Perempuan berbaju perak itu akhirnya menarik kembali pandangannya setelah waktu yang lama, kebingungan di sorot matanya semakin pekat. Ia seakan mengingat sesuatu yang samar, namun masih sangat kabur. Dalam diam, ia mengangkat tangan gioknya dan mengayunkannya ke depan sesuai ingatan kabur itu. Seketika, cahaya redup berkedip dan berubah menjadi Larangan yang mendarat di pintu keluar gua persembunyian.
Seandainya Wang Lin dalam keadaan sadar, melihat pemandangan ini pasti akan membuat ekspresinya mengeras. Larangan ini ternyata adalah Larangan Hidup-Mati! Melihat teknik yang digunakan, secara samar melebihi Lansia berbaju biru kehijauan itu, menunjukkan penguasaan yang sangat sempurna.
Wang Lin tidak lama tak sadarkan diri. Setelah beberapa shichen, ia membuka mata. Pandangannya terpaku sejenak di pintu keluar gua persembunyian, lalu menyapu sekilas perempuan berbaju perak itu. Namun ia tidak berkata-kata, langsung duduk bersila sambil memejamkan mata untuk latihan pernafasan.
Waktu berlalu perlahan. Dalam sekejap, tiga hari telah terlewati.
Selama tiga hari ini, dunia nyata terasa sangat tenang tanpa sedikitpun gejolak. Seolah semua kultivator yang berada di Dunia Pelangi saat ini sedang bergegas memulihkan luka masing-masing.
Tiga hari kemudian, raut wajah Wang Lin tidak kunjung pulih, malah semakin pucat. Di bahu kanannya samar-samar memancarkan cahaya tujuh warna. Lukanya telah menyembuh, namun di bawah luka pada tulang bahu, paku tujuh warna itu masih tertancap mati di dalam tulangnya, menyebabkan tulang terus-menerus retak. Namun kekuatan pemulihan luar biasa Dewa Kuno membuat bagian yang retak itu sembuh kembali.
Berulang beberapa kali, yang diterima Wang Lin hanyalah rasa sakit yang tak berujung.
Yang lebih parah, paku tujuh warna ini tidak hanya menancap di tulang, bahkan Jiwa Yuan Shen Wang Lin seolah-olah ikut tertancap, mengalirkannya melambat dan kondisi spiritualnya lunglai.
Jika hanya ini mungkin masih bisa ditahan, namun Wang Lin justru terguncang menemukan bahwa paku tujuh warna ini terus-menerus menyerap nyawanya, seolah takkan berhenti sebelum menyedotnya hingga kering sama sekali.
"Benda ini sebenarnya Magic Treasure apa, sampai memiliki kekuatan sedahsyat ini, bahkan Pedang Besi Nirvana Sekunder bisa terputus menjadi dua!" Wang Lin merasa sangat sakit hati. Pedang Besi Nirvana Sekunder itu telah menemani selama bertahun-tahun, menumpas musuh sepanjang jalan dengan sangat efektif, namun di Dunia Pelangi ini malah hancur berantakan.
"Dan Batu Mutiara yang dilemparkan Cangsongzi, setiap butirnya bisa memanggil kemampuan supernatural di dalam Dunia Pelangi ini, sangat iblis dan sulit ditebak. Bahkan muncul Tianyun Menunjuk di dalamnya..." Wang Lin menahan rasa sakit yang luar biasa, sorot matanya menunjukkan renungan.
Ia teringat pada momen ketika Jiwa Perang Tian Yunzi muncul, mengangkat kepala memandang langit dengan kebingungan.
"Tempat ini pasti ada hubungannya dengan Tian Yunzi..."
Diam sejenak, sorot mata dingin berkilat di mata Wang Lin.
"Tapi Cangsongzi itu pasti juga terluka parah. Orang itu tubuh fisiknya collapse total di bawah Yuling Yin, hanya Jiwa Yuan Shen yang kabur. Ia terluka oleh pedang besi, juga terkuras banyak Magic Treasure. Asalkan aku cepat pulihkan luka, pertemuan berikutnya pasti mati!"
