Beberapa li di belakang Desa Xinghua, di antara hamparan rumput, makam-makam yang kesepian tersebar acak. Siluet Wang Lin muncul di sini, memandangi deretan makam di depan mata, diam cukup lama sebelum menepuk kantong penyimpanannya.
Sebuah botol kecil batu giok putih muncul di tangan Wang Lin. Memegang botol ini, Wang Lin mendesah pelan sambil bergumam: "Sun Tai... Segala dendam antara kita telah selesai. Dulu pernah kujanjikan akan membawa abu tulangmu pulang ke kampung halaman. Hari ini, Wang telah menepatinya."
Begitu ucapnya, botol kecil di tangannya melayang sendiri dan mendarat di area kosong tak jauh, melebur ke dalam tanah hingga gundukan tanah perlahan terbentuk.
Menggerakkan tangan kanannya, dua jarinya mengukir di angkasa. Cahaya kristal berpendar bergelombang, sebuah nisan muncul di atas makam dengan tulisan dinamis "naga dan elang" terukir rapi.
“Makam Sun Tai”
“Kami para kultivator, dalam sekejap 100 tahun, ribuan tahun berlalu. Segala kerabat tinggal tersisa turun-temurun. Kalaupun masih ada, ikatan darah pun telah renggang... Sekali menginjakkan kaki di jalan kultivasi ini, hidup dan mati menjadi sulit ditebak. Seluruh hidup telah ditakdirkan penuh kesulitan.
Berjalan di jalur dewa yang terjal, saat menoleh tajam, tak dapat melihat lentera di belakang. Sementara di depan, kabut suci juga menyelimuti.”
Wang Lin mendesah panjang, memandang makam Sun Tai dengan sorot mata penuh haru.
“Hari ini, kau mati di perantauan. Aku yang mengantarkan abu tulangmu pulang... Sekali suatu hari aku Wang Lin menemui kematian, adakah yang akan mengembalikan abu tulangku ke Zhu Que...” Wang Lin diam, lalu berbalik pergi.
“Inilah sebab-akibat.” Langkah Wang Lin tak terhenti. Seiring jarak yang ditempuh, perlahan menghilang di kejauhan. Hanya nyanyian anak-anak di telinga yang tetap melingkupi, di hati tak kunjung sirna.
“Pohon xinghua, putih bunganya mekar...”
"Berkultivasi, berkultivasi, orang biasa di dunia fana mendambakan menjadi dewa, berharap menginjakkan kaki di jalan immortal. Namun tak menyadari betapa banyak dari mereka yang telah melangkah di jalan ini, justru iri pada kehidupan sederhana orang biasa.
Betapa banyak yang seperti Sun Tai, mati di tanah asing dengan abu tulang tertiup angin, tak menemukan arah pulang... Betapa banyak orangtua dan kerabat yang hingga ambang kematian pun tak bisa menyaksikan anaknya kembali... Hanya tak diketahui, seandainya ada pilihan, seandainya bisa mengulang dari awal, akankah kultivator tetap melangkahkan kaki itu seperti dulu..."
"Lagu dolanan ini menyimpan kepahitan dan panggilan dari berapa generasi, dinyanyikan dari mulut pelayan. Orang luar tak mengerti, tapi kultivator yang mendengarnya akan terasa pilu... Nama lagu ini pastilah... Tak Ingin Berkultivasi..."
Di antara langit dan bumi tak lagi ada siluet Wang Lin. Seluruh dirinya telah melebur dalam kehampaan, menghilang. Hanya lagu dolanan itu, pencerahan yang mengharukan itu, yang abadi tertinggal di langit dan bumi ini.
Di bawah langit berbintang, Wang Lin berjalan langkah demi langkah ke depan. Pada dirinya terpancar kepiluan yang mendalam. Meski perjalanan ini singkat, ia membawa gejolak batin yang tak kunjung hilang.
Wilayah antara barat dan utara Aliansi telah menjadi zona penyangga bagi kultivator Luotian. Di garis terdepan yang berdekatan dengan medan pertempuran dahulu, terdapat sebuah planet kultivasi. Planet ini relatif utuh setelah pertempuran kala itu. Meski energi spiritualnya telah menipis, Lie Yunzi tidak terlalu mempedulikannya.
Lie Yunzi duduk bersila di puncak sebuah gunung di planet ini. Di sampingnya terdapat seorang pemuda bermuka muram. Meski juga duduk bersila, matanya terus menatap ke kejauhan seolah menanti sesuatu.
Seandainya Wang Lin ada di sini, pasti akan mengenali pemuda ini sebagai Xu Ting yang nyaris tewas dalam pertempuran besar itu!
Di angkasa sekitar Lie Yunzi, mengambang tiga belas bola darah. Bola-bola darah ini merupakan sisa artefak Luofu dari pertempuran dahulu.
Di planet kultivasi ini, jumlah kultivator Luotian tidak banyak, hanya beberapa orang saja. Lie Yunzi sebagai yang tertinggi. Alasan keberadaannya di sini adalah untuk berkoordinasi dengan Tiga Belas Bola Darah Luo Fu, membentuk garis depan pertahanan ketat melawan serangan balik Aliansi Kultivasi!
