Hingga akhir, Wang Lin tidak menyebutkan alasan spesifik, melainkan menghindari pertanyaan dengan permainan kata.
Semakin ia bersikap demikian, Ouyang Long justru semakin curiga, merasakan aura misterius yang melingkupi pemuda berbaju putih biasa ini.
Tak ingin memaksa, Ouyang Long tersenyum getir sambil menggelengkan kepala. Ia tak lagi membahas hal tersebut, melainkan menyatukan tinju untuk mengingatkan: "Rekan Tao, sesuai aturan di sini, lelang pribadi ini sangat melarang mereka yang menyembunyikan wajah dan identitas." Usai berkata, ia mendekati pintu batu di ujung koridor, mengetuknya perlahan.
Beberapa saat kemudian, pintu batu itu bergetar. Riak-riak dan gelombang energi muncul di permukaannya, seakan separuh meleleh, perlahan memudar. Ouyang Long menoleh tajam ke Wang Lin sambil menyatukan tinju, lalu berbalik dan melangkah masuk ke dalam gelombang tersebut hingga siluetnya menghilang.
Wang Lin merenung sejenak. Ia tak menyamarkan rupanya. Keberaniannya datang ke sini membuktikan ketidaktakutannya pada masalah. Dengan langkah mantap, ia menginjak gelombang itu dan lenyap dari pandangan.
Pandangan berkunang-kunang, saat kembali jelas sorot mata Wang Lin terpaku menatap tajam. Ia melihat sekeliling, tempatnya berada adalah kamar berukuran puluhan zhang. Lantai kamar ini terbuat dari material misterius, transparan secara jelas memperlihatkan pertarungan dua binatang buas di batu altar selebar sepuluh ribu zhang di bawah.
Di dalam kamar tersebar beberapa kursi tunggal yang mengitari sebuah kursi utama di depan. Tujuh kultivator duduk tenang di kursi-kursi tersebut, semua tanpa menutupi rupa. Saat Wang Lin masuk ke sini, tatapan terpusat bagai pedang langsung menyambutnya.
Sorot mata mereka tajam bagai bilah pedang yang sangat dahsyat, jatuh ke tubuh Wang Lin seakan berwujud padat hingga terasa dingin menusuk kulit. Salah seorang di antaranya tertekan sebaktu melihat Wang Lin, namun segera kembali normal sambil tersenyum memberi isyarat.
Terutama orang yang duduk di kursi di depan, pria tua berambut putih seperti perak mengenakan jubah abu-abu. Kedua matanya sedikit terpejam namun memancarkan kilatan sinar tajam dari celah kelopak yang menyapu Wang Lin. Raut wajahnya penuh kewibawaan, tingkat kultivasinya bahkan telah mencapai tahap menengah Shattering Nirvana. Di belakangnya, Ouyang Long membungkuk sambil berbisik lembut di telinga orang tua itu.
Wang Lin tetap tenang di bawah tatapan semua orang. Ia berjalan maju dan duduk dengan santai di sebuah kursi. Sorot matanya yang berkedip memancarkan ketenangan saat mengamati para hadirin. Kepada Wu Qing yang sebelumnya memberinya salam, ia menyatukan tinju sebagai penghormatan.
Wu Qing tak menyangka bisa bertemu Wang Lin lagi di sini. Hatinya dipenuhi keterkejutan, namun fakta bahwa Wang Lin bisa memasuki lelang pribadi sekelas ini justru membuatnya semakin menghormati.
Saat pandangan Wang Lin menyapu sekeliling, terlihat lima dari tujuh orang yang duduk—selain pria berambut abu-abu yang jelas merupakan paman seperguruan Ouyang Long dan Wu Qing—memiliki tingkat kultivasi di tahap awal Shattering Nirvana!
Duduk berseberangan dengan Wang Lin adalah seorang sarjana muda. Orang ini memiliki kulit wajah yang pucat, tangan menggenggam kipas bulu yang diayunkan perlahan. Raut wajahnya tidak menunjukkan ekspresi suka atau benci. Ketika Wang Lin menatapnya, sarjana ini tersenyum tipis. Sorot matanya memancarkan secarik ketertarikan.
Di sampingnya duduk seorang wanita muda. Ia mengenakan baju bunga yang cerah, cantik mempesona. Posturnya yang duduk santai menunjukkan nuansa malas. Tatapannya yang berkilauan menyapu wajah Wang Lin sejenak sebelum berpaling.
Tak jauh dari situ duduk seorang lelaki tua berwajah sangat aneh. Permukaan kulitnya dipenuhi lubang-lubang bekas jerawat yang terlihat mengerikan di pandangan pertama. Sorot matanya mengeluarkan aura mengerikan. Jari telunjuk tangan kanannya terus memutar-mutar cincin yang melingkar.
Selain ketiga orang ini, dua sosok lain juga diam-diam diamati oleh Wang Lin dengan tatapan yang tak menunjukkan perubahan ekspresi.
