"Pembukaan Daerah Yao Ling masih memerlukan persiapan. Kali ini urusannya sangat penting, kita juga harus mengundang beberapa teman untuk akhirnya bisa memasuki gua persembunyian itu. Selama waktu ini, tinggallah di sini dengan tenang." Tian Yunzi dengan raut wajah tetap tenang, tidak terlihat sedikitpun emosi. Setelah berbicara dengan datar, ia mengibaskan lengan bajunya dan langsung menginjak awan putih yang muncul di kakinya, lalu melayang pergi.
"Pavilion Hutan Ungu tetap kami pertahankan untukmu." Dari kejauhan, suara Tian Yunzi yang samar-samar bergema.
Wang Lin menatap langit di tempat Tian Yunzi menghilang, sorot matanya dipenuhi renungan.
"Gerakan Ling Tianhou penuh makna! Bahkan dalam teknik supernatural terakhir saat bertarung denganku sebelumnya, ia tidak mengerahkan kekuatan sepenuhnya..." Pikiran Ling Tianhou tidak bisa ditebak seluruhnya oleh Wang Lin, tapi secara garis besar ia sudah memahami sebagian.
“Mengenai Tian Yunzi ini… tidak bisa ditembus…” Terhadap Tian Yunzi, Wang Lin tetap tidak bisa memahami pikiran sejati di hatinya. Bahkan jika melalui petunjuk kecil ia merasakan beberapa jejak, namun seketika itu juga, jejak tersebut seolah memiliki penjelasan lain, menjadikan semua ini sebagai teka-teki.
“Tidak bisa ditembus.” Wang Lin menghela napas dalam hati. Pada tubuh Tian Yunzi, selalu ada kabut yang menutupi. Ia selalu merasakan, setiap kali melihat Tian Yunzi, sepertinya tidak terlalu sama.
Sebenarnya pengaturan Tian Yunzi terhadap kedatangan Wang Lin, sebelumnya telah ada teori berbeda dari Wang Lin. Namun ketika benar-benar berhadapan dengan Tian Yunzi, meskipun tindakannya sesuai dengan perkiraan Wang Lin, ia merasa ada yang tidak beres.
Segalanya, sepertinya terlalu lancar. Seolah semua hal ini seluruhnya dilakukan sesuai dengan apa yang dipikirkan Wang Lin.
Mengerutkan kening, Wang Lin melirik sekeliling Sekte Tianyun yang familiar. Diam sejenak, ia berjalan menuju Paviliun Hutan Ungu yang pernah dikunjunginya dulu. Lapangan menuju Gunung Garis Ungu hanya memiliki satu jalan - jalan setapak gunung yang dalam dan misterius, diapit batu karang tegak dengan rimbunan hijau yang menyelimuti.
Di senja itu, angin gunung menerpa membawa hawa dingin, bersama gemericik daun-daun yang bergoyang. Bahkan aliran air dari kejauhan pun ikut terbawa dalam desau angin.
Jalan ini, pernah dilalui Wang Lin di masa lalu. Di momen ini setelah berpisah ratusan tahun, perasaan terharu begitu mendalam saat menapakinya kembali.
"Segala sesuatu seolah tak ada perubahan sama sekali sejak peristiwa pertama..." Langkah Wang Lin tak terburu-buru, berjalan perlahan ke depan.
Di tengah perjalanan, di ujung jalur depan terlihat sepasang kultivator pria dan wanita berbaju biru sedang berbisik mendekat. Tingkat kultivasi keduanya tergolong menengah, hanya mencapai Tahap Transformasi Bayi.
Seiring desiran angin, percakapan berdua itu berdatangan dari kejauhan.
“Adik Junior Perempuan, kabarnya Pasar Mata Hantu akan dibuka kembali tujuh hari lagi. Beberapa hari ini banyak Rekan Tao sudah buru-buru menuju ke sana.”
"Pasar Mata Hantu? Yang menjadi terkenal setelah melelang sebuah Seni Immortal pada masa lalu itu?" Suara perempuan itu penuh keheranan.
"Benar, itu Pasar Mata Hantu. Seni Immortal yang dilelang kala itu memicu gemuruh besar. Konon beberapa Monster Tua berkultivasi tinggi yang sulit ditebak pun datang khusus untuknya. Seni Immortal! Dengan status kita berdua, paling hanya bisa dapat Seni Immortal kelas bawah yang tidak utuh. Tapi kabarnya Seni Immortal kala itu utuh dan langka! Kali ini Pasar Mata Hantu dibuka kembali, konon ada barang misterius yang akan dilelang."
"Ah, apa hubungannya dengan kita? Barang apapun di Pasar Mata Hantu harganya sulit dibayangkan. Lagipula untuk masuk ke sana harus punya kualifikasi undangan."