Dengan menyatukan Shen Shi-nya ke dalam 13 bola darah, energi persepsinya menyelimuti area luas. Hal ini membuat kemampuan deteksinya meledak secara tak terduga, sehingga segala gerak-gerik di radius tak terbatas angkasa takkan luput dari pantauan jiwanya.
Siluet Wang Lin muncul dari gelombang energi bergelombang, tiba di orbit planet kultivasi ini. Kedatangannya mencari Lie Yunzi merupakan tugas kedua yang harus diselesaikannya. Setelah kembali dari kehampaan, sebelum keberangkatan terakhirnya, sebuah pikiran spiritual misterius pernah menyusup ke telinganya - sumbernya tak lain adalah Lie Yunzi sendiri.
Di dalam planet kultivasi, Lie Yunzi yang sedang duduk bersila di puncak gunung perlahan membuka mata. Begitu sorot matanya terbuka, 13 bola darah di sekeliling tubuhnya bergetar hebat. Tiga belas mata merah menyala muncul secara simultan di permukaan masing-masing bola darah.
Semua menatap tajam ke satu arah, tekanan aura dahsyat yang terpusat membentuk kemampuan supernatural yang bisa membuat angkasa ambruk.
Lie Yunzi menunjukkan senyum tipis di bibir, berkata perlahan: "Kau datang." Dengan tingkat kultivasinya, ia juga melihat adanya perubahan pada Wang Lin, namun tidak melanjutkan pertanyaan atau membongkar rahasia. Bagaimanapun, penglihatannya tidak setajam Yan Lei Zi.
Sorot mata dingin berkilat di mata Xu Ting, dengusan kerasnya menunjukkan niat membunuh tanpa tedeng aling-aling, tatapannya menancap pada siluet Wang Lin yang perlahan menampakkan seluruh tubuh.
Di titik pusat tatapan ketiga belas mata darah itu, Wang Lin muncul. Raut wajaknya tetap tenang, seakan tak merasakan tekanan aura kuat di sekelilingnya. Ia bahkan tak melirik sedikitpun pada Xu Ting yang penuh niat membunuh, menyatukan tinju dan berkata pada Lie Yunzi: "Xu Mu menghadap Senior Lie Yunzi."
Lie Yunzi menggerakkan tangan kanannya, seketika tiga belas mata darah dalam bola darah itu berkedip dan menyembunyikan diri. Kekuatan aneh itu pun menghilang. Raut wajah Wang Lin tetap tak berubah sejak awal. Ia melangkah maju, berdiri di puncak gunung, berada di posisi yang berlawanan dengan Xu Ting.
"Xu Mu!! Kau..." Xu Ting berseru rendah!
"Berisik!" Wang Lin memandang Xu Ting dengan dingin. Sorot matanya bagai pedang tajam yang langsung menembus mata Xu Ting. Xu Ting merasa kepalanya bergemuruh, raut wajahnya berubah drastis. Jiwanya terpana hingga seluruh tubuhnya limbung, seakan ucapan Wang Lin tadi mengandung kehendak langit dan bumi. Darah di seluruh tubuhnya berbalik arah, bahkan Yuan Dewa dalam tubuhnya hampir runtuh.
Dug... dug... dug...
Dalam sekejap, semua suara di sekitarnya terputus. Hanya detak jantungnya sendiri yang terdengar, mempercepat dengan gila-gilaan. Keringat mengucur deras tanpa henti.
Di matanya, Wang Lin yang baru saja dilihatnya tiba-tiba memberi kesan seolah ia berhadapan dengan senior keluarga. Dalam tubuhnya tak tersisa sedikit pun keinginan untuk melawan. Yang lebih menakutkan, teriakan "berisik" itu mengandung hawa kekuatan yang jauh lebih dahsyat berkali-kali lipat dari murka langit, membuat tubuhnya gemetar bagai berdiri di kaki raksasa. Teriakan sang raksasa ini, jika memang dikehendaki, bisa membuat tubuh fisik, jiwa Yuan Shen, dan seluruh dirinya collapse total secara serentak!
Xu Ting memuntahkan darah segar, sorot matanya menunjukkan kengerian. Tubuhnya tanpa pikir panjang langsung mundur, terpaku memandang Wang Lin dengan otak yang blank. Ia sama sekali tak mengerti mengapa ini bisa terjadi...
Lie Yunzi menyorotkan kilatan sinar tajam dari matanya. "Hah?" suara terkejutnya pecah. Pandangannya yang tertuju pada Wang Lin mulai menunjukkan keseriusan yang mendalam.
Wang Lin tidak memandang Xu Ting, melainkan menyatukan tinju ke arah Lie Yunzi dengan tenang, "Aku tidak tahu sebelumnya Senior memanggil junior ke sini, ada perintah apa." Suara Wang Lin datar, namun Lie Yunzi justru semakin serius, pandangannya pada Wang Lin kini jauh berbeda dari sebelumnya, tak lagi seperti memandang junior biasa.
