"Di dunia ini, ada hal yang pantas dilakukan dan ada yang tidak. Kultivator mengejar umur panjang, berusaha melepaskan diri dari tarikan takdir langit. Seharusnya mereka menghindari malapetaka, menyambut Tianyun! Tiga Belas dan Hu Pao bukan saudara atau kerabatku. Untuk mereka berdua, aku menerobos istana melawan Jenderal Iblis, sama saja memberontak terhadap Provinsi Tianyao ini!
Ada pepatah: Bukanlah kebijaksanaan berdiri di bawah tembok yang retak. Dari sisi ini, tindakanku tak bernilai!
Tapi, aku Wang Lin berjalan di antara langit dan bumi. Tak kukejar kesesuaian aturan atau menyembah langit demi Jalan. Yang kuharap hanyalah seumur hidup tanpa penyesalan di hati. Aku bukan junzi, juga bukan sosok hina. Bukan tulus, juga bukan munafik. Hanya saja, di antara segala hal di semesta ini, ada beberapa yang harus kulakukan demi obsesi keduniawian!
Dari sudut pandang ini, aku tak cocok menjadi seorang kultivator!
Namun, ada beberapa hal yang tetap harus kulakukan! Jika tak menyelamatkan Tiga Belas, Jalan apa yang kucari seumur hidup ini?!"
Wang Lin memandang langit dan bumi yang familiar, mendesah panjang, lalu menepuk kantong penyimpanannya. Seketika di tangannya muncul piringan batu sebesar telapak tangan. Benda ini merupakan syarat wajib untuk memasuki kompleks immortal keempat.
Setelah menyerahkan benda ini kepada Situ Nan dan menjelaskan secara mendetail metode pembongkaran sistem Larangan masa lalu, Situ Nan memandang Wang Lin dengan tatapan penuh makna. Berdasarkan pemahamannya terhadap Wang Lin, dia menduga sang kultivator pasti akan menemui beberapa teman lama.
Tanpa basa-basi, dengan tingkat kultivasi Situ Nan sendiri bersama Fufengzi dan perempuan berbaju perak, ditambah trio Master Dao dari Dunia Fana serta si kepala besar dan yang lain, menghancurkan Larangan-larangan ini bukanlah hal sulit!
Kesulitan sebenarnya mungkin terletak pada lapisan terakhir Larangan kompleks immortal.
Mengikuti metode Wang Lin, setelah mengaktifkan piringan batu, Situ Nan dan para kultivator lainnya tiba-tiba menghilang. Mereka muncul di dalam kompleks immortal milik Wang Lin di masa lalu, memulai proses penghancuran paksa terhadap sistem Larangan.
Seluruh kompleks immortal dipenuhi dengan tak terhitung sistem Larangan. Hanya dengan menghancurkan semua Larangan ini, mereka bisa memasuki area pusat tempat target utama berada!
Dibandingkan kompleks immortal milik Tian Yunzi dan Ling Tianhou yang sudah lama terbuka, milik Wang Lin ini masih banyak kekurangan.
Apalagi, token kompleks immortal ini masih berada di tangan Wang Lin. Selama ia menginjakkan kaki di Daerah Yao Ling, kecuali beberapa area khusus, Bisa masuk ke gua persembunyian kapan saja.
Dengan tingkat kultivasi Wang Lin saat ini, cukup dengan sedikit modifikasi Shen Shi pada token kompleks immortal, Situ Nan dan yang lain akan terbebas dari serangan roh kompleks immortal dan bisa masuk dengan lancar.
Setelah menyelesaikan masalah ini, Wang Lin diam sejenak. Shen Shi-nya tiba-tiba menyebar, merambat ke segala penjuru. Dengan tingkat Mengintip Nirvana tahap menengah-nya saat ini, seluruh Daerah Yao Ling pun terselimuti dengan mudah!
Namun, tepat saat Shen Shi Wang Lin menyebar, di Kabupaten Api Iblis, patung batu hitam yang sedang diangkat menuju ibukota oleh anggota suku Leyan tiba-tiba memancarkan cahaya hitam pekat. Cahaya ini dipenuhi hawa dingin tak berujung, memancarkan kekuatan aneh yang melesat ke langit dan menyatu erat dengan Shen Shi Wang Lin dalam sekejap mata.
