“Masih kurang sembilan ekor, tapi populasi Bintang Harimau di kabut bintang sekitar sudah punah. Harus pergi ke daerah yang lebih jauh…” Pria paruh baya itu tersenyum muram, namun sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ekspresinya berubah. Tangan kanannya mengangkat dan mencengkeram angkasa, di depannya segera muncul celah penyimpanan. Dari dalamnya melesat sebilah kepingan giok yang bergetar dan retak di bagian tengah dengan suara "krak", mengeluarkan seberkas jiwa-jiwa yang terfragmentasi.
Jiwa yang terfragmentasi itu memperlihatkan wujud Lu Di, sorot matanya memancarkan ketakutan sebelum kematian, lalu menghilang di hadapan pria paruh baya tersebut.
“Penerus Muda!!” Orang tua berbaju ungu di samping pria itu langsung menyimpan senyumnya, pandangan mata dipenuhi keterkejutan.
Pria paruh baya itu terpaku menatap jiwa yang perlahan menghilang, tak bergerak sama sekali. Perlahan ia menutup kedua kelopak matanya.
Orang tua di sampingnya terguncang batinnya. Melihat sang pemimpin sekte yang tenang itu, hatinya bergetar. Setelah bertahun-tahun mendampingi, ia sangat paham—semakin tenang sang pemimpin, semakin dahsyat badai yang akan datang.
“Ke mana Lu Di pergi sebelumnya?” Setelah lama, pria paruh baya itu membuka mata, seberkas kesedihan membara di sorot matanya, namun suaranya terdengar tenang yang mengerikan.
“Penerus Muda... Penerus Muda pergi ke Benua Moro.” Orang tua itu menundukkan kepala, berkata dengan hormat, keguncangan dalam jiwanya masih belum mereda hingga kini. Ia tak mengerti, bagaimana mungkin ada yang berani membunuh Penerus Muda Lu Di di domain bintang kelas lima, dengan risiko menghina Sekte Ungu Dao dan menyinggung Pemimpin Sekte Lu Yun Cong!
“Benua Moro, Sekte Guiyuan... Hal ini, mengapa tidak ada yang melaporkan padaku.” Suara pria paruh baya tetap tenang, namun saat sampai di telinga orang tua itu, membuat tubuhnya gemetar. Tiba-tiba ia teringat suatu hal, raut wajaknya langsung memucat.
“Penerus Muda dia...”
“Sebagai kultivator, ia masih terobsesi dengan kecantikan wanita dan bersikap sombong. Atas nama Penerus Muda Sekte Ungu, selama bertahun-tahun ini telah merusak banyak murid perempuan dari berbagai sekte, melakukan praktik kejam menyerap Energi Yin mereka...” Sebelum orang tua itu menyelesaikan kalimatnya, pria paruh baya itu menggelengkan kepala dan berkata perlahan seolah berbicara pada dirinya sendiri.
“Pemimpin Sekte...” Orang tua itu pucat pasi.
“Siapa yang menemaninya ke Benua Moro? Pasti Song Wude. Sejak kecil, anakku Di ini dibesarkan di bawah asuhan Song Wude. Di matanya, Song Wude mungkin adalah ayah keduanya. Tujuan ke Benua Moro tentu untuk memperhatikan Lü Yanfei dari Sekte Guiyuan, sekaligus memanfaatkan kematian si tua bangka itu untuk menjadikan Sekte Guiyuan sebagai kamar tidurnya...”
Orang tua itu diam. Sepengetahuannya, semua yang diucapkan pemimpin sekte ini adalah nyata.
Pria paruh baya itu mengangkat kepala, memandang kabut bintang samar di depan mata. Setelah mengamati sebentar dalam diam, ia berbalik menuju benua ungu.
