Retakan panjang di tirai Larangan bagai luka bekas sayatan, kini bergerak-gerak dan menyembuh dengan cepat. Tak lama lagi akan pulih sepenuhnya. Saat itu tiba, kecuali dihancurkan dengan kekuatan sejumlah harta magis seperti sebelumnya, ia akan tersegel selamanya bersama Larangan Waktu ini.
Di dalam retakan terdapat sebuah bukit kecil. Cangsongzi melesat secepat kilat menuju puncak gunung, diikuti perempuan berbaju hijau dari belakang. Keduanya melesat dengan kecepatan tinggi, dalam sekejap telah mendekati gunung.
Di bagian tengah gunung ini, berdiri pintu batu setinggi dua puluh zhang. Di permukaannya terukir totem kilat!
"Inilah tempat jiwa binatang itu terkurung!" Cangsongzi menyampaikan pesan melalui pikiran spiritualnya. Tubuhnya berkelebat mendekati gerbang batu, tangan kanannya mencengkeram angkasa dan mengeluarkan liontin perak berbentuk kilat dari ruang penyimpanannya!
"Sambil melempar ke depan, liontin itu langsung menyambar ke arah pintu batu. Cahaya perak yang menyilaukan tiba-tiba berkilauan di permukaannya. Bersamaan dengan itu, totem petir di pintu batu itu juga tiba-tiba mengeluarkan cahaya perak yang saling memantulkan dengan liontin tersebut.
Pada saat itu, deru dahsyat bergema. Pintu batu raksasa itu bergetar hebat sambil perlahan membuka, menyemburkan debu yang beterbangan dan menyelimuti sekelilingnya.
Begitu pintu batu terbuka, suara mengaum yang bisa menembus jiwa tiba-tiba menggema keluar dari gua persembunyian di balik pintu. Raungan dan teriakan jiwa binatang itu berubah menjadi gelombang-gelombang pikiran spiritual tak terdefinisikan yang langsung menyebar dengan gila-gilaan.
"Nyonya Zhao, waktu kita terbatas. Silakan ambil jiwa binatangnya dulu. Lao Fu ingin melihat kitab suci Tao itu!" Cangsongzi yang melayang di udara menyatukan tinju ke arah perempuan berbaju hijau.
"Jika Nyonya Zhao tertarik, mari bersama Lao Fu melihatnya! Siapa tahu bisa mendapat pencerahan!"
Perempuan berbaju biru kehijauan diam sejenak, lalu perlahan menggelengkan kepala.
Cangsongzi tak lagi membujuk, tubuhnya berubah menjadi aliran cahaya menuju puncak gunung. Meski tak pernah ke sini sebelumnya, peta yang didapatnya jelas menandai lokasi Kitab Dao.
Sorot mata perempuan itu berkilauan menatap siluet Cangsongzi yang menjauh, keningnya berkerut. Ia tak percaya perkataan tua itu, namun segala yang terlihat kini tak bercela, terutama gejolak jiwa binatang dari dalam gua yang memang berisi banyak roh hewan tersegel seperti klaim Cangsongzi.
Setelah merenung sebentar, perempuan itu mendekati mulut gua. Shen Shi-nya menyapu ke dalam, lalu kilau aneh muncul di matanya. Setelah meninggalkan serangkaian Larangan di sekelilingnya, ia melangkah masuk.
Sementara Cangsongzi yang kini telah tiba di puncak gunung, dengan penglihatan tepi menyapu ke bawah melihat perempuan itu memasuki gua, senyum dingin mengembang di wajahnya.
"Lao Fu tidak berbohong, di sana memang tersegel jiwa binatang! Tak peduli kau percaya atau tidak, sekalipun kau mengikutiku diam-diam, tidak apa-apa!" Ia menarik kembali pandangannya, tangan kanannya tiba-tiba membentuk mantra. Seketika pintu batu gua persembunyian di bagian tengah gunung bergemuruh, menutup dengan kecepatan yang sangat tinggi dan terkunci rapat.
Dari dalam terdengar teriakan marah perempuan berbaju hijau dan dentuman suara pukulan beruntun.
Cangsongzi tahu waktunya terbatas. Sekali celah itu menutup kembali, sangat sulit untuk keluar. Berdiri di puncak gunung, ia menarik napas dalam-dalam. Wajahnya memancarkan kegembiraan yang telah dinantikan bertahun-tahun. Dengan kedua tangan terangkat, ia perlahan bersujud, menopang langit dengan telapak tangan, mengeluarkan suara-suara aneh yang bergema dari mulutnya.
Suara ini sangat iblis, tak terdengar jelas apa yang diceritakannya. Namun seiring bergemanya suara tersebut, cahaya pelangi tujuh warna di langit tiba-tiba bersinar sangat terang. Dalam sekejap, kilauan cahaya yang semakin menyilaukan itu menembus kabut tebal, langsung mendarat di puncak gunung.
Cahaya itu mengitari langit di atas Cangsongzi, berputar-putar sesaat sebelum berubah menjadi jembatan pelangi yang menyusuri kehampaan di depannya.
