Dengan gerakan mengalir bagai air, Wang Lin menggenggam kepalan tangan kanannya dan mengayunkannya ke depan secara acak. Seketika ledakan sonik mengguncang bumi membentuk badai hitam yang sulit dibayangkan. Sambaran petir menerjang agresif, salah satu dari tiga naga yang terbentuk dari Shen Shi lawan langsung bertabrakan dengan kepalan tangan Wang Lin di angkasa.
Gemuruh! Shen Shi itu bahkan tak sempat menunjukkan perlawanan, langsung hancur berantakan.
Pada detik Shen Shi itu menghilang, di kamar kedua sisi timur bangunan megah Kota Mata Hantu, seorang pria paruh baya berbaju jubah ungu sedang duduk minum teh di kursi. Tiba-tiba cangkir teh itu diremukkan olehnya dengan suara "bum!", teh di dalamnya langsung menguap dan menghilang. Wajah pria itu pucat tanpa darah, darah mengalir dari sudut bibirnya, sorot matanya memancarkan kengerian yang menggemparkan.
Jantungnya berdebar kencang dug... dug, pria paruh baya itu berserak ketakutan: "Apakah ini Memurnikan Nirvana?!" Ekspresinya berubah-ubah, akhirnya dengan menggigit gigi, tubuhnya melangkah ke depan dan menghilang dari ruangan.
Wang Lin yang berada di angkasa menarik kembali Shen Shi-nya ke dalam tubuh. Dengan dingin ia menyapu sekilas pandang ke arah Shen Shi terakhir itu. Pemilik Shen Shi ini tak lain adalah Yichenzi.
Segala sesuatu tadi terjadi terlalu cepat, hampir secepat kilat. Shen Shi terakhir ini sempat membeku sejenak sebelum melesat mundur dengan cepat, berusaha ditarik kembali.
Wang Lin dengan ekspresi dingin, tangan kanan mencengkeram angkasa. Seketika, shenshi terakhir itu seakan terhimpit kekuatan alam semesta. Daya tarik dahsyat menyelimutinya, membuatnya tertarik secara paksa ke arah Wang Lin. Dengan gerakan cepat, Wang Lin menangkap dan langsung menghancurkannya.
Di kamar pertama sisi timur bangunan megah itu, seorang pria tua berjubah putih dengan rambut putih berdiri di samping meja. Kuas di tangannya sedang menari lincah di atas kertas Xuan, menggambar naga dan elang.
Membagi perhatian adalah hal mudah bagi kultivator selevel mereka. Namun tiba-tiba, kuas di tangan pria tua itu patah dengan suara "krak". Kepalanya terangkat kasar, wajahnya memucat seketika. Darah menggenang di mulutnya, tapi berhasil ditahan paksa.
"Sial!" Hatinya dipenuhi keluhan. Lengan bajunya dikibaskan, tubuhnya melesat keluar dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Di dalam Kota Guiyan, riuh rendah suara memenuhi udara. Runtuhnya Larangan dan formasi seketika menarik perhatian semua kultivator di tempat ini. Dengan tingkat kultivasi yang bervariasi, mereka semua kini menatap langit.
Wang Lin tetap tenang. Ia telah berulang kali menahan diri. Seandainya ketiga orang ini melepaskan Shen Shi-nya, insiden ini takkan terjadi.
Tiga Cahaya Panjang menyambar dari dalam kota di bawahnya, lalu berteleportasi langsung di depan Wang Lin. Cahaya itu berubah menjadi tiga sosok—Chen Dao San Zi!
Orang tua berjubah putih berambut putih itu adalah Yichenzi. Di belakangnya berdiri orang tua berjubah hijau dan pria paruh baya berjubah ungu. Wajah ketiganya dipenuhi kepahitan. Tak disangka, meski Shen Shi-nya hanya setingkat tahap awal Mengintip Nirvana, begitu tubuh aslinya datang, dengan mudah menghancurkan Shen Shi mereka bertiga.
Andai hanya Shen Shi yang hancur, mereka takkan sebegitu ngeri. Dengan bergabungnya kekuatan, masih ada peluang bertarung. Namun yang mengguncang mereka adalah kesantaiannya yang tak terkira—seolah segalanya hanya permainan belaka.
Satu cengkeram, satu kepalan tangan, satu remasan—sangat sederhana, tiga gerakan santai. Bahkan ketiganya bisa merasakan bahwa lawan benar-benar melakukan semuanya dengan mudah. Inilah akar ketakutan mereka!
Mampu melakukan hal ini jelas bukan kultivator tahap Mengintip Nirvana. Bahkan mereka yang telah mencapai kesempurnaan tahap Mengintip Nirvana pun takkan sanggup, apalagi menghadapi tiga orang! Hanya ada satu penjelasan: orang di depan mata ini telah mencapai tahap Memurnikan Nirvana!
"Rekan Tao Wang, maafkan kelancangan kami..." Yichenzi menyatukan tinju dengan senyum getir. Ketiganya merasa canggung berdiri di depan Wang Lin. Meski nama mereka termasyhur di Planet Tianyun, kini mereka telah menantang orang yang salah. Di lubuk hati, selain kepahitan, tak ada perlawanan.