"Anak durhaka yang tak berguna ini, mati pun sudah. Dunia ini juga jadi berkurang satu bencana... Namun, pada akhirnya aku tetap ayahnya. Karena dia menyukai Lu Yanfei itu, biarlah gadis desa itu dikubur hidup-hidup bersamanya... Dan orang yang membunuhnya, juga ikut dikubur saja." Ucapan tenang pria paruh baya itu seolah tak mengandung emosi.
"Dulu, dia tidak seperti ini..." Punggungnya terlihat menyiratkan kesepian yang menusuk.
Orang tua di belakangnya kini wajaknya semakin pucat. Setelah ragu sejenak, dia menggigit gigi dan berkata: "Pemimpin sekte, sebelum Penerus Muda berangkat, Lao Fu pernah mendengar Wu De berkata... katanya Penerus Muda akan pergi ke Lautan Awan Ungu untuk mengambil panji Tian Yin (langit Yin) milik sekte kita di sana. Katanya dia ingin mengurung jiwa Lu Yanfei dan semua jiwa perempuan yang pernah dikumpulkannya di dalamnya untuk memberi makan Dewa Yin."
Punggung pria paruh baya itu tiba-tiba membeku. Perlahan-lahan dia berbalik, ketenangan di matanya runtuh berantakan, memperlihatkan kemarahan membara. Gelombang ketakutan dan kepanikan yang berasal dari lubuk hatinya menyelimuti seluruh tubuhnya.
“Anak durhaka!!”
Benua Moro, di dalam Sekte Guiyuan.
Lü Yanfei diam-diam memandang ke arah pondok kayu biasa di taman obat, setelah beberapa saat ragu, ia pun memasuki area tersebut. Sun Yun mengikuti dari belakang dengan perasaan tegang, bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri yang berdegup kencang dengan jelas.
Pintu pondok Wang Lin tertutup rapat. Guru dan murid Lü Yanfei berdiri hening di depan pintu, seolah ikut terbawa dalam kesunyian.
Setelah lama, Lü Yanfei menggigit bibir bawahnya dan berbisik lembut, "Senior ada di sini?"
"Tidak ada!" Suara datar terdengar dari dalam pondok. Jawaban ini membuat murid dan guru ini tak bisa menahan diri tertegun, jelas-jelas tidak menyangka akan mendapat respons seperti itu.
Sesungguhnya di masa lalu yang sangat lampau di Domain Aliansi Bintang, pernah ada seorang perempuan yang mengajukan pertanyaan serupa dan menerima jawaban yang sama persis.
Bagaimanapun, baik Tubuh asli maupun tubuh kedua, semuanya adalah Wang Lin.
Lü Yanfei menutup mulutnya sambil tersenyum, sangat cantik. Ia membungkuk hormat ke arah gubuk dan berkata lembut, "Guru pernah memiliki seorang paman seperguruan bernama Lü Zihao. Menurut Guru, Paman Lü adalah seorang kecanduan Jalan. Sepanjang hidupnya, kecuali saat menghilang dalam perjalanan terakhir, tak pernah meninggalkan Benua Moro. Bahkan sekte utama pun tak pernah dikunjunginya. Temannya sangat sedikit. Bahkan di dalam Sekte Guiyuan, karena sudah terlalu lama, tak ada lagi yang pernah melihatnya."
"Bahkan ketiga saudara senior saya pun tak pernah melihatnya. Hanya junior ini yang pernah melihat gambarnya secara tak sengaja. Guru memperlihatkannya khusus padaku... dan memberikannya padaku. Karena Paman Lü ini adalah leluhur keluarga Lü kami."
"Gambar ini sudah terlalu tua. Saat ini kondisinya rusak parah. Dalam perjalanan pulang tadi, gambar itu sudah hancur berkeping-keping."
Setelah mengucapkan kalimat-kalimat ini, Lü Yanfei meninggalkan pekarangan obat dengan penuh hormat, senyum mengembang di wajahnya. Sun Yun sama sekali tidak memahami maksud ucapan sang guru, ia bingung dengan makna tersirat dari perkataan tersebut.
