Patung batu Wang Lin di lembah, dalam enam tahun telah berubah dari lelaki tua berkesan zaman menjadi pemuda. Hampir tak ada bedanya dengan rupa aslinya sebelum menjadi patung. Setiap kali Li Qianmei diam-diam memandang patung itu, seolah melihat Wang Lin berdiri di hadapannya.
“Kau berjanji akan memberikannya padaku……” Li Qianmei berbisik pelan, seolah berbicara pada diri sendiri maupun pada Wang Lin yang telah menjadi patung batu.
Adegan-adegan saat pertama kali mengenal Wang Lin terus terbayang dalam benak Li Qianmei selama enam tahun ini, semakin dalam tertanam. Namun terkadang ia bertanya pada diri sendiri, mengapa segalanya harus berakhir seperti ini.
Tak bisa ia pahami, namun siluet Wang Lin justru semakin dalam tertanam di hatinya...
Yang lebih sering ia renungkan adalah pemandangan saat memasuki meditasi - sepasang mata ikan di bawah permukaan air yang tak henti menatap burung beterbangan di langit.
Saat burung itu menukik, menggoyangkan bulunya, pandangan sekilasnya yang bertemu dengan tatapan ikan di kedalaman air - meski sesaat, telah menjadi penghuni abadi dalam ingatan Li Qianmei.
“Benarkah... ada kehidupan sebelumnya...” Li Qianmei menggigit bibir bawahnya, tanpa air mata lagi, membuka kerak darah di sepuluh jarinya, sekali lagi mengoleskan darah ke patung batu Wang Lin.
Waktu kembali mengalir perlahan tanpa terasa, sekejap mata, satu tahun lagi berlalu...
Dalam tahun ini, kecepatan patung batu Wang Lin menyerap darah semakin meningkat. Li Qianmei hanya punya setengah shichen sehari untuk beristirahat sebentar. Seluruh waktu sisanya harus ia habiskan untuk memandangi patung itu, mengoleskan kembali darah sebelum cairan tersebut sepenuhnya terserap.
Sekali, sekali lagi... Selama setahun ini, hampir setara dengan total enam tahun sebelumnya. Tubuh Li Qianmei semakin lemah... Tanpa cukup waktu untuk pulih, nyawanya perlahan menghilang di tengah konsumsi energi yang terus-menerus ini.
Pil-pil di ruang penyimpanannya selama tujuh tahun ini jumlahnya tinggal sedikit, semuanya telah ia makan, diubah menjadi energi Yuan dalam tubuhnya untuk mengalirkan tenaga kehidupan.
Namun penggunaan pil tak bisa menyaingi kecepatan penghilangan dirinya sepanjang hari. Bahkan jika ada lebih banyak pil, tetap tak berguna... Sebab Li Qianmei saat ini tak punya waktu untuk mencerna pil. Setiap hari, dia hanya punya setengah shichen...
Sekali ada celah dalam upaya tujuh tahun ini walau sekejap napas karena sebab pil, semua usahanya akan sia-sia...
Wajah Li Qianmei suram tanpa kilau spiritual. Hanya matanya yang masih memancarkan kegigihan. Dia tak memikirkan pantas atau tidak, hanya tahu bahwa ini harus dilakukan... Tanpa penyesalan...
Itu sudah cukup.
Setelah selesai mengoleskan, Li Qianmei mengambil satu butir pil dari kantong penyimpanannya, dengan cepat memasukkannya ke mulut, memanfaatkan setiap detik untuk mencerna. Setengah shichen kemudian, dia menghentikan penyerapan khasiat pil, membiarkan energi obat itu menghilang. Sedikit energi Yuan yang berhasil dikumpulkan dipusatkan kembali untuk mempertahankan nyawanya, merangsang tubuh memproduksi lebih banyak darah, lalu dia mulai mengoleskan lagi...
Satu bulan, dua bulan, tiga bulan... Seorang wanita dengan ketangguhan, kegigihan, dan tekad tanpa penyesalan bertahan selama delapan tahun...
Dia tidak mengalami kesepian ratusan tahun seperti Li Mawan dulu, tidak memiliki alunan kecapi yang sunyi. Tapi kegigihannya sama. Bahkan setelah delapan tahun berlalu, delapan tahun lagi akan menyusul, hingga ajal menjemputnya...
