Wang Lin memandang Lapangan Kolam Petir, terutama mengamati roh-roh petir yang terus bergerak mengaliri, sorot matanya menunjukkan ekspresi keanehan. Jika Tingkat Manusia masih memiliki kesulitan tertentu, maka Gerbang Bumi ini... keanehan dalam pandangan Wang Lin semakin mengental.
Xizi Feng menggigit bibirnya, memandang Wang Lin di tengah kerumunan lalu melihat ke Lapangan Kolam Petir. Hatinya dipenuhi kecemasan. Tangannya meraba kantong penyimpanannya, lama termenung sebelum akhirnya menggigit bibirnya erat. Tak peduli wajahnya memerah bagai semburat senja, tubuhnya melesat laksana kupu-kupu anggun. Di tengah tatapan penuh keterkejutan para kultivator sekitar, ia melesat menuju kerumunan yang sedang memperebutkan gelar.
Dengan rupa yang elok dan pipi kemerahan, ia menyambar langsung ke arah Wang Lin. Sesampainya di depan sang pria, ia menunduk dan mengeluarkan kepingan giok hijau dari kantong penyimpanannya. "Ini... untukmu..." ujarnya lembut sambil menaruh giok itu di tangan Wang Lin. Wajahnya tetap merah saat cepat kembali ke tempat semula.
Kembali ke posisinya, dia bisa mendengar detak jantungnya yang semakin kencang bum bum, hingga setelah tiba di tempat, langsung menundukkan kepala dengan pikiran blank.
Sang Leluhur Keluarga Xi memandang adegan ini sambil mendesah panjang di hati, matanya menunjukkan ekspresi kompleks.
"Masuk ke Kolam Petir!" Suara Yan Lei Zi bergema antara langit dan bumi sekejap mata, berubah menjadi gemuruh petir yang langsung memicu perubahan keras pada kilat di kolam. Tiga zhang area kosong di pusat Lapangan Kolam Petir itu seketika diselimuti kilatan petir, dalam sekejap napas, ribuan zhang area berubah menjadi kolam petir sesungguhnya!
Kilauan cahaya yang tersusun dari petir berkelap-kelip mengaliri seluruh kolam seluas 1.000 zhang, memancarkan aura mematikan yang membuat mayoritas kultivator merinding bulu kuduk hanya dengan memandangnya.
Terutama roh petir yang berkelok seperti ular, sesekali memadatkan tubuh di dalam kolam sarta mengaum dengan raungan bertubi-tubi.
Xu Ting mendengus keras, menjadi yang pertama melangkah menuju kolam petir. Di saat kedua kakinya menginjak kolam petir, kilat busur tak terhitung seketika menyebar ke seluruh tubuhnya melalui kaki. Hampir sekejap napas, seluruh tubuhnya telah terselimuti jalinan petir.
Tubuh Xu Ting bergetar. Ia menarik napas dalam-dalam lalu melangkah lima langkah ke dalam sebelum duduk bersila.
Menyusul di belakangnya, Shen Gonghu melangkah maju. Kultivasinya berkaitan erat dengan unsur petir. Sejak muda ia sering berlatih di daerah penuh kilat. Bahkan kolam petir ini bukan pertama kalinya ia masuki. Dengan sangat tenang, ia memasuki kolam petir lalu duduk bersila.
Satu per satu, para kultivator lain mulai menginjak kolam petir dan duduk melingkar. Namun beberapa di antaranya yang tingkat kultivasinya rendah, saat menginjak kolam petir langsung terguncang dahsyat. Mereka terpaksa mundur terburu-buru dengan wajah pucat pasi seolah mengalami trauma.
Wang Lin memegang kepingan giok yang diberikan Xizi Feng, melirik ke arah Xizi Feng yang wajahnya merah padam tak berani menatapnya langsung di kejauhan. Dalam hati ia menghela napas, kepingan giok ini dengan sekali sapuan Shen Shi-nya langsung diketahui dapat menangkal gemuruh petir yang sangat dahsyat, jelas merupakan harta karun agung perlindungan diri sang gadis.
Dalam diam, ia menyimpan kepingan giok itu di pelukannya lalu melangkah masuk ke kolam petir.
Meski Xizi Feng menunduk, penglihatan tepinya masih bisa menangkap gerakan Wang Lin. Saat melihat Wang Lin menyimpan kepingan giok di pelukannya, hati gadis itu langsung berdebar kencang.
Namun saat ini ia tak menyadari, sang sepupu yakni pria tampan berbaju biru kehijauan itu, setelah masuk ke kolam petir justru memandang Wang Lin dengan sorot mata yang terkandung seberkas permusuhan yang disembunyikan sangat dalam.
Wang Lin dengan raut wajah tetap tenang memasuki kolam petir. Saat kaki kanannya menginjak kolam petir, ia langsung merasakan kekuatan petir raksasa menyusur dari kaki kanan langsung menerobos masuk ke dalam tubuhnya.
