Liu Wen awalnya adalah seorang petapa latihan Qi kuno yang tidak terkenal. Meskipun memiliki bakat cerdas, namun di zaman kuno itu ia tetap tidak menonjol. Namun, dialah yang menciptakan sejarah pertama dalam Dunia Kultivasi dengan mencapai Awal Keilahian yang tercatat!
Tak ada yang tahu bagaimana ia mencapai pencerahan Awal Keilahian itu, atau berapa lama ia terjebak dalam keadaan tersebut - apakah sekejap atau selamanya...
Yang diketahui hanyalah, pria yang sebelumnya tak dikenal ini setelah bertapa selama beberapa tahun, tiba-tiba melesat menjadi ahli sejati yang sangat langka di Dunia Kultivasi. Yang paling menakutkan, kemampuan supernatural yang dimilikinya sama sekali belum pernah dilihat atau didengar oleh siapapun sebelumnya!
Seandainya hanya itu mungkin masih bisa diterima. Namun teknik supernatural di tangan Liu Wen ini memiliki kekuatan yang nyaris tak terbayangkan, bahkan mengandung Jalan Langit dan Bumi. Pada masa kuno itu, hal ini benar-benar mengobarkan badai besar.
Terlalu banyak orang ingin mengetahui rahasia di balik ini, angin anyir dan hujan darah pun dimulai. Namun berapapun jumlah petapa latihan Qi yang turun tangan, bahkan monster tua berlevel tinggi yang mengasingkan diri sekalipun, ternyata sama sekali tidak bisa menemukan petunjuk Liu Wen. Seolah Liu Wen bisa meramalkan semua bahaya, menghitung seluruh risiko, dan mengelaknya semua!
Kemudian mungkin karena tersadar bahwa kekuatan sendiri tak bisa melawan banyak orang, dia menghilang misterius. Kisah ini menjadi legenda aneh di Dunia Kultivasi Kuno. Baru setelah waktu lama, seseorang secara kebetulan tersadar: Liu Wen pasti telah memasuki salah satu dari Tiga Tahap Besar - bukan Ekstrem, melainkan Jalan atau Awal.
Mengenai detailnya, dengan mempertimbangkan sebab-sebab sebelumnya, akhirnya disimpulkan berada di Tahap Awal!
Ditambah dengan kemampuan supernatural tak terdengar yang pernah dilakukannya, maka tersebarlah teori bahwa di Tahap Awal terdapat prinsip regenerasi abadi yang bisa menciptakan teknik langit-bumi. Yang bertahan hingga kini hanyalah rumor-rumor yang tak bisa dibedakan nyata atau ilusi...
Ekstrem adalah kematian, Awal adalah kehidupan!
Segala sesuatu ini tidak diketahui Wang Lin. Saat ini, ia terbenam dalam kondisi aneh itu namun tetap tidak dapat menemukan pola, tidak bisa sepenuhnya melebur ke dalamnya, hanya mengitari di luar.
Selalu ada seberkas pola di depan mata, tapi setiap Wang Lin hendak menangkapnya, ia justru menemukan bahwa tak ada apa-apa. Perasaan seperti ini hampir tak pernah dialaminya.
Memandang senja di ufuk langit yang akhirnya ditelan kegelapan, bumi gelap gulita, hanya suara gelombang yang menghempas di permukaan laut yang samar-samar masuk ke telinga.
Wang Lin tidak gelisah. Karakternya dipenuhi keteguhan hati, sejak masa remaja ia sudah bisa mendaki tangga Gunung Hengyue dengan tubuh kurus lemah. Jika tak ada keteguhan hati seperti ini, tentu tak akan ada Wang Lin yang sekarang.
Ia memandang langit dengan tenang. Karena tak bisa mencengkeram pola ini, biarlah menunggu. Menanti terbit dan terbenamnya matahari berulang kali, menanti pola itu semakin jelas, menanti sekejap mata saat bisa ditangkap!
Ling'er terbangun di tengah malam. Bulu matanya bergetar halus saat perlahan membuka mata. Pandangan pertamanya adalah langit malam bertabur bintang. Diam-diam ia bangkit duduk, melirik Wang Lin yang sedang duduk bersila tak jauh. Dari arah ini, dalam cahaya bulan, terlihat profil wajahnya yang tajam bagai diukir pahat.
Setelah sadar, di benaknya seolah ada segel yang terbuka. Kabut debu mistis menyelimuti, membuatnya teringat banyak memori samar. Hanya saja ingatan ini terlalu tua, hingga Ling'er termenung memandang Wang Lin, tubuhnya membeku bagai patung.
Pandangannya kosong tanpa fokus. Sebenarnya ia tidak benar-benar memandang Wang Lin. Bahkan jika Wang Lin tidak ada di sana, saat ini pun ia akan tetap seperti ini.