“Tidak apa-apa，kita tidak punya kualifikasi untuk masuk ke area lelang，tapi kita masih bisa masuk ke zona perdagangan bebas di Pasar Mata Iblis itu.” Pria berbaju biru itu berkata sambil mengeluarkan sebuah kepingan giok dari kantong penyimpanan. Kepingan giok ini hitam pekat，hanya di pusatnya terdapat benda mirip mata yang memancarkan kilau merah berdenyut，terlihat sangat iblis.
“Surat Undangan Mata Iblis!” Mata perempuan itu berbinar.
Pria berbaju biru itu sedang bersiap berbicara dengan penuh kesombongan，tiba-tiba tertegun memandang ke depan——ia melihat Wang Lin turun dari atas.
Perempuan itu menyadari keanehan saudara senior di sampingnya，mengangkat kepala dan juga melihat Wang Lin.
Dengan tingkat kultivasi mereka berdua，sebelumnya sama sekali tidak merasakan keberadaan Wang Lin.
Wang Lin dengan ekspresi lembut，setelah mendekati dua kultivator，pria dan wanita ini，melirik pria berbaju biru itu，tersenyum kecil dan berkata: “Saudara Senior Li，lama tidak berjumpa.”
"Kau... kau..." Pria berbaju biru itu terpaku seperti ayam patung. Ia baru saja kembali ke Sekte Tianyun dan belum mengetahui kabar kepulangan Wang Lin. Saat melihat Wang Lin tadi, ia merasa sangat familiar hingga sempat tertegun. Namun mendengar sapaan Wang Lin, tubuhnya bergetar hebat.
"Wang Lin!!" Pria berbaju biru itu mundur beberapa langkah, sorot matanya menunjukkan kengerian.
Wang Lin tersenyum. Ia sebenarnya tidak mengetahui nama lengkap pemuda berbaju biru ini, hanya tahu marga Li. Dulu di Sekte Tianyun mereka pernah berpapasan sekilas. Samar-samar ia ingat tatapan sinis dan sikap meremehkan yang ditunjukkan orang ini terhadapnya di masa lalu.
Sekarang dilihatnya, tingkat kultivasi pria ini juga telah meningkat dari tahap awal Transformasi Bayi ke tahap menengah.
Tanpa lagi mempedulikan pria bermarga Li itu, Wang Lin melangkah melewati celah di antara mereka berdua, perlahan menghilang di kejauhan.
"Saudara Senior, ia bernama Wang Lin? Nama itu... terdengar familiar..." Perempuan itu menoleh tajam memandang punggung Wang Lin yang menjauh, bertanya dengan keraguan.
“Wang Lin ini ternyata kembali! Kemunculannya di sini pasti diketahui Guru, mungkin peristiwa tahun lalu sudah dimaafkan! Tadi di tubuhnya sama sekali tak terlihat gejolak energi spiritual, seolah ia orang biasa. Tapi saat melintas di sampingku tiba-tiba jiwaku bergetar, energi spiritual dalam tubuhku gemetar ketakutan padanya, hampir saja hancur berantakan.” Pemuda berbaju biru itu wajahnya pucat pasi, menarik lengan adik juniornya dan melesat pergi.
“Saudara Senior, ada apa denganmu?” Perempuan itu bingung.
“Dia Wang Lin, Adik Ketujuh dari Garis Ungu sekte kita Tianyun dulu. Adik Junior, belum ingat juga?!” Pria berbaju biru buru-buru menjelaskan.
Perempuan itu tertegun, raut wajanya langsung berubah.
“Yang dulu membantai habis-habisan di Daerah Yao Ling sampai sungai darah mengalir, dikejar-kejar Guru dan para Senior tapi masih bisa kabur itu? Raja Iblis Wang Lin!!”
Di kejauhan, Wang Lin tersenyum getir. Desas-desus tentangnya telah berubah drastis selama ratusan tahun ini. Ia menghela napas dalam hati dan melangkah keluar dari gerbang Sekte Tianyun menyusuri jalan setapak.
Di depannya menjulang sebuah gunung yang puncaknya menyembul di antara awan. Kabut ungu menyelimuti puncak gunung - tempat tinggal resmi murid-murid Garis Ungu.
Sekte Tianyun, Gunung Ungu.
Memandang gunung yang tak asing ini, bayangan keraguan menghalangi pandangannya. Ia seakan melihat kembali sosok pemuda dari Planet Zhuque yang dulu langkah demi langkah mendaki dan menancapkan pengaruhnya di sini.
Dalam kesunyian, angin gunung bertiup membawa hawa dingin menusuk. Meski tak sampai membekukan tulang, hembusannya menyapu hangat dari pipi, menyisakan kesejukan yang perih.
Di Gunung Ungu, rerumputan bergoyang diterpa angin. Dari kejauhan, sulit dibedakan - apakah gunung yang bergerak, atau hati yang tak tenang.