Di sebelah kirinya yang tidak jauh, duduk seorang pria tua berbaju jubah hitam. Wajahnya kurus kering dengan bibir tipis. Di tangan kirinya yang mirip cakar elang, ia memegang dua batu mutiara sebesar kepalan tangan bayi yang saling mengitari dan sesekali bertabrakan, mengeluarkan bunyi bum bum pelan.
Orang terakhir adalah seorang lansia berambut putih salju dan kulit berkerut, mengenakan jubah hijau. Ia duduk tak bergerak, hanya sorot matanya yang menyambar bagai kilat ketika pandangan Wang Lin menyapu ke arahnya, memandangi Wang Lin dengan dingin.
Ini jelas merupakan pertemuan eksklusif berlevel tinggi yang hanya ditujukan bagi kultivator Sui Nie. Masuk ke sini melambangkan pengakuan atas status dan kemampuan. Wang Lin sendiri hanya bisa masuk setelah dengan mudah melukai trio Jalan Mo Cong di pasar, ditambah jumlah transaksi besarnya kali ini.
Bahkan setelah masuk sekalipun, di mata yang lain ia tetap hanya menempati posisi terbawah.
Ouyang Long yang berada di samping pria tua berambut abu-abu itu selesai berbicara, meluruskan badannya dengan sikap hormat berdiri di sebelah.
Pria tua berambut abu-abu itu berdehem, pandangannya menyapu sekilas para kultivator di sekitarnya. Suara parau bergema di dalam kamar.
"Hari ini adalah pertemuan pribadi Lao Fu Cangsongzi. Yang diundang sebagian besar rekan lama, tentu juga ada dua rekan Tao baru. Tanpa basa-basi lagi, sesuai aturan lama, mari kita pasang taruhan dulu sebagai pembuka." Usai pidato pria tua itu, Ouyang Long segera maju. Dari ruang penyimpanannya, ia mengeluarkan enam kepingan giok dan membagikannya satu per satu kepada enam orang termasuk Wang Lin, sementara kepingan terakhir diserahkannya dengan hormat kepada pria tua berambut abu-abu.
Wang Lin memegang kepingan giok itu. Begitu Shen Shi-nya menyentuh isinya, terpampang jelas data lebih dari seratus binatang buas di dalamnya.
"Ternyata ada satu Pedang Singa Buas! Lao Fu akan menaruh taruhan pada makhluk ini!" teriak pria tua berwajah berlubang itu sambil tertawa. Shen Shi-nya sedikit memodifikasi kepingan giok, lalu melemparkannya langsung ke arah Ouyang Long.
Wang Lin dengan tenang menyapu sekilas satu per satu binatang buas dalam kepingan giok menggunakan Shen Shi-nya. Pengetahuannya tentang makhluk buas masih terbatas, catatan dari Sekte Gui Yuan saja jelas tidak memadai. Sebagian besar binatang buas dalam giok ini bahkan tidak tercatat oleh sekte tersebut.
Saat mempelajari kepingan giok, pengetahuan Wang Lin tentang makhluk buas bertambah. Melihat peserta lain sudah melemparkan giok mereka, Wang Lin memilih seekor binatang buas bernama Chi Yun, memasang taruhan 100 Giok Surgawi, lalu menyerahkan kepingan giok kepada Ouyang Long.
Pria tua berambut abu-abu itu tersenyum tipis, "Hari ini kita akan lihat siapa yang memiliki ketajaman mata terbaik. Jawabannya akan terungkap nanti. Kini, Lao Fu punya tiga harta karun untuk ditunjukkan kepada para Rekan Tao. Bila ada yang berminat, silakan ajukan penawaran." Sambil berkata demikian, ia menggerakkan tangan kanannya. Tiga cahaya kristal segera melesat keluar dan mengambang di udara.
"Dari tiga benda ini, yang pertama adalah sebilah pedang terbang. Pedang ini seluruh tubuhnya kristal, memancarkan hawa dingin yang menusuk. Di dalamnya terdapat aliran urat darah tipis, menambahkan aura pembunuh yang misterius pada pedang tersebut."
"Benda kedua adalah kepingan zirah rusak yang memancarkan aura zaman kuno, seolah telah menanggung keabadian waktu di permukaannya."
"Benda ketiga adalah sebutir pil. Pil ini seluruhnya hitam pekat tanpa sedikitpun aroma obat, justru mengeluarkan gelombang energi mengerikan yang samar-samar, membuat pandangan Wang Lin tertahan sesaat padanya."
"Benda pertama bernama Pedang Kristal Darah. Pedang ini kubuat dengan membunuh hampir seribu binatang buas kelas delapan, mengambil semua darah mereka untuk menyempurnakannya. Saat proses penyelesaian, Senior Dao Yezi diminta memberkatinya sehingga kekuatannya berlipat ganda. Terutama garis darah di dalamnya yang mengandung racun langka - terluka oleh pedang ini tak hanya merusak tubuh fisik, bahkan Jiwa Yuan Shen pun akan keracunan dan lunglai."
“Senior Dao Yezi yang memberikan berkah?” Wanita muda cantik berbaju bunga itu menggerakkan tangan kanannya, seketika Pedang Kristal Darah itu terbang ke tangannya. Setelah mengamati dengan seksama, wanita itu melepasnya dan pedang itu kembali melayang di udara.
