Di angkasa, tubuh raksasa Lei Ji memancarkan kewibawaan dahsyat yang menyelimuti wilayah bagian barat Aliansi. Tak lama kemudian, cahaya pedang mengaum dari kejauhan - sekelompok kultivator Luotian sedang melesat dengan cepat.
Pemimpinnya adalah salah satu Di Sha dari 108 dewa. Awalnya ia tertegun melihat tubuh raksasa Lei Ji, sorot matanya menunjukkan kewaspadaan. Para kultivator Luotian di belakangnya pun bersiap siaga, cahaya pedang mengaum dengan kemampuan supernatural terkandung di dalamnya.
Tiba-tiba, si pemimpin membekukan kedua matanya. Ia melihat Wang Lin yang sedang duduk bersila dan Pelayan Berkepala Besar di punggung Lei Ji. Seketika ia menarik napas dalam-dalam, mundur beberapa langkah sambil menyatukan tinju dengan hormat: "Hormat pada Dewa Petir!"
Nama Xu Mu sangat termasyhur di Luotian. Orang ini sendiri menyaksikan langsung keagungan ritual Fengxian Wang Lin. Terhadap Wang Lin, ia sangat menghormati. Sikap hormatnya saat ini murni berasal dari hati.
Wang Lin mengangguk ringan tanpa bicara, kecepatan Lei Ji yang disertai suara halilintar menerobos melintasi para kultivator ini. Hanya setelah Wang Lin pergi cukup jauh, kultivator Di Sha itu baru menarik kembali pandangannya, menunjukkan ekspresi iri dalam hati: "Pantaslah Jenderal Petir Sejati dari Domain Bintang kami, bahkan memiliki tunggangan seperti ini."
Rasa iri bukan hanya dirasakannya seorang diri. Para kultivator lain di sekeliling pun satu per satu terharu dalam hati, tak kunjung hilang kekaguman mereka.
Seiring perjalanan Lei Ji, frekuensi pertemuan dengan kultivator Luotian semakin sering. Jelas terlihat, wilayah ini telah sepenuhnya dikuasai Domain Bintang Luo Tian. Setiap kultivator yang melihat Wang Lin menunjukkan sikap hormat, terutama pandangan mereka terhadap Lei Ji dipenuhi keterkejutan dan keirian.
Kabar menghilangnya Xu Mu pun menyebar melalui desas-desus para kultivator, hingga diketahui oleh mayoritas kultivator Luotian. Belakangan ini, rumor mengenai Xu Mu sangat banyak beredar di kalangan kultivator Luotian.
Di antaranya mayoritas, beredar rumor bahwa Xu Mu tidak berani bertempur, atau bahkan telah membelot dan bergabung dengan Aliansi. Terhadap rumor-rumor ini, Xu Ting dengan senang hati mendengarnya, diam-diam mendorong penyebarannya hingga gossip ini menjalar ke mana-mana.
Terhadap hal seperti ini, para kultivator senior Luotian sama sekali tidak mencegah. Ditambah dengan fakta bahwa Wang Lin memang benar-benar menghilang terlebih dahulu, rumor pun semakin menjadi-jadi dan melebihi kenyataan.
Contohnya, tuduhan bahwa Xu Mu adalah mata-mata Aliansi, semakin keras bergema.
Sepanjang perjalanan Lei Ji, banyak menarik perhatian kultivator Luotian. Pandangan mereka terhadap Wang Lin bercampur - sebagian penuh hormat, namun tak sedikit pula yang penuh tafsir, seolah menanti sebuah drama menarik yang akan segera dimainkan.
Sehari kemudian, Lei Ji berhenti di tepi sebuah Planet Wildlands. Planet ini kekurangan energi spiritual, bahkan ketika kultivator Luotian mendudukinya, mereka tidak terlalu memperhatikan, hanya meninggalkan beberapa penjaga saja.
Wang Lin mengamati Planet Wildlands ini dengan cermat. Meski terletak di wilayah kekuasaan kultivator Luotian, lokasinya yang terpencil tetap memungkinkannya memilih tempat ini untuk bertapa tanpa gangguan.
Setelah merenung sejenak, tubuh Wang Lin limbung turun dari Lei Ji. Ia melangkah menuju Planet Wildlands di depan. Pelayan Berkepala Besar dan Tashan mengikuti dari jarak aman, sementara Lei Ji yang telah menyusut menjadi pria kekar setinggi tiga zhang juga berjalan di belakang.
Saat mendekati planet ini, gemuruh mengaum binatang buas memenuhi angkasa. Meski termasuk wilayah tak beradab, planet ini dipenuhi makhluk-makhluk mitos berkecerdasan rendah yang hidup mengandalkan insting primitif.
Beragam wujud hadir mulai dari ular sepanjang beberapa zhang hingga harimau bersayap raksasa - pemandangan yang cukup umum di wilayah liar seperti ini.
Begitu kaki Wang Lin menyentuh tanah, kultivator Luotian yang bertugas jaga berduyun-duyun terbangun dari meditasi. Setelah keraguan sesaat, mereka segera melesat cepat mengendarai cahaya pedang mendekati lokasi.
Tempat yang dipilih Wang Lin adalah sebuah gunung di planet ini. Gunung ini sangat aneh, hampir tegak lurus seperti jari yang menjulang ke langit, seakan ingin merobek langit.
Menginjak gunung aneh ini, tanpa perlu diperintah, Tashan langsung menghantam gunung dengan kepalan tangannya. Seketika di puncak gunung, ia langsung membuat gua persembunyian dengan ilmu.
