Namun, saat dua jari tangan kanannya menyentuh antara alis Yao Bingyun, Wang Lin tiba-tiba membeku. Menatap wajah pucat Yao Bingyun, ia diam dalam keheningan.
“Penyerapan Lapisan Spiritual... artinya mengambil seluruh Jalan orang lain untuk diri sendiri, mengorbankan Jalan mereka demi menyempurnakan Jalan pribadi... Namun, Jalan Langit tak berbatas, Jalan Agung tak bertepi, begitu membuka jalan penyerapan ini, praktik kultivasi di masa depan akan menjadi siklus penyerapan tanpa akhir... Dengan demikian, ini sama saja seperti Tianyunzi yang telah menapaki jalan buntu tak bisa kembali!”
“Tapi jika tidak menelan, mustahil mencapai pencerahan sejati tentang sebab-akibat, membuat Jalan Sebab-Akibat tetap ilusif dan tak bisa diwujudkan secara nyata... Telan... atau tidak menelan!”
Wang Lin terlihat langka ragu dalam menghadapi suatu keputusan. Bukan belas kasihan pada Yao Bingyun yang membuatnya bimbang, melainkan pilihan akan Jalan kultivasinya sendiri, pencarian akan Kebenaran!
Langkah ini sangat krusial, merupakan pilihan pembuktian Jalan. Seluruh hidup seorang kultivator adalah perjalanan mengolah Jalan ini. Setiap orang memiliki Jalan yang berbeda, berubah-ubah sesuai pemahaman dan pengalaman hidup. Segala sesuatu di dunia ini bisa menjadi Jalan!
“Tian Yunzi pernah berkata, ia memiliki 3.600 avatar, setiap avatar merupakan sebuah Seni immortal. Dalam pandanganku, 3.600 avatar ini adalah 3.600 Jalan yang telah diserapnya. Meski telah menyerap begitu banyak Jalan Langit, akhirnya ia tetap belum mencapai kesempurnaan Jalan! Puluhan ribu tahun, belum melangkah ke Langkah Ketiga!
Namun jika tidak menyerap, Lapisan Sebab-Akibat tak bisa diraba, semakin samar tak tentu. Mencari Jalan, jika tak tahu arah, ke mana harus mencari...”
Ekspresi Wang Lin berubah-ubah antara gelap dan terang, sorot matanya menunjukkan pergantian antara ketegasan dan kebingungan. Jari kanannya di antara alis Yao Bingyun, bagaimanapun juga, tak bisa benar-benar menekan.
Waktu berlalu perlahan, tanpa disadari di luar gua Hengyun, siang-malam berganti selama tiga hari! Tiga hari ini bagi Wang Lin seakan 300 tahun, penampilannya tampak sekonyong-konyong menjadi renta.
Selama tiga hari ini, tubuhnya tak bergeser sedikit pun, hanya hati yang bagai amukan arus deras, terus-menerus menghempas, menyelimuti seluruh tubuh.
"Lapisan... Apa itu lapisan..." Wang Lin bergumam pelan. Selama tiga hari, kata-kata ini telah terucap tak terhitung kali dari mulutnya. Ia seakan bertanya pada diri sendiri, sekaligus mencari-cari. Sorot matanya dipenuhi kebingungan yang semakin pekat.
"Sebenarnya... apa, yang disebut lapisan..." Dalam pencariannya, ia tak merasakan energi Yuan dalam tubuhnya yang selama tiga hari ini mulai dari peredaran lambat, perlahan mulai mempercepat. Di hari ketiga, energi itu nyaris membentuk badai liar yang berputar dengan kecepatan mencengangkan dalam tubuhnya.
Pada akhirnya, energi itu hampir menembus keluar tubuh, membentuk pusaran energi Yuan di sekelilingnya. Pusaran energi Yuan ini memiliki warna yang kontras - hitam dan putih!
Pusaran hitam-putih yang berputar liar ini menyerupai Yin-Yang. Meskipun saling melebur, batas keduanya tetap jelas terpisah!
Pusaran ini semakin pekat, semakin ganas, kecepatannya semakin tak terkendali. Segala perubahan ini sama sekali tak disadari Wang Lin yang saat ini tenggelam total dalam pencarian akan Jalan.
Jiwa Yuan Shen, dalam proses pencarian, verifikasi, dan perjuangan tak hentinya, secara bertahap bertransformasi dari wujud Naga Petir Kuno Tai Gu kembali ke bentuk manusia yang identik dengan tubuh fisiknya. Posisinya juga duduk bersila, tangan kanan terangkat seolah menunjuk suatu arah, namun tak kunjung diturunkan.
Seolah satu jari itu merepresentasikan seluruh kehidupan Wang Lin - kehidupan yang diabdikan untuk pencarian akan Jalan!
Di pagi buta, sinar keemasan pertama menyinari Planet Qingling. Para orang biasa di planet ini berduyun-duyun bangun dari mimpi, melanjutkan lukisan kehidupan sederhana mereka yang penuh kepolosan.