Masih ada lansia berbaju biru kehijauan itu, orang ini terperangkap dalam formasi. Meski ia menguasai teknik larangan hidup dan mati, tapi di dalamnya terkandung Larangan Hancur Hatiku. Ingin keluar? Bukan perkara mudah! Bahkan jika dipaksa menghancurkan, pasti orang ini akan mengalami luka parah!
Lalu ada Yun Hunzi, orang ini tertransmigrasi masuk dan berubah arah. Entah di mana sebenarnya. Tapi wilayah ini penuh bahaya di setiap sudut. Transmigrasi sembarangan sangat berisiko. Kini mungkin ia sibuk dengan masalahnya sendiri.
Ketiga orang ini semua telah kuakali. Hanya Chen Tianjun dari Sekte Pemelihara Binatang yang pergi lebih awal. Meski sebelumnya kurasakan gelombang kemampuan supernaturalnya menghilang di perjalanan, sulit membuktikan apakah ia benar-benar telah mati...
Di tempat ini, semua orang saling mengakali satu sama lain, tak ingin ada yang membawa harta karun pergi dengan aman. Pepatah "Manusia tak berniat melukai harimau, tapi harimau punya niat jahat" tepat menggambarkan situasi ini. Jika terus bersikap pasif, akhirnya hanya akan jadi korban akal-akalan orang lain." Mata Wang Lin berkilauan, ia telah lama memahami semua ini. Itulah sebabnya ia bertindak cepat: mengirim Yun Hunzi ke lokasi lain dengan transmigrasi, menjebak Lansia berbaju biru kehijauan dalam formasi, sengaja meninggalkan Cangsongzi untuk dihadapi sendiri.
Sambil merenung, bahu kanannya kembali terasa nyeri hebat. Keringat mengucur deras di dahinya. Ketegasan terpancar di sorot matanya saat ia mengangkat tangan kiri dan menggores bahu kanan. Luka segar segera menganga, darah segar mengalir deras. Saat luka itu melebar, terlihatlah tulang di dasarnya yang tertancap paku pelangi!
Seketika, cahaya pelangi tujuh warna menyelimuti seluruh gua persembunyian. Xu Liguo menjilat bibirnya, memandang Wang Lin sambil berbisik dalam hati: "Bintang pembawa malapetaka memang benar-benar bintang pembawa malapetaka. Tak hanya kejam pada orang lain, pada dirinya sendiri pun demikian."
Menarik napas dalam-dalam, Wang Lin menggigit giginya. Tangan kirinya menyambar paku pelangi di dalam luka bagai kilat, berseru rendah sambil menariknya dengan keras! Sakit yang luar biasa seperti air pasang menyapu dengan gila-gilaan. Wang Lin mendengus kesakitan, seluruh tubuhnya basah oleh keringat yang membasahi jubah. Tubuhnya gemetar, ternyata tak mampu mencabut paku pelangi itu!
Paku ini seolah telah menyatu dengan tulangnya, tak terpisahkan! Yang lebih mengerikan, cahaya pelangi tujuh warna dari paku tersebut justru melebur ke dalam tulang, menyelimuti seluruh tulang bagian kanan. Warnanya pun berubah menjadi pelangi tujuh warna.
Wang Lin wajah pucat pasi, pada saat pendar tujuh warna melebur ke tulang, pikirannya langsung menjadi samar-samar, bahkan muncul sedikit tanda-tanda mengamuk.
Tanda-tanda ini meskipun menghilang sesaat, tapi membuat Wang Lin menarik napas dalam-dalam.
Di sekejap mata tadi, tanda mengamuk ini sama sekali tidak bisa dikontrolnya, seakan jiwa terjatuh ke neraka, terkunci lapisan demi lapisan, dirinya... bukan lagi dirinya sendiri...
Melihat kembali bahu kanan, paku tujuh warna itu telah menyusut setengah.
Menatap tajam paku tujuh warna itu, Wang Lin merasakan: jika paku ini benar-benar hilang, tulangnya akan sepenuhnya berubah jadi pelangi. Saat itu... tanda mengamuk bukan lagi seberkas, tapi permanen yang tak terbatas.