Cangsongzi menekan gejolak di hatinya, berdiri lalu melesat dengan cepat di atas pelangi. Dalam sekejap mata, ia tiba di ujung jembatan. Di kehampaan ujung pelangi itu, cahaya tujuh warna kini membentuk pusaran raksasa. Dengan satu langkah mantap, Cangsongzi menginjakkan kaki masuk ke dalam pusaran tersebut.
Di dalam pusaran terhampar kekacauan yang dipenuhi cahaya pelangi tujuh warna. Cahaya itu tidak berasal dari sekeliling, melainkan memancar dari prasasti batu raksasa setinggi sepuluh ribu zhang di depan. Di bawah lingkaran cahaya pelangi yang mengelilingi prasasti tersebut, terpancar tekanan aura tak terkatakan yang seolah memaksa setiap pendatang untuk bersujud menyembah!
Cangsongzi pun tak terkecuali. Seluruh tubuhnya bersujud di tanah sementara bibirnya komat-kamit mengucapkan mantra. Segera muncul tanda-tanda magis yang merayap di sekujur tubuhnya, akhirnya terkonsentrasi di kedua matanya bagai segel gaib.
Beberapa saat kemudian, ia mengangkat kepala menatap prasasti itu!
Di bagian paling bawah prasasti, terpancang kerangka manusia yang hanya tersisa bagian tubuh atas. Kedua lengannya terkembang, tertancap dalam oleh paku batu yang terbentuk dari pancaran cahaya pelangi.
Ini adalah kerangka seorang kultivator. Di tengah dunia pelangi dan kehampaan yang ditembus cahaya ini, warna tulang-belulang itu justru memancarkan hitam pekat yang menyilaukan mata!
Pada tulang yang hitam pekat, samar-samar terlihat tulisan halus berkedip-kedip. Tulisan-tulisan ini begitu padat, ternyata menyebar ke seluruh bagian tulang kerangka tersebut.
Di bawah kerangka, terdapat formasi berbentuk bulat selebar beberapa zhang. Di dalam formasi ini terukir lingkaran-lingkaran mantra tak terhitung. Di pusat formasi, tepat di bawah tulang punggung yang terputus dari setengah kerangka, terletak sebuah botol giok.
Pandangan Cangsongzi mendarat pada botol giok itu, sorot matanya memancarkan keserakahan yang gila-gilaan.
Ia tahu tulisan di kerangka itu adalah Kitab Dao, namun sama sekali tak berminat membacanya. Semua tindakannya sebelumnya hanyalah untuk mengelabui lansia berbaju biru kehijauan itu.
"Membaca Kitab Dao ini akan mengubahmu menjadi Pencatat Prasasti! Lao Fu masih ingin hidup panjang, mana mungkin mengambil risiko masuk ke sini hanya untuk mencari mati!" Ia menjilat bibirnya. Tujuan sebenarnya Cangsongzi adalah botol giok di bawah kerangka itu!
Saat ini, di bagian tulang punggung setengah kerangka tepat di atas botol giok, cahaya hitam berkedip. Sebuah tetesan cairan hitam seperti darah perlahan mengeluarkan diri—plak!—jatuh ke botol giok, mengeluarkan bunyi 'dong' yang samar.
Cangsongzi melangkah ke depan menyambar kerangka itu. Dalam sekejap ia sudah tiba di dekatnya. Mengangkat tangan kanannya untuk meraih botol giok! Namun saat jarinya menyentuh botol, tubuhnya tiba-tiba gemetar. Seluruh tubuhnya langsung memancarkan asap putih tak terhitung yang dengan cepat diserap oleh botol giok.
Namun ekspresi Cangsongzi tidak panik, seakan sudah mengetahui hal ini sebelumnya. Dengan kibasan tangan kiri, ruang penyimpanan muncul di sampingnya. Dari dalamnya berhamburan keluar aliran-aliran Jiwa Yuan Shen.
Dalam sekejap, hampir seribu Jiwa Yuan Shen telah keluar. Semuanya dalam keadaan tersegel, dengan benang tipis melilit tubuh mereka. Satu per satu terhubung seperti untaian manik-manik.
Pada saat Jiwa-Jiwa Yuan Shen ini muncul, dari mulut Cangsongzi terdengar mantra iblis yang mengerikan. Tangan kirinya menyambar ke belakang dan langsung menangkap satu Jiwa Yuan Shen.
Seketika Jiwa Yuan Shen itu gemetar lalu menghilang. Namun segera setelahnya, Jiwa Yuan Shen lain mulai bergetar. Hanya dalam 10 tarikan napas, hampir seribu Jiwa Yuan Shen ini seluruhnya menghilang secara iblis, berubah menjadi asap putih tak terhitung jumlahnya yang diserap botol giok itu.
