Yang disentuh tangan kanannya seakan bukan separuh kerangka, melainkan pusaran yang dipenuhi kekuatan tak terpercaya. Yang diselidiki Shen Shi-nya adalah kedalaman pusaran itu.
Sama sekali tidak bisa dikontrolnya, di dalam pusaran itu tiba-tiba muncul daya hisap yang tak terkira dahsyatnya, menggulung Shen Shi Wang Lin langsung terhisap masuk, semakin dalam, semakin dalam.
Wang Lin bagai perahu kecil di tengah amukan ombak, di bawah daya hisap pusaran ini terus-menerus tertarik, seolah melintasi waktu menuju zaman yang belum pernah disentuhnya!
Gemuruh di kepalanya terus bergema, namun semakin keras. Jika ada yang melihat dari luar gua persembunyian saat ini, akan jelas-jelas menyaksikan tubuh Wang Lin bergetar sangat keras. Kedua matanya terkatup rapat, wajahnya pucat pasi bahkan mulai terdistorsi. Tangan kanannya menggigil lebih hebat, namun mati-matian menempel pada kerangka itu.
Sementara kerangka itu tiba-tiba memancarkan cahaya emas. Tepat saat cahaya itu berkedip, aksara pada kerangka segera memancarkan cahaya hitam, berusaha menekan cahaya emas, memulai pertarungan habis-habisan!
Ini adalah dunia yang dipenuhi kabut chaos, kebingungan menentukan langit dan bumi, bagai ada namun juga tiada. Dari kehampaan di kejauhan, perlahan muncul seorang pria berbaju putih. Sosoknya menyerupai orang tua, namun samar-samar sehingga tak jelas terlihat.
Ia mengangkat kepala memandang langit, bagai tengah merenung. Tiba-tiba, cahaya pelangi tujuh warna menyembur dari langit chaos. Kilauan ini bagai gelombang pembalik langit, bergemuruh datang menghancurkan langit-bumi. Kabut chaos itu collapse total, langit tak lagi langit, bumi pun bukan bumi - yang tersisa hanyalah hamparan angkasa!
Namun angkasa ini bukanlah hitam pekat, melainkan pelangi tujuh warna!
Memandang ke sekeliling, di antara langit dan bumi telah berubah menjadi dunia cahaya pelangi!
Orang tua berbaju putih itu menyentakkan kepala, tangan kanannya mengibas di hadapan. Ajaibnya, karakter "Pertempuran" ilusif muncul! Mengitari tubuhnya, seketika memancarkan cahaya emas tak berujung yang dengan paksa memaksa mundur cahaya pelangi di sekitarnya.
Pada sekejap itu, suara bergemuruh tiba-tiba bergema di langit dan bumi.
"Pembukaan langit-bumi adalah Tai, mengubah langit menjadi awal, bumi mengandung akhir. Yang kupelajari adalah Tai langit-bumi ini, hukum purba awal! Dengan pelangi tujuh warna sebagai penuntun, Feng!"
Begitu kata "Feng" terucap, cahaya pelangi tujuh warna di seluruh dunia tiba-tiba bergerak gemuruh. Seolah ada kekuatan yang mengontrol, memaksa seluruh pancaran tujuh warna tak bertepi berkumpul dengan gila-gilaan ke arah orang tua berbaju putih.
Dalam pandangan Wang Lin, pemandangan ini bagai langit dan bumi terbalik membentuk segel tujuh warna. Dalam proses pemadatan terus-menerus, menyegel rapat orang tua berbaju putih di dalamnya hingga tak tersisa.
Awan pelangi tujuh warna mengalir deras, seolah seluruh alam semesta sedang collapse total. Suara mengaum yang bergelombang terdengar dari dalam cahaya, namun semakin melemah hingga akhirnya menghilang.