Dalam benak Ling'er, ingatan-ingatan kuno itu mengalir, hingga akhirnya saat fajar menyingsing, pikirannya terbekukan pada momen sebelum ia pingsan. Tangannya meraba antara alis, sorot matanya menunjukkan kelincahan yang membuatnya bingung selama bertahun-tahun di ruang mimpi. Kini jawaban telah ditemukan. Setelah lama terdiam, perlahan ia berdiri dan menghormat pada Wang Lin: "Hamba Dewa Spirit Kayu, menghadap Dewa Kuno."
Wang Lin mengangguk ringan, berkata datar: "Kembalilah. Jangan ganggu lagi."
Ucapan Wang Lin bagai kehendak tertinggi bagi Ling'er. Dengan kepala tertunduk ia menyetujui, menggoyangkan lonceng di tangannya. Dari kejauhan seekor burung jenjang segera meluncur mendekat. Tubuh Ling'er melayang lincah dan mendarat di punggung burung suci itu.
Sorot matanya menatap tajam ke arah Wang Lin untuk terakhir kali, di kedalaman pupilnya tersembunyi bayangan keraguan. Dengan desah panjang, ia terbang menjauh bersama sang burung jenjang.
Wang Lin tidak menghiraukan Ling'er, pandangannya terus menatap ke permukaan laut di kejauhan. Tak lama kemudian, cahaya kemerahan mulai terlihat perlahan di ufuk langit, secara bertahap menyelimuti langit dan bumi.
Kesan mistis yang aneh itu kembali menguat. Namun, hingga cahaya fajar pertama kembali terbit, Wang Lin tetap belum mencapai pencerahan.
Waktu berlalu perlahan-lahan, hari demi hari bergulir. Wang Lin sudah lupa berapa lama ia duduk di sini - berapa hari bahkan selama periode ini, kedatangan Tiga Master Dao dan Fu Fengzi Berkepala Besar pun tak ia rasakan.
Saat ini, sorot matanya masih tertancap di kejauhan. Di balik kelopak mata yang sudah dipenuhi urat darah itu, segala sesuatu di antara langit dan bumi seakan menghilang, hanya menyisakan rekaman peristiwa hari pertama itu sebagai satu-satunya yang tersisa.
Sepuluh li dari gunung tempat Wang Lin bermeditasi, siluet Tiga Master Dao dari Dunia Fana melayang di udara. Dari kejauhan, terlihat sosok tak bergerak yang duduk bersila di puncak gunung.
“Sudah sebulan...” Yi Long Zi tampak bingung, mengerutkan kening lalu bertanya: “Sebenarnya apa yang sedang ia pahami?”
Yi Xingzi di sampingnya menggelengkan kepala, berkata perlahan: “Yang membuat kultivator Memurnikan Nirvana membutuhkan waktu sebegitu lama untuk memahami, pasti adalah kemampuan supernatural yang sangat dahsyat!”
Yichenzi diam cukup lama, lalu menggeleng: “Menurutku tidak seperti itu. Apakah kalian sadar? Di sekitar sini sama sekali tidak ada gejolak energi Yuan, bahkan proyeksi pikiran spiritual pun tak ada. Tapi mengapa kita tak bisa masuk? Pasti ada misteri tersembunyi yang tak kita pahami. Dan aku selalu merasa, orang ini seakan sedang dalam proses pencerahan!”
“Pencerahan!” Mata Yi Long Zi berbinar, mengamati dengan seksama lalu mengangguk: “Sangat mungkin!”
“Meskipun tidak ada gejolak energi Yuan di sini, tapi begitu menginjak radius sepuluh li ini, tak sampai tiga langkah akan dipaksa mundur oleh kekuatan dahsyat yang tak terkira!” suara berat Yi Xingzi bergema.
“Mengenai kekuatan dahsyat yang mencegah masuk ini, aku punya beberapa temuan. Kekuatan ini seolah tercipta sendiri di antara langit dan bumi. Beberapa hari lalu aku mencoba masuk, rasanya seperti menghadapi ombak laut yang mengaum.” Yi Long Zi mengerutkan kening.
“Kita amati saja perkembangannya. Jika dia benar sedang dalam pencerahan, ini akan menjadi pengalaman langka bagi kita bertiga. Setelah menyaksikannya, mungkin bisa memberi manfaat.” Yichenzi berkata dengan tenang, lalu duduk bersila di angkasa sambil memandang Wang Lin di puncak gunung depan.
Di belakang ketiganya, Fu Fengzi matinya berkedip samar sambil menatap tajam ke arah gunung, berpikir dalam hati: "Dia tidak terlihat seperti sedang dalam pencerahan... Tapi apapun yang dilakukannya, ini kesempatan langka seribu tahun bagiku... Hanya saja setelah tanda ini kuhancurkan, masalah apa yang akan muncul..."
Fu Fengzi berjuang keras dalam hatinya.
