Di puncak Gunung Hengyun, ekspresi Wang Lin tetap tenang. Hati Jalan Yao Bingyun telah ia pahami sepenuhnya - adik perempuannya adalah satu-satunya Hati Jalan sekaligus celah terbesar wanita ini!
"Dengan kekuatanku saat ini, tak bisa kutolongmu!" Wang Lin tak mengangkat kepala, bicara datar.
Yao Bingyun di udara wajahnya meredup, diam lama sebelum berbisik: "Mungkin... aku salah dengar..." Ia berbalik, sudut mata berkilau air mata kristal, perlahan melangkah menuju cakrawala hingga perlahan menghilang.
Sama sekali belum pernah, Wang Lin tidak mengangkat kepala, melainkan menutup kedua matanya, tenggelam dalam Jalan Sebab-Akibat miliknya. Perlahan, di sekeliling tubuhnya, bayangan samar ikan Yin-Yang hitam-putih mulai muncul, akhirnya terkumpul di belakangnya, berputar lambat.
Setiap putaran menciptakan daya hisap yang menyelimuti, menarik kekuatan alam semesta di sekitarnya terus-menerus terserap. Energi ini berubah menjadi energi Yuan yang melebur ke dalam tubuh Wang Lin, sementara sebagian dialirkan ke Mutiara Tian Ni untuk diserapnya.
Di permukaan Mutiara Tian Ni, muncul perubahan pula. Terbentuklah penampakan Yin-Yang yang mulai berputar perlahan-lahan dalam Jiwa Yuan Shen Wang Lin.
Jalan Wang Lin kini mencapai kesempurnaan kecil dalam Sebab-Akibat. Lapisan Sebab-Akibat yang substantif terkonsentrasi di luar tubuhnya. Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa ia benar-benar melangkah ke Langkah Kedua dalam Lapisan, menjadi kultivator tahap Mengintip Nirvana.
Kini, jika ia berkehendak, dalam sekejap mata Tian Jie akan datang. Setelah mengalami tribulasi, ia akan mencapai tahap awal Mengintip Nirvana!
"Langkah Kedua dalam kultivasi, Mengintip Nirvana, Memurnikan Nirvana, Menghancurkan Nirvana... Di sini, semua mengandung karakter 'Nirvana'... Jelas, dengan menggabungkan apa yang kulihat di Langkah Ketiga, semua ini hanya bisa dipahami sepenuhnya dengan menguasai konsep Nirvana, mencapai pencerahan akan hukum alam, dan pada akhirnya, itu akan menjadi Langkah Ketiga...
Jalan Langit tak berujung, Jalan Agung tak bertepi, perjalanan pembuktian Jalan ini—apakah benar hanya ada tiga langkah...?" Wang Lin terdiam sambil membuka matanya. Mata kirinya memancarkan energi Yang, mata kanannya menyimpan energi Yin, terlihat bagai matahari dan bulan yang sangat iblis!
Seiring dengan terbukanya kedua matanya, perputaran ikan yin-yang di belakangnya semakin cepat.
Kali ini, intensitas rotasinya mencapai tingkat ekstrem. Dengan Gunung Hengyun sebagai pusat, semua energi spiritual di Planet Qingling tiba-tiba bergejolak keras seolah diguncang oleh tangan tak terlihat raksasa.
Tidak hanya itu, bahkan karena kegilaan energi spiritual, seluruh Planet Qingling seakan membentuk badai dahsyat. Badai ini tak kasat mata, namun saat ini, setiap kultivator di Planet Qingling bisa merasakannya dengan jelas.
Energi spiritual yang dahsyat mengalir dengan gila-gilaan menuju Gunung Hengyun. Sorot mata aneh Wang Lin berkedip-kedip. Ia menarik napas dalam, ikan kembar Yin-Yang di belakangnya berhenti berputar.
"Energi Yuan sedang berubah, tapi tidak boleh di Planet Qingling. Jika tidak, planet ini akan collapse total!" Wang Lin berdiri. Dengan satu langkah saja, ia hendak melangkah di angkasa, namun ekspresinya berubah. Ia memandang ke kejauhan.
Pandangannya seakan bisa menembus jarak puluhan ribu li. Di sana, si Tua Xie dengan gigih melangkah perlahan mendekati tempat ini.
Dengan tubuh orang biasa itu, pada momen ini ia terus berjalan seperti ziarah suci. Targetnya tak lain adalah Gunung Hengyun.
Wang Lin diam. Ia menarik kembali pandangannya, lalu kembali duduk bersila sambil memejamkan mata.
Waktu berlalu perlahan-lahan, tak terasa sudah dua minggu. Selama dua minggu ini, Wang Lin seperti terbeku dalam meditasi, tak bergeser sedikit pun. Orang tua bermarga Xie juga semakin cepat melangkah seiring waktu. Sebagai manusia biasa, seharusnya dia takkan sanggup bertahan. Namun setiap kali kelelahan melanda, aliran hangat berputar liar dalam tubuhnya menyelimuti seluruh raga, membuat letihnya lenyap seketika dan semangatnya kembali berkobar.
