Dalam luasnya domain bintang, kabut astral memenuhi segala penjuru. Walau terlihat tenang, kabut itu menyimpan niat membunuh yang tak terhingga. Di sini, Domain Bintang Kelima Yun Hai, sekitar 40% dari benua-benua yang mengambang di wilayah ini merupakan milik berbagai sekte tingkat lima.
Bagi domain bintang tingkat pertama hingga keempat, sekte tingkat lima telah menjadi entitas yang tak terjangkau. Jika ada anggota sekte tingkat lima yang mengunjungi domain bintang keempat, pasti akan disambut dengan ucapan selamat datang.
Saat ini, di dalam domain bintang tingkat lima yang awalnya tenang, lautan kabut tiba-tiba bergemuruh oleh suara gemuruh. Seberkas cahaya panjang menembus kabut, di dalamnya terlihat hewan spiritual mirip naga dengan seorang kultivator berwibawa berdiri di kepalanya.
Di belakang cahaya panjang tersebut, kabut bintang bergulung lebih keras. Kawanan binatang buas bermata panik berhamburan menghindar, sementara beberapa cahaya panjang lain mengaum melintas.
Belum berakhir. Dalam waktu sebatang dupa, puluhan cahaya panjang dengan kecepatan yang sangat tinggi menghancurkan kabut bintang dan melesat di domain bintang tingkat lima ini.
Di dalam setiap cahaya panjang tersebut terdapat hewan spiritual dengan bentuk berbeda-beda. Di atas kepala dan punggung hewan-hewan itu, semua berdiri seorang kultivator.
Para kultivator ini tidak ada satupun yang berasal dari Wilayah Bintang Kelima. Mereka semua datang dari Wilayah Bintang Keenam. Kehadiran mereka langsung mengguncang wilayah bintang kelima ini.
Bukan hanya di lokasi ini saja, di seluruh Wilayah Bintang Kelima yang mencakup lebih dari enam domain angkasa, pemandangan serupa terjadi. Para kultivator yang berada di atas hewan spiritual dalam aliran-aliran cahaya panjang itu menampakkan ekspresi muram yang menyembunyikan kegembiraan liar dan keserakahan tak berujung.
Tujuan semua kultivator dari Wilayah Bintang Keenam ini sama persis - sebuah Wildlands benua di dalam Wilayah Bintang Kelima!
Di utara Wildlands benua tempat Wang Lin berada, bumi bergetar disertai gemuruh keras dari kejauhan, seolah-olah benda berat terus-menerus menghantam tanah. Kabut bergulung-gulung mengalir deras ke depan.
Hewan buas berbentuk burung melengking ketakutan dalam kabut, menjauh dengan cepat. Di permukaan tanah, banyak hewan buas berpencar menghindar, seolah suara gemuruh dalam kabut itu terasa sangat mengerikan bagi mereka.
Beberapa saat kemudian, dari dalam kabut muncul siluet raksasa berukuran 100 zhang. Tubuhnya sangat kekar, semakin dekat akhirnya terlihat seluruh bentuknya.
Seekor kera hitam raksasa!
Di belakang kera hitam itu, sekumpulan banteng buas bermata merah mengejar dengan gila-gilaan, menggulung kabut dan membuat bumi dilanda debu tebal.
Di sekitar kawanan banteng buas itu, terdapat lebih dari tujuh jenis kawanan binatang buas berbeda yang saling menjalin, membentuk barisan panjang bagai gelombang pasang, melakukan pengejaran tanpa henti terhadap kera hitam di depan.
Di langit, burung-burung buas juga ikut mengejar dengan gila-gilaan. Pemandangan ini akan membuat siapapun bulu kuduk merinding. Bahkan kultivator dengan kekuatan besar pun pupil matanya akan menyempit melihat jumlah binatang buas yang begitu banyak! Terutama karena di antara mereka terdapat beberapa binatang buas tingkat lima yang jelas-jelas terlihat, dengan aliran-aliran kemampuan supernatural mengaum menghantam kera hitam di depan.
Namun tubuh Kera Hitam itu sangat lincah, kulitnya tebal dan kasar. Kecuali beberapa serangan yang berhasil dielak, sisanya meski mengenai tubuhnya tidak memberikan efek signifikan.
Kera Hitam berlari dengan kedua kaki menginjak permukaan tanah, suara gemuruh itu berasal dari langkahnya! Kecepatannya luar biasa, saat berlari angin kencang mengaum. Di depannya terbentang jurang, kaki kanannya menghentak tanah dengan dahsyat seolah memecah bumi, tubuhnya melesat tinggi langsung melompati jurang, lalu menyambar ke arah gunung lain di kejauhan.
Dengan langkah secepat meteor, hanya dalam beberapa tarikan napas ia telah tiba di puncak gunung. Di udara sekitar puncak, tak terhitung jumlahnya burung elang buas berputar-putar, kini satu per satu menyergap Kera Hitam tersebut.
