Di antara alis Dewa Kuno asing yang ilusif itu, terdapat delapan bintik bintang. Seandainya hanya ini, Wang Lin mungkin tidak akan terlalu terkejut. Namun di belakang bintik kedelapan, ternyata masih ada satu lagi!
Bintik ini sangat samar, seolah belum sepenuhnya terkonsentrasi, namun jelas sudah mulai membentuk pola bintang!
"Hanya selangkah lagi, bisa menjadi Dewa Kuno menggemparkan bertanda sembilan bintang!" Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Tak disangkanya, perisai ini ternyata merupakan pusaka Dewa Kuno level demikian!
Sosok raksasa ilusif Dewa Kuno itu, saat bintik di antara alisnya berhenti berputar, tubuhnya bergemuruh hancur berantakan. Reruntuhannya berubah menjadi serpihan cahaya kristal yang menyebar ke angkasa. Dalam sekejap itu, seluruh Planet Roh Air bagai siang bolong, setiap sudut disinari terang benderang oleh kilauan kristal.
Cahaya ini hanya bertahan beberapa sekejap napas sebelum perlahan menghilang. Bumi pun kembali diselimuti kegelapan.
Di hadapan Wang Lin, perisai itu mencapai ukuran hampir 1.000 zhang. Berdiri tegak bagaikan benteng langit-bumi yang memisahkan Yin-Yang! Pada permukaannya, cahaya hijau samar membuat langit malam di sekitarnya ikut berkabut, bahkan menampakkan distorsi berlapis-lapis seakan benda ini adalah artefak kultivasi yang seharusnya tak ada di antara langit dan bumi.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Tubuhnya limbung sejenak sebelum menyambar ke arah perisai. Di kejauhan, sorot mata Fu Fengzi memperlihatkan pergulatan batin. Ia pernah membayangkan kekuatan benda ini jika semua segelnya terbuka, namun kenyataannya jauh melampaui imajinasinya.
Hatinya gatal untuk merebut benda ini, tapi ingatan akan tanda di antara alisnya memaksanya mengurungkan niat. Ia tak tahu hukuman apa yang akan dihadapi jika berhasil menembus segel permukaan ini.
Semakin tak diketahui, semakin liar imajinasinya membayangkan berbagai larangan kejam yang pernah didengarnya. Alhasil, rasa takutnya pun kian menjadi-jadi.
Wang Lin mendekati perisai, tangan kanannya terulur tanpa ragu-ragu menyentuhnya. Saat jari-jarinya menyentuh permukaan perisai, kekuatan Dewa Kuno yang dahsyat langsung menerjang keluar dari perisai, melebur ke dalam tubuh Wang Lin. Energi ini membawa sedikit keganasan gila dan tekad untuk menghancurkan segalanya, menghunjam masuk ke dalam tubuhnya dan menyapu bersih setiap sudut.
Namun tak sedikit pun melukainya. Energi itu berputar beberapa kali dalam tubuhnya sebelum akhirnya keluar dan kembali ke perisai. Pada detik itu juga, kepala Wang Lin mendadak dipenuhi gemuruh informasi yang membanjir masuk. Berkat tubuh fisik Dewa Kuno-nya, rasa perih di kepalanya perlahan mereda, memungkinkannya menyerap informasi tersebut secara bertahap.
Setelah waktu yang lama, sorot mata Wang Lin menunjukkan pencerahan. Bibirnya bergetar mengucapkan mantra dengan lembut: "Dì!"
Ini adalah bahasa Dewa Kuno, suaranya sangat iblis. Pada detik terucapnya, sebuah kekuatan aneh langsung menutupi perisai raksasa sepanjang 1.000 zhang. Perisai ini dililit cahaya hijau, menyusut dengan kecepatan yang terlihat oleh mata, akhirnya kembali berubah menjadi sebesar telapak tangan, melayang tenang di depan Wang Lin.
Mata Wang Lin tenang. Ia tahu, jika bukan karena tubuh fisik Dewa Kuno miliknya, kekuatan ganas tadi pasti sudah membunuhnya seketika. Harta magis ini berbeda dengan Kuali Dewa Kuno!
Meskipun Kuali Dewa Kuno juga mengandung hawa Dewa Kuno, namun hawa ini bisa dibilang kurang lincah dibandingkan, hanya sekadar alat belaka. Lagipula Kuali Dewa Kuno adalah harta magis yang tidak memenuhi standar Tu Si, langsung dibuang setelah dibuat.
Bahkan bisa dikatakan, Tu Si sama sekali tidak pernah menggunakan kuali besar itu sekalipun. Tapi perisai ini jelas berbeda. Jelas-jelas perisai ini adalah barang bawaan Dewa Kuno asing itu, kalau tidak, tidak mungkin saat segel dibuka, langsung materialisasi wujud tuannya.
"Tingkatnya, bahkan jika tidak sebanding dengan Tombak Penghancur Dewa asli, perbedaannya tidak terlalu jauh. Keduanya termasuk kategori harta karun di dunia ini yang hanya bisa digunakan oleh Dewa Kuno!"