"Ini Magic Treasure apa sebenarnya!!" Daging dan darah di bahu kanan Wang Lin perlahan menyembuh. Beberapa saat kemudian, luka menghilang, menutupi paku tujuh warna di dalamnya.
Dengan diam-diam memandang luka yang telah menyembuh, Wang Lin menutup matanya. Yuan Shen dalam tubuhnya berjuang keras sementara energi Yuan perlahan-lahan mengalirkan kekuatan Dewa Kuno untuk mencoba mengusir benda ini, karena kekuatan eksternal tidak bisa mengambil paku pelangi itu.
Waktu berlalu, tiga hari telah lewat. Wang Lin membuka matanya. Dengan tingkat kultivasinya, ia hanya bisa sedikit menekan cahaya pelangi dalam tulang kanannya, namun tak mampu mengusirnya, apalagi mencabut paku itu.
"Bisa sedikit menekan berarti belum jalan buntu. Kini perlu mencari penolong... Jika ada cukup bantuan, mungkin kita bisa memaksa mundur cahaya pelangi ini dan mencabut pakunya!" Dalam keheningan, Wang Lin melirik botol giok yang diletakkannya saat pingsan tadi. Inilah tujuan akhir Cangsongzi datang ke Dunia Pelangi.
Mengambil botol giok itu, Wang Lin menyebarkan Shen Shi ke dalamnya. Terdapat setengah botol cairan hitam seperti darah, tapi tanpa bau anyir.
“Setelah mengambil Jiwa Yuan Shen Cangsongzi, fungsi sebenarnya benda ini pasti akan jelas. Jika tidak ada halangan, benda ini seharusnya berkaitan dengan peningkatan tingkat kultivasi.” Wang Lin menyimpan botol giok itu di pelukannya, lalu berdiri sambil memandang Larangan Hidup-Mati di mulut gua persembunyian, kemudian menatap perempuan berbaju perak.
“Kau menguasai Larangan Hidup-Mati?”
Perempuan berbaju perak itu diam. Setelah waktu yang lama, ia berkata lembut: “Ada... sedikit ingatan...”
“Buka Larangannya.” Wang Lin mengangguk ringan.
Perempuan itu berjalan ke pintu keluar gua, mengangkat tangan gioknya dan menepuk dinding. Segera, Larangan tersebut mulai menghilang perlahan hingga tak terlihat.
Tanpa bertanya lebih lanjut, Wang Lin mengibaskan lengan bajunya. Xu Liguo hendak berbicara, tapi belum sempat membuka mulut, ia bersama perempuan perak itu sudah ditampung ke dalam ruang penyimpanan.
Keluar dari gua persembunyian, Wang Lin menarik napas dalam-dalam sambil menahan sakit luar biasa di bahu kanannya. Tubuhnya melesat dengan kecepatan penuh menuju area luar di belakang gunung dekat lembah, bukan ke wilayah dalam Dunia Pelangi.
Di sana gunung-gunung berdiri tegak, dipenuhi binatang-binatang buas yang berubah menjadi kabut.
Inilah makhluk-makhluk buas yang sengaja dicari Wang Lin sebagai bala bantuan!
Dengan kecepatan luar biasa, tubuhnya melesat melewati lembah-lembah satu per satu, perlahan mengikuti jalur semula menuju area luar Dunia Pelangi. Saat melewati koridor di pegunungan, Wang Lin mengangkat kepalanya, matanya berkilauan menatap kabut pekat yang menyelimuti puncak gunung tempat koridor itu berada.
Setelah mempertimbangkan matang-matang rencananya di hati, sorot mata Wang Lin memancarkan keteguhan. Meski perjalanan ini berbahaya, namun jika berhasil memaksa keluar paku pelangi, semua risiko akan sepadan!
"Mari kita uji seberapa kuat sebenarnya Tubuh fisik Dewa Kuno milikku ini!" Tubuh Wang Lin berkelebat, berubah menjadi cahaya panjang yang langsung menyambar ke puncak gunung.
