Wang Lin sedikit ragu, matanya menyapu permukaan Planet Roh Air di belakang Tiga Master Dao. Energi spiritual planet ini begitu pekat, sekilas terasa gelombang kejernihan dan keindahan yang memancar dari permukaannya.
Yichenzi melihat Wang Lin ragu-ragu, segera menyatukan tinju dan berkata: "Saudara Wang, selain Bintang Air kami, dalam radius ratusan ribu li di sekitarnya, tidak ada yang bisa menandingi bintang ini. Lagipula bintang ini sangat luas, kami pasti tidak akan mengganggu latihanmu."
Yi Xingzi dan Yi Long Zi di sampingnya juga membaca pikiran Yichenzi, segera turut menasihati.
Wang Lin mengangguk, menyatukan tinju dan berkata: "Kalau begitu, merepotkan kalian bertiga."
Yichenzi tertawa terbahak, berkata: "Tidak merepotkan! Kehadiranmu di Bintang Air adalah kehormatan bagi kami bertiga. Silakan!" Sambil berkata demikian, Yichenzi mundur beberapa langkah, mengarahkan tangan kanannya untuk menyambut tubuh raksasa Lei Ji menuju Bintang Air.
Dalam perjalanan, tubuh Lei Ji perlahan menyusut, akhirnya berubah menjadi pria kekar setinggi satu zhang. Ia berjalan sejajar dengan Da Tou dan Tashan di belakang Wang Lin. Adapun Fu Fengzi, kini tak berani lagi bicara, hanya mengikuti di belakang rombongan menuju Bintang Air.
Sepanjang perjalanan, Tiga Master Dao dari Dunia Fana dan Wang Lin bercakap dengan riang, topik pembicaraan kebanyakan hal-hal sepele. Masalah di luar Kota Mata Hantu pada hari itu sama sekali tidak disentuh oleh Yichenzi dan yang lain.
Seluruh anggota ekspedisi adalah kultivator dengan kekuatan besar. Tidak lama setelah terbang, mereka sudah berada di ambang Planet Roh Air dan memasuki lapisan angin kencang. Desiran angin kencang yang menggigit menerpa tubuh, namun sama sekali tidak menggoyahkan para kultivator. Di hadapan para kultivator dengan kemampuan supernatural besar ini, angin kencang itu tak lebih dari gangguan kecil.
Tak lama kemudian, mereka melangkah keluar dari lapisan angin kencang. Dikelilingi para kultivator yang memujanya bagai bulan purnama, Wang Lin pun mendarat di Planet Roh Air yang masih asing ini.
Begitu keluar dari lapisan angin kencang, energi spiritual pekat langsung menyelimuti sekeliling. Wang Lin menarik napas dalam-dalam, sorot matanya menunjukkan kekaguman. Yichenzi dan dua rekannya yang terus mendampingi diam-diam merasa bangga. Dalam hati Yichenzi bergumam: "Planet Roh Air ini adalah planet kultivasi terbaik dalam radius ratusan ribu li. Kalau bukan karena hubungan guru kami, mustahil kami bertiga bisa menguasainya."
“Bintang ini bagus!” Wang Lin tertawa.
Yichenzi terkekeh, "Jika Saudara Wang menyukainya, Bisa tinggal lama di sini. Lao Fu akan menyambut meriah!"
Saat berbicara, beberapa burung jenjang terbang keluar dari awan di kejauhan. Gerakan mereka sangat anggun. Di atas salah satu burung jenjang, duduk seorang gadis berbaju biru. Wajahnya cantik. Sebelum sampai, gelak tawa seperti lonceng perak telah berdatangan.
"Shijie, katanya kamu menemukan Mata Air bawah tanah. Sebenarnya di manakah itu?"
Di belakang perempuan itu, di atas burung jenjang lain, duduk seorang perempuan berjubah ungu. Wajahnya dingin namun memancarkan kecantikan yang Mengguncang. Kulitnya seputih giok memancarkan kilau lembut. Lima organ inderanya yang sempurna membuat semua yang melihat terpaku.
Pada diri perempuan ini, jika menanggalkan sikap dinginnya, hanya ada empat kata yang Bisa menggambarkannya.
Menyenangkan mata!
Dinginnya hanya melunak saat menghadapi gadis di depannya, menunjukkan senyuman, berkata lembut: "Adik jangan terburu-buru, tidak jauh lagi." Saat berbicara, matanya langsung menangkap pandangan Tiga Master Dao dari Dunia Fana dan rombongan Wang Lin.
Dengan mata indah yang menyapu sekilas, perempuan itu berdiri lalu berkata dengan hormat: "Murid Zhao Xue, menghormat pada Guru dan para Paman Sepenguruan."
Lao Er dari Tiga Master Dao dari Dunia Fana, Yi Long Zi, tersenyum tipis sambil menatap Wang Lin: "Saudara Wang, ini adalah murid Liu, Zhao Xue." Kemudian ia berpaling ke perempuan berbaju ungu: "Zhao Xue, cepatlah beri hormat pada Senior Wang ini."
