Bagian Pasar Penglai yang hancur oleh Segel Pengabdian Roh Wang Lin, dalam dua hari saja telah diperbaiki oleh kultivator Sekte Giok Penglai. Mereka menarik batu raksasa dari empat penjuru dan dengan cepat menyusun kembali formasi.
Hanya dalam dua hari, jumlah kultivator yang dikerahkan dan batu spirit yang dihabiskan mencapai tingkat yang sangat tinggi. Saat lelang dimulai, pasar Pulau Penglai telah pulih seperti semula.
Lelang di Pulau Penglai merupakan acara terpenting di pasar mereka. Barang-barang yang dilelang semuanya bernilai sangat besar. Banyak Monster Tua berkemampuan supernatural besar datang ke Pulau Penglai sebenarnya justru untuk lelang ini.
Lokasi lelang berada di lapangan pusat kota utama pasar Pulau Penglai. Lelang ini bukan untuk semua orang, hanya mereka yang memiliki undangan tertulis yang bisa masuk ke tempat ini.
Dalam radius seribu zhang di sekitarnya, sejumlah besar kultivator Sekte Giok berjaga mengitari area untuk mencegah orang luar masuk.
Menjelang dimulainya lelang, para Monster Tua berkemampuan supernatural besar dari berbagai sekte berduyun-duyun datang dengan menggunakan kepingan giok untuk memasuki area dalam. Wang Lin yang juga tertarik dengan lelang Pulau Penglai ini, dengan ekspresi tenang langsung berubah menjadi cahaya panjang menyambar menuju kota utama.
Sepanjang perjalanan Wang Lin terbang, setiap kultivator yang melihatnya langsung menyatukan tinju dengan ekspresi hormat. Selama dua hari terakhir, penampilan Wang Lin telah tertanam kuat dalam ingatan semua orang, sedikitpun tidak berani menyinggungnya.
Tak lama kemudian, Wang Lin tiba di dalam kota utama. Meski kultivator Sekte Giok bisa mencegah siapa pun tanpa undangan tertulis masuk, begitu melihat Wang Lin, jiwa mereka langsung bergetar. Mereka berduyun-duyun membuka jalan tanpa berani memeriksa undangannya.
Di luar lapangan, dalam radius 1.000 zhang mengambang sekitar 100 kultivator yang tersebar. Sebagian besar berada di tahap Mengintip Nirvana dan Memurnikan Nirvana, Monster Tua Sui Nie tidak terlalu banyak.
Kedatangan Wang Lin langsung menarik perhatian ratusan kultivator ini. Mereka semua menyatukan tinju, bahkan beberapa langsung maju mengobrol. Dengan tenang Wang Lin menanggapi mereka, pandangannya menyapu sekilas kerumunan dan melihat Li Qianmei di kejauhan.
Merasakan pandangan Wang Lin, Li Qianmei tersenyum ringan, sorot mata bak bintang yang bersinar terang.
Bahkan beberapa saat setelah Wang Lin melangkah masuk ke lapangan lelang, seorang tua berjubah merah bersama empat kultivator paruh baya segera mendekat. Dari kejauhan melihat Wang Lin, ia menyatukan tinju sambil tertawa lebar: "Kehadiran Rekan Tao Lu di tempat lelang sekte kami sungguh merupakan kehormatan bagi Sekte Giok."
Wang Lin mengenal orang tua berjubah merah ini. Beberapa hari sebelumnya di antara para pengunjung penginapannya, pria ini adalah salah satunya yang mewakili Sekte Giok.
"Oh, ternyata Sesepuh Cao." Senyum mengembang di wajah Wang Lin sambil sedikit menyatukan tinju.
Ekspresi orang tua berjubah merah ini sangat sopan. Terhadap pemuda berbaju putih di depannya, ia sama sekali tidak berani meremehkan, bahkan diam-diam merasa ketakutan. Terutama ketika teringat kematian Wu Qing, jiwa pun bergetar hebat.
Saat sebelumnya mewakili Sekte Giok mengunjungi Wang Lin, dalam percakapan ia dengan jelas merasakan bahwa pria ini memiliki tutur kata yang luar biasa, bukan orang sembarangan. Ketenangan dan ketegaran dalam pembicaraannya, serta ilusi halusinasi samar yang muncul di pikirannya saat bertatapan mata, semuanya membuatnya gemetar ketakutan.
Setelah peristiwa itu, ia melaporkan segalanya kepada pemimpin sekte. Pemimpin Sekte Giok terdiam cukup lama sebelum memerintahkan: "Di seluruh Benua Penglai, murid mana pun dari Sekte Giok dilarang melakukan kesalahan pada orang ini."
"Apakah ia benar-benar murid Sekte Dewa atau tidak, tidak ada hubungannya dengan Sekte Giok. Bahkan jika bukan, hanya dengan mudah membunuh Wu Qing saja sudah cukup membuatnya pantas mendapat penghormatan seperti ini." Setelah mengobrol sebentar dengan Wang Lin, orang tua berjubah merah itu melihat ke langit dan tersenyum: "Rekan Tao Lu, lelang akan segera dimulai. Jika Anda memiliki barang untuk dilelang, segeralah mempersiapkannya."