Tapi sebelum sempat mendekat, tubuh-tubuh mereka langsung collapse total menjadi bunga darah di bawah kibasan lengan-lengan Kera Hitam itu. Seolah tak ada satu pun binatang buas yang bisa mencegah langkah sang kera. Dengan melaju tanpa henti, dalam sekejap ia telah mencapai puncak gunung. Di sana terdapat sebuah sarang berukuran puluhan zhang.
Kera Hitam itu mendekat, menghantam ke depan dengan tangan kanannya yang langsung mendarat di sarang tersebut.
Gemuruh! Sarang itu langsung terpecah belah menjadi serpihan-serpihan yang berpencar ke segala arah, memperlihatkan sebatang tumbuhan kecil merah yang tumbuh di dalamnya.
Tangan kanan sang kera tak berhenti. Setelah menghancurkan sarang, ia langsung mencengkeram batu karang di dekat tumbuhan itu dan menarik dengan keras. Berderak-derak! Batu sebesar beberapa zhang itu tercabut paksa.
Dengan mengaum riang ke langit, sang kera melangkah lebar menuju ke kejauhan.
Di belakangnya, burung-burung elang buas melengking ke langit, tak kurang dari seribu ekor burung buas itu langsung mengamuk, menyatu dengan pasukan gelombang binatang, mengejar Kera Hitam!
Saat berlari, Kera Hitam meremukkan batu di tangannya, memperlihatkan rumput merah di dalamnya, lalu melemparkannya ke bahunya. Wang Lin yang duduk bersila di bahunya langsung menangkapnya, melirik sebentar sebelum menyimpannya ke dalam ruang penyimpanan.
Dengan menepuk perlahan tubuh Kera Hitam, sang kera langsung merasakan isyarat itu. Kembali ia mengaum ke langit, suaranya semakin riang. Kecepatannya pun tampak semakin meningkat.
Bumi bergetar. Dari kejauhan, terlihat sosok Kera Hitam yang melompat-lompat. Di belakangnya, debu beterbangan bercampur dengan kabut, sementara gerombolan binatang buas terus mengaum dengan raungan marah, mati-matian mengejar.
Di benua Wildlands ini, sangat jarang ada kultivator yang berani menantang binatang buas seperti ini, apalagi merampas tanaman obat dengan sikap sombong. Seekor binatang buas mungkin tidak cukup kuat menjadi ancaman, tetapi begitu jumlahnya mencapai puluhan ribu, bahkan melebihi 100.000, pemandangan mengerikan itu pasti akan mengguncang jiwa siapa pun!
Dari kejauhan, beberapa kultivator dari sekte tingkat lima yang sama terlihat takjub menyaksikan pemandangan ini, bagaikan ayam kayu yang tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Sekelompok tujuh pengikut mereka yang datang ke benua Wildlands dengan sangat hati-hati, takut memancing terlalu banyak binatang buas, hasil tanaman obat yang didapat pun sedikit. Kini menyaksikan kesombongan si kera hitam itu, mereka pun tergetar hebat.
Kera Hitam melesat dengan cepat, kedua kakinya melompat ke udara melintasi ratusan zhang, kembali mencapai puncak sebuah gunung yang curam bagai pedang. Namun dengan lincahnya ia mendaki, setelah sampai di puncak membungkukkan badan dan meraih sekumpulan bunga berkabut yang tumbuh di balik gunung dengan tangan kanannya.
Seketika ia mengambil beberapa bunga kabut itu.
Tiba-tiba lengkingan tajam menggema dari langit. Seekor binatang buas kelas lima berbentuk elang sepanjang 50 zhang menghancurkan kabut, menyambar ke arah kera yang sedang membungkuk.
Kecepatannya luar biasa, dalam sekejap sudah mendekat hingga kurang dari 100 zhang!
Wang Lin raut wajak tetap tenang, seakan tidak melihat. Kera Hitam itu mengerahkan pandangan, membungkuk sambil tangan kiri mencengkeram puncak gunung. Tubuhnya berayun ke depan, badan raksasanya bagai bermain ayunan mengitari ujung puncak gunung membentuk lingkaran. Kaki kanan kekarnya menyapu, langsung bertabrakan dengan Elang Hitam.
Gemuruh! Elang Hitam menjerit kesakitan, darah segar menyembur deras sambil mundur. Kera Hitam memanfaatkan momentum untuk melompat, tidak melanjutkan pertarungan, namun kembali berlari menjauh.
Makhluk buas yang mengejar di belakangnya, bertambah banyak.
Shi Luoxing duduk bersila di lembah gelap, wajah pucat pasi dengan bercak darah mengering di bibir. Rambut hitamnya compang-camping, penampilannya sangat berantakan.