Inilah efek yang diinginkan Wang Lin: menggetarkan harimau dengan memukul gunung! Dengan kecerdasannya, bagaimana mungkin dia tak tahu maksud Lie Yunzi? Dulu, dia tak punya kualifikasi untuk bernegosiasi, tapi sekarang, dia memilikinya!
"Saat upacara Fengxian dulu, Lao Fu memperlihatkan pusaka keluarga Zhan, Jimat Perang padamu! Pernah berjanji akan menunjukkan gambar kedua! Memanggilmu dan Xu Ting kemari belakangan ini adalah untuk membuat kalian berdua melihatnya satu per satu!" Lie Yunzi mengangkat tangan kirinya mencengkeram angkasa, *ciitt*—sebuah celah muncul di udara kosong di hadapannya.
Seberkas cahaya hitam menyembur dari celah itu, terlihat sebuah gulungan lukisan hitam terbungkus cahaya hitam, terbang dari dalamnya dan mendarat di tangan kiri Lie Yunzi, mengambang diam tak bergerak.
"Inilah Jimat Perang kedua dari tiga gulungan milik keluarga kami!" Lie Yunzi mengulurkan tangan kirinya ke depan, sorot matanya tajam bagai obor menatap Wang Lin, dengan seberkas harapan di matanya.
Wang Lin menggenggam gulungan Jimat Perang itu dengan tangan kanannya tanpa membukanya, ia mengangkat kepala sambil tersenyum tipis, suaranya berat: "Senior Lie Yunzi, junior tak bisa melihat gambar kedua ini secara cuma-cuma!"
Wajah Lie Yunzi berangsur-angsur muram, namun gema teriakan rendah Wang Lin tadi masih bergema di pikirannya. Setelah merenung sejenak, ia tertawa keras sambil mengangguk: "Bagus! Xu Mu kau berani! Apa permintaanmu? Bicara!"
Wang Lin menunjuk ke arah tiga belas Luofu bola darah yang mengambang di langit, berkata tenang: "Sebagai syarat melihat gambar kedua, junior meminta satu Luofu ini!"
Lie Yunzi diam, wajahnya menunjukkan ekspresi samar antara senyum dan skeptis, berkata: "Ini, apakah Magic Treasure yang bisa kamu miliki?"
Wang Lin tersenyum tipis, tidak menjawab pertanyaan itu, namun dengan datar berkata: "Sebelum datang ke sini, junior telah berjanji dengan Saudara Senior. Dalam beberapa hari ia akan mencari saya untuk pergi bersama ke suatu tempat."
Lie Yunzi menatap Wang Lin dalam-dalam, lalu tertawa terbahak: "Kuhadiahkan!" Sambil mengangkat tangan kanan mencengkeram angkasa, sebuah bola darah segera jatuh, mengkerut cepat dan akhirnya berubah sebesar kepalan tangan. Dengan gerakan melemparkan, Lie Yunzi mengirimkannya ke Wang Lin.
Wang Lin dengan hati-hati menangkapnya, mengamati sejenak lalu memasukkannya ke kantong penyimpanan.
"Sekarang, kamu bisa melihat!" suara berat Lie Yunzi menggema.
"Mengingat Wakil Dewa Petir Xu Ting bersiap berbagi takdir ini, lebih baik Xu Ting yang melihat duluan. Lagipula gulungan pertama dulu juga ia yang pertama melihat." Wang Lin melemparkan gulungan lukisan itu ke arah Xu Ting.
Xu Ting saat ini masih belum pulih dari guncangan jiwanya, dalam keadaan terpaku ia secara bawah sadar menggenggam gulungan lukisan dan membukanya. Saat gulungan itu terbuka, sebuah raungan bergemuruh bagai petir tiba-tiba menggema dari dalamnya.
Sebuah semangat bertarung yang pekat membara bangkit ke angkasa, lalu menghujam ke arah Xu Ting!
Tubuh Xu Ting bergetar. Ia merasakan angin topan menyapu wajahnya, seolah gulungan lukisan itu mengurung seekor binatang buas kuno yang kini terlepas segelnya. Makhluk itu memancarkan aura iblis yang membara, membawa amarah terpendam selama berpuluh-puluh ribu tahun yang pada sekejap mata ini menyembur keluar seluruhnya, hendak menelan dirinya hidup-hidup.
Lie Yunzi menunjukkan ketegangan yang hampir tak terlihat. Dengan tingkat kultivasi dan usianya, ketegangan seperti ini sangat jarang terjadi. Dia tahu persis, selama tak terhitung tahun dalam keluarganya, berapa banyak individu berbakat luar biasa yang bisa melihat gambar pertama. Namun saat melihat gambar kedua ini, bahkan sebelum membukanya sepenuhnya, mereka langsung dihantam semangat bertarung yang tak terbayangkan dari dalam.
Yang ringan menderita luka parah dan cacat, yang berat... langsung hancur baik tubuh maupun jiwa hingga tewas!
