Di hamparan angkasa nan luas, terhampar nebula-nebula berkilau membentuk lukisan megah, seolah waktu yang abadi selamanya, kabur antara aliran masa dan keabadian.
Kesunyian menyelimuti angkasa, bagai segala suara telah terserap kegelapan antara langit-bumi, berpencar jauh ke segala penjuru.
Di kejauhan depan, terdapat sebuah Planet Wildlands yang tak memancarkan cahaya sama sekali, hanya dikelilingi aura kematian tanpa tanda kehidupan. Seperti seorang tua renta yang terengah-engah di ambang kematian, napas yang dikeluarkannya adalah aura kematian yang pekat.
Di atas Planet Wildlands ini, duduk seorang manusia.
Pemandangan ini akan membuat jiwa setiap kultivator yang melihatnya bergetar, seluruh pikirannya menjadi blank, mengira penglihatannya berkabut dan mengalami ilusi yang tak terbayangkan bahkan dalam mimpi sekalipun.
Tubuh pria ini besarnya setara dengan beberapa planet. Dengan ekspresi muram, ia duduk di planet tersebut memandang ke kejauhan bagai sedang merenung. Kulitnya kasar penuh retakan seperti cap magis yang memancarkan cahaya iblis.
Pada dirinya, jejak waktu dapat dirasakan dengan jelas. Seolah pria ini seumur langit dan bumi, telah bertahan hidup di angkasa semesta ini begitu lama hingga bahkan dirinya sendiri mulai lupa akan hitungan tahun.
Tubuh dahsyatnya hanya duduk tenang di Planet Wildlands itu, namun tekanan aura tak terucapkan sudah menyelimuti seluruh domain bintang, membuat semua makhluk hidup di wilayah ini gemetar ketakutan!
Di sini adalah Domain Bintang Luo Tian...
Para kultivator di Domain Bintang Luo Tian berduyun-duyun merasakan getaran jiwa, ketegangan dan ketakutan yang tak bisa mereka cegah dengan cara apapun.
Binatang-binatang liar pun tak berani bergerak sedikitpun di bawah hawa ini, merangkak di tanah seolah satu pikiran saja dari sosok ini akan mengubah tubuh fisik mereka menjadi darah segar untuk persembahan.
Sosok ini bagaikan dewa! Di antara alisnya terdapat delapan bintik bintang yang mengitari, namun hanya empat yang bersinar terang. Empat lainnya hitam pekat bagai kering... tapi belum menghilang.
Ia bagai ahli sejati domain bintang ini, penguasa masa lalu. Setelah bangkit dari tidur, ia menatap langit dan bumi. Setelah waktu yang lama, sorot mata muramnya digantikan oleh kebingungan.
"Tak ada hawa-nya di Dunia Hujan... Tak ada hawa-nya di Domain Petir... Tak ada hawa-nya di Dunia Kilat, di mana sebenarnya ia berada!!!" Raksasa dahsyat ini mengangkat kepala, ekspresi mengerikan, lalu memekikkan teriakan menggemparkan langit dan bumi yang mengguncang seluruh domain bintang!
Dengan teriakan itu, angkasa berguncang keras. Gemuruh bergema saat planet Wildlands di bawahnya collapse total, membentuk badai yang menyapu ke segala penjuru. Energi Yuan langit dan bumi pun mengalami transformasi yang mengguncang.
Keruntuhan planet Wildlands itu merobek ribuan celah dimensi. Angin dingin bertiup dari dalam celah, namun tak sedikitpun mempengaruhi sang Raksasa. Ia terus mengaum tanpa henti.
Di bawah aumannya, banyak binatang buas di Domain Bintang Luo Tian berduyun-duyun meledak, berubah menjadi kabut darah. Para kultivator pun gemetar, memuntahkan darah segar—sebagian mengalami luka parah, sebagian lagi menemui ajal!
Auman ini juga memancarkan gelombang energi tak kasat mata yang menyebar ke seluruh domain bintang. Setiap planet yang terkena dampaknya mengalami getaran dahsyat.
Beberapa saat kemudian, seiring berakhirnya auman, Planet Wildlands itu meledak dengan gemuruh...
Tuosen berdiri, melangkah perlahan ke kejauhan...
Benteng-benteng Empat Dunia Dewa baginya sangat kecil. Langit dan bumi seolah tak memiliki penghalang yang bisa mencegah langkahnya.
Langkahnya tak cepat, namun tubuhnya yang raksasa memungkinkannya melangkahkan seluruh tubuhnya maju dalam satu gerakan. Setelah beberapa langkah, pusaran raksasa muncul gemuruh di depannya—di dalamnya terhampar domain bintang yang diselimuti kabut: Lautan Awan!