"Zhan Xingye, jika bukan karena Lao Fu memberimu karakter 'Pertempuran' tahun itu, mana mungkin kau mencapai tahap Kosong Spiritual hari ini! Dengan jiwa perangmu sebagai perantara, Lao Fu akan menemukan tempat penguburan tulang kakek tua Zhan saat Tribulasi Kosong, mengambil kerangkanya, dan mengusir inti Jalan kalian berdua guru-murid lintas generasi! Hancurkan Nirvananya, sempurnakan rencana Jalan Langit tubuh asaliku!" Suara penuh kesan zaman itu terdengar kelelahan, berangsur menghilang.
Bersamaan dengan itu, bahkan dunia yang terlihat oleh Wang Lin pun mulai berpencar, membentuk area-area collapse total yang menggulung Jiwa Yuan Shen-nya dan menariknya untuk tenggelam ke dalam, ikut hancur berantakan bersama.
Saat ini, di dalam gua persembunyian Sima Mo, kerangka yang disentuh Wang Lin menyaksikan cahaya emas sepenuhnya ditekan oleh cahaya hitam, perlahan terdesak ke sudut. Sementara cahaya hitam itu menyambar ke arah jari Wang Lin yang menyentuh, berusaha masuk ke dalam tubuhnya.
Pada sekejap mata itu, Pedang Kristal yang telah dititipkan energi spiritual Wang Lin di dalam gua persembunyian tiba-tiba memancarkan kilatan cahaya kristal. Dengan kecepatan yang sangat tinggi, pedang itu menyambar ke arah Wang Lin, melesat melewati ujung jarinya. Gerakan ini membuat tangan kanan Wang Lin terpisah dari kerangka tepat saat cahaya hitam itu hampir menyentuh.
Tubuh Wang Lin bergetar, langsung sadar. Tanpa ragu-ragu ia mundur beberapa langkah, menatap tajam ke arah kerangka itu dengan jiwa yang bergolak hebat.
"Leluhur klan Zhan, Zhan Xingye!"
Ekspresi Wang Lin menjadi muram. Saat di Luotian dulu, ia pernah mendengar tentang leluhur klan Zhan yang menghancurkan angkasa dan menghilang tanpa jejak. Zhan Xingye yang berbakat tinggi ini di masa mudanya secara tak sengaja mendapatkan karakter 'Pertempuran', lalu mempelajarinya sendiri hingga memahami Lapisan Spiritual Pertempuran. Akhirnya ia pergi untuk mengejar tahap kultivasi yang lebih tinggi.
Meski keturunan klan Zhan terus mencari, tak ada satu pun petunjuk tentang keberadaan Zhan Xingye yang berhasil ditemukan.
"Tak kusangka... ternyata dia adalah Zhan Xingye!"
"Orang yang membunuh Zhan Xingye itu menyebut diri sebagai Tubuh Asli, memiliki kekuatan Taichu. Jangan-jangan itu adalah Tuan Zhang Zun?!" Ekspresi Wang Lin semakin muram. Mengingat kembali pemandangan yang baru saja disaksikannya, rasa dingin merambat di hatinya. Teknik tujuh warna itu mirip dengan Senja Patah, namun jelas-jelas jauh melampaui kekuatan sisa malam. Hanya dengan satu jurus supernatural saja, Zhan Xingye langsung kehilangan daya lawan!
Mulut Wang Lin terasa kering. Dalam diam, keningnya berkerut. Matanya berkilauan seperti bintang yang berkedip-kedip.
"Tidak mungkin! Jika Zhan Xingye benar-benar mati seperti ini, mengapa masih ada kehendak yang begitu jelas tertinggal di tulang-tulangnya? Seandainya dia benar-benar punah, kehendak itu seharusnya sudah menghilang. Bahkan jika masih ada, tidak mungkin seterang ini... Dan suara terakhir sosok yang diduga Tuan Zhang Zun itu jelas menunjukkan kelelahan..." Pikiran Wang Lin berputar ratusan kali, namun tak ada sedikitpun petunjuk yang ditemukan.