Para kultivator pun bangkit dari meditasi, mulai menyerap energi spiritual fajar pagi. Namun hari ini, energi langit-bumi tersebut begitu hidup, berkali-kali lipat lebih pekat daripada biasanya. Hampir semua kultivator segera merasakan perubahan ini, lalu dengan penuh antusias mencari tempat untuk bermeditasi dan melatih pernafasan.
Perlahan-lahan, ada yang menyadari bahwa jika bermeditasi menghadap timur laut, energi spiritual yang diserap melalui latihan pernafasan akan jauh lebih pekat. Segera beberapa orang melesat ke udara, menuju arah timur laut.
Di timur laut Planet Qingling, tepatnya di wilayah Gunung Hengyun, telah berkumpul banyak kultivator dalam radius sepuluh ribu li. Mereka duduk bersila bagai melakukan ritual pemujaan, sambil melatih pernafasan.
Satu periode latihan selama Tiga Kè (45 menit) setara dengan hasil kultivasi beberapa hari biasa!
Di puncak Gunung Hengyun, fenomena kosmik termanifestasi. Awan hitam-putih saling menjalin membentuk simbol Yin-Yang berbentuk ikan ganda. Kontras warna yang tajam di atas langit biru itu bagai lukisan ilahi, menghadirkan keterpesonaan mendalam bagi semua yang menyaksikannya.
"Guncangan ini, datang dari jiwa, menyebar hingga Bayi Yuan Ying, melebur ke dalam Jiwa Yuan Shen, menyelimuti tubuh fisik, seakan mengandung kekuatan aneh, membuat semua orang terbenam di dalamnya tanpa bisa melepaskan diri."
"Apa... itu Jalan..." Dalam sekejap mata, seluruh kultivator di Planet Qingling, dari lubuk jiwa mereka, tiba-tiba bergema suara sarat kesan zaman ini.
Suara ini seolah menyimpan pahit-getir kehidupan, juga kegigihan dalam pencarian akan bukti Jalan yang penuh kewibawaan. Di bawah gema-nya, setiap pendengar seakan tersambar petir, membeku di tempat.
Jiwa mereka tanpa sadar mengikuti kalimat ini, bertanya pada diri sendiri.
"Apa... itu Jalan!"
Di Gunung Hengyun, angin menerpa sekitar tubuh Wang Lin. Gua persembunyiannya berubah menjadi debu, butiran cahaya abu-abu berubah menjadi hamparan kabut yang tertiup angin, menghilang di antara langit dan bumi.
Seluruh gua persembunyian di puncak gunung telah lenyap, yang tersisa hanyalah Wang Lin dan Yao Bingyun yang masih belum bangun di sampingnya. Jarinya tetap menekan udara di antara alis Yao Bingyun...
Di atas kedua orang itu, terpampang simbol ikan Yin-Yang hitam-putih yang berbentuk bulat bagaikan Tai Chi. Putarannya yang perlahan menggerakkan energi spiritual langit-bumi Planet Qingling, dampaknya menyebar ke sekeliling secara bertahap.
Pada momen ini, jika seseorang melihat Planet Qingling dari angkasa luar, akan terlihat seluruh planet terbungkus dalam warna hitam-putih yang sangat dahsyat!
Seandainya ada cultivator setara Blood Ancestor melintas, pasti akan tergetar hatinya. Fenomena ini dalam kalangan cultivator Langkah Kedua dikenal sebagai "Mimpi Jalan"!
Legenda menyebutkan di awal penciptaan, ada orang biasa bernama Peng Zu yang mencapai pencerahan melalui mimpi. Ia memadatkan pin dewa zaman purba, meninggalkan Hati Jalan yang bertahan ribuan tahun, mampu merefleksikan langit-bumi beserta matahari-bulan!
Wang Lin saat ini tengah berada dalam kondisi pencarian, kebingungan, dan pembuktian, terbenam dalam sebuah ruang mimpi. Seolah seluruh dirinya terlepas dari keberadaan jasmani, perlahan-lahan terangkat ke udara. Namun bukan Yuan Shen-nya yang keluar, karena di dalam tubuh fisiknya, Yuan Shen masih tetap ada.
"Apa... itu Dao..." Dalam keadaan aneh ini, Wang Lin merasakan tubuhnya perlahan menghilang, menyatu dengan Planet Qingling. Seolah-olah dirinya telah menjadi planet itu sendiri.
Di sebuah hutan lebat, seekor ular raksasa sepanjang tiga zhang tiba-tiba menggerakkan tubuhnya, melilit binatang kecil yang melompat di dekatnya. Tubuh besarnya hanya perlu sedikit bergulat sebelum suara bum bum patah tulang terdengar dari tubuh binatang itu. Saat ular itu hendak menelannya, tiba-tiba seluruh tubuhnya gemetar.
Ia mengangkat kepala besarnya menatap langit di kejauhan. Dingin di matanya menghilang, digantikan oleh kebingungan yang mendalam.
“Ini, bukan lapisan…” Sebuah hela napas panjang seakan diterpa angin, sorot mata kebingungan pada ular raksasa itu menghilang, digantikan kembali oleh dingin yang tak segan bertindak. Ia menelan binatang kecil itu, tubuhnya mengaliri tanah sebelum menghilang di kejauhan.