Mengingat tingkat kultivasi lawan yang telah mencapai Memurnikan Nirvana, bahkan sekadar pemeriksaan Shen Shi yang sopan—biarpun dilakukan secara beringas—adalah hal yang wajar.
"Seandainya ketiga orang ini sejak awal mengetahui tingkat kultivasi lawan, pasti tidak akan mau ikut campur. Lagipula, kehadiran kultivator Memurnikan Nirvana di Kota Mata Hantu, tak ada yang berani menanyakan apapun. Bahkan tanpa undangan tertulis, harus dihormati sebagai tamu agung."
"Planet Tianyun beserta semua planet kultivasi sekitarnya, kultivator Memurnikan Nirvana sangat langka. Setiap orang dari mereka cukup menghentakkan kaki untuk membuat planet kultivasi gemetar. Tak pernah terdengar nama Wang Lin. Apalagi dia tadi menyebut diri dari Sekte Tianyun... Jangan-jangan... murid generasi tua hasil didikan Tian Yunzi di masa lalu?" Ketiga orang ini saling pandang, sama-sama melihat kebingungan di wajah masing-masing. Namun kekuatan supernatural yang ditunjukkan Wang Lin tadi benar-benar setara kekuatan Memurnikan Nirvana.
"Rekan Tao Wang jangan tersinggung. Kami bertiga memang menjalankan tugas. Sebelumnya telah melakukan kesalahan, harap berbesar hati memaafkan!" Pria berjubah hijau itu menyatukan tinju dengan ekspresi kikuk.
Pria paruh baya di samping juga menyatukan tinju dengan senyum getir, dalam hati menghela napas, berpikir: "Reputasi tiga bersaudara Chen Dao Sanzi kami sebenarnya tidak jatuh. Bagaimanapun juga, menghadapi kultivator Memurnikan Nirvana, berapa banyak orang yang berani menantang?"
Ekspresi ketiganya penuh ketulusan, berulang kali menyatukan tinju mengakui kesalahan. Raut wajah Wang Lin sedikit melunak, berkata dengan tenang: "Sebenarnya Wang yang sebelumnya mengganggu terlebih dahulu. Biarlah perkara ini dibatalkan."
Ketiganya menghela napas lega. Jika Wang Lin terus-menerus bergulat, mereka terpaksa harus melarikan diri. Menantang kultivator Memurnikan Nirvana hampir sama dengan mencap diri sendiri dengan jejak spiritual kematian.
"Rekan Tao Wang datang ke Kota Mata Hantu, pastinya juga untuk lelang Cairan Giok Ungu itu. Hanya saja lelangnya masih harus menunggu beberapa hari. Selama ini, apakah Dao You sudah punya tempat tinggal? Jika belum, kami bertiga ingin menjamu Dao You di tempat khusus. Bagaimana?" kata Yichenzi dengan sangat sopan.
Pria paruh baya berbaju ungu dan orang tua berbaju hijau itu serentak menatap Wang Lin, menunjukkan sikap undangan.
Menghadapi seorang kultivator Memurnikan Nirvana, meski ketiganya sering menunjukkan keangkuhan liar di hadapan orang lain, di depan Wang Lin mereka sama sekali tidak berani menunjukkan sikap itu. Sebaliknya, justru ada niat untuk menjalin kedekatan.
"Cairan giok ungu?" Wang Lin merasa familiar dengan istilah itu. Setelah merenung sejenak, ia menatap ketiganya dan mengangguk, "Kalau begitu, aku harus merepotkan tiga Rekan Tao."
Yichenzi tertawa lebar, "Tidak apa-apa. Bisa berkenalan dengan Rekan Tao Wang adalah takdir kita. Silakan!" Sambil berkata demikian, ia mengarahkan tangan kanannya ke depan dengan ekspresi ramah.
Wang Lin menoleh memandang ke kejauhan. Di arah gerbang kota, terlihat Bai Wei terpaku memandang ke sini. Di belakangnya, Xu Liguo yang telah berubah menjadi kabut hitam mengikuti.
"Kemarilah." Suara Wang Lin tidak keras, tapi jelas terdengar hingga telinga Bai Wei.
Bai Wei ragu sejenak, tubuhnya limbung terbang mendekat. Xu Liguo yang terpesona melihat punggungnya segera menyusul.
Melihat Bai Wei, ketiga orang Yichenzi langsung tertegun, namun tak ada yang berkomentar. Di bawah pimpinan mereka, mereka tiba di sebuah paviliun empat lantai yang cukup megah di bagian timur kota. Di area luar terdapat halaman luas dengan formasi cincin melingkar, dipenuhi taman batu buatan dan aliran sungai kecil, diselimuti aura hijau spiritual yang menyebar.
"Tempat ini adalah kediaman sementara kami tiga saudara seperguruan di Kota Mata Hantu. Rekan Tao Wang bisa merasa bebas." Yichenzi tersenyum.