Melangkahi angin gunung, Wang Lin berjalan naik. Anak tangga yang terlihat goyah seolah menembus langit ketujuh. Langkah Wang Lin perlahan, secara bertahap mencapai puncak gunung. Sepanjang jalan tak ada kultivator yang dijumpainya, hanya erangan angin yang menyapu samping tubuhnya.
Selain suara angin, tak ada lagi suara lain yang terdengar. Puncak gunung tetap tak berubah sejak dulu. Di kejauhan, sudut loteng yang indah terlihat samar-samar. Di atas loteng tersebut tergantung papan nama vertikal yang hanya memperlihatkan satu karakter.
Ungu!
Seiring langkah Wang Lin, sudut yang terlihat itu perlahan tertutup kembali. Setelah melewati penghalang, terbentanglah bangunan yang familiar di hadapannya.
Pavilion Hutan Ungu!
"Masih kuingat dulu, tempat ini bernama Balung Ungu Awan..." Wang Lin diam-diam berdiri sejenak, lalu mendorong pintu Pavilion Hutan Ungu. Aroma apek menyergap wajahnya.
Susunan ruangan tetap sama seperti tahun-tahun lalu, tak ada perubahan. Jika memang harus disebut perubahan, itu adalah debu tak berujung yang menyelimuti segala sesuatu: meja, kursi kayu, hingga ranjang tidur.
Lentera minyak di atas meja pun telah lama seperti lampu minyak yang hampir habis.
Wang Lin mengangkat jarinya, menggores perlahan di permukaan meja berdebu. Bekas goresan dalam langsung terbentuk. Memandang debu di jarinya, ia menyapukan tangan ke depan.
Seketika angin lembut menyapu sekilas. Angin ini muncul di udara kosong di hadapannya, menerpa meja hingga membangkitkan gumpalan debu, lalu menerjang kursi kayu, ranjang, serta seluruh bagian kamar dari lantai dasar hingga loteng - bagai badai yang melanda paviliun.
Namun yang aneh, badai ini hanya menyapu debu. Segala benda lain tetap tak bergerak sepersejap pun, bahkan kertas jendela tak berderik sedikitpun.
Setelah beberapa sekejap napas, Wang Lin membalikkan telapak tangan ke atas, mengepalkan udara kosong.
Pada sekejap mata, badai di loteng itu seakan arus waktu terbalik, langsung terkumpul dari segala penjuru ke telapak tangan Wang Lin. Hanya sekejap, badai di loteng pun lenyap.
Di telapak tangan Wang Lin muncul pusaran abu-abu tua, berisi semua debu dari loteng ini.
Tangan kanannya dilambaikan sembarangan, jendela loteng terbuka sendiri. Pusaran abu-abu itu melayang keluar jendela lalu menghilang, bagai mengusir ratusan tahun masa lampau dan mengendapkan semua ingatan. Segala sesuatu di dalam kamar langsung menjadi baru. Di luar, langit senja berangsur gelap.
Di dalam kamar yang semakin kelam, siluet Wang Lin tampak samar. Ia mendesah pelan sambil mendekati lemari kayu ungu. Ia ingat di sini dulunya tempat menyimpan minyak lampu. Saat dibuka, terlihat botol kecil berisi minyak lampu cokelat separuh isi.
Setelah menambahkan lampu minyak ke dalam lentera, Wang Lin menunjuk lentera tersebut, langsung sebuah nyala api berkedip, "Crack!" suara api menyala, menghapuskan kegelapan di dalam kamar.
Tepat saat cahaya lentera menyala, angin gunung berhembus dari luar masuk melalui jendela, membuat nyala api itu langsung bergoyang berubah, bahkan bayangan Wang Lin di dalam kamar terdistorsi seperti terpelintir.
"Hmm?" Ekspresi Wang Lin berubah, matanya menatap tajam nyala api yang bergoyang tak menentu itu, seakan kilat menyambar pikirannya, tiba-tiba sorot matanya memancarkan kilatan sinar tajam!
"Angin berhembus, nyala api berubah, dalam tiupan angin perubahan tak terduga, kebingungan menentukan bentuk aslinya... Aku mengerti! Tian Yunzi bagaikan nyala api ini, alasan mengapa setiap kali kulihat dia selalu terasa berbeda adalah karena orang ini tanpa henti berubah, seolah satu tubuh fisik berisi ribuan tubuh kedua, setiap saat ribuan tubuh kedua ini silih berganti... Karena itulah, Tian Yunzi memberikanku kesan misterius yang sulit ditebak!"
Wang Lin memandangi lentera yang bergoyang, di bawah sorotan cahaya, raut wajaknya terlihat berubah-ubah antara terang dan gelap, namun sorot mata menunjukkan pencerahan.