Belum sempat mendekat, suara mengaum sudah bergema dari dalam kabut. Seekor Elang Raksasa sebesar 100 zhang (sekitar 333 meter) menyambar secepat kilat sambil bergulung-gulung dalam kabut, menderu kencang menyongsong Wang Lin. Kabut pekat mengikuti di belakang burung raksasa itu.
Kecepatannya terlalu tinggi, dalam sekejap mata sudah mendekat. Dengan hantaman dahsyat, sang Elang menjatuhkan diri menghantam Wang Lin. Tanpa menghindar, Wang Lin bertahan langsung dengan tubuh fisiknya!
Manusia dan elang saling mendekat dengan cepat, bertabrakan dengan gila-gilaan. Gemuruh-gemuruh keras tiba-tiba menggema. Tubuh Wang Lin terpental mundur beberapa langkah. Tenaga tabrakan sang Elang sama sekali tidak diredam, seluruhnya dialirkan ke tulang bagian kanannya. Getaran hebat itu membuat cahaya pelangi tujuh warna dalam tulangnya berkilauan, bahkan menembus kulit. Dari kejauhan, tubuh Wang Lin kini berpendar cahaya pelangi tujuh warna.
Binatang buas elang itu mengaum keras sementara tubuhnya juga terhempas, berputar-putar di udara sebentar sebelum kembali menerjang maju.
Jiwa Wang Lin terguncang, namun langkah kakinya tak berhenti. Ia kembali melesat, menyambar ke arah kabut. Saat ini, seiring teriakan binatang bayangan, kabut di puncak gunung bergulung-gulung. Seekor binatang elang raksasa berukuran 100 zhang muncul, bersama yang sebelumnya, total dua ekor binatang elang mengaum bersama, berubah menjadi dua cahaya hitam yang menyambar ke arah Wang Lin.
Dentuman terus bergema, seluruh tubuh Wang Lin bagai ditabrak tak terhitung gunung. Raut wajaknya semakin pucat, darah segar mengalir dari bibirnya, namun sorot matanya kian berkilau!
Kedua binatang buas ini sama-sama berada di Kelas Dua Belas, kekuatan tabrakan yang sangat dahsyat. Namun tubuh Wang Lin saat ini terasa iblis - semua kekuatan tabrakan dialirkan ke tulang sebelah kanannya. Meski tubuh fisiknya terluka parah, ia tetap memaksa cahaya pelangi tujuh warna itu keluar!
Separuh tubuhnya memancarkan cahaya pelangi yang intens. Dengan cara Wang Lin ini, seolah-olah dua Ying Shou itu membantunya mengusir cahaya pelangi tersebut. Cahaya pelangi yang berkedip itu perlahan terkumpul di bahu kanannya.
Cahaya hitam berkilauan. Dua Ying Shou menderu sambil terus melancarkan serangan ke tubuh Wang Lin. Luka Wang Lin semakin parah, darah segar mengalir dari mulutnya, namun raut wajahnya justru memancarkan kegembiraan liar.
Tubuh fisik Dewa Kuno, selama akar vitalnya tidak terganggu, semua luka bisa pulih dalam waktu singkat. Bahkan luka parah sekalipun tidak masalah bagi Wang Lin, asalkan bisa mengusir paku pelangi itu.
Saat ini tubuh fisik Wang Lin telah mencapai ambang batas daya tahannya. Cahaya pelangi di sisi kanan tubuhnya telah seluruhnya terkonsentrasi di bahu kanan, kembali berubah menjadi paku pelangi utuh.
Di bawah serangan bertubi-tubi ini, paku tersebut mulai goyah, menunjukkan tanda-tanda akan terlepas keluar.
Saat itu juga, dari dalam kabut di puncak gunung terdengar lagi raungan, elang ketiga muncul dan berubah menjadi cahaya panjang hitam yang menyambar ke arah Wang Lin, menghantam dadanya dengan keras.
Tubuh Wang Lin bergetar, hantaman dahsyat itu membuat tubuhnya yang sudah terluka parah seolah akan collapse total. Namun matanya memancarkan kegembiraan, dengan tawa panjang bahu kanannya bum! meledak. Daging dan darah beterbangan, dari dalamnya melesat cahaya pelangi tujuh warna yang berisi paku pelangi itu!