"Terima kasih!" Wang Lin menyatukan tinju sambil tersenyum.
Melihat senyuman Wang Lin, barulah ketiga Yichenzi benar-benar lega. Pria paruh baya berjubah ungu itu berkata, "Saudara Wang silakan beristirahat dulu. Kami akan menyiapkan hidangan. Hari ini pertemuan kita diawali dengan pertarungan, kami berempat harus berdiskusi tentang Dao!"
Yichenzi mengangguk dengan senyuman di sampingnya. Orang tua berjubah hijau itu tertawa, "Lao San benar. Pertemuan dengan Saudara Wang hari ini sungguh legendaris, pantas dirayakan dengan pesta besar!"
Wang Lin tersenyum tipis. Atas undangan yang begitu hangat, ia tak enak menolak. Apalagi dia memang tertarik dengan Cairan Giok Ungu itu. Mendengar itu, dia mengangguk dan berkata, "Kalau begitu, Wang dengan rendah hati mengikuti."
"Saudara Wang terlalu sopan." Yi Chenzi menyatukan tinjunya, mengucapkan kata perpisahan, lalu pergi bersama dua rekannya.
Bai Wei merasa agak tidak nyaman dengan semua ini. Tingkat kultivasinya yang rendah membuatnya tidak mungkin menjangkau level pergaulan seperti ini, meski dia adalah murid Tian Yunzi.
Tak lama kemudian, beberapa pelayan datang menghampiri untuk mengatur tempat tinggal mereka. Banyak kamar kosong di loteng ini. Setelah Bai Wei pergi, Xu Liguo secara bawah sadar ingin mengikuti, tapi setelah mendapat sorotan dingin dari Wang Lin, dia segera kembali ke belakang Wang Lin dan mengikuti tuannya ke kamar.
Kamar yang dipilih Wang Lin terletak di lantai dua, sebuah pondok kecil yang elegan. Di samping meja-kursi kayu ungu, terdapat lemari kayu merah gelap. Di dinding tergantung beberapa kaligrafi dan lukuhan penuh kearifan yang bisa menenangkan jiwa.
Sebuah lentera minyak dengan ukiran naga di luar, dilengkapi tudung lampu kuning muda yang disulam motif pegunungan-sungai. Cahaya lilin di dalamnya, setelah sedikit terhalang, memancarkan sinar lembut namun terang yang menyinari setiap sudut ruangan.
Kamar itu tidak besar, tapi Wang Lin merasa memenuhi standar. Xu Liguo melayang di samping sambil bola matanya berputar mengamati sekeliling. Dalam hatinya, ia meremehkan: "Apa istimewanya tempat ini? Bintang pembawa malapetaka dan Raja Iblis ini benar-benar tidak tahu cara menikmati hidup. Andai jadi diriku, pasti mencari penginapan di daerah yang banyak gadisnya. Baru nyaman!"
Wang Lin duduk bersila dalam meditasi di kamar, setengah menutup mata. Secara lahiriah ia tampak menatap jendela ukir ungu di depannya, namun sebenarnya sedang merenungkan gerakan-gerakan Bai Wei selama perjalanan.
"Apa sebenarnya tujuan Bai Wei mencariku... Ia pasti punya maksud tersembunyi memanggilku ke sini... Apalagi dengan tanda secara iblis di dalam tubuhnya itu..." Wang Lin merenung dalam-dalam, selalu merasa ada sesuatu yang ingin disampaikan Bai Wei padanya.
“Sepanjang perjalanan, semua ucapan orang ini hanyalah urusan kecil, tak ada satu pun poin penting... Sebenarnya apa yang ingin ia bicarakan denganku...” Wang Lin mengerutkan kening, mengingat kembali ucapan Bai Wei selama perjalanan. Tiba-tiba, kedua matanya membeku.
“Mungkinkah pesan Bai Wei terkandung dalam percakapan remeh tadi... Jika benar, berarti ia memiliki kesulitan yang tak bisa diungkapkan secara langsung. Yang ia takuti pasti bukan aku, melainkan... Guru?” Wang Lin merasa seperti telah menemukan pola tertentu, namun masih belum yakin sepenuhnya.
“Atau mungkin ada Larangan pada dirinya yang membuatnya tak bisa bicara... Hanya bisa memberi isyarat...” Dalam keheningan, Wang Lin teringat saat ia hanya bertanya tentang teknik kultivasi yang dipelajari Bai Wei, namun raut wajah lawannya langsung berubah drastis.
Tepat pada momen itulah Wang Lin baru menyadari adanya tanda iblis yang terbentuk dari aliran energi Yin dalam tubuh Bai Wei!
“Apa sebenarnya yang ingin disampaikan Bai Wei...” Wang Lin terdiam, ekspresinya berubah. Ia mengangkat kepala melihat ke pintu. Beberapa saat kemudian, suara Yi Chenzi yang riang terdengar.
“Saudara Wang, buah dan minuman lezat telah disiapkan. Sambil menunggu senja tiba, bagaimana kalau kita berempat berdiskusi tentang Dao?”
