Menatap kepala Dewa Kuno di depannya yang masih menyimpan kepedihan dan amarah dalam tatapannya, Wang Lin terdiam sepenuhnya di tempatnya. Seiring perjalanan berkultivasi hingga kini, melalui pengalaman yang terus-menerus, Wang Lin telah memahami bahwa Dewa Kuno bukanlah penghuni abadi di bawah hamparan angkasa ini. Namun, Dewa Kuno tetaplah suku yang paling kuat!
Klan Dewa Kuno dari zaman dulu, hingga kini hampir punah. Jika dikatakan ini perbuatan kultivator, Wang Lin PASTI TIDAK percaya. Dunia Dewa Petir yang sekuat itu saja saat melawan Dewa Kuno Delapan Bintang yang lemah harus mengerahkan seluruh energi dunia dewa, dikepung tak terhitung jumlah dewa, baru akhirnya menang dengan mengenaskan.
Kepala Dewa Kuno di depan mata ini, kekuatan macam apa sebenarnya yang bisa membuatnya rela menghancurkan semua bintangnya, namun tetap terpenggal kepalanya.
Kekuatan penghancuran bintang Dewa Kuno Delapan Bintang, meski masih belum mencapai level sembilan bintang, namun kekuatan mengerikan itu sudah cukup untuk menghancurkan langit dan bumi.
Dalam keheningan, tubuh Wang Lin perlahan melayang turun. Mendekati balok es raksasa yang menghalangi di depannya, ia mengangkat tangan kanan dan meletakkannya di permukaan es. Energi Yuan dalam tubuhnya tiba-tiba berputar, lalu mengalir deras melalui lengannya dan melebur ke dalam balok es tersebut.
Dalam sekejap napas, nyala api menyala-nyala di permukaan es. Bahkan di bagian dalamnya, semburan api telah menyelimuti seluruh area. Hanya sesaat kemudian, seluruhnya berubah menjadi kabut putih yang terangkat ke angkasa.
Mayat dewa yang terperangkap dalam es itu terkena serangan api, langsung hancur menjadi debu dan berpencar ke segala penjuru.
Setelah membuka jalan yang bisa dilalui, Wang Lin perlahan mendekati kepala Dewa Kuno raksasa itu. Saat mengamati kepala tersebut dari jarak dekat, tekanan aura yang seakan benar-benar berhadapan dengan Dewa Kuno Delapan Bintang menyapu wajahnya dengan dahsyat.
Menghela napas dalam hati, Wang Lin perlahan turun menyusuri kepala Dewa Kuno hingga mencapai dasar tempat leher dewa itu terputus. Kepala Dewa Kuno terbungkus lapisan es tebal. Melalui es, terlihat luka di lehernya sangat rapi tanpa sedikitpun bekas gerigi.
Menatap tajam leher Dewa Kuno itu, meski raut wajak Wang Lin tetap tenang, pupil matanya tak bisa menahan diri mengkerut. Jiwa pun dipenuhi keterkejutan yang menyelubungi.
Dari bekas luka ini, ternyata kepala Dewa Kuno itu dahulu terputus oleh satu tebasan kilat tanpa hambatan sedikitpun, begitu cepat dan pasti!
Makna tersirat dari luka ini membuat bulu kuduk Wang Lin merinding. Bagaimana mungkin ada sosok yang mampu memenggal kepala Dewa Kuno dengan satu tebasan golok? Kemampuan supernatural macam apa yang dimilikinya?!
"Mungkinkah Qing Lin!" Sorot mata Wang Lin berkilat, menunjukkan kengerian di pandangannya. Jika Qing Lin memiliki kemampuan supernatural seperti ini, maka orang ini benar-benar terlalu kuat, bahkan telah melampaui imajinasi Wang Lin.
Raut wajah Wang Lin menjadi muram. Shen Shi-nya menyebar dengan hati-hati, menyelimuti bagian dalam kepala. Setelah menyapu sekilas dan tidak menemukan kelainan, ia kembali mengamati luka di leher kepala itu dengan cermat. Setelah lama, Wang Lin mengeluarkan suara terkejut. Tubuhnya limbung mendekati lapisan es, sorot matanya bagai kilat menatap tajam luka tersebut.
Di pinggiran kedalaman luka, terdapat butiran kristal kecil berwarna merah gelap. Jika tidak diperhatikan seksama, mudah dikira darah yang membeku.
"Ini..." Wang Lin merenung sejenak, tangan kanannya terangkat dan ditempelkan di atas balok es. Energi Yuan yang berhati-hati menyebar, mengikuti alur tangan kanannya dan segera membentuk kabut putih tebal di bawah telapak tangannya. Dengan kendali hati-hati atas energi api, perlahan ia membuka celah pada balok es.