Bersamaan dengan itu, Cangsongzi menggigit ujung lidahnya hingga berdarah dan memuntahkan kabut darah yang melingkupi. Empat cahaya emas menyembur dari mulutnya, berubah menjadi empat pedang kecil cahaya emas sebesar telapak tangan yang menusuk formasi lingkaran di sekitar botol giok. Saat pedang-pedang itu menghunjam, kabut darah melebur ke dalam bilah pedang. Dentuman bergelombang bergema saat keempat pedang kecil itu akhirnya tertancap mati di empat penjuru formasi.
Pada detik yang sama, Cangsongzi berseru rendah sambil mengangkat tangan kanannya. Dengan paksa ia mencengkeram botol giok itu, lalu tubuhnya langsung melesat mundur.
Suara tawa liar menggema dari mulutnya. Saat mundur, tangan kirinya melambai. Empat pedang kecil cahaya emas yang tertancap dalam formasi tiba-tiba kembali. Bukan disimpan, melainkan melesat melewati tubuhnya langsung menuju kehampaan dunia pelangi tujuh warna di kejauhan.
"Nyonya Zhao, puaskah kau mengintip?!"
Kehampaan itu tiba-tiba terdistorsi. Wanita paruh baya berbaju hijau muncul melalui materialisasi. Kedua tangannya membentuk mantra. Seketika puluhan ribu Larangan berpusar di hadapannya membentuk pusaran, menghadang kedatangan empat pedang kecil itu.
Namun keempat pedang emas itu menunjukkan keanehan yang mengerikan. Saat bersentuhan dengan pusaran Larangan, mereka tiba-tiba meleleh menjadi cairan emas yang langsung menembus pusaran tersebut, menyambar tubuh wanita berbaju hijau itu.
Perempuan berbaju hijau kehijauan itu raut wajaknya berubah, tubuhnya kembali mundur. Namun cairan emas itu seketika hancur berantakan, berubah menjadi hujan emas yang tak terhitung jumlahnya, menerjang perempuan itu dari segala penjuru.
"Nyonya Zhao, meski Lao Fu tak tahu bagaimana kau bisa bebas, tapi seharusnya kau tak mengikutiku! Tempat inilah lokasi Kitab Dao. Pelajarilah baik-baik!" Cangsongzi tertawa liar sambil tubuhnya limbung, hendak melangkah keluar dari dunia pelangi tujuh warna ini, menyusuri pelangi untuk kembali ke gunung.
Begitu ia tiba di gunung, ia akan segera pergi dari sini. Saat itu, celah di tirai larangan di luar gunung akan menyembuh, menjebak perempuan berbaju hijau itu di sini selamanya! Satu-satunya cara adalah meninggalkan tubuh fisik, memahami Kitab Dao, dan membiarkan Jiwa Yuan Shen berada dalam keadaan terukir. Hanya dengan demikian ia bisa bebas. Tapi pada saat itu, sesungguhnya tak ada bedanya dengan kematian - ia hanya akan menjadi salah satu dari banyak jiwa terukir di tempat ini.
Namun pada saat itu. Suara dengusan keras terdengar, tiba-tiba sebuah siluet muncul di depan Cangsongzi! Siluet ini juga mengenakan baju biru kehijauan, ternyata adalah lansia berbaju biru kehijauan itu!
Kemunculannya langsung membuat suasana menjadi mistis, bahkan Cangsongzi sendiri sempat tertegun!
Dua kultivator wanita bermarga Zhao berbaju biru kehijauan! Yang satu adalah wanita cantik berusia sekitar 40 tahun, sementara satunya lansia berkeriput. Namun dari raut wajah keduanya, terlihat kemiripan yang sangat mencolok!
"Ini bukan tubuh kedua! Ini adalah teknik Pengumpulan Yang-Pemisahan Yin untuk Kembali ke Leluhur!" Raut wajah Cangsongzi berubah drastis, pikirannya berkelebat mengingat sebuah Larangan legendaris yang sangat kuno di Domain Bintang Yun Hai!
Teknik ini sangat mengejutkan dan melanggar norma. Karena tingkat kesulitan latihannya yang ekstrem, hampir mustahil berhasil. Namun segala yang terlihat memaksa Cangsongzi percaya: ada yang telah menguasai Larangan ini hingga mencapai tahap Tiga Leluhur!
Yang disebut "Kumpulkan Yin Kembali ke Leluhur" adalah metode di mana seorang kultivator wanita melakukan kultivasi ganda dengan pasangan, mengandung seorang putri. Putri ini tumbuh dalam rahim ibu, menggunakan kemampuan khusus agar ibu dan anak berbagi satu tubuh!
Setelah bertahun-tahun, kultivator wanita yang menyatu dengan ibu dan putrinya ini kembali melakukan kultivasi ganda, mengandung putri ketiga. Ketiganya (nenek, ibu, anak) kemudian menyatu menjadi satu entitas melalui kemampuan khusus!
Dengan cara ini, tingkat kultivasi mereka meledak secara eksponensial. Karena tiga jiwa menyatu dalam satu tubuh, kemampuan persepsi spiritual (Shen Shi) mereka menjadi sangat dahsyat!