"Barang kedua ini memuat catatan tentang teknik supernatural, sayangnya cukup rusak sehingga tidak bisa dilatih. Sedangkan yang ketiga, tergantung ketajaman mata kalian semua. Jika ingin menukar, ingat aturanku: Aku hanya menerima Giok Surgawi!" Pria tua berambut abu-abu itu tersenyum lalu diam, matanya menyapu para hadirin.
Kecuali Wang Lin dan nenek berjubah hijau berwajah keriput, keempat orang lainnya berduyun-duyun memanggil ketiga harta itu untuk diperiksa satu per satu. Pedang Kristal Darah dibeli oleh wanita cantik itu, detail harganya dikirim via pesan suara ke Cangsongzi, tak diketahui orang luar.
Adapun serpihan itu, tak ada yang berminat. Wang Lin dengan raut wajah tetap tenang menggerakkan tangan kanannya, serpihan itu mendarat di tangannya. Shen Shi-nya menyebar, namun fokus utamanya bukan pada teknik kemampuan supernatural di dalamnya, melainkan diam-diam mengamati material serpihan tersebut.
Serpihan ini seakan terbuat dari tulang, namun bila diamati lebih seksama ternyata tidak. Tanpa disadari ia mulai merenung.
Sarjana paruh baya itu meremas pil hitam di tangannya, mendekatkannya ke hidung lalu mengendusnya. Ekspresi keraguannya terlihat saat menatap Cangsong Zi seraya berkata:
"Cangsong Zi, untuk pil ini aku tawar lima ratus Giok Surgawi!"
Cangsong Zi menggelengkan kepala, berkata perlahan: "Seratus kali lipat!"
Begitu kata-kata itu meluncur, pandangan kultivator di sekitarnya langsung mengeras tertuju pada pil itu. Para Monster Tua Sui Nie ini memang ahli menyembunyikan emosi. Meski mata mereka mengamati, orang luar sulit menangkap jejak perubahan raut wajah mereka.
Setelah diam sejenak, sarjana paruh baya itu tersenyum kecut. Mendengar harga tersebut, teorinya pun terbukti. Tanpa basa-basi ia menyimpan pil itu di pelukannya lalu mengangguk pada Cangsong Zi.
Cang Songzi tersenyum, pandangannya mendarat di Wang Lin, "Rekan Tao tertarik dengan benda ini?"
Wang Lin mengangkat kepala, raut wajahnya menunjukkan keraguan. Setelah berpikir sejenak, ia berkata: "Benda ini tak berguna bagiku, hanya saja aku menyukai benda-benda unik. Aku tawar 100 Giok Surgawi."
Cang Songzi merenung sejenak, lama kemudian melambaikan tangan, "Awalnya benda ini tidak rencanakan untuk dijual, hanya ingin melihat apakah para hadirin bisa mengenali asalnya. Karena Rekan Tao menyukainya, kupersembahkan untukmu."
Wang Lin menyatukan tinju sebagai ucapan terima kasih, lalu menyimpan serpihan itu.
"Lao Fu sebelumnya terlalu gegabah dalam penilaian. Tak kusangka pil ini benar-benar Hunyuan Pill yang bisa mengancam kultivator Sui Nie. Tapi hanya satu butir, kekuatannya masih kurang." Ujar pria tua yang memegang dua bola raksasa itu perlahan.
Sambil berkata, pria tua itu menggerakkan tangan kanannya. Dua benda segera meluncur dan melayang di udara.
“Sebuah bulu berwarna merah menyala, sebuah gelembung seukuran kepala, di dalam gelembung tersebut terdapat jiwa binatang buas. Jiwa ini separuh tubuhnya membentuk bayangan naga, separuh lainnya berubah menjadi kabut, berjuang keras dan mengaum ingin menerjang keluar.”
“Begitu kedua benda ini dikeluarkan, tiba-tiba kamar menjadi sunyi senyap. Semua pandangan tertuju ke sana. Wang Lin menatap tajam bulu merah itu, jiwanya bergetar hebat, namun tertutup rapat tanpa terlihat sedikitpun.”
“Benda pertama diduga merupakan bulu Zhu Que dari masa lalu. Meskipun sulit dibedakan keasliannya, api Yuan di permukaannya sangat pekat dan langka. Benda kedua, Lao Fu tak perlu berpanjang lebar—jiwa binatang buas kelas dua belas yang setengah menguap. Lao Fu tidak sebanyak aturan Cangsongzi. Untuk menukarnya, apa saja boleh, asalkan Lao Fu tertarik.” Setelah berkata demikian, orang tua itu mengamati para hadirin dan tak berbicara lagi.
“Sayang sekali, ini hanya binatang buas setengah menguap... Sayang!” Wu Qing memandangi binatang buas dalam gelembung sambil menggelengkan kepala dan mendesah pelan.
“Jika benar-benar binatang buas yang telah sepenuhnya berubah kabut, mana mungkin Lao Fu menjualnya.” Orang tua itu mendengus keras.