"Kau belum menjawab pertanyaan ketigaku. Aku belum mendengar jawabanmu untuk pertanyaan ketiga itu..."
Li Qianmei menggigit bibirnya, terus mengoleskan tanpa henti, seolah waktu telah membeku selamanya.
Setelah delapan tahun, bahkan waktu istirahat setengah shichen setiap hari pun tak lagi ia miliki. Tingkat penyerapan patung batu Wang Lin telah mencapai tingkat yang mengerikan. Hampir setiap kali dioleskan, darah segar itu langsung diserap habis. Li Qianmei tak punya sedikitpun waktu untuk ragu atau bermeditasi. Ia harus segera memulai proses pengolesan darah berikutnya.
Cara ini membuatnya semakin lunglai. Tanpa waktu istirahat atau bermeditasi, hanya mengandalkan tingkat kultivasi Sui Nie-nya yang terus menggerogoti nyawanya sendiri.
Seorang perempuan yang mampu melakukan semua ini, jika masih dipertanyakan apakah sepadan atau tidak - itu adalah sebuah penodaan...
Ia telah kehilangan kemampuan berpikir. Tak lagi merenungkan apapun. Hanya adegan-adegan pertemuannya dengan Wang Lin yang berubah menjadi kekuatan, menopangnya melewati tahun kedelapan.
Namun, yang paling mengerikan dibandingkan tahun kedelapan adalah tahun kesembilan. Kecepatan patung batu hasil transformasi Wang Lin dalam menyerap darah mencapai tingkat yang mengerikan. Bahkan seringkali sebelum sempat dioleskan secara utuh, area yang sudah diolesi di depan langsung menghilang.
Hal ini telah melebihi batas maksimal Li Qianmei. Meski menggunakan kedua tangannya, ia tak bisa mengejar kecepatan penghilangan itu. Melihat situasi ini, Li Qianmei menunjukkan kepadahan di wajahnya. Tanpa ragu-ragu, ia menggigit ujung lidahnya dan mulai menggunakan darah esensial jiwanya!
Darah esensial adalah hal yang sangat dahsyat pentingnya bagi seorang kultivator. Jumlahnya bisa menentukan segalanya bagi sang kultivator. Darah ini tidak berada dalam tubuh atau anggota gerak, melainkan tersimpan di ujung lidah dan area sekitar jantung.
Di sini, setetes darah ini setara dengan seluruh tubuh.
Darah esensial di ujung lidah, setelah dimuntahkan oleh Li Qianmei, dengan posisi duduk bersila dia membentuk mantra dengan kedua tangan, mengubah darah esensial menjadi kabut darah yang menyelimuti seluruh tubuh patung batu. Hanya dengan konsumsi energi yang begitu dahsyat, barulah bisa menyamai kecepatan penyerapan patung batu.
Namun setiap kali memuntahkan darah esensial, raut wajaknya semakin pucat. Seluruh tubuhnya kini terlihat seperti tulang terbungkus kulit. Kecantikan luar biasa yang dulu dimilikinya, seakan telah lenyap.
Tapi semua ini berubah lagi di paruh kedua tahun kesembilan. Kecepatan penyerapan patung batu Wang Lin kembali meningkat, bahkan darah esensial dari ujung lidah pun sudah tidak mencukupi!
Tubuh Li Qianmei dalam kondisi sangat lemah. Sorot matanya menunjukkan keputusasaan, namun dengan menggigit bibir erat-erat, tiba-tiba dia menggerakkan tangan kanannya. Sebilah pedang kecil perak muncul di genggamannya, lalu ditusukkannya dengan keras ke arah jantungnya sendiri!
Darah esensial tidak hanya berada di ujung lidah, tapi juga di dalam jantung! Sakit yang menusuk jantung membuat tubuh Li Qianmei gemetar, namun semua ini tidak menghentikannya. Hanya saja kondisi tubuhnya semakin melemah.
Dengan metode yang tak terbayangkan ini, Li Qianmei melewati tahun kesembilan dan menyambut tahun kesepuluh...