Menuju pusaran, tubuh raksasa Tuosen menghilang dari Luotian, melangkah masuk ke... Lautan Awan!
Saat ia memasuki Lautan Awan, seluruh kultivator sektarian dari kelas 1 hingga 9 di Domain Bintang Yun Hai, pada sekejap mata itu merasakan hawa yang membuat jiwa mereka terguncang hebat.
Bahkan binatang-binatang buas dalam kabut itu, pada momen ini semuanya gemetar, serentak mundur tak berani mendekat. Gelombang pasang di celah dimensi domain bintang kelas sembilan pun dalam sekejap menunjukkan ketakutan, mundur dengan gila-gilaan sehingga pertempuran selama 100 tahun ini tiba-tiba mengalami kekosongan yang sangat langka.
Seberkas pikiran spiritual tak tergambarkan, bagai angin kencang dan gelombang raksasa, bagai badai langit-bumi, mengamuk di Domain Bintang Yun Hai ini. Menyapu sepanjang jalur, kabut di sini seluruhnya terpental mundur, seolah di bawah tekanan pikiran spiritualnya, kabut pun seakan gemetar.
Pada saat yang sama, di dalam Domain Bintang Yun Hai, tiba-tiba beberapa aliran pikiran spiritual menyembur keluar dari domain bintang sembilan kelas, menabrak dengan keras pikiran spiritual Tuosen.
Gemuruh yang tak bersuara namun merasuk ke jiwa bergema bagai dentuman petir dari seluruh alam semesta yang meledak bersamaan, menyebar dengan gila-gilaan di Yun Hai.
Seandainya di waktu biasa, dengan sifat Tuosen yang garang, pasti akan terjadi pertempuran sengit. Namun kini, sorot matanya tiba-tiba mengeras. Setelah menyisir Empat Domain, tak ditemukan hawa Wang Lin sama sekali, tapi ia yakin orang ini belum menemui ajal. Sebab jika tidak, pasti akan terasa warisan ingatan yang terurai di antara langit dan bumi.
"Tak ada jejaknya di Empat Domain Bintang, berarti... hanya ada satu kemungkinan!" Tuosen menghentakkan kaki kanannya ke depan. Domain Bintang Yun Hai langsung berguncang. Dalam pusaran gelombang energi, angkasa di hadapannya tiba-tiba retak membentuk celah lebar yang runtuh bergemuruh. Tubuh Tuosen tenggelam ke dalam celah dimensi itu, lenyap tanpa bekas.
Setelah kepergiannya, beberapa aliran pikiran spiritual yang masih terguncang itu datang mencari-cari, lalu segera pergi bersama-sama. Pada hari itu, Perubahan Mengejutkan di Lautan Awan hanya diketahui sebab pastinya oleh segelintir Monster Tua dan orang-orang tertentu saja.
Di bawah angkasa Empat Dunia, terbentang kehampaan. Di sinilah Formasi Larangan Fengjie berada. Dengan menembus tempat ini, seseorang bisa memasuki luar dunia dan masuk ke dalam Bintang Kuno Tai Gu.
Tuosen muncul di wilayah kehampaan ini, memandang jauh ke depan. Ekspresinya semakin muram. Selama beberapa hari terakhir, pikiran spiritualnya telah menyebar ke seluruh penjuru namun sama sekali tak bisa merasakan hawa Wang Lin.
"Bintang Kuno Tai Gu..." Tuosen diam. Ingatannya tidak utuh, namun dari memori warisan yang berhasil diraihnya, ia tahu tentang keberadaan Bintang Kuno Tai Gu. Samar-samar ia ingat, seolah Tu Si berasal dari sana... Di era itu, Formasi Larangan Fengjie belum ada.
Dalam kekaburan, pandangannya seakan bisa menembus formasi pertahanan Fengjie yang menyelimuti kehampaan ini, melihat keluar, melihat kampung halaman yang familiar dalam ingatannya...
Setelah mencari semua tempat tanpa menemukan hawa Wang Lin, hanya ada satu kemungkinan: Wang Lin berada di Bintang Kuno Tai Gu! Sorot mata dingin muncul di pandangan Tuosen. Terhadap Wang Lin, dia harus berhasil merekrut! Hanya dengan penyerapan total, dia bisa mendapatkan kelengkapan!