Cahaya hitam dari patung batu hitam semakin pekat, dalam beberapa saat hampir memenuhi separuh langit Kabupaten Api Iblis. Tak terhitung anggota Suku Leyan langsung membeku, menatap patung leluhur mereka dengan bingung.
Tak diketahui siapa yang pertama sadar, segera bersujud. Hampir semua anggota Suku Leyan menunjukkan semangat membara di sorot mata, berduyun-duyun merebahkan diri.
"Sang Leluhur menampakkan diri!! Sang Leluhur menampakkan diri!!" Suara bergemuruh bak raungan petir langit menggelegar ke segala penjuru.
Sorot mata Ouyang Hua menunjukkan ketidakpercayaan, ia menatap tajam ke arah Tiga Belas. Saat ini tubuh Tiga Belas gemetar, terpaku memandang langit di kejauhan. Secara samar ia merasakan sesuatu.
"Sang Leluhur... telah kembali!!"
Ouyang Hua menarik napas dalam-dalam, kilatan kegembiraan liar terlihat di matanya. Terhadap Sang Leluhur Wang Lin, ia memendam rasa hormat yang dalam di hatinya - bahkan lebih dominan adalah ketakutan. Selama ratusan tahun terakhir ini, meskipun Suku Leyan semakin berkembang pesat, tak sebersit pun niat pemberontakan berani muncul di hatinya.
Sorot mata Wang Lin memancarkan kilatan sinar tajam, menunjukkan ekspresi keanehan. Melalui Shen Shi-nya, ia dengan jelas melihat Suku Leyan yang telah berkembang berkali-kali lipat dibanding masa lalu.
Ini semua hanya sekunder, yang benar-benar membuatnya merasa tak terpercaya adalah kekuatan aneh yang melebur saat Shen Shi menyebar. Kekuatan ini sangat iblis, dalam 1.000 tahun lebih Wang Lin berkultivasi, dia telah mengenal banyak jenis kekuatan, namun kekuatan aneh semacam ini belum pernah dijumpainya.
Ia tak bisa menjelaskan perasaan apa itu, hanya saat kekuatan aneh itu menyatu dengan Shen Shi dalam sekejap mata, kepalanya mendengar gemuruh, fragmen kenangan tak terhitung jumlahnya berpendar liar.
Semua gambar tanpa kecuali menampilkan anggota Suku Leyan yang menyembah patung batu. Sorot mata setiap orang memancarkan kefanatikan di luar imajinasi, seakan-akan jika patung itu bersuara, mereka bahkan bisa mengorbankan segalanya untuk memenuhinya, meski kehilangan nyawa pun tak ada penyesalan.
Kefanatikan mengerikan seperti ini, bahkan membuat Wang Lin sendiri tertegun.
Tepatlah adegan-adegan penyembahan harian selama ratusan tahun oleh jutaan anggota Suku Leyan dalam fragmen-fragmen ini yang menciptakan kekuatan aneh tak terpahami Wang Lin di dalam patung batu itu.
Dalam keheningan, tubuh Wang Lin bergoyang maju. Satu langkah saja, siluetnya menghilang. Saat muncul kembali, ia telah berdiri di puncak ibukota Kabupaten Api Iblis! Dari sini, pandangannya langsung menangkap pemandangan spektakuler jutaan orang yang bersujud di permukaan tanah!
Jutaan manusia - mungkin terdengar biasa saat diucapkan. Tapi di sorot mata Wang Lin saat ini, hamparan tak berujung itu seakan menguasai seluruh bumi. Tiang-tiang bendera besar yang tertancap di tanah menari ditiup angin, erangan jiwa yang mengaum menyelimuti langit-bumi.
Pada sekejap mata kemunculan tubuh Wang Lin, semua jiwa dalam setiap arwah tiba-tiba memekikkan suara melengking. Bergema serentak, seolah mereka telah menemukan Sang Tuan Sejati!