"Suara itu pernah berkata, jika metode ini bisa bertahan sepuluh tahun, ada kemungkinan ia akan bangkit. Kini tinggal satu tahun terakhir..." Sembilan tahun telah mengubah Li Qianmei secara drastis. Memasuki tahun kesepuluh, darah esensial dari ujung lidah dan jantung sudah tidak cukup untuk mengolesi patung batu.
Li Qianmei memilih Darah Dao Yuan Shen... Yang disebut Darah Dao Yuan Shen adalah seluruh esensi kultivasinya seumur hidup, pemahaman terhadap lapisan langit dan bumi yang telah melebur dengan Yuan Shen-nya, menjadi fondasi tingkat kultivasinya. Dengan memurnikan dan mengeluarkannya, berubah menjadi hawa yang bukan darah namun lebih berharga dari darah, mengandung seluruh nyawa Li Qianmei!
Pada tahun terakhir ini, Li Qianmei sempat ragu. Namun keraguan itu berubah menjadi senyuman merekah saat matanya menatap patung batu Wang Lin, persis seperti pertemuan pertama mereka dulu, senyuman yang sungguh memesona.
"Ada perempuan lain di hatimu, aku tak akan merebutnya atau memaksamu memilih. Untuknya, pasti selama ini kau menderita kepahitan... Bagaimana mungkin aku menekanmu...
Kau tak peduli padaku pun tak apa, dunia ini memang penuh hal yang tak terpahami dan tak bisa diubah... Kupikir, andai perempuan di hatimu itu datang selama sembilan tahun ini, dia pun akan melakukan hal serupa. Bahkan mungkin lebih baik dariku...
Bahkan Mu Bingmei sekalipun, andai dia mengetahui segalanya dan datang ke sini, kuyakin dia juga akan melakukannya... Aku tak bermimpi lebih, hanya memenuhi fragmen kenangan yang selalu muncul: di kehidupan lalu, kau burung beterbangan, aku ikan berenang... Selama ini, banyak sudah kupikirkan dan kupahami, mungkin ini ilusi, tapi banyak juga yang telah kusaksikan...
Aku melihatmu yang samar-samar berubah menjadi burung beterbangan, pernah dua kali mendarat di permukaan air tempatku berenang. Satu kali untuk minum, satu kali kau terluka dan jatuh ke air... Dengan segenap tenagaku, kusorong tubuhmu yang tenggelam itu ke tepian, agar kau bisa bernapas dan melanjutkan penerbanganmu..."
Li Qianmei dengan senyum penuh kesabaran memandang patung Wang Lin, lalu menutup kedua matanya. Pada sekejap mata saat kelopak matanya menutup, energi Yuan Shen dalam tubuhnya mulai mengalir deras. Pusaran muncul tiba-tiba di antara alisnya, semburat darah Dao secara perlahan menyelimuti seluruh tubuh Wang Lin.
Li Qianmei layaknya kelopak bunga yang layu, semakin cepat meranggas. Namun tahun kesepuluh ini terasa sangat panjang, bahkan lebih lama dari sembilan tahun sebelumnya. Pada bulan kesembilan tahun kesepuluh, Li Qianmei membuka matanya. Ia menatap patung itu dalam keheningan yang terasa abadi.
Perlahan-lahan berdiri, memandang langit, bagai melihat adegan-adegan kehidupan sebelumnya saat dirinya mendorong burung beterbangan ke tepian.
Dengan perlahan menggelengkan kepala, Li Qianmei melepaskan giok jade yang tergantung di lehernya. Di dalam giok ini tersimpan Jiwa-nya. Memandang patung batu itu, ia dengan lembut menggantungkan giok tersebut.
"Dengan segala yang kumiliki, tetap tak bisa membantumu melewati tiga bulan terakhir ini... Aku tak sanggup lagi... Hanya kuketahui, semua kultivator yang pergi ke medan perang Sekte Iblis dan diakui oleh sekte tersebut, akan mendapat Sesepuh Tertinggi yang melakukan teknik supernatural untuk mengambil Darah Jiwa penyimpanan. Sekali menemui ajal di medan perang, dengan Darah Jiwa ini, jiwa bisa dibentuk ulang untuk bereinkarnasi dan berkultivasi kembali... Dulu aku juga diakui Sekte Iblis dan meninggalkan Darah Jiwa. Kini akan kuambil darah jiwa itu, mungkin bisa membantumu melewati tiga bulan ini..." Li Qianmei memandang patung Wang Lin, lama sekali sebelum menarik kembali pandangannya.
