"Binatang Buas Fen Manusia Tingkat Tiga Belas!" Wang Lin berdiri di lautan darah, mata berkilat memandang perempuan berjubah hitam dengan bayangan kalajengking di belakangnya. Sekilas ia tahu perempuan ini bukan kultivator, melainkan makhluk yang telah mencapai tingkat kultivasi tertentu hingga bisa bertransformasi menjadi manusia.
Bayangan cambukan yang menghancurkan cahaya biru di sekitar tubuh Li Qianmei, persis disebabkan oleh kalajengking sembilan ekor di belakang perempuan berjubah hitam ini. Tanpa kalajengking itu, Li Qianmei pasti tidak akan terluka parah, bahkan mungkin bisa bertahan hingga kedatangan Wang Lin.
Saat melihat perempuan berjubah hitam dan bayangan kalajengking itu, sorot mata Wang Lin langsung menunjukkan niat membunuh. Sekilas ia tahu, meski makhluk ini telah berubah wujud manusia, tingkat kultivasinya hanya setara dengan kultivator di tahap kemerosotan kedua Surga-Manusia! Ia sama sekali tidak menjawab pertanyaan lawannya, tubuhnya limbung seketika berubah menjadi bayangan samar di laut darah ini, langsung melangkah mendekati perempuan itu.
Begitu tubuhnya bergerak, pedang darah menyapu horizontal. Dalam sekejap mata telah berada di sampingnya, digenggam erat oleh tangan kirinya lalu diayunkan dengan dahsyat ke depan!
Perempuan berjubah hitam itu raut wajanya berubah, dia sebelumnya sudah terluka oleh pedang darah ini. Saat ini tubuhnya segera mundur, kedua tangannya mengibas ke kedua sisi. Tiba-tiba bayangan kalajengking raksasa di belakangnya bergetar keras, mengaum menggemparkan langit. Sembilan ekor kalajengking itu serentak diayunkan, bagai sembilan cambukan yang menyambar ke arah Wang Lin.
Wang Lin dengan ekspresi mengerikan, tubuhnya tanpa sedikitpun jeda. Saat melangkah, pedang darahnya menyapu sekilas, berubah menjadi cahaya pedang berwarna darah. Dari dalam cahaya pedang itu terdengar lengkingan menusuk telinga yang bergelombang, menyambar ke arah bayangan sembilan ekor cambuk.
Gemuruh keras tiba-tiba bergema. Cahaya pedang berwarna darah berpencar, menggulung lautan darah di tempat ini. Membuat lautan darah membara ke langit, berubah menjadi pusaran berwarna darah yang menyapu dahsyat. Di bawah suara keras yang bergema, tiga bayangan cambuk collapse total dengan gemuruh.
Bahkan cahaya merah berkilat, pedang darah yang tak tertandingi, berkelap-kelip lalu langsung memutuskan empat bayangan cambuk! Sisanya dua buah yang tersisa, di saat mendekati Wang Lin, dihempaskan oleh lengan kiri Wang Lin yang menggerakkan energi Yuan langit dan bumi, serta mengalirkan kekuatan Dewa Kuno dalam tubuhnya, berubah menjadi angin dahsyat yang mengguncang kosmos, bertabrakan dengan dua bayangan cambuk itu.
Gemuruh dahsyat bergema, dua bayangan cambuk itu hancur berantakan!
Setelah membuka segel, mencerna buah jalan suci, tingkat kultivasinya melangkah ke Shattering Nirvana, menjadi kultivator kemampuan supernatural besar tahap menengah Shattering Nirvana, Wang Lin bahkan menyerap hawa Dewa Kuno dari Sekte Wu Ji, memulihkan Bintang Dewa Kuno-nya, menjadi Dewa Kuno enam bintang sejati, bahkan bintang ketujuh pun sudah mulai terbentuk.
Ditambah dengan pedang darah iblis yang disempurnakan dengan darah segar Dewa Kuno, kekuatan tempur yang bisa dikeluarkan Wang Lin saat ini bahkan melebihi saat pertempurannya melawan Shui Daozi dulu!
Terutama lima inti yang terkandung dalam tubuhnya telah bangkit dari tidur, meskipun kekuatan inti yang dipancarkan masih lemah, namun tanpa henti semakin kuat. Bisa dikata, Wang Lin saat ini berada di puncak kekuatan setelah dua ribu tahun kultivasi!
Dapat dikatakan, Wang Lin yang sekarang baru benar-benar melangkah ke barisan ahli sejati. Baik di dalam maupun luar dunia, ia cukup untuk menjadi penguasa wilayah!
"Binatang buas kelas tiga belas sekadar yang bisa berubah wujud, apa kualifikasimu menghalangiku? Berani menanyakan namaku?!" Jubah Wang Lin merah darah menyala, bahkan rambutnya seolah tercelup darah. Langkahnya bagai meteor merah darah menyambar perempuan berjubah hitam itu!
Perempuan itu wajak semakin pucat, sorot matanya menunjukkan keterkejutan. Awalnya ia mengira pedang darah yang melukainya adalah ancaman terbesar, namun kini menyadari: meski tingkat kultivasi pria dihadapannya tak tinggi, entah mengapa ia memiliki kekuatan yang bisa membunuhnya!