Sensasi kenikmatan yang sangat dahsyat segera menyebar ke seluruh tubuh Wang Lin, seakan tempat ini adalah pondoknya sendiri. Namun secara lahiriah, Wang Lin tak menunjukkan perubahan sedikit pun. Ia melangkah maju, diiringi kilat petir berkedip-kedip di kolam petir yang bergemuruh mengelilingi tubuhnya, berubah menjadi gemuruh petir yang menggema.
Menemukan area kosong, Wang Lin segera duduk bersila.
"Gerbang kedua, mulailah! Hitung dengan genderang!" Suara Yan Lei Zi baru saja bergema, dua Utusan Kuil Dewa Petir segera melesat bagai cahaya panjang dari langit. Saat mendekat, cahaya hitam tiba-tiba muncul di antara mereka, mematerialisasikan sebuah genderang raksasa.
"Dung!" Gemuruh genderang yang panjang tiba-tiba bergema di antara langit dan bumi. Suara agung ini seakan menggantikan gemuruh petir. Satu pukulan genderang menandai satu sekejap napas!
Di dalam kolam petir seluas 1.000 zhang, hampir dua ratus kultivator duduk bersila bermeditasi. Saat gemuruh genderang pertama bergema, kilat petir dalam kolam seolah terguncang, serentak naik tiga cun. Gemuruh petir yang keras mengaum, berubah menjadi kilatan tak berujung, seolah badai petir dahsyat sedang melanda kolam ini.
Dalam badai ini, roh petir yang terkristalisasi dari kilatan listrik mengaliri sekeliling sambil memancarkan kekuatan elektrik tak terperi. Kabut petir menyelimuti wilayah 1.000 zhang, membuat energi kolam petir mengalami perubahan mengguncang dalam sekejap mata.
Kilatan petir dalam jumlah besar berkedip gila-gilaan, menerobos masuk ke dalam tubuh setiap kultivator. Para praktisi ini ada yang berkonsentrasi melawan, ada yang mengeluarkan Magic Treasure pertahanan. Seketika, kolam petir seluas 1.000 zhang ini berpendar cahaya terang benderang!
Xu Ting diselimuti Kabut hitam pekat yang mencegah invasi kekuatan kilat petir. Sedangkan beberapa kultivator lainnya masing-masing memiliki metode khusus untuk melawan.
Wang Lin duduk bersila, di sekelilingnya petir mengaum tak henti. Sejumlah besar kekuatan petir mengalir deras ke dalam tubuhnya, memelihara Jiwa Yuan Shen yang terluka akibat pertempuran dengan Luo Su sebelumnya, memulihkannya dengan cepat.
Perasaan ini membuatnya sangat nyaman. Kini ia bahkan menutup kedua matanya, sama sekali tidak memandang para kultivator lain.
"Duum!" Dentuman genderang kedua bergema. Seketika, kekuatan Kolam Petir kembali mengental. Roh Petir itu mengaum sementara kilat-kilat petir sebesar otot bagai cambuk mulai menyapu. Setiap kali menghantam tubuh kultivator, tubuh mereka langsung bergetar hebat!
Dentuman genderang terus bergema - ketiga, keempat... hingga yang kesepuluh. Kekuatan petir dalam Kolam Petir 1.000 zhang kini telah mencapai tingkat yang menggemparkan langit dan bumi. Terlihat jelas tak terhitung kilat petir serentak melambung tiga zhang, menyelimuti seluruh area kolam petir raksasa ini.
Segera seorang kultivator dari Wilayah Selatan Luo Tian, dengan wajah pucat pasi, memuntahkan darah segar. Tubuhnya seakan dihantam kekuatan dahsyat, membawa kilatan petir besar, terlempar langsung ke luar. Percikan darah beterbangan menandakan luka serius.
Kabut di sekeliling tubuh Xu Ting semakin pekat, seakan mampu mengisolasi petir. Raut wajaknya tetap tenang, pandangan matanya menatap tajam ke arah Wang Lin di kejauhan. Ia telah lama mengamati gerak-gerik Wang Lin sejak masuk ke kolam petir ini, yang menurutnya terlalu iblis.
"Xu Mu ini sama sekali tidak melakukan perlawanan, bahkan tidak mengaktifkan Magic Treasure apapun. Hanya duduk tenang di sana seolah tempat ini adalah ruang bertapanya. Yang lebih iblis, kekuatan petir raksasa yang masuk ke tubuhnya... tiba-tiba menghilang?" Xu Ting semakin guncang semakin lama mengamati. Berbagai teori bermunculan di benaknya, namun jawaban sejati tetap tak tertebak.
Di langit, kedua Utusan Kuil Dewa Petir itu, salah satunya mengayunkan tangan kanannya ke permukaan genderang hitam. Seketika genderang kesebelas bergemuruh, suara dahsyat itu bergema di angkasa.