Perempuan berbaju ungu itu mengarahkan tatapan indahnya ke tubuh Wang Lin, dengan ekspresi penuh hormat berkata lembut: "Hormat pada Senior."
Gadis di atas burung jenjang di samping telah memperhatikan Wang Lin sejak tadi. Kini ia mengedipkan mata besar sambil tertawa manja: "Apakah Senior Wang masih ingat Ling'er?"
Suaranya sangat lembut dan mengandung pesona alami wanita ber-Akar Spiritual Air, terdengar di telinga Wang Lin yang membuat bibirnya tersenyum, "Tentu saja aku ingat. Bukankah topi jerami dan lonceng itu sudah kuberikan padamu?"
Gadis itu menutup mulutnya sambil tertawa, hendak berbicara namun tiba-tiba pipinya memerah. Matanya melirik sekilas ke perempuan berbaju ungu di sebelahnya.
Sorot mata perempuan berbaju ungu menunjukkan keheranan. Dia tahu betul selama beberapa hari ini sepulangnya, adik juniornya ini terus saja bercerita tentang pengalaman perjalanannya, terutama tentang seorang Senior bermarga Wang yang selalu disebut-sebut dengan semangat berapi-api.
Terutama sepasang lonceng itu, sangat disayanginya sampai digantungkan di pergelangan tangan dan terus dimainkan. Hampir setiap saat nama Senior Wang itu yang selalu disebut, bahkan Zhao Xue sendiri pun mulai penasaran dengan Senior bermarga Wang ini.
Saat ini Zhao Xue tak bisa menahan diri untuk menatap Wang Lin beberapa kali, namun tak melihat ada yang berbeda dari dirinya.
Yichenzi tersenyum menyaksikan pemandangan di depannya, lalu memandang Wang Lin. Di hatinya muncul secercah pikiran lain. Ia tertawa lebar: "Ling'er, Senior Wang memutuskan untuk tinggal sementara di sini. Jangan ganggu dia." Setelah berkata demikian, ia terbang memimpin Wang Lin ke depan.
Wang Lin mengangguk ringan ke arah Ling'er, lalu melangkah maju. Tashan dan si kepala besar di belakangnya mengikuti dari jarak aman. Fufengzi menyapu sekilas pandang ke dua wanita itu, menghela napas dalam hati, lalu mengikuti dari belakang.
Ling'er menjulurkan lidah kecilnya, wajahnya masih memerah. Ia kembali bermain-main dengan Zhao Xue yang berbaju ungu sambil duduk di burung jenjang yang perlahan terbang menjauh.
Tempat tinggal yang diatur Yichenzi dan lainnya untuk Wang Lin adalah kompleks istana yang sangat elegan di bagian timur Bintang Roh Air. Kompleks istana ini memiliki nuansa kuno dan keindahan ilahi, dari kejauhan terlihat berdiri di antara pegunungan, seakan dunia dewa.
Tempat ini juga merupakan area dengan energi spiritual paling pekat di Bintang Roh Air. Setelah menemani rombongan Wang Lin tiba di sini, Tiga Master Dao dari Dunia Fana berpamitan dengan senyuman, berjanji akan berkunjung besok.
Setelah mengantar perpisahan Tiga Master Dao dari Dunia Fana, Wang Lin memandang kompleks istana raksasa di hadapannya. Banyaknya puncak gunung di area ini masing-masing memiliki istana, sehingga totalnya mencapai puluhan bangunan yang begitu padat dan sangat dahsyat.
Di sekelilingnya, pepohonan raksasa tumbuh sepanjang lereng gunung. Memandang ke kejauhan, hijau menyelimuti pemandangan yang menyegarkan hati.
"Aku akan bertapa selama beberapa hari, Tashan sebagai perlindungan. Sisanya pilih tempat tinggal masing-masing, tapi jangan meninggalkan jarak lebih dari 100 li dariku!" Wang Lin dengan ekspresi tenang meninggalkan perintah itu, tubuhnya limbung seketika menyambar ke salah satu istana.
Tashan melangkah keluar, mengikuti di belakang Wang Lin.
Kepala Besar ragu sejenak, lalu bersama Lei Ji memilih sebuah istana. Lokasinya sangat dekat dengan Wang Lin, jika ada panggilan, mereka berdua bisa tiba dalam sekejap.
Adapun Fufengzi, dengan helaan napas dalam hati memilih tempat yang lebih jauh. Secara bawah sadar ia tidak ingin terlalu dekat dengan Wang Lin, namun tetap mengingat batasan 100 li yang ditetapkan.
Wang Lin dalam satu langkah sudah tiba di tempat tinggal pilihannya. Setelah sejenak mengamati, wajahnya menunjukkan kekaguman. Setiap bangunan di kompleks istana ini memiliki keunikan masing-masing, namun semuanya sama-sama megah dan luar biasa.