"Bahkan jika kau bersembunyi di Bintang Kuno Tai Gu, Dewa ini akan menelanmu! Di antara langit dan bumi, tak ada tempat bagimu untuk lolos!" Tuosen menggenggam kepalan tangan kanan, tubuh raksasanya melangkah maju. Seketika kehampaan dilanda gelombang energi tak terhitung, bagai lapisan demi lapisan terkoyak. Tiba-tiba di bawah gelombang itu, muncul formasi pengunci seperti jaring laba-laba yang begitu padat!
Pada sekejap mata kemunculan formasi jaring di kehampaan ini, tinju kanan Tuosen meledak keluar. Ini adalah pukulan Dewa Kuno yang sejati, pukulan Dewa Kuno wangsa kerajaan!
Dengan kepalan tangan raksasa yang gemuruh datang, langsung menghunjam ke formasi besar yang menyegel dunia dalam dan luar. Dia, Tuosen, ternyata bermaksud menghancurkan formasi ini dengan kekuatan sendiri!
Saat kepalannya menghantam, seluruh kehampaan bergemuruh hebat. Suara menggemparkan langit dan bumi melesat ke angkasa. Gelombang energi menyapu dari pusat tubuhnya ke segala penjuru, menyelimuti seluruh kehampaan. Gelombang itu mengangkat lapisan demi lapisan kehampaan, meninggalkan panorama yang sama sekali berbeda!
Ini bukan lagi kehampaan, melainkan formasi raksasa yang begitu padat menyelimuti seluruh dunia dalam! Bahkan Tuosen terlihat kecil seperti orang biasa di hadapan formasi ini!
Ukuran formasi ini tak terkira. Sekilas pandang, tak terlihat batasnya. Hanya cahaya pelangi tujuh warna yang samar-samar memancar dari dalam formasi!
Pada saat kepalan tangan Tuosen menghunjam, gemuruh keras bergema, formasi itu tak bergerak sepersejap pun. Namun dari permukaannya memancarkan pantulan yang mengguncang, bertabrakan langsung dengan kepalan Tuosen!
Di bawah deru gemuruh keras, sekuat Tuosen pun terpaksa mundur!
Ekspresi Tuosen menjadi mengerikan, matanya menatap tajam formasi itu. Sebagai Dewa Kuno wangsa kerajaan, kebanggaannya terluka. Di antara langit dan bumi ini, ternyata ada formasi yang bisa mencegah langkahnya! Dengan geraman rendah, Tuosen kembali menerjang, kepalannya bagai meteor. Dengan satu kekuatan, ia mengembangkan tabrakan keras dengan formasi tersebut.
Seluruh formasi menunjukkan getaran yang sangat langka, namun tetap tak ada tanda collapse total. Sekeras apapun Tuosen menyerang, formasi itu tetap bertahan dengan terkunci mati, tak memperbolehkan siapapun melangkah setengah langkah!
Adegan-adegan Formasi Larangan Fengjie ini seketika mengguncang penjaga formasi Bintang Kuno Tai Gu, yang berkedip serempak mendekat. Namun tepat sebelum kedatangan mereka, serangan yang ditahan formasi ini telah memenuhi syarat kemunculan otomatis Arwah Formasi. Seketika itu juga, seberkas cahaya mulai terpusat dari dalam formasi.
Cahaya perak pucat ini bagai kilat, dalam sekejap mata telah mematerialisasi sebuah tombak panjang. Senjata ini memancarkan kilatan petir tak berujung di sekelilingnya, bergemuruh keras menyambar Tuosen.
Kecepatannya begitu dahsyat, bahkan meledak dengan gemuruh petir yang menggemparkan langit dan bumi. Dengan mengaum mengerikan, tombak itu mendekati Tuosen. Pada sekejap mata itu, Tuosen menoleh tajam. Tangan kanannya bergerak kilat terangkat, dan dengan sekali kibasan, kekuatan Dewa Kuno yang dahsyat menghantam keluar, bertabrakan dengan tombak itu.
Gemuruh! Tombak itu tiba-tiba collapse total. Namun secara tak terduga, dari reruntuhan itu kembali terpusat dengan aura yang lebih kuat dari sebelumnya, langsung ditusukkan ke lengan kanan Tuosen.
Saat tombak itu menghunjam, sambaran petir berotot meledak keluar. Berpusat di titik tusukan tombak, kilat menyebar dengan gila-gilaan ke tubuh raksasa Tuosen. Dalam perluasannya, gelegar petir bagai jaring listrik mengunci mati sang raksasa.
Tak lama, formasi pengunci di wilayah dalam kembali memusatkan cahaya. Cahaya biru itu segera bermaterialisasi menjadi pedang pendek biru, membawa energi pedang membara dan hawa Yin Han, menyambar Tuosen.