Wang Lin duduk bersila di atas tempat tidur kamar, sorot matanya tertuju pada bunga teratai hitam di tangan kanannya. Tiba-tiba ia mengangkat kepala, kilatan sinar tajam di matanya seakan mampu menembus dinding, mengikuti gerak Lü Yanfei yang sedang berjalan keluar pekarangan.
Tubuh Lü Yanfei berhenti sejenak, namun ia tidak menoleh, tetap tenang melanjutkan langkah keluar dari pekarangan.
"“Perempuan yang sangat cerdas!”" Wang Lin menarik kembali pandangannya. Selain percakapan di pegunungan, tak ada interaksi lain antara dirinya dengan Lü Yanfei. Namun melalui laporan murid-muridnya tentang petunjuk kecil, kombinasi percakapan setengah hari di pegunungan dan pengamatannya saat Wang Lin membunuh Song Wude dan Lu Di, perempuan ini mampu membuat analisis yang begitu mengguncang.
Ucapan yang barusan dilontarkannya, Sun Yun tidak mengerti, namun dengan kecerdikan Wang Lin, semuanya terdengar jelas. Lü Yanfei jelas-jelas sudah memiliki dugaan bahwa dirinya adalah si rambut putih, bahkan sepertinya sudah sangat yakin. Di matanya, dengan tingkat kultivasinya yang tinggi namun masih menyembunyikan diri di Sekte Guiyuan, alasan selain memiliki maksud tertentu terhadap sekte ini, pastilah untuk menghindar dari musuh.
Hanya saja, Lü Yanfei tidak bisa menemukan bagian mana dari Sekte Guiyuan yang bisa menarik minatnya, sehingga lebih memastikan teori tentang menghindari musuh.
Dengan demikian, jika Wang Lin terus tinggal di Sekte Guiyuan, dibutuhkan identitas yang tidak mencurigakan semua orang. Ucapan Lü Yanfei sebelumnya adalah cara memberikan identitas tersebut kepada Wang Lin. Sedangkan masalah musuh Wang Lin, Lü Yanfei jelas terpaksa mengabaikannya.
Sepanjang hidup Wang Lin, tak terhitung orang yang ditemuinya. Namun perempuan dengan kecerdikan seperti ini jarang ia temui. Berbeda dengan Liu Mei yang serba bisa berubah, berbeda pula dengan Hong Die yang sombong dan dingin, juga tak sama dengan Li Mawan yang lemah dan penyabar. Ini adalah kecerdasan yang cemerlang, namun tak mudah terlihat!
Diam sejenak, senyum mengembang di bibir Wang Lin. Ia bergumam pelan, "Lü Zihao... Identitas seperti ini memungkinkanku memiliki 'akar' di Domain Bintang Yun Hai!"
Alasan Wang Lin sangat memperhatikan masalah identitas di Domain Bintang Yun Hai terkait pengalamannya di Luotian. Dulu di Luotian, ia tidak menyadari hal ini. Akhirnya, identitasnya transparan di mata para kultivator dengan kekuatan besar. Ini membawa banyak kesulitan, karena di setiap domain bintang, selalu ada prasangka terhadap orang luar dan anggapan "bukan anggota keluarga, pasti punya niat jahat".
Terutama dengan tingkat kultivasinya saat ini, masalah identitas semakin sulit diatasi. Namun kini, meskipun belum sempurna, setidaknya telah ada seberkas jalan keluar.
Tidak memikirkan hal ini lagi, pandangan Wang Lin tertuju pada bunga teratai hitam di tangan kanannya. Shen Shi menyebar, melanjutkan penelitiannya. Jika bunga ini hanyalah sebuah Magic Treasure biasa, tentu tak akan menarik perhatian Wang Lin. Namun betapa terkejutnya ia ketika menyadari, melalui berbagai metode investigasi spiritual, bahwa bunga ini ternyata benar-benar tumbuhan alami yang terbentuk secara alami oleh alam.