Setelah memasuki istana, Tashan duduk bersila di luar tanpa bergerak, berjaga-jaga untuk perlindungan Wang Lin.
Di dalam istana terlihat sangat mewah, penuh dengan ukiran indah dari giok dan pagar berukir. Di lantai terdapat pola Bagua raksasa yang sama sekali tidak mengandung energi spiritual, jelas bukan formasi melainkan hanya hiasan. Tepat di pusat terdapat tungku tembaga yang membutuhkan tiga orang untuk merangkulnya, di dalamnya menyala batang dupa seukuran lengan dengan asap hijau yang mengepul ke atas, menyebar di langit-langit istana dan menyelimuti sekeliling.
Di sampingnya terdapat bantal duduk giok ungu, jelas merupakan tempat meditasi.
Selain itu, di dinding sekeliling terdapat relief ukiran yang saling terhubung, menggambarkan asap dan kabut yang melingkupi—sebuah gambar para dewa menyambut Kaisar.
Memandang sekeliling, Wang Lin sangat puas dengan tempat ini. Area yang luas cocok untuk Menyempurnakan Magic Treasure, juga cukup hening untuk bertapa.
Shen Shi menyebar, setelah mengamati sekeliling dengan cermat, Wang Lin duduk bersila di bantal giok ungu itu dan perlahan-lahan menutup matanya.
Energi Yuan dalam tubuhnya mengalir ke seluruh tubuh, tingkat kultivasi Mengintip Nirvana tahap menengah puncak menyelimuti ruangan pada saat ini. Wang Lin duduk bersila selama tiga hari.
Di tengah periode ini, Tiga Master Dao dari Dunia Fana datang, tetapi tidak mengganggu. Setelah menunggu sejenak, mereka pun mohon diri dan pergi.
Tengah malam tiga hari kemudian di Planet Roh Air, bulan bersinar terang di langit yang jernih. Tiupan angin malam yang bergelombang menyentuh bumi, menggoyangkan daun-daun hingga berdesir. Suasana sekitar terasa sangat hening.
Di dalam istana tempat Wang Lin berada, tubuhnya yang tak bergerak selama tiga hari itu tiba-tiba membuka sorot mata. Dua kilatan sinar tajam meledak dari pupilnya.
Saat sorot matanya terbuka, seakan-akan istana hitam pekat ini disinari kilatan cahaya yang melintas sekejap, berubah menjadi terang benderang.
“Tiga hari waktu, ditambah sebelumnya meditasi sepanjang perjalanan, akhirnya membuat tingkat kultivasi benar-benar terkonsolidasi di puncak Mengintip Nirvana tahap menengah... Dengan Tubuh fisik Dewa Kuno-ku, seharusnya bisa menghadapi pertempuran dengan Memurnikan Nirvana tahap menengah! Tapi semua ini masih belum cukup untuk memasuki kompleks immortal Daerah Yao Ling...” Wang Lin bergumam pelan, setelah diam sejenak ia menepuk kantong penyimpanan, seberkas cahaya hijau segera melesat keluar.
Cahaya hijau itu berkilauan, seketika membuat istana menjadi samar-samar. Di dalam cahaya tersebut terdapat perisai sebesar telapak tangan. Benda berwarna hijau ini terbuat dari material tak dikenal yang telah disempurnakan, di dalamnya tampak asap dan kabut yang bergelombang, terlihat sangat indah.
Perisai cahaya hijau kecil ini mengelilingi Wang Lin empat kali putaran sebelum mengambang diam di hadapannya. Bahkan cahaya hijaunya sendiri seolah menjadi abadi pada momen ini.
Memandang perisai dalam cahaya hijau itu, mata Wang Lin berkilauan. Sejak Fu Fengzi mengeluarkan benda ini sebelumnya, ia telah merasakan seberkas hawa Dewa Kuno dari benda tersebut.
Hanya saja hawa ini tidak pekat, bagai tertutup oleh segel. Jika bukan karena Wang Lin sendiri adalah Dewa Kuno, mustahil bagi orang luar untuk mendeteksinya.
"Dalam ingatan seumur hidup Dewa Kuno Tu Si, tidak tercatat pernah menyempurnakan harta ini... Namun di era Tai Gu dulu, banyak Dewa Kuno. Barang ini mungkin peninggalan dari Dewa Kuno lain."
Wang Lin merenung sambil mengangkat tangan kanan. Perisai kecil bercahaya hijau itu segera melayang mendekat, akhirnya mendarap di telapak tangannya.
Pada kontak jarak dekat, hawa Dewa Kuno pada benda itu semakin nyata. Matanya berkilauan menatap perisai, mengamati dengan seksama. Pandangannya akhirnya tertambat pada sebuah cap di sisi perisai.
"Hah!"