Wang Lin merenung sejenak. Memang ada beberapa benda yang ingin dia lelang untuk mendapatkan Yuan Crystal sebanyak mungkin. Mendengar perkataan itu, ia tersenyum: "Baiklah, saya punya dua Magic Treasure yang ingin dilelang."
"Oh? Magic Treasure yang layak dibawa oleh Rekan Tao Lu pasti bukan barang biasa." Orang tua berjubah merah itu menunjukkan ekspresi tertarik.
Tanpa berkata-kata, Wang Lin mengangkat tangan kanannya dan mencengkeram angkasa. Segera muncul celah penyimpanan di hadapannya, dari dalamnya meluncur dua benda yang dikelilingi cahaya hitam langsung menuju orang tua itu.
Sang tua matanya berkilat, memandang Wang Lin sejenak dengan wajah poker face. Dia menyadari adanya Larangan dan segel pada kedua benda itu, sehingga tidak memeriksanya dengan Shen Shi. Biarkan puluhan kultivator di sekitar lapangan memusatkan pandangan mereka sampai semua jelas melihat bentuk benda tersebut, baru kemudian menariknya.
Wang Lin menatap orang tua itu dengan ekspresi samar antara senyum dan skeptis, lalu menyatukan tinjunya.
Orang tua itu batuk kecil, berkata lembut: "Lao Fu akan mengantarkan dua benda ini ke Sesepuh yang bertanggung jawab atas lelang. Rekan Tao Lu tak perlu khawatir." Setelah berkata demikian, ia menyatukan tinju dan pergi bersama rombongan.
"Orang tua itu cukup menarik." Pandangan Wang Lin menyapu sekilas punggung orang tua yang pergi.
Setelah orang tua berjubah merah pergi, para kultivator terus-menerus maju untuk mengobrol dengan Wang Lin. Di antaranya terdapat pria berbaju putih dan wanita muda cantik yang pernah ditemuinya dalam pertemuan pribadi Cangsongzi.
Ketiganya tidak asing. Setelah berbasa-basi sebentar, tiba-tiba lapangan itu berguncang hebat. Seketika suasana sekitar langsung mereda. Getaran di permukaan tanah semakin keras. Sebentar kemudian, tanah di sekitar lapangan retak beruntun dengan gemuruh! Enam belas prasasti batu raksasa terangkat ke udara!
Enam belas prasasti batu raksasa itu menyembul dari tanah. Mereka berhenti perlahan setelah mencapai ketinggian 100 zhang. Cahaya-cahaya misterius segera mengitari prasasti-prasasti tersebut.
Pada saat yang sama, di luar enam belas prasasti batu ini, tanah terus bergetar. Lebih dari empat puluh prasasti yang sedikit lebih kecil menghancurkan tanah dan menerjang keluar, berhenti pada ketinggian delapan puluh zhang.
Belum berakhir. Di luar empat puluh prasasti itu, muncul puluhan prasasti setinggi sekitar lima puluh zhang yang terus bermunculan, akhirnya membentuk formasi pertahanan prasasti batu berbentuk bulat!
Sebagian besar kultivator di sekitar jelas bukan pertama kali mengikuti lelang. Mereka tidak terkejut, justru berpencar dan duduk bersila di berbagai prasasti sesuai tingkat kultivasi dan identitas sebenarnya.
Wang Lin dengan ekspresi datar melangkah maju, mendarat di salah satu dari enam belas prasasti terdepan lalu duduk bersila. Kemampuannya untuk duduk di sini sama sekali tidak mengejutkan, malah sudah semestinya.
Melihat sekeliling, kultivator yang juga duduk di prasasti terdepan ini semuanya adalah Monster Tua Sui Nie. Mayoritas di antaranya dikenal oleh Wang Lin. Setelah sebagian besar kultivator telah duduk, tiba-tiba bayangan jelita melayang mendekati prasasti tempat Wang Lin berada. Li Qianmei mengedipkan mata pada Wang Lin, lalu duduk tenang di sampingnya.
"Aku harus pergi." Ucap Li Mawan dengan lembut setelah duduk, seakan sedang berbicara pada dirinya sendiri.
Posisi duduk bersilanya berada di sisi Wang Lin. Angin yang berhembus membuat rambut hitamnya melayang, beberapa helai menyentuh wajah Wang Lin. Aroma harum dari patung giok hidup di sampingnya menerobos jelas ke hidung Wang Lin.
Aroma ini sangat halus, mencerminkan ketenangan Li Mawan yang mampu menenangkan hati siapa pun.
Saat ini lelang telah dimulai, yang bertanggung jawab atas lelang adalah seorang pria tua berwajah persegi dari Sekte Giok. Tubuhnya melayang di atas lapangan. Barang lelang pertama adalah sebuah magic treasure berbentuk lonceng yang diukir dengan totem berbagai binatang buas.