Kepala Besar, Tashan, dan Lei Ji yang bertiga juga telah tiba di sini. Mengingat Wang Lin telah bermeditasi di tempat ini hampir sebulan lamanya, ketiganya tak bisa menahan kekhawatiran.
Seiring terbit dan terbenamnya matahari berulang kali, waktu kembali berlalu. Kini telah berlalu satu bulan lagi!
Sorot mata Wang Lin telah dipenuhi urat darah. Saat ini ia benar-benar lupa segalanya, tatapan menancapnya tertuju ke permukaan laut di depan. Dalam setiap siklus terbit-tenggelamnya sang surya, ia bisa merasakan dengan jelas-jelas bahwa seberkas pola itu semakin hari semakin nyata.
Hari ini adalah hari kesembilan setelah dua bulan berlalu.
Langit diselimuti awan gelap, gemuruh petir mengaum teredam. Tak lama kemudian, tetesan hujan sebesar kacang menghujani bumi seiring datangnya fajar di ufuk timur.
Di permukaan laut nun jauh di sana, hujan yang turun tiba-tiba membangkitkan gelombang. Ombak bergulung-gulung mengaum dahsyat, seakan hendak menantang langit.
Dalam hujan, cahaya fajar pertama bagai tertutup tabir kabut, samar-samar tak terlihat jelas. Cahaya kemerahan yang baru muncul di antara langit dan bumi langsung diserap awan gelap, lenyap tanpa bekas.
Di balik tirai hujan, cahaya fajar itu seolah berjuang keras muncul perlahan dari cakrawala. Pada sekejap mata itu, sorot mata Wang Lin tiba-tiba membeku. Ia merasakan getaran kuat: penantian dua bulan lebih mencapai momen paling genting!
Saat ini, seluruh perhatiannya berkumpul dengan gila-gilaan. Tatapannya tertancap pada cahaya fajar di depan, seolah seluruh dirinya ingin menyatu dengan sang surya pagi.
Gemuruh petir dan derasnya hujan tak mampu mencegah sorot mata Wang Lin, tak sanggup mengganggu konsentrasi totalnya, apalagi menghalangi cahaya fajar yang akhirnya terangkat ke angkasa!
Pada saat cahaya fajar pertama itu bagai dengan susah payah terangkat sebagian besar dari antara langit dan bumi, sisa kecilnya masih tertinggal di permukaan laut, seluruh tubuh Wang Lin gemuruh. Ia merasakan dengan jelas-jelas pola-pola energi di sekeliling tubuhnya berkumpul dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, melingkupi seluruh tubuhnya, akhirnya membeku sejenak sebelum seluruhnya melebur ke dalam tubuhnya.
Dalam sekejap mata, tubuh Wang Lin bergetar keras bagai jiwa keluar dari raga!
Ia melihat di lautan luas itu, cahaya fajar pertama dengan gigih perlahan terbit, bagaikan sang lautan adalah seorang ibu yang sedang melahirkan bayinya. Pada momen fajar menyingsing ini, sang ibu melahirkan cahaya fajar pertama ke dunia!
Pada sekejap mata saat cahaya fajar pertama itu terlahir, kekuatan yang tak terbayangkan meledak keluar. Kekuatan itu adalah sinar matahari sepuluh ribu zhang yang menyapu gelapnya malam di antara langit dan bumi dengan paksa mencabik-cabiknya. Kekuatan dahsyat ini sanggup membalikkan Qian Kun, mengguncang Jalan Langit, hingga membuat malam hancur berantakan di hadapannya, berubah menjadi serpihan-serpihan yang terpental mundur, menggantikan kegelapan itu dengan terang benderang!
Matahari lahir dari sisa-sisa malam di lautan!
"Inilah kekuatan itu!" Sorot mata Wang Lin memancarkan kilatan sinar tajam, jiwa dan raganya melebur sempurna dalam keadaan mistis Xuan. Pandangannya terbekukan pada momen matahari terbit itu, kekuatan pencabik gelap!
"Sekarang!" Kilau dingin melintas di mata Fu Fengzi. Setelah menunggu lebih dari dua bulan tanpa peluang keselamatan untuk menghancurkan segel dan menghadapi serangan cadangan yang tak terduga, dia menemukan metode pamungkas: membunuh Wang Lin!
"Bunuh dia, semua segel akan hancur!" Kilatan niat membunuh muncul di mata Fu Fengzi. Tubuhnya tiba-tiba bergoyang, menyambar ke depan tepat saat Wang Lin merasakan kekuatan itu!
Namun, saat tubuhnya menginjak area sepuluh li, raut wajah Fu Fengzi berubah drastis. Seolah menyaksikan pemandangan yang tak bisa dipercaya seumur hidupnya, pupil matanya memancarkan ketakutan dan keterpanaan yang belum pernah ada!
"Ini... apa ini..."