Memandang Wang Lin mendekat bagai meteor, perempuan itu segera mundur. Kedua tangannya membentuk mantra, tangan kanannya diangkat dan digerakkan—seketika muncul cambuk hitam pekat di genggamannya. Bukan bayangan, melainkan benda nyata yang dipenuhi duri-duri mengerikan. Di ujung cambuk itu, terdapat kait melengkung bagai arit hitam.
Ini bukan sekadar cambuk, melainkan seluruh ekor kalajengking! Perempuan berjubah hitam itu mencengkeram cambuk ekor kalajengking dengan tangan kanan. Seketika diayunkan, suara pecah angkasa menggema disertai ledakan "bum bum", meninggalkan bayangan samar yang seolah mampu membelah langit-bumi. Saat Wang Lin tiba, cambuk itu menghunjam dari atas bagai meteorit.
Wang Lin tertawa dingin sambil menggerakkan tangan kirinya ke depan. Pedang darah itu bersorak gembira, berubah menjadi cahaya merah yang menyambar ke depan, menghantam cambukan. Bersamaan itu, tangan kiri Wang Lin terangkat dan menekan ke depan. Seketika energi Yuan langit dan bumi berkumpul dengan gila-gilaan. Pandangannya tajam bagai jarum, terfokus pada lima jari tangan kirinya satu per satu. Menggantikan tangan kanan yang sibuk memeluk Li Qianmei, ia mengaktifkan teknik rahasia yang dipelajari dari Lu Fuzi.
Energi Yuan langit dan bumi bergulung-gulung datang. Dalam sekejap napas, tangan kiri Wang Lin telah menyimpan energi kehancuran yang tak terkira. Kekuatan Dewa Kuno menyelimuti sekelilingnya. Dengan gerakan menepuk ke arah perempuan berjubah hitam di angkasa, teknik gaib di tangan kirinya langsung melesat keluar disertai gemuruh dahsyat.
Di tengah riuh gemuruh dahsyat, cap tangan yang dilepaskan Wang Lin berubah menjadi sinar menyilaukan. Cahaya itu menerangi wilayah puluhan ribu li di sekitarnya, bagai matahari jatuh yang menghujam ke arah perempuan berjubah hitam.
Perempuan itu menunjukkan raut wajah ketakutan, dengan jeritan melengking ia mengabaikan bayangan cambuk ekor kalajengking, menggigit ujung lidah hingga memuntahkan darah segar. Darah yang keluar segera hancur membentuk kabut darah yang membungkus seluruh tubuhnya, membawanya mundur dengan gila-gilaan.
Dalam proses mundur, tubuhnya merangkak, jubahnya tercabik-cabik memperlihatkan kulit putih salju. Sejumlah duri mengerikan dengan kait terbalik muncul menyeramkan dari dalam tubuhnya, seolah di dalam raganya terkandung seekor kalajengking raksasa.
Di momen mundur ini, kalajengking itu menghancurkan tubuhnya dan menerobos keluar! Tepat saat muncul, cap tangan menyusul hingga mencap kabut darah, menghasilkan deru dahsyat dan jeritan menyayat hati.
Bersamaan dengan itu, pedang darah menyapu sekilas. Cambuk ekor kalajengking sama sekali tak mampu menghalangi, terkalahkan oleh tebasan pedang yang memutusnya seketika dan meledak!
Pertempuran melawan perempuan berjubah hitam ini, Wang Lin benar-benar berada dalam posisi mengalahkan segalanya. Perempuan itu sama sekali tidak memiliki daya lawan, seolah di hadapan Wang Lin yang bisa dilakukannya hanyalah mundur, mundur, mundur!
"Aku adalah bawah komando Kaisarina Yi Yue zaman purba! Berani membunuhku, Kaisarina pasti akan membantai seluruh keluargamu!!!" Teriakan melengking itu terus berdatangan dari kabut darah yang melesat mundur, namun sama sekali tidak membuat Wang Lin mundur setapak pun, malah semakin cepat mengejarnya.
"Membunuh seluruh keluargaku? Keluargaku sudah tiada, tinggal aku sendiri! Kau melukai perempuan ini, aku akan mengambil nyawamu dan menyulingmu menjadi Magic Treasure untuk menanggung penderitaan tak berujung!" Suara Wang Lin membekukan, tubuhnya sekejap menyusul. Tangan kirinya terangkat dan sekali lagi menepuk dengan keras.
Gemuruh terdengar tiba-tiba, namun saat tangan kiri Wang Lin menepuk, pandangannya mengeras. Tubuhnya terhenti sejenak, mundur beberapa langkah. Saat tubuhnya mundur, kabut darah runtuh. Gelombang kejut menyapu, aura iblis menggemparkan langit. Namun di dalam kabut darah, perempuan berjubah hitam telah lenyap.
Seekor kalajengking hitam raksasa muncul tiba-tiba. Awalnya hanya sepanjang beberapa zhang, namun dalam sekejap mata, ukurannya meningkat secara gila-gilaan. Semakin besar, semakin besar! Sekejap mata kemudian, mencapai panjang sepuluh ribu zhang!