Akhirnya setelah dua minggu, dia tiba di kaki Gunung Hengyun. Memandang puncak gunung yang menjulang, orang tua itu menarik napas dalam-dalam. Matanya berkilat penuh ketegasan saat langsung melangkah mendaki.
Langkah demi langkah, bahkan ketika lutut hancur dan darah segar mengalir, dia tak pernah berhenti merangkak menuju puncak. Di kedalaman hatinya, ada Keyakinan misterius yang terus menopangnya, mendorongnya untuk terus bergerak maju.
“Sepanjang hidupku, aku selalu yakin memahami langit-bumi dan kemanusiaan. Dalam bidang akademik, aku telah mencapai pencerahan atas segala hal, menjadikan pendidikan umat manusia sebagai tugas hidup. Namun di usia yang seharusnya memahami takdir langit ini, tiba-tiba aku tersadar: sesungguhnya, aku hanyalah seekor ikan di dalam air…”
Wajah orang tua bermarga Xie dipenuhi kepahitan, namun sorot matanya semakin terang benderang.
“Manusia adalah ikan, langit adalah air, Jalan adalah jaring, dan yang memegang jaring itu adalah Takdir!” Pada hari itu, akhirnya ia mencapai puncak. Di hadapannya terlihat sosok yang sedang bersila bermeditasi, dengan sepasang mata yang menyimpan cakrawala matahari-bulan.
Meski tubuhnya letih dan kedua lututnya sudah berkerak darah, tatkala bertemu pandangan itu, bagai guntur musim semi menggema di telinganya. Seluruh tubuhnya seolah mengalami ekstasi jiwa yang keluar dari raga. Sekilas ia melihat gambaran hitam putih Yin-Yang. Seketika ia bersujud di tanah bagai melakukan ziarah suci.
“Tolong ajarkan Jalan kepadaku!”
Wang Lin memandang dengan tenang Orang Tua Xie di hadapannya, diam sejenak. Orang tua ini adalah orang biasa yang sangat dihormati di Planet Qingling. Jenis orang seperti ini berbeda dengan orang kebanyakan, mereka sendiri memiliki Hati Jalan, hanya saja Hati Jalan ini melayang tak menentu, namun benar-benar ada.
Bukan berarti jenis orang yang sama ini lebih cocok untuk berkultivasi. Dibandingkan mereka, para Pelayan dengan hati yang bersih justru lebih cocok. Hanya saja, jenis orang seperti ini, begitu mencapai pencerahan, tingkat kultivasinya biasanya tidak tinggi, namun pemahaman terhadap Jalan sangat dalam, jalan masa depan mereka pun lebih panjang.
Hanya saja usia orang ini sudah lanjut, tubuhnya tidak bisa menahan hantaman energi spiritual. Ingin berkultivasi? Sulit!
"Umurmu tidak banyak lagi. Berkultivasi bukan urusan satu dua hari. Sudahkah kau pertimbangkan dengan jelas?" Suara Wang Lin tetap tenang.
Orang tua bermarga Xie menatap Wang Lin, menunjukkan keteguhan di matanya dengan suara berat: "Sejak usia tiga tahun aku belajar syair, enam tahun mempelajari puisi, empat belas tahun menjadi termasyhur di ibu kota. Namun, hatiku selalu diliputi kebingungan. Aku mengira telah memahami segalanya, mengerti tata krama manusia, tapi selalu ada perasaan terbelenggu oleh langit dan bumi ini. Di usia senja, aku mengundurkan diri dari jabatan, mengabdikan diri sebagai guru. Kukira hidup ini akan berlalu begitu saja, membawa kebingungan dan belenggu itu hingga jiwaku kembali ke kehampaan.
Tapi, angin yang masuk ke kamarku pada hari itu membawa akar kebingungananku. Apakah itu Jalan... Saat mendapat pencerahan di tepi sungai, seakan ada kekuatan yang berjuang dengan gigih dalam hatiku. Meski harus mati, aku harus datang ke sini. Hanya untuk... mencari Jalan! Mohon ajarkan Jalan padaku! Terimalah aku sebagai murid!"
Pandangan Wang Lin mendarat pada tubuh orang tua bermarga Xie. Saat menatap matanya, seolah bisa menembus jiwa pria ini. Samar-samar, ia melihat di belakang orang tua itu ada gambaran siklus reinkarnasi!
"Siapa namamu?" Setelah beberapa lama, Wang Lin menarik kembali pandangannya dan bertanya dengan datar.
“Xie Qing!” Orang tua itu menarik napas dalam-dalam, suara berat.