Hanya ditambahkan beberapa formasi ajaib sederhana dan sedikit segel sebagai pelengkap.
"Domain Bintang Yun Hai ini benar-benar misterius. Ternyata ada tumbuhan alami yang bisa berfungsi sebagai Magic Treasure. Jika segel pada teratai ini dibuka, bisa membentuk pelindung yang sangat dahsyat. Sungguh menakjubkan." Setelah mempermainkan teratai di tangannya dan mengamati dengan seksama beberapa saat, Wang Lin meletakkannya di samping lalu mengambil kantong penyimpanan milik pemuda jubah ungu yang berada di dekatnya.
Isi kantong penyimpanan pemuda ini cukup berantakan. Selain beberapa benda cabul dan Magic Treasure yang berserakan, ada tiga benda yang menarik perhatian Wang Lin.
Sebuah botol giok berwarna ungu keseluruhan tubuhnya, sebuah bendera kecil emas, dan sebatang dupa menyala sebesar lengan bayi. Adapun Giok Surgawi, jumlahnya sangat langka, hanya kurang dari seratus keping.
"Sayang sekali, setelah mencapai tingkat Memurnikan Nirvana, kita tidak lagi membutuhkan kantong penyimpanan. Ruang penyimpanan yang terbentuk secara alami bahkan jika pemiliknya mati, orang luar tak akan bisa mengetahui lokasi maupun membukanya. Seandainya tidak begitu, pastilah orang tua itu memiliki banyak pil dan harta karun." Wang Lin menggelengkan kepala, pertama-tama mengambil bendera kecil emas itu. Saat Shen Shi-nya menyapu sekilas, raut wajaknya langsung menjadi muram.
Di dalam bendera kecil itu, angin yin bergelombang. Dalam penyapuan Shen Shi Wang Lin, segera terlihat tidak kurang dari ratusan arwah yin perempuan. Semua perempuan ini memiliki rupa yang cantik, bahkan beberapa di antaranya bisa dibilang sangat luar biasa.
Hanya saja di dalam bendera kecil itu, para perempuan itu masing-masing terlihat menyedihkan, terkunci di dalamnya tanpa bisa keluar. Bahkan di dalam bendera kecil itu, terdapat pula jiwa binatang berbentuk ular. Jiwa binatang ini seolah-olah menyerap arwah yin perempuan. Saat Shen Shi Wang Lin menyapu sekilas, ia seperti terbangunkan dan mengeluarkan hawa mengguncang. Bahkan sorot mata Wang Lin pun mengeras.
"Ini adalah..." Jiwa Wang Lin bergetar. Shen Shi-nya segera ditarik kembali setelah dihantam jiwa binatang itu. Ia menatap tajam bendera kecil emas di tangannya, pupil matanya menyempit.
"Hawa Ekstrem Yin!!" Wang Lin berdiri dengan kasar. Gejolak batinnya yang tenang kini bergelombang dahsyat, membara tak terkendali. Ia menghela nafas dalam-dalam beberapa kali.
“Sayang sekali tidak utuh, hanya memiliki seberkas energi Yin ekstrem, apalagi metode perawatannya juga sama sekali salah. Dibandingkan dengan Ekstrem Yang yang Tian Yunzi pinjam dari Bai Wei di masa lalu, jauh berbeda... Tapi, ini tetap merupakan seberkas Ekstrem Yin!!” Wang Lin meraba antara alisnya. Mutiara Tian Ni dengan Lima Elemen sempurna telah berubah menjadi Yin-Yang. Dulu di tempat Bai Wei, dia memperoleh Ekstrem Yang, hanya kurang Ekstrem Yin agar Mutiara Tian Ni bisa mencapai kesempurnaan kedua kalinya!