“Kong Ling, Kong Jie! Apakah ini dua tahap dalam Langkah Ketiga? Saat aku memahami karakter 'Pertempuran', pernah melihat seorang orang tua. Karakter itu digambar olehnya. Dia pernah mengatakan tingkat kultivasinya telah mencapai tahap kekosongan, ingin menghancurkan batas. Mungkinkah... mungkinkah dia si kakek tua pejuang yang dimakamkan dengan Kong Jie seperti yang disebut oleh sosok mirip Tuan Zhang Zun...
Dari sebutannya, sosok mirip Tuan Zhang Zun ini agak ketakutan pada kakek tua tersebut. Untuk menemukan lokasi makam kakek tua itu, dia mencari Zhan Kongye, memberinya Gambar Karakter Pertempuran, membiarkannya berlatih kultivasi, lalu membunuhnya untuk mengambil jiwanya. Semua ini demi rencana Jalan Langit-nya. Apa sebenarnya rencana Jalan Langit ini?!" Pikiran Wang Lin semakin jelas. Meski ada bagian yang belum dipahami, beberapa alur pemikiran mulai jernih.
“Empat prasasti batu, dua kerangka utuh. Kerangka pertama adalah Zhan Xingye, maka kerangka kedua ini pastilah guru dari generasi berbeda sang Zhan Xingye——kakek tua Zhan!” Wang Lin menarik napas dalam-dalam.
“Gambar Karakter Pertempuran itu adalah warisan ajaran yang ditinggalkan kakek tua Zhan ini!” Wang Lin memandang kerangka itu dengan ekspresi kompleks, terutama setelah melihat pancaran cahaya emas samar di tulang-belulang itu. Diam sejenak, dari ruang penyimpanannya muncul tiga gulungan gambar karakter pertempuran!
Dua gulungan pertama telah dibukanya, hanya gulungan ketiga yang diperoleh dari keturunan klan Zhan ini yang belum tersentuh. Saat ini, dengan tatapan fokus ke kerangka, tangan kanannya mencengkeram angkasa. Segera ruang penyimpanan terbuka, tiga gumpalan cahaya berhamburan keluar.
Di dalam tiga gumpalan cahaya itu, terdapat tiga lembar Jimat Perang yang legendaris!
Pada saat Jimat Perang muncul, cahaya emas yang dipaksa ke satu sudut pada kerangka itu tiba-tiba berkedip keras. Cahaya itu melepaskan diri dari kerangka dan menyambar ke arah jimat, dalam sekejap napas telah melebur ke dalamnya. Cahaya emas berkilauan, ketiga lembar Jimat Perang itu segera menyatu.
Perubahan iblis ini tidak mengejutkan Wang Lin. Dengan pandangan serius, ia menatap ketiga jimat yang sedang melebur. Dalam sekejap, peleburan selesai. Cahaya emas menyelimuti seluruh gua persembunyian. Di depan Wang Lin, sebuah karakter "Pertempuran" ilusif berwarna emas muncul.
Karakter Perang yang berkilau emas ini memancarkan hawa keagungan semesta. Dengan sekali kilatan, ia menyambar ke arah Wang Lin. Wang Lin menggerakkan tangan kanannya dan menampungnya ke dalam ruang penyimpanan.
"Kau memperoleh Jimat Perang, tak kasat mata menjadi penerus turun-temurun Kakek Tua Zhan. Lagipula karena kau, tempat persemayaman Kakek Tua Zhan diketahui oleh sosok yang diduga Tuan Zhang Zun... Setelah tak terhitung tahun, Wang akhirnya mendapatkan Jimat Perang dari keturunanmu... Hari ini, aku melihat kerangkamu..." Sorot mata Wang Lin berkilauan penuh perasaan campur aduk. Ia menghela nafas panjang sebelum berbalik meninggalkan gua persembunyian, menyegel rapat dengan batu karang.
Gua persembunyian kesembilan tidak dibuka Wang Lin. Sistem Larangan di sana tak mampu dihancurkannya. Hanya terlihat kabut pelangi tujuh warna memenuhi ruangan, mengaburkan pandangan akan isi sebenarnya.