Celah ini bagai koridor yang menyusuri luka di leher kepala Dewa Kuno. Saat Wang Lin menghirup, sebutir kristal segera melayang keluar dan mendarat di telapak tangannya.
Dua jarinya menjepit butiran kristal merah gelap ini. Shen Shi-nya menyebar, mengitari butiran tersebut sambil merasuk ke dalam dengan penuh kehati-hatian. Saat pengamatannya berlanjut, Wang Lin perlahan menyadari dalam partikel kecil ini terdapat gumpalan energi tak berwarna dan tak kasat mata. Energi ini berputar perlahan di dalam butiran, seolah setiap saat bisa menghilang.
Wang Lin mengelilingi udara tak kasat mata itu dengan Shen Shi-nya, merenung sejenak sebelum tiba-tiba menggerakkan Shen Shi-nya untuk melebur dan menyelidiki kembali.
Namun saat Shen Shi-nya menyatu, Wang Lin langsung merasakan tekanan aura tak terkatakan yang menyebar gemuruh dari udara tak kasat mata itu. Seolah seluruh alam semesta terlepas darinya, dunia berubah menjadi gelap gulita dengan hanya tekanan aura itu yang tersisa.
Meski hanya seberkas energi tersisa, hawa mengerikan ini membuatnya menarik napas dalam-dalam. Secara bawah sadar tangannya nyaris melepaskan benda ini, tapi ia menahan diri sambil matanya berkilauan mengamati lebih cermat.
Semakin lama mengamati, kening Wang Lin semakin berkerut. Pengalaman seribu tahun lebih berkultivasi tak pernah membuatnya menjumpai keanehan udara tak kasat mata seperti ini.
Benda ini bukan energi dewa, bukan pula energi spiritual, bahkan tak ada kaitan sama sekali dengan energi murni dalam tubuh kultivator.
Namun jika diamati lebih seksama, di dalamnya ternyata juga terkandung energi dewa, energi spiritual, dan energi murni. Selain itu, ada pula hawa yang tidak bisa dikenali oleh Wang Lin.
Seolah-olah ini adalah gudang campur aduk, namun di saat yang sama menyatu dengan sempurna bagai penyatuan mutlak, membuat orang kebingungan.
Yang lebih membuat Wang Lin bergidik adalah, dalam seberkas udara tak kasat mata yang tersisa ini, ternyata juga mengandung hukum. Hukum inilah yang membuat bulu kuduknya merinding.
Hukum ini bukan hanya satu lapisan, melainkan tak terhitung jumlahnya! Hampir semua hukum yang pernah dilihat Wang Lin melalui kekuatan Tian Ni ada di sini, bahkan lebih banyak lagi hukum yang belum pernah ia saksikan sebelumnya juga terdapat di dalamnya.
Dengan hati-hati Wang Lin menarik kembali Shen Shi-nya, wajaknya pucat. Ia menatap tajam kristal di antara jarinya. Saat ini, yang ia pegang bukan lagi butiran kristal tak berarti, melainkan sumber kehancuran yang mampu meledakkan kekuatan dahsyat sekali terpicu.
"Justru kekuatan inilah yang memenggal kepala Dewa Kuno, yang memiliki kekuatan ini pasti bukan Qing Lin!" Wang Lin menatap tajam butiran kristal di tangannya, di benaknya perlahan terbayang fragmen kenangan saat bertarung melawan Jalan Langit untuk menyelamatkan Li Mawan di Planet Zhuque dulu.
Utusan Jalan Langit yang termaterialisasi di langit saat itu ternyata adalah Dewa Kuno, bahkan Dewa Kuno yang Bintik Bintangnya tersegel! Meski terpana, tingkat kultivasi Wang Lin saat itu jauh di bawah sekarang. Kini tersadar, kejadian itu bukan sekadar mengejutkan, melainkan menyimpan rahasia yang menggemparkan langit dan bumi!
Kekuatan macam apa yang bisa menyegel Dewa Kuno, bahkan mengontrolnya menjadi Utusan Jalan Langit? Jawabannya hampir keluar begitu saja!
"Jalan Langit!" Wang Lin memandangi butiran kristal di tangannya. Saat melihat udara tak kasat mata di dalamnya, intuisi berkata benda ini ada hubungannya dengan penyegelan Bintik Bintang Dewa Kuno milik Utusan Jalan Langit.
Namun Jalan Langit adalah sesuatu yang maya dan tak berwujud, bagaimana mungkin melakukan semua ini. Wang Lin diam, teringat perkataan Gu Yao Bello tentang rahasia suku Gu yang berkaitan dengan kultivasi terbalik.
Menutup mata, bayangan muncul di benak Wang Lin: Di hamparan angkasa tak berujung, seorang Dewa Kuno Delapan Bintang menguasai langit-bumi. Tiba-tiba kekuatan tak terperi menghujam dari atas. Untuk melawannya, sang dewa menghancurkan semua bintang di dahinya, namun akhirnya gagal. Di bawah kekuatan itu, kepalanya terpenggal dengan paksa!