Bayangan samar kalajengking di belakangnya bertumpuk dengan wujud aslinya. Bagai Jiwa Yuan Shen kultivator yang kembali ke posisinya. Saat tumpukan sempurna terbentuk, angin anyir menyapu wajah.
Di bagian kepala kalajengking, daging dan darah bergerak-gerak membentuk wajah manusia - persis perempuan berjubah hitam itu. Dengan pandangan penuh dendam, ia menatap tajam Wang Lin sambil melengking keras.
Di belakangnya, sembilan ekor kalajengking substansial mengibas-ngibas dengan gemuruh yang mengguncang langit, mengaduk-aduk kehampaan hingga seakan akan collapse total. Dengan lengkingan dan kebencian mendalam, kalajengking raksasa ini menyambar ke arah Wang Lin. Selain sembilan ekor yang mencambuk, dua capit raksasa juga menyergap ke arahnya.
Di hadapan kalajengking raksasa itu, Wang Lin bagai semut kecil yang tak berarti. Namun ekspresinya tetap tenang. Dengan dengusan dingin, tangan kirinya menepuk Antara Alis—Bintik Bintang Dewa Kuno langsung materialisasi dan berputar liar.
Bersamaan putarannya, kekuatan Dewa Kuno bergemuruh keluar, menerjang masuk ke seluruh tubuh Wang Lin. Tulang-tulangnya memanjang tak henti, daging dan darah mengembang! Tubuhnya meledak membesar—10 zhang, 100 zhang, dalam sekejap napas mencapai hampir 1.000 zhang!
Kulit kasar, tekanan aura yang menggemparkan langit dan bumi, serta hawa zaman yang terpancar—pada detik ini, Dewa Kuno telah muncul di antara langit dan bumi!
“Dewa Kuno!!!” Melihat bintik bintang di antara alis Wang Lin, sorot mata perempuan berjubah hitam itu menunjukkan kengerian yang tak terbayangkan.
Mata Wang Lin seolah-olah mengandung angkasa, memancarkan kilauan berkilau. Li Qianmei digenggamnya di telapak tangan, tubuh raksasanya melangkah kasar ke depan, tangan kiri menggenggam kepalan lalu menghantam ke depan dengan gemuruh.
Dentuman bergemuruh mengguncang kalajengking raksasa, tubuhnya seolah terpental ke samping. Terutama capitnya yang bertabrakan dengan lengan kiri Wang Lin, mengeluarkan dentuman keras disertai retakan!
Rasa sakit luar biasa itu membuat wajah manusia di tubuh kalajengking menampakkan ekspresi kesakitan.
Wang Lin tak berhenti, langsung menerjang dan dalam sekejap sudah mengejar kalajengking raksasa. Tubuhnya limbung, langsung menginjak punggung kalajengking lalu tangan kirinya menghantam ke bawah dengan gila-gilaan.
Gemuruh dahsyat!
Kalajengking itu menjerit melengking, dua capitnya hancur berantakan dengan gemuruh, diselimuti darah segar. Pada sekejap mata saat sembilan ekor kalajengking menyambar, tangan kiri Wang Lin mencengkeram dengan keras dua di antaranya. Tubuhnya melangkah turun, seluruh badan melompat tinggi. Ekor kalajengking yang dicengkeram mati-matian itu, mengikuti lompatannya, di bawah kekuatan dahsyat Dewa Kuno sama sekali tak bisa melepaskan diri, terangkat dengan kasar!
Wang Lin membenci binatang buas kalajengking ini sampai ke tulang sumsum. Di momen ini, dengan tarikan kasar, langsung diayunkan dan dihantamkan ke depan dengan gemuruh! Gema ledakan bergemuruh, tubuh kalajengking yang terlalu besar ini, setelah dicengkeram Wang Lin, langsung menghantam kawanan binatang buas yang sedang mengamati dari kejauhan, segera menewaskan banyak binatang buas.
Namun semua ini belum berakhir, Wang Lin justru menggenggam ekor kalajengking raksasa itu dengan erat, menarik tubuhnya sambil melesat ke depan. Sepanjang perjalanan, ia terus-menerus mengayunkan dan menghantamkan tubuh monster itu, berhasil menghancurkan kepungan tak berujung binatang buas.
Sorotan mata para binatang buas yang memandang Wang Lin dipenuhi ketakutan tak terkira, seolah menyaksikan binatang buas tingkat tiga belas. Namun kecepatan mundur mereka tak mampu menyaingi Wang Lin, terlebih dengan kalajengking raksasa yang terus diayun-ayunkannya. Deru dahsyat menggema sepanjang jalur pelariannya, menjadikan kalajengking itu senjata hidup yang semakin melemah di bawah hantaman bertubi-tubi, bahkan jerit kesakitan pun kian redup.
Kawanan Nyamuk Gaib yang mengitari Wang Lin tiba-tiba berdengung keras, terutama Sang Raja Nyamuk yang menatap tajam kalajengking itu sambil menunjukkan hasrat membara.