Tiba-tiba, cahaya pedang mengaum di langit. Kultivator penjaga tempat ini segera mendekat. Pada jarak 100 zhang, enam orang ini segera menyatukan tinju dan berkata hormat: "Hormat pada Dewa Petir."
Wang Lin mengangguk ringan dan berkata perlahan: "Aku akan berlatih Seni Immortal di sini. Jangan ganggu."
Para kultivator itu segera mengangguk setuju, menyatukan tinju lalu berpamitan.
Setelah mereka pergi, Wang Lin menggerakkan jari-jari tangan kanannya membentuk mantra. Larangan Hancur Hati segera termaterialisasi di tangannya. Saat larangan Wang Lin terus membekas, di seluruh area sekitar gunung, jejak larangan terlihat di mana-mana.
Setelah menyusun Larangan, Tashan dan Pelayan Berkepala Besar bahkan duduk bersila di kejauhan, melakukan perlindungan secara mandiri. Sedangkan Lei Ji, juga menemukan posisi untuk duduk bersila. Belakangan ini ia merasakan kemampuan supernatural bawaannya mengalami perubahan aneh, dalam diam terus merenungi pemahamannya.
Wang Lin menutup matanya, suasana sekitar menjadi hening. Hanya sesekali terdengar raungan dari kejauhan. Seiring dengan penyusunan Larangannya, binatang-binatang buas di sekitarnya menjauh. Meski tak berakal, insting mereka merasakan tempat ini sangat berbahaya.
Dalam atmosfer yang relatif tenang ini, pikiran Wang Lin jernih bak kristal. Di benaknya terbayang dua Seni Immortal Kaisar Dewa warisan Qing Shui!
Memanggil Hujan, Menebar Kacang Menjadi Prajurit.
Untuk teknik Memanggil Hujan, saat sebelumnya menggunakan Panggil Angin, Wang Lin tanpa sengaja berhasil membentuk beberapa tetes hujan. Ada secarik makna Memanggil Hujan yang tersirat. Namun ketika dicoba kembali, ia tetap gagal melakukannya.
Dengan warisan Qing Shui, ia akhirnya memahami alasannya. Teknik Memanggil Angin dan Hujan sebenarnya memiliki hubungan yang sangat dalam. Keduanya dapat saling diubah dan ditumpuk-tumpuk saat dilakukan.
Dalam perenungan, Wang Lin merentangkan kedua lengannya, dengan tenang merasakan teknik Memanggil Hujan.
Memanggil Hujan adalah memusatkan energi Yuan antara langit dan bumi, memanfaatkannya sesuai getaran ilmu, mengkristalkannya menjadi hujan. Setiap tetes hujan mengandung energi primordial langit-bumi yang pekat.
Bisa dikatakan, ini sudah menjadi bagian dari hukum alam.
Dalam pemahamannya, langit di mana Wang Lin berada perlahan-lahan terkumpul segumpal awan gelap yang menyelimuti area luas. Setelah sekian lama, tetesan hujan mulai jatuh dari langit, menghujani permukaan bumi. Tampaknya daerah ini sudah lama tidak diguyur hujan, sehingga saat air hujan menyentuh tanah, debu-debu beterbangan membentuk pola seperti kawanan kuda liar yang berlari. Di posisi Wang Lin, terlihat jelas debu yang berhamburan itu tertahan oleh tetesan hujan dan kembali menyatu dengan bumi.
Pemandangan ini teramat spektakuler.
Wang Lin yang sedang larut dalam pengamatannya terhadap hujan tiba-tiba menegak. Di langit, tetesan hujan seolah membeku saat dua sosok muncul melangkah di angkasa.
Sebelum sempat menyentuh kedua orang itu, air hujan lenyap tanpa suara berubah menjadi kabut tebal. Sepanjang perjalanan mereka, tak setetes pun hujan membasahi pakaian mereka.
"Xu Mu, kau tahu kesalahanmu!" Suara rendah bergemuruh dari mulut salah satu orang tersebut. Dia adalah seorang lelaki tua yang pernah Wang Lin lihat di Kuil Dewa Petir. Statusnya, Wang Lin ingat sepertinya Sesepuh Hukuman Kuil Dewa Petir!
Di samping pria itu, Yan Lei Zi dengan raut wajak muram menatap tajam Wang Lin, sorot matanya memancarkan kedinginan. Hujan di sekeliling tubuhnya berubah menjadi kabut tebal, di dalamnya seakan ada semburan api yang menyala, memberikannya tekanan aura tak terbayangkan. Seakan dengan satu gerakan pikiran, kabut di sekelilingnya bisa membuat langit-bumi collapse total.
"Kesalahan apa yang kuperbuat?" Ekspresi Wang Lin tetap tenang menatap lelaki tua itu.
"Lao Fu bertanya, saat pertempuran Luo Tian berkecamuk, di mana kau berada? Apa yang kau lakukan? Sebagai Jenderal Petir Sejati, kau menghilang sebelum pertempuran! Masih tidak mau mengakui kesalahan?" teriak lelaki tua itu!
Yan Lei Zi tetap diam, hanya sorot matanya semakin dingin. Selama beberapa hari ini Shen Shi-nya menyelimuti area, tapi tak menemukan Wang Lin. Adapun wilayah yang lebih jauh, ada kekhawatiran di hatinya sehingga tak berani menyelidiki lebih dalam.
Wang Lin raut wajak tetap tenang, kali ini dengan tenang berkata: "Aku pergi membunuh Domain Pembunuhan Aliansi Kultivasi, menghabisi Pelayan Jiwa Yu Fei!"
Begitu kata-katanya meluncur, orang tua itu tertegun sementara sorot mata Yan Lei Zi berkilat tajam.