Di sekeliling lembah ini, Li Qianmei mengeluarkan sembilan Pedang Terbang dari ruang penyimpanannya, menancapkannya di empat penjuru membentuk formasi pedang. Formasi pedang ini merupakan senjata terkuat dalam koleksi hartanya, yang pernah membantunya membantai tak terhitung binatang buas di medan perang!
Setelah meninggalkan formasi pedang sebagai penjaga, Li Qianmei menggigit bibirnya. Dengan tubuh yang lemah, ia menelan pil dan melesat keluar. Untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun, ia meninggalkan lembah dan benua liar ini, menyambar menuju domain bintang sembilan kelas Sekte Iblis!
"Waktuku tidak banyak. Giok Jade Jiwa ini hanya bisa bertahan sekitar sebulan. Dalam satu bulan ini, aku harus mengambil kembali Darah Jiwa itu... Hanya saja... Darah Jiwa itu tidak mudah untuk diambil..."
Li Qianmei berubah menjadi cahaya panjang menghilang di angkasa. Patung batu Wang Lin tidak bisa dibawanya, karena sejak tiga tahun lalu patung itu seolah telah menyatu menjadi satu entitas dengan benua liar ini.
Kepergian Li Qianmei kali ini... tidak pernah kembali lagi...
Tiga bulan terakhir ini berlalu perlahan-lahan. Di lembah itu tak lagi ada siluet perempuan itu yang menemani. Seolah karena kepergiannya, lembah itu pun menjadi sunyi. Raungan binatang buas di benua itu semakin keras dan sering, perlahan mendekati lembah.
Namun di bawah formasi pedang yang terdiri dari sembilan Pedang Terbang, semua binatang buas yang mencoba masuk ke area lembah menjerit kesakitan sebelum mati. Lambat laun, binatang-binatang itu mengundurkan diri dan tak berani mendekat lagi.
Satu hari, dua hari, tiga hari... Dalam sekejap mata, sepuluh hari telah berlalu.
Giok Jade yang ditinggalkan Li Qianmei tergantung di Leher patung batu Wang Lin, memancarkan sinar kelembutan. Seolah Li Qianmei tak pernah pergi, terus membasahi patung batu Wang Lin.
Membawa kehangatannya, sepuluh tahun usapan tangannya, serta hati yang tulus, berubah menjadi kekuatan yang menyertai patung batu Wang Lin...
Hari kesebelas, hari kedua belas... hingga hari kedua puluh.
Li Qianmei, masih belum kembali... Dia seakan menghilang di antara langit dan bumi, tanpa kabar sama sekali. Seolah-olah di lembah ini, tak pernah ada perempuan itu muncul. Hanya formasi pedang dan Giok Jade yang menjadi saksi segala kejadian masa lalu.
Lembah itu sunyi senyap, hanya patung batu yang memancarkan kilau kristal, samar-samar menerangi sekeliling. Cahayanya berpadu dengan pantulan Giok Jade di atasnya, namun sinar Giok Jade itu kian memudar bagai lilin diterpa angin, seolah sebentar lagi akan padam.
Waktu berlalu perlahan. Di hari kedua puluh tujuh setelah kepergian Li Qianmei, dari angkasa benua liar yang jarang dikunjungi kultivator, seorang Lansia berjubah putih datang melangkah.
Wajah Lansia itu muram, di tangannya menggenggam kepingan giok. Dalam perjalanannya, dia sesekali membuktikan arah, semakin mendekati benua liar ini.
Sehari kemudian, dari balik kabut di depan Lansia, benua liar tempat Wang Lin berada terbuka dengan jelas!
Lansia itu mendengus keras, melangkah maju seolah seluruh tubuhnya menghilang dalam sekejap mata. Ketika muncul kembali, ia sudah menginjak daratan. Begitu mendarat, ia langsung menyebarkan persepsi spiritualnya, melepaskan aura Sui Nie kesempurnaan yang menyapu seluruh benua liar.
Dalam sekejap mata, lokasi lembah yang dicarinya pun terdeteksi!