Merasakan helai rambutnya menyentuh Wang Lin, Li Qianmei memerah pipinya. Dengan cepat dia mengikat rambut hitamnya secara casual.
"Kapan?" Wang Lin tidak menatap Li Qianmei. Matanya tetap tertuju pada sesepuh Sekte Giok yang sedang menjelaskan khasiat magic treasure di tangannya dengan suara berat.
"Akan pergi setelah lelang selesai." Li Qianmei berkata lembut, pandangannya mendarat di langit nun jauh, seolah tengah merenungkan sesuatu.
"Aku akan mengantarmu." Wang Lin membuka mulut dengan tenang.
Saat itu lonceng telah dibeli orang. Pria tua dari Sekte Giok itu mengeluarkan barang kedua - sebuah pil.
Li Qianmei menunjukkan senyum lembut, memalingkan wajahnya, mata cerahnya menatap Wang Lin, berkata lembut: "Bagaimana kau akan mengantarku? Apakah mengantarku meninggalkan Benua Penglai..."
"Baik." Wang Lin mengangguk, tetap tidak menatap Li Qianmei sama sekali.
Li Qianmei memandang profil wajah Wang Lin, berpikir sejenak, lalu berbisik: "Atau mungkin mengantarku ke Domain Bintang Sembilan Kelas?"
Wang Lin diam, tidak berkata apapun.
"Atau ikut mengantarku ke Sekte Iblis, bertarung melawan invasi binatang buas di sana bersamaku?" Suara Li Qianmei merdu seperti melodi sulingnya, melingkupi telinga Wang Lin.
Wang Lin masih tetap diam.
Li Qianmei memalingkan wajah ke kejauhan, menghela napas pelan.
Saat itu, benda lelang kedua juga telah terjual. Orang tua dari Sekte Giok mengeluarkan benda ketiga - sebuah lukisan tanpa gunung, hanya sungai, danau, dan ombak besar yang bergulung-gulung dengan detail sempurna seolah nyata.
“Tadinya tidak akan pergi secepat ini, masih ada beberapa hal yang perlu dipastikan. Tapi kemarin Guru memberi kabar, jumlah binatang buas dari celah di Sekte Iblis tiba-tiba meningkat... Murid dari semua sekte Sembilan Kelas harus segera dikirim untuk memberikan bantuan. Kepergian kali ini, tidak tahu kapan bisa kembali...” Li Qianmei diam cukup lama sebelum akhirnya berkata lembut.
“Selamat jalan.” Wang Lin perlahan membuka mulut.
“Pertarunganmu dengan Wu Qing sebelumnya, aku tidak turun tangan karena...” Li Qianmei ragu sebentar, namun ucapannya dihentikan paksa oleh Wang Lin.
“Aku mengerti.” Wang Lin menjawab dengan tenang.
Li Qianmei menatap Wang Lin cukup lama, lalu berbisik pelan: “Benarkah kau benar-benar mengerti...”
Wang Lin tidak menjawab. Matanya tertuju pada gulungan lukisan sungai-danau di tangan orang tua Sekte Giok. Sementara kultivator di sekitarnya terus-menerus menawar harga, ia merenung sebentar sebelum suaranya menggema ke seluruh ruangan.
“Gulungan lukisan ini, aku yang mengambilnya.”
Begitu kata-katanya keluar, orang-orang yang sebelumnya menawar di sekeliling berhenti satu per satu. Semuanya melirik Wang Lin sejenak sebelum tidak melanjutkan penawaran. Tak ada yang berani bersaing dengan Wang Lin. Perihal kematian Wu Qing telah menjadi pengetahuan umum di antara para kultivator. Selain niat serakah akan harta magis lawan, ada satu alasan lain di balik kematian Wu Qing - yaitu persaingannya menaikkan harga dan merebut pusaka dengan si bintang pembawa malapetaka ini.
Tangan kanan Wang Lin mencengkeram angkasa, seketika mengambil gulungan lukisan dari tangan orang tua Sekte Giok. Setelah membukanya dan melirik sebentar, ia menyimpannya. Untuk pertama kalinya ia memalingkan wajah menatap pipi mungil Li Qianmei yang membuat hati berdebar dan sepasang mata yang tenang.
"Untukmu!" Wang Lin menyodorkan gulungan lukisan tersebut.
Li Qianmei diam, lama kemudian senyum mengembang di wajahnya. Ia menerima gulungan lukisan itu, mengatup bibir bawah lalu berdiri. Dengan suara lembut berkata: "Jika menemui orang yang ingin dicari Sekte Pemecah Langit, tolong sampaikan padanya - Sekte Pemecah Langit ingin bertemu."
"Setelah berkata, dia tak lagi memandang Wang Lin. Tubuhnya bagai kupu-kupu menari, perlahan melayang ke atas. Rambut hitamnya dalam sekejap berubah menjadi biru yang menakjubkan. Di bawah tatapan para kultivator di sekitarnya, dia perlahan menghilang."
"Di tangannya, tetap menggenggam gulungan lukisan itu."
"'Saling melupakan di tengah sungai dan danau... Begitukah...'"