“Seumur hidupku, tak pernah memiliki murid. Jalanmu memiliki sebab denganku. Kuizinkan kau menjadi murid sementara! Gunung Hengyun ini akan kuhadiahkan untuk latihanmu sementara. Tak akan kuajarkan hukum dao ataupun kemampuan supernatural, hanya memberimu sebuah pemahaman!” Wang Lin mengangkat tangan kanannya, menunjuk ke depan. Saat jarinya mengarah, lingkaran Yin-Yang di belakangnya tiba-tiba berputar, seakan menyatu dalam tusukan jari itu, melintasi angkasa, mendarat di Antara Alis Xie Qing.
Tubuh Xie Qing bergetar, sorot matanya menunjukkan kebingungan. Seluruh tubuhnya runtuh ke tanah.
Wang Lin memandang Xie Qing sejenak, mengibaskan lengan bajunya. Kabut menyelimuti kakinya saat ia melaju menuju kehampaan, perlahan menghilang di cakrawala.
Sehari kemudian, Xie Qing membuka mata. Pandangannya masih dipenuhi kebingungan. Setelah lama terdiam, ia duduk bersila di puncak gunung, menutup kedua matanya, bermeditasi dalam keheningan.
Wang Lin tidak segera meninggalkan Planet Qingling ini. Ia menemukan lokasi Suku Terpilih Dewa, mengeluarkan Kertas Jimat terakhir dari kantong penyimpanan. Sayang sekali, tidak ada petunjuk yang didapat dari anggota suku tersebut. Mereka hanya merasakan familiaritas yang sangat dalam terhadap jimat kertas ini, namun sama sekali tidak memiliki ingatan tentangnya.
Dalam diam, Wang Lin pergi.
Di angkasa, tubuh Wang Lin tidak menyatu dengan alam semesta. Sebaliknya, ia berubah menjadi cahaya panjang yang melesat cepat. Shen Shi-nya menyebar, mencari tempat meditasi yang ideal dalam hatinya.
Beberapa hari kemudian, kedua mata Wang Lin membeku. Tubuhnya limbung sejenak sebelum melesat menuju planet berwarna tanah di depannya. Planet tak berpenghuni ini nyaris kehabisan energi spiritual. Wang Lin langsung menembus lapisan angin kencang yang tipis, mendarap di permukaan bumi.
Sekeliling dipenuhi kabut beracun, jika ada orang biasa yang menghirupnya satu kali napas, pasti mati. Namun semua ini tidak memengaruhi Wang Lin. Setelah mendarat, ia mengarahkan tangan kanannya ke permukaan tanah. Seketika bumi bergemuruh, perlahan-lahan terangkat. Hanya dalam sekejap, sebuah gunung muncul secara ajaib di permukaan.
Di lereng gunung, terdapat gua persembunyian yang baru terbentuk. Wang Lin melangkah maju dan masuk ke dalam gua, lalu duduk bersila. Di belakangnya, bayangan samar bergoyang - Tashan muncul langsung duduk di mulut gua, memberikan perlindungan untuk Wang Lin.
Luka Tashan mulai membaik. Saat ini, matanya memandang tajam bagai obor, waspada mengamati sekeliling.
Setelah duduk, Wang Lin langsung mengalirkan energi Yuan dalam tubuhnya. Seketika, simbol ikan Yin-Yang hitam-putih muncul kembali di belakangnya, berputar liar dengan cepat. Seiring putarannya, semua sisa-sisa energi spiritual yang masih bertahan di planet liar ini, terkumpul seluruhnya menuju lokasinya.
Secara bertahap, energi Yuan dalam tubuh Wang Lin yang semula tanpa warna mulai berubah perlahan. Seiring perputaran Yin-Yang di belakangnya yang semakin cepat, pada akhirnya energi Yuan-nya terbelah menjadi dua! Berubah menjadi dua aliran gas hitam dan putih!
Gas putih tetap berada dalam tubuh, sementara gas hitam menyelimuti bagian luar. Dengan tubuhnya sebagai pusat, terbentuklah siklus sempurna.
Pada saat yang sama ketika Wang Lin sedang berkultivasi, di angkasa luar, seorang pria paruh baya melesat di atas awan merah menuju lokasi Wang Lin. Di tangan kanannya tergenggam cermin perunggu dengan garis merah yang menunjuk arah.
Pria paruh baya ini berparas tampan dengan pandangan tenang. Dengan mengendarai awan merah, ia melaju dengan kecepatan luar biasa.
Seandainya Wang Lin ada di sini, pasti akan langsung mengenali - pria ini adalah Yao Yun dari Jalan Yao Bingyun yang dulu berusaha menyelamatkan kedua saudari seperguruannya! Namun dibandingkan versinya di Jalan, meski rupanya tak berubah, sorot matanya kini menyiratkan kesan zaman yang pahit.
Terutama sorot matanya, meski tenang, namun di dalamnya terdapat seberkas aura misterius yang disembunyikan sangat dalam, bagai nyala api yang redup-terang tak menentu.