Suara erangan seperti tangisan hantu di sekeliling terdengar kadang dekat kadang jauh, melingkupi tak putus, diselingi dentuman bergelombang. Tak lama kemudian, empat siluet terhuyung-huyung kembali dari depan. Saat mendekati Shi Luoxing sejauh tiga zhang, salah seorang di antara mereka memuntahkan darah segar.
"Guru, Lao San tewas dalam pertempuran... Kami... Tak bisa menerobos..." Keempat pemuda itu seragam putihnya berlumuran darah.
Shi Luoxing diam membisu, tak membuka mata, hanya menampakkan kesedihan di wajahnya.
Lembah tempat guru dan muridnya berlindung diselimuti kabut tebal berisi arwah-arwah mati yang melengking keras. Di luar lembah mengambang delapan tengkorak raksasa diselimuti kilat hijau yang saling terhubung, membentuk formasi magis.
Formasi ini sungguh ajaib, memanggil arwah-arwah yang telah menemui ajal di Benua Wildlands selama berpuluh-puluh ribu tahun. Jiwa-jiwa itu terpusat membentuk wujud kasat mata, melebur dengan formasi hingga menjadi senjata supernatural yang amat mematikan.
"Arwah mati semacam ini tidak bisa dimurnikan menjadi pil. Yang dibutuhkan untuk meracik pil eliksir adalah jiwa hidup! Sedangkan arwah mati kebanyakan berasal dari dendam sesaat sebelum kematian manusia atau binatang. Dendam ini menyatu dengan langit dan bumi, takkan menghilang dalam waktu lama."
Di atas salah satu dari delapan tengkorak itu, duduk bersila seorang wanita tua. Kulitnya keriput, tubuhnya tinggal tulang terbungkus kulit, raut wajahnya mengerikan seperti siluman ganas. Jika dilihat orang biasa, pasti akan mati ketakutan. Sorot matanya berkedip-kedip memancarkan cahaya redup yang penuh aura mengerikan.
"Rekan Tao Shi, dari sembilan belas muridmu hanya tersisa empat orang. Mengapa terus mengorbankan nyawa murid-murid ini? Jika kau menyerahkan benda itu sekarang, nenek ini akan segera pergi."
Suara muram bergema di lembah, terdengar jelas di telinga kelima orang di dalamnya. Keempat kultivator muda itu memandang guru mereka dengan wajah pucat dalam kesunyian.
“Shi Luoxing, tidak sepadan mengorbankan nyawa hanya demi harta duniawi. Meski tingkat kultivasimu tinggi, tapi kau telah diracun Sekte Lima Racun kami. Jika kau nekat melakukan teknik supernatural dalam waktu singkat, pasti akan tewas seketika. Pertimbangkan baik-baik.”
Wajah Shi Luoxing berkedut. Perlahan-lahan ia membuka mata yang memancarkan kilatan sinar tajam. Namun raut wajahnya menunjukkan kepahitan. Sebagai Murid Utama Sekte Huaqing Tingkat Enam dengan tingkat kultivasi mencapai tahap akhir Nirvana Pemurnian, kali ini berdasarkan petunjuk, ia menyusup diam-dik ke Domain Bintang Tingkat Tiga bersama murid-muridnya untuk mencari suatu benda.
Awalnya ia mengira petunjuk itu tidak akurat. Namun tak disangka, petunjuk tersebut ternyata nyata. Semua berjalan lancar, namun setelah menemukan benda itu, entah bagaimana jejak mereka terbongkar. Bahkan benda yang mereka ambil pun diketahui orang. Sepanjang perjalanan mereka dikepung, korban jiwa di antara murid-murid sangat besar. Shi Luoxing sendiri terkena racun langka. Setelah melarikan diri ke sini, racun itu kambuh sehingga ia terpaksa bersembunyi di lembah ini untuk mengeluarkan racun.
"Namun racun ini bahkan belum sempat dihapuskan, telah dikejar oleh nenek racun dari Sekte Lima Racun di domain bintang kelas enam ini. Mereka mengerahkan formasi besar sektenya untuk mengurungku di lembah ini. Aku sudah menggunakan ritual rahasia untuk mengirimkan pesan darurat, namun pihak penyelamat dari sekte membutuhkan waktu untuk tiba."
"Rekan Tao Shi, bahkan jika Sekte Hua Qing-mu mengutus orang pun tak berguna! Menurut informasi nenek, di domain bintang kelas enam kali ini selain Sekte Lima Racun kami, Sekte Yue Hun, Gerbang Hukum Dao, Sekte Dun Xing, Jalan Mo Cong - hampir semuanya telah dikerahkan. Target mereka adalah benda di tanganmu!"
"Kepingan giok dari Sekte Pemecah Langit domain bintang kelas delapan, serta resep pil legendaris Pil Nirvana Kosong yang konon ada!"