"Bagi yang bukan dari klan Dewa Kuno, meski memperoleh harta semacam ini, hanya bisa memanfaatkan sedikit kekuatannya. Jika segel harta ini terbuka sepenuhnya, mereka sama sekali tidak berani melakukan pengesahan kepemilikan!"
"Jika diakui, hanya mengakui Dewa Kuno!"
"Fu Fengzi, kerahkan seluruh kekuatanmu dan serang aku dengan satu jurus kemampuan supernatural!" Wang Lin berdiri di udara, berkata dengan datar.
Fu Fengzi yang tidak jauh darinya diam sejenak. Kedua tangannya membentuk mantra hingga cahaya ungu melingkupi tubuhnya. Tiba-tiba sebuah prasasti batu terbentuk di depannya yang langsung menyambar ke arah Wang Lin disertai gemuruh menggelegar di cakrawala.
Di atas prasasti batu, tak terhitung tanda-tanda magis berkedip, membentuk kekuatan membara yang dalam sekejap mendekat dan menekan Wang Lin dengan dahsyat. Langit di sekitar Wang Lin langsung bergema oleh suara retakan, retakan dimensi sepanjang 100 zhang muncul di sekelilingnya.
Namun, tepat saat prasasti batu hasil materialisasi itu hendak menghancurkan Wang Lin, perisai cahaya hijau yang mengambang di sekeliling tubuhnya tiba-tiba memancarkan sinar menyilaukan. Dengan kecepatan tak terpercaya, perisai itu melesat ke depan prasasti dan bertabrakan dengannya.
Ledakan gemuruh mengguncang angkasa. Prasasti batu itu hancur berantakan. Bukan hanya itu, yang membuat mata Fu Fengzi membelalak penuh ketidakpercayaan adalah energi Yuan langit dan bumi yang terkandung dalam prasasti, terserap seluruhnya oleh perisai dalam desisan singkat.
Cahaya perisai pun seketika membara berkali-kali lipat!
Di sorot mata Wang Lin terlihat renungan, tangan kanannya menggerakkan perisai itu hingga mendarat di telapak tangannya. Setelah mengamati sejenak, senyum merekah di wajahnya.
"Benda ini memang bukan artefak kultivasi Wangsa Kerajaan, tapi merupakan puncak pencapaian Dewa Kuno biasa. Menurut informasi warisan yang kudapat sebelumnya, jika telah menyerap cukup kekuatan alam semesta, benda ini bisa membuka jaminan keselamatan yang diurung Dewa Kuno asing dari peristiwa pertama!"
Bahkan dengan ketenangan batin Wang Lin, saat ini hatinya tak bisa tidak tergelitik.
"Seberapa dahsyatnya kemampuan yang dianggap Dewa Kuno Delapan Bintang sebagai jaminan nyawa..." Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Pandangannya tertuju pada perisai, sorot matanya berkilat. Seketika perisai itu menyusut lagi, langsung berubah menjadi sinar hijau yang melebur ke pupil mata kanan Wang Lin.
Kini di balik rambut panjangnya, mata kanan Wang Lin memancarkan aura iblis yang tak terperi, menyemburkan biru tak berujung yang tak mungkin terlupakan bagi siapapun yang memandang.
Saat ini, di tempat yang sangat jauh dari Planet Roh Air, di luar Planet Tianyun, sebuah cahaya panjang mengaum mendekat. Di dalam cahaya itu terdapat Situ Nan, tubuhnya dikelilingi energi Yuan langit dan bumi yang dahsyat. Rambut hitamnya yang tertiup angin memperlihatkan wajah kasar dengan aura jahat, membuatnya terlihat bagaikan Dewa Iblis!
Ia tidak sendirian. Di sampingnya terdapat seorang perempuan dengan paras cantik dan aura menggoda. Gaun tipisnya menempel pada tubuh proporsional dan berlekuk-lekuk saat terbang, menampilkan lekuk tubuh yang anggun.
"Planet Tianyun sialan ini sulit sekali ditemukan! Gue sudah berputar-putar beberapa kali di sini. Untung ketemu Adik Peri, kalau tidak mungkin gak bakal nemu." Entah ucapan Situ Nan ini tulus atau tidak, yang jelas membuat perempuan genit di sampingnya menutup mulut sambil tertawa manja.
"Apa tujuan Senior Situ datang ke Planet Tianyun ini?" tanya perempuan itu dengan sorot mata menggoda dan suara mendayu.
"Haha, gue ke sini untuk menemui seorang saudara. Sudah bertahun-tahun tidak bertemu, tidak tahu bagaimana tingkat kultivasi teman lama ini sekarang." Situ Nan berkata sambil ekspresinya menampakkan seberkas jejak kenangan, menghela napas dalam hati.
"Sudah ratusan tahun berpisah dengan Wang Lin, benar-benar tidak tahu bagaimana kabar bocah itu sekarang."
"Oh? Nama saudara Senior ini siapa? Mungkin junior ini masih mengenalnya." Perempuan genit itu mengalihkan matanya yang indah memancarkan sorotan memikat sambil tersenyum.