Di dalam lembah, Wang Lin termangu memandangi kerangka Sima Mo. Setelah hening berkepanjangan, ia akhirnya pergi. Sebelum pergi, ia mengunjungi gua persembunyian pertama tempat Nyamuk Gaib berada, meninggalkan lebih banyak Yuan Crystal.
Keluar dari lembah, sorot mata Wang Lin berkilauan penuh tekad. Ia berniat mengunjungi lokasi prasasti batu yang terlihat sebelumnya melalui indra spiritualnya, untuk menyaksikan bagian atas kerangka Zhan Xingye.
Setelah menggali ingatan Pang De Cai dan Cangsongzi, Wang Lin kini tak asing lagi dengan Dunia Pelangi ini. Setiap jalur terbang telah terukir dalam di benaknya. Saat ini, siluetnya berubah menjadi cahaya panjang, tidak melesat ke angkasa melainkan meluncur cepat di permukaan tanah.
Menerobos melewati lembah-lembah, perlahan ia tiba di formasi awal yang mengurung Lansia berbaju biru kehijauan. Formasi itu telah terbuka, dan sang lansia tak berjejak lagi di dalamnya.
Dengan sekilas pandang tanpa henti, Wang Lin menyambar pegunungan. Melewati barisan gunung, ia memasuki kabut tebal. Di dalam kabut, ia melesat dengan keakraban yang sangat dalam. Bisikan Para Pemilik Prasasti Jiwa bergema di telinganya, sementara beberapa siluet mereka melayang lalu di sampingnya.
Semakin banyak yang ia ketahui, semakin dalam pemahamannya tentang Para Pemilik Prasasti Jiwa ini. Mereka semua adalah kultivator dari berbagai zaman, namun di tempat ini telah menjadi pupuk bagi Jalan orang lain.
Bahkan Wang Lin bisa membayangkan bahwa para Pemilik Prasasti Jiwa ini semasa hidup pasti merupakan individu berbakat luar biasa, dengan pemahaman mendalam tentang Dao yang telah mencapai tingkat tertentu. Karena itu mereka terperangkap dalam Dao Jing dan menjadi Pemilik Prasasti Jiwa yang memelihara Dao.
Menghela napas dalam hati, Wang Lin tidak berhenti dan terus melaju ke depan. Perlahan, dia melihat sebuah patung batu raksasa dalam kabut. Di bawah patung itu, Wang Lin menghentikan tubuhnya.
Matanya berkilauan saat dia melompat ke atas dan mencapai bagian kepala patung tersebut.
Dalam ingatan Cangsongzi, teknik kultivasi yang dipelajarinya bernama Seni Darah Murni Seratus Kehidupan Menjelma Bayi. Roh Ketujuh dari Larangan Fengjie yang dipanggilnya justru dipahami melalui patung batu ini.
Kemampuan supernatural darah murni menjelma bayi ini bisa menciptakan sembilan entitas mirip Bayi Yuan Ying. Namun kekuatannya jauh melebihi Yuan Ying. Yang lebih penting, sembilan "bayi" ini bukanlah Jiwa Yuan Shen, memungkinkan Cangsongzi meningkatkan kecepatan pelatihan kemampuan supernaturalnya sembilan kali lipat.
Yang lebih mengguncang, setiap bayi Yuan Ying bisa memusatkan satu kemampuan supernatural. Bagi kultivator, beberapa teknik tak bisa dilatih bersamaan, sebaik apa pun, harus memilih. Contohnya teknik "Mengumpulkan Yang dan Yin untuk Kembali ke Leluhur" milik Lansia berbaju biru kehijauan.
Namun semua ini tak berlaku bagi Cangsongzi. Sembilan bayi darahnya bisa berlatih terpisah.
Hanya saja sebelum pertempuran dengan Wang Lin, satu bayi sudah diambil Lansia berbaju biru kehijauan. Lalu dalam serangan bertubi-tubi kemampuan Wang Lin, keduanya saling melukai hingga tak sempat menampilkan semuanya.