Ouyang Hua tubuhnya gemetar, wajahnya menunjukkan semangat yang belum pernah terlihat selama ratusan tahun. Ia menatap kosong ke arah Wang Lin yang tiba-tiba muncul di langit, suaranya bergetar: "Ouyang Hua menghormati Sang Leluhur! Selamat datang atas kepulangan Sang Leluhur!"
Begitu kata-kata ini terucap, seketika orang-orang di permukaan mulai mengangkat kepala. Hampir setiap anggota keluarga yang menengadah, saat melihat Wang Lin di sekejap mata itu, otak mereka bergemuruh dahsyat, jiwa mereka terguncang hebat. Tanpa keraguan sedikitpun, mereka langsung mengenali bahwa pria ini adalah Wang Lin - Sang Leluhur Suku Leyan yang telah mereka nanti-nantikan selama ratusan tahun!!
Semua ini terjadi karena patung batu hitam itu. Ukiran pada patung tersebut tak lain adalah wujud Wang Lin!
"Sang Leluhur!!"
"Benar-benar Sang Leluhur!"
"Sang Leluhur telah kembali! Beliau tidak meninggalkan kita! Sang Leluhur telah pulang!"
Suara penuh kejutan dan sukacita yang bergelombang tak henti segera berubah menjadi gemuruh petir, ternyata akibat kegembiraan sejuta orang yang secara serempak memancarkan gelombang suara dahsyat hingga membuat bumi bergemetar, lapisan awan di langit pun tersapu menghilang.
"Selamat datang Sang Leluhur!" Entah siapa yang memulai, akhirnya hampir semua anggota suku Leyan sejuta jiwa itu serentak berseru. Kekuatan suara ini bahkan membuat Wang Lin sendiri berdengung di telinganya.
Di antara mereka, setiap anggota suku Leyan memancarkan sorot mata fanatik yang mengguncang Wang Lin. Dengan ketenangan batinnya, ia tetap tertegun sejenak. Dengan jelas ia merasakan gelombang hawa putih memancar dari ubun-ubun kerumunan di permukaan, menyatu menuju ibukota kabupaten sebelum akhirnya melebur ke dalam patung batu hitam yang semakin berkilau dan memancarkan aura misterius.
Tiga Belas menerjang kerumunan, menghantam udara ke arah Wang Lin dan segera bersujud dengan satu lutut, tubuhnya gemetar tak terkendali karena emosi, namun suaranya terdengar paling lantang dalam 100 tahun terakhir.
"Tiga Belas, menyambut kepulangan Sang Leluhur!"
Ucapan Tiga Belas kembali menyulut kefanatikan tak terhitung orang di permukaan, teriakan yang lebih menggemparkan langit dan bumi bergema, disertai lebih banyak gumpalan energi putih yang terlepas dan melebur ke dalam patung batu hitam.
Bendera-bendera Arwah berkibar seperti samudera hitam yang bangkit dari bumi, jiwa-jiwa yang terlepas darinya berubah menjadi kabut hitam tak berujung menyelimuti seluruh Kabupaten Api Iblis.
Jumlah jiwa yang terkumpul telah melampaui segala imajinasi.
Memandangi anggota Suku Leyan di permukaan, meski beberapa tak bisa Wang Lin sebut namanya, wajah-wajah itu terasa familiar - jelas para veteran yang masih hidup sejak masa lalu.
"Aku sudah kembali." Suara Wang Lin perlahan merambat ke segala penjuru, turun dari langit dan mendarat di telinga setiap orang. Meski hanya satu kalimat sederhana dengan empat karakter, makna yang terkandung dalam empat kata ini bagaikan petir surgawi yang mengaum, membuat semua anggota Suku Leyan bersorak gemuruh.
Dalam sorakan bergelombang ini, di bawah kefanatikan seluruh anggota Suku Leyan, tubuh Wang Lin perlahan-lahan turun dan akhirnya berdiri di atas tembok ibukota Kabupaten Api Iblis.
Ia, setelah berpisah selama ratusan tahun, akhirnya kembali!
