksasa Wang Yue bergerak perlahan, mengembara di wilayah utara Luo Tian.
Pada hari itu, Wang Yue tiba-tiba berhenti. Lokasinya berada di kedalaman wilayah utara Luo Tian. Ruang angkasa di sekitarnya sangat renggang, tak ada satu pun planet kultivasi yang menghuni.
Setelah Wang Yue berhenti, tubuhnya perlahan mulai menggulung, ujung kepala dan ekor saling menyambung membentuk lingkaran, kembali berubah menjadi sebuah planet kultivasi. Ratusan ribu tentakel sepanjang puluhan ribu zhang di luar tubuhnya bergoyang-goyang sambil mengerut, kabut hitam pekat menyembur dalam proses kontraksi ini, mengelilingi planet kultivasi tersebut.
Perlahan-lahan, tentakel-tentakel itu semakin memendek. Pada akhirnya, hanya tersisa kurang dari 100 zhang (sekitar 333 meter) yang masih melayang-layang di sekitar planet kultivasi tersebut. Segala sesuatu di sekitarnya pun kembali tenang...
Di dalam ruang sempit memanjang yang misterius di tubuh Wang Yue, Wang Lin membuka matanya. Kilatan tajam terpancar dari sorot matanya. Luka pada Jiwa Yuan Shen-nya tidak mudah pulih. Setelah melakukan meditasi penyembuhan, barulah 80% yang berhasil dipulihkan.
Pandangan Wang Lin tajam bagai kilat menatap dinding kuali di sekelilingnya. Kuali ini memancarkan hawa Dewa Kuno yang sangat kuat. Meskipun terus-menerus diserap oleh Wang Yue tanpa henti, aura mistis ini tetap memancarkan kekuatan yang tak terpercaya.
"Wang Yue tidak membunuhku, tapi melemparkanku ke sini. Jelas, tempat ini selain menjadi lokasi penyerapan nyawa oleh Wang Yue, juga merupakan tempat penyerapan hawa Dewa Kuno!" Wang Lin memancarkan renungan di matanya.
Wang Yue yang raksasa ini jelas akan melemparkan semua benda atau makhluk yang memiliki hawa Dewa Kuno ke sini... Kilatan sinar tajam muncul di mata Wang Lin, ia bergumam pelan: "Artinya, pasti ada benda lain terkait Dewa Kuno di sini!"
Wang Lin memancarkan cahaya aneh dari matanya, mengangkat kedua tangan dan menekan dinding kuali di kedua sisi. Dengan konsentrasi jiwa, ia segera mengalirkan Shen Shi melalui tangannya ke dalam kuali besar.
"Jika Tanlang bisa menguasai kuali ini, maka aku juga Bisa!" Shen Shi Wang Lin menyapu sekilas, melebur ke dalam kuali. Dalam sekejap mata, ia langsung merasakan daya hisap raksasa yang terserap dengan gila-gilaan terhadap Shen Shi-nya.
Terhadap daya hisap ini, Wang Lin sudah siap. Jelas ini adalah kekuatan yang terpancar dari banyak tentakel di atasnya. Dengan jiwa yang teguh, kemampuan persepsi spiritualnya bagai perahu kecil yang terombang-ambing di tengah amukan arus, berjuang melawan sambil berusaha melebur ke dalam kuali besar.
Perlahan-lahan, di bawah tekanan daya hisap itu, kemampuan persepsi spiritual Wang Lin dengan susah payah menyelimuti kuali besar, meninggalkan jejak spiritualnya. Namun tak ada sensasi kontrol yang muncul.
Wang Lin sedikit mengerutkan kening, tak menyerah. Kemampuan persepsinya terus menyebar, inci demi inci tanpa henti meninggalkan cap.
Proses ini berlangsung sangat lambat, sekaligus harus melawan daya hisap. Dengan tingkat kultivasinya, ini sangat sulit. Waktu berlalu, Wang Lin tetap tak berhenti. Dalam cap yang terus menerus, perlahan ia seakan menemukan seberkas jejak.
Di sudut luar kuali besar ini, terdapat mantra yang diukir kemudian oleh seseorang. Mantra ini cukup kompleks, meskipun terukir di kuali, tidak terlalu dalam sehingga mustahil terdeteksi dengan mata telanjang.
Bahkan dengan pemeriksaan Shen Shi, kecuali menggunakan metode Wang Lin yang menyelidiki perlahan-lahan ini, mustahil untuk mengetahuinya.
Pada mantra tersebut terdapat jejak spiritual. Saat Shen Shi Wang Lin menyentuh jejak ini secara mendalam, kilau dingin seketika memenuhi sorot matanya.
Dengan jelas ia merasakan seberkas hawa Tanlang pada jejak tersebut!
"Tanlang, tidak mati!!" Kilau dingin di mata Wang Lin berkedip, perlahan-lahan mereda setelah beberapa saat.
"Tanlang tidak mati, jejak spiritualnya masih ada, jadi aku tidak bisa mengontrol kuali besar ini... Tapi jika jejak spiritualnya masih ada, mengapa aku masih bisa meninggalkan cap di kuali ini?" Wang Lin merenung, hatinya berdesir, ia teringat mantra tempat jejak spiritual Tanlang berada.
"Kuali besar ini adalah benda yang dibuang Dewa Kuno Tu Si. Dalam ingatan Dewa Kuno, hanya bentuk kuali ini yang tercatat, tanpa metode penggunaan spesifik. Lagipula warisan ingatan yang kuterima tidak utuh." Shen Shi Wang Lin menyelimuti kuali besar, di luar mantra itu ia mulai mengamati dengan cermat. Lama kelamaan, sorot matanya semakin berbinar. Meski bermusuhan dengan Tanlang, di hati terdalamnya kini muncul seberkas kekaguman!
"Tanlang ini benar-benar jenius. Jelas-jelas setelah mendapatkan kuali ini, dia juga tidak tahu cara menggunakan benda ini, apalagi mengontrolnya. Lalu dia menemukan jalan lain, entah dari mana mendapat mantra ini, mencapnya di kuali besar - justru menghubungkan beberapa kemampuan supernatural dalam kuali!
Sebenarnya yang ia kendalikan adalah mantra ini, tetapi dengan mantra ini, bisa melakukan beberapa kemampuan supernatural kuali ini!” Wang Lin menarik napas dalam-dalam, tanpa pikir panjang, Shen Shi-nya segera menyebar dari seluruh bagian kuali besar dan berkumpul dengan cepat ke arah mantra.
“Hapus jejak spiritual Tanlang, kuali ini akan dikembalikan pada pemilik sah!” Sorot mata Wang Lin menunjukkan kegembiraan.
Tepat ketika Shen Shi-nya hendak menghapuskan jejak Tanlang, ekspresi Wang Lin berubah drastis. Shen Shi-nya tiba-tiba berhenti, menyusut dengan kecepatan ekstrem, melesat kembali ke dalam tubuhnya melalui kuali besar.