Kepala itu kemudian jatuh ke tangan dunia dewa, entah mengapa ditaruh di sini. Kekuatan sisa di leher sang dewa, setelah dicuci waktu tak menghilang, malah berubah menjadi butiran-butiran yang menyimpan seberkas hawa kekuatan masa itu.
Wang Lin tak tahu kebenaran semua ini, hanya membuat dugaan dari informasi yang ada. Membuka mata, setelah merenung sesaat ia menyimpan butiran itu dengan hati-hati ke dalam kantong penyimpanan.
Memandang leher Dewa Kuno di dalam lapisan es, di sana masih terdapat beberapa butiran. Tangan kanan Wang Lin menghantam udara mengikuti celah yang sebelumnya terbuka di lapisan es, menyedot butiran-butiran itu satu per satu dengan hati-hati ke dalam kantong penyimpanan.
Seluruh proses ini dilakukannya dengan sangat teliti. Seiring terhisapnya butiran-butiran itu satu demi satu, termasuk yang sebelumnya, total terkumpul dua puluh tiga butir.
Setelah selesai, Wang Lin menatap tajam luka di kepala Dewa Kuno yang tak lagi menyisakan butiran apapun. Setelah merenung sejenak, ia hendak meninggalkan tempat itu ketika tiba-tiba matanya mengeraskan pandangan, tertuju pada kedalaman luka di leher Dewa Kuno. Di sekejap itu, ia seakan melihat kilatan cahaya merah samar.
Ia menyapu area tersebut menggunakan Shen Shi, namun tak menemukan apapun.
Setelah merenung sejenak, tangan kanan Wang Lin dipenuhi energi Yuan. Saat menyentuh balok es, semburan api mengalir deras keluar disertai suara retakan berderak-derak. Koridor celah itu mulai menyebar ke dalam.
Saat terus menerus menembus ke dalam, sorot mata Wang Lin tak berkedip menatap tajam ke depan. Dengan cepat koridor dalam lapisan es itu terbuka dalam skala luas, langsung menjulur hingga ke kedalaman.
Pada sekejap mata itu, Wang Lin melihat benda yang sebelumnya memancarkan cahaya merah berkedip!
Tampak sebuah pedang besi yang dibungkus oleh garis merah tak terhitung jumlahnya. Garis-garis merah itu bergerak-gerak perlahan, melilit dengan mati-matian di permukaannya.
Pedang besi ini terlihat sangat biasa tanpa keistimewaan apapun. Namun saat melihatnya, Wang Lin langsung merasakan familiaritas, seolah pernah melihat benda identik dengannya di suatu tempat.
Belum sempat mengingat lokasi pasti pedang serupa itu, Wang Lin segera menangkap aura bahaya mengerikan dari garis merah yang melilit pedang tersebut.
Ekspresi Wang Lin berubah. Sebelumnya, saat Shen Shi-nya menyapu melalui lapisan es, ia tidak merasakan keberadaan pedang besi dan garis merah ini. Namun, setelah membuka celah, ia melihatnya dengan jelas di depan mata.
Atas dasar kehati-hatian, Wang Lin kembali menyebarkan Shen Shi-nya, perlahan menyapu ke depan. Dalam persepsi spiritualnya, masih tidak ada benang tipis maupun pedang besi. Sama seperti sebelumnya, tidak ada anomali dalam kepala Dewa Kuno ini. Tapi pandangan mata yang jelas melihat benang dan pedang itu membuat Wang Lin sangat waspada.
Dengan poker face, Wang Lin perlahan-lahan mundur. Pedang besi dan garis merah yang melilitnya terlihat terlalu iblis dalam pandangannya. Lebih baik tidak menyentuhnya sembarangan.
Saat mundur, sorot mata Wang Lin tetap tertancap pada pedang itu. Di beberapa bagian pedang besi berkarat itu, terlihat seakan benda milik orang biasa.
“Terasa sangat familiar...” Tiba-tiba langkah mundur Wang Lin terhenti, seakan ada sambaran petir gemuruh di pikirannya. Ingatannya tersapu gambaran jelas, tiba-tiba matanya membelalak menatap pedang besi itu sambil menarik napas dalam-dalam. Ia ingat!
Di masa lalu di dalam Makam Zhuque di Planet Zhuque, ia pernah melihat pedang besi yang identik, hanya karatnya berbeda! Kala itu pedang besi akhirnya direbut oleh Utusan Tuo Sen. Ekspresi kegembiraan liar di sorot mata sang utusan saat mendapatkan pedang itu, hingga kini masih membekas jelas dalam ingatan Wang Lin!