Di kolam petir seluas 1.000 zhang, semua kilat tiba-tiba bergetar dan terkumpul di satu titik. Dalam sekejap mata, terbentuklah makhluk menyerupai ular sepanjang 100 zhang. Wujudnya seperti ular namun mirip naga, tersusun dari jalinan petir yang memancarkan aura gemuruh kosmis!
Itulah Lei Ling (Roh Petir)!
"GROA!!!" Lei Ling yang baru terbentuk langsung mengaum. Gemuruhnya bergema bagai suara petir purba, mengguncang langit-bumi dan meruntuhkan jiwa semua kultivator!
Bahkan kabut hitam di sekitar Xu Ting nyaris tercerai-berai. Sorot matanya memancarkan keterkejatan saat kedua tangannya membentuk mantra, mengeluarkan lebih banyak kabut magis dari antara alisnya yang langsung mengitari tubuhnya.
Xu Ting saja seperti ini, apalagi kultivator lainnya. Di bawah raungan menggemparkan langit dan bumi ini, seketika lebih dari sepuluh orang mulai memuntahkan darah segar, tubuh mereka terlempar keluar.
Seiring ketukan kedua belas, ketiga belas, dan keempat belas genderang bergema, raungan Roh Petir semakin keras. Di puncaknya, saat ketukan kelima belas bergema, seluruh tubuh Roh Petir menerjang ke kolam petir 1.000 zhang sambil menyemburkan kilat petir dalam jumlah besar!
Gemuruh yang bergema membuat langit dan bumi berubah warna. Para kultivator yang menyaksikan di sekitarnya menunjukkan raut wajak berubah sedikit. Meski berada di dunia nyata, mereka tetap bisa merasakan aura murka langit yang tak tertahankan dalam setiap raungan Roh Petir!
Tekanan aura yang terkumpul ini mencapai puncaknya saat Roh Petir memuntahkan kilat. Seketika, puluhan orang di kolam petir 1.000 zhang itu memuntahkan darah segar dan terlempar keluar, sorot mata ngeri mereka hampir mencapai tingkat rasa takut yang mendalam.
Shen Gonghu bergulat dengan gigih, batas maksimalnya di masa lalu adalah lima belas sekejap napas, namun saat ini ada keyakinan di hatinya yang membuatnya tetap bertahan.
Zhan Konglie menarik napas dalam-dalam, juga menggigit gigi dan bertahan.
Bahkan kultivator Enam Jari dan Pelayan Berkepala Besar juga berada dalam kondisi yang sama, hanya saja keduanya jelas belum mengerahkan seluruh kekuatan dan terlihat agak santai. Namun, keringanan ini sangat tidak berarti dibandingkan dengan kondisi Wang Lin saat ini.
Dalam posisi duduk bersila, Wang Lin meleburkan kilat petir dalam jumlah besar ke dalam tubuhnya untuk memulihkan Jiwa Yuan Shen. Kerusakan yang dialaminya sebelumnya telah pulih sepenuhnya dalam belasan sekejap napas ini. Tidak hanya itu, bahkan bencana tersembunyi yang ditinggalkan setelah pertempuran dengan Yao Bingyun juga telah dibersihkan sampai tuntas!
Gemuruh petir dari roh petir yang menghujam Wang Lin, terasa seperti teriakan anak kecil. Meskipun sensasi ini terasa aneh, namun saat ini ia benar-benar merasakannya demikian.
Meski anak kecil ini di mata banyak orang terlihat sangat dahsyat, namun bagi Wang Lin, ia tetaplah seorang anak kecil. Atau bisa dikatakan, merupakan bibit muda yang tengah berevolusi menjadi Naga Petir!
Wang Lin tetap tenang, mengabaikan segala hal di sekitarnya. Dengan mata terpejam, ia menyerap kekuatan petir di sini dengan tenang, membuat Jiwa Yuan Shen Naga Petir Kuno Tai Gu perlahan semakin kuat.
Begitu 15 dentuman genderang berlalu, roh petir itu seakan terlepas dari ikatan. Dengan mengaum keras, tubuh raksasanya menyapu sekilas, memicu gelombang cahaya petir yang langsung menghantam belasan kultivator. Wajah mereka pucat pasi sebelum terhempas.
Roh petir itu tampak sangat puas diri. Dengan mengaum lagi, tubuhnya kembali menyapu. Kali ini, di antara orang-orang yang terhempas, terdapat Wang Lin!
Pada saat tubuh 100 zhang Roh Petir menyapu mendekat, Wang Lin tiba-tiba membuka mata, menatap tajam Roh Petir dengan dingin. Sorotan mata ini bagaikan seorang dewasa memandangi anak kecil yang sedang bermain tak mengerti aturan!
