“Kau lukai dia, harus membayar mahal!” Suara Wang Lin membekukan udara. Dengan tangan masih mencengkeram kalajengking, ia menghantamkannya sekali lagi. Gemuruh! Dua ekor kalajengking yang dicengkeramnya terkoyak. Tubuh raksasa makhluk itu jatuh terhempas dalam kehampaan. Seluruh tubuhnya retak-retak, diselimuti darah segar yang mengalir deras.
Di saat tubuh kalajengking menghunjam, Sang Raja Nyamuk melengking keras. Dengan kegilaan ia menerjang, mulut tabung raksasanya menusuk brutal ke celah-celah tubuh mangsa. Saat menyedot energi dengan kasar, pancaran kegembiraan terpancar dari rautnya.
Menyusul sang pemimpin, 5000 Nyamuk Gaib yang tersisa langsung menyerbu. Mereka mengitari kalajengking bagai awan hitam. Ratusan mulut penghisap tajam menancap, mulai menyerap energi dengan lahap.
Jerit kesakitan kalajengking kembali melengking pilu, bagai perjuangan terakhir dalam hidupnya. Namun perlawanan lemah itu tak mampu menghentikan kekuatan 5000 mulut penghisap yang bekerja serempak.
Adegan ini, bahkan Wang Lin yang melihatnya pun bulu kuduknya merinding.
Hanya dalam beberapa sekejap napas, tubuh kalajengking itu mulai layu dengan cepat. Darah di seluruh tubuhnya habis tak bersisa, bahkan pemahamannya tentang Jalan Langit pun tercerai-berai, diserap habis oleh Nyamuk Gaib.
Sang Raja Nyamuk melengking, menunjukkan warna kegembiraan liar. Tubuhnya gemetar saat tingkat kultivasinya meledak drastis. Tak hanya dia, 5.000 Nyamuk Gaib sisanya juga melengking penuh kegembiraan!
Mereka telah mencicipi darah binatang buas, menyerap esensi di dalamnya. Diri mereka mengembang dengan gila-gilaan. Kini mereka berpencar dengan kasar, mengejar binatang buas yang tercerai-berai di sekeliling. Begitu menyusul, mereka sering menyerang dalam kelompok besar bagaikan setengah gila, terus-menerus menyedot darah tanpa henti.
Wang Lin menarik kembali pandangannya dari Nyamuk Gaib, melangkah mendekati mayat kalajengking raksasa. Dengan gerakan tangan kiri, ia langsung merobek tujuh ekor kalajengking yang tersisa. Sembilan ekor kalajengking terkumpul, dari mulutnya menyembur energi murni yang berubah menjadi Semburan Api Biru yang tiba-tiba menyala.
Saat api membakar, dalam sorot mata Wang Lin terlihat aliran-aliran Larangan berkedip, terus-menerus menghunjam. Dalam sekejap, sembilan ekor itu melebur menjadi satu, lalu dimasukkan ke dalam celah penyimpanan.
Tangan kirinya menggenggam kepalan, menghantam langsung kepala kalajengking. Kepala itu meledak, memperlihatkan satu butir pil hitam sebesar kepalan tangan! Di dalam pil hitam itu, wajah perempuan berjubah hitam berkedip-kedip dengan ekspresi ketakutan.
Binatang buas tingkat tiga belas yang mampu berubah menjadi wujud manusia ibarat memiliki dua nyawa. Bahkan jika tubuh binatangnya hancur berantakan, Jiwa Yuan Shen akan tetap terpusat di dalam tubuh.
Dalam ketakutan perempuan di dalam Pil Hitam itu, Wang Lin meremas pil tersebut, sorot mata dinginnya memancar. Shen Shi-nya langsung berpencar dengan gemuruh, menyambar dan menutupi Pil Hitam, menghancurkan segala rintangan, menyusup ke dalam Jiwa Yuan Shen perempuan berjubah hitam itu, lalu memulai pencarian.
Perlahan-lahan, Wang Lin menyaksikan seluruh kehidupan kalajengking buas kelas tiga belas yang bisa berubah wujud manusia ini. Ia melihat puluhan tahun silam, makhluk ini awalnya hanya kelas tujuh, namun secara tak sengaja ditemukan seorang perempuan. Perempuan itu menunjuk kalajengking dengan tangan kanannya, meninggalkan jejak spiritual, dan mengucapkan satu kalimat.
"Binatang kecil yang penuh kearifan, kuberi nama Darah Ungu. Jadilah salah satu jenderal hewan di bawah komandoku, untuk memulihkan lukaku dan menjadi perlindungan."
Siluet perempuan itu samar, tak jelas bentuknya. Dalam ingatan kalajengking, ia menyimpan rasa segan yang mendalam terhadap perempuan tersebut.
Saat ingatan itu berlalu, di tengah pencarian yang tak henti, mata Wang Lin berkilauan. Ia kini tahu di dalam celah dimensi ini terdapat sembilan belas ekor binatang buas yang bisa berubah wujud manusia.
Dia mengetahui bahwa celah ini sangat luas, tak bertepi. Bahkan para binatang buas ini pun sama sekali tidak mengetahui di mana ujungnya. Mereka hanya tahu bahwa di kedalaman yang lebih jauh, sepertinya masih ada binatang buas yang lebih kuat. Mereka jarang berani melangkah keluar, tetapi setiap kali melakukannya, akan menciptakan gelombang raksasa yang menggemparkan!
Sedangkan mengenai asal-usul celah ini, bahkan perempuan berjubah hitam ini pun tidak mengetahuinya. Ia hanya tahu bahwa sejak hari kelahirannya, celah ini sudah ada di sini...
Dia bahkan mengetahui bahwa di kedalaman celah, terdapat wilayah jerat larangan. Perempuan yang ditakuti kalajengking itu sedang memulihkan luka di sana, dan waktu yang telah berlalu terlalu lama.
Wang Lin menarik kembali Shen Shi-nya dan diam. Ia menyadari bahwa tempat yang dituju oleh celah ini mungkin bukan seperti yang ditebak Sekte Iblis sebagai luar dunia, melainkan sebuah tempat misterius.
Entah mengapa, saat Wang Lin menarik kembali shen shi-nya dari pil hitam itu, setelah menyelami ingatan kalajengking itu, tanpa sadar terbayanglah celah besar tempat Sang Raja Nyamuk berjuang keluar dari kedalaman dunia dewa angin yang pernah ia saksikan dulu. Dunia di dalam celah itu dipenuhi kabut chaos, samar-samar terlihat tak terhitung jumlahnya Nyamuk Gaib.
"Apakah ada hubungan antara kedua tempat ini..." Wang Lin merenung sebentar, lalu mengabaikan hal ini. Ia berbalik dan melesat pergi menuju pintu keluar celah tempat ia pertama kali memasuki wilayah ini.
Karena ketidakpastian apakah tempat ini menuju luar dunia, Wang Lin tak mau membuang waktu. Ia harus secepat mungkin kembali ke Sekte Iblis, menuju Formasi Pertahanan Fengjie, mencari cara menghancurkan formasi itu untuk menerjang keluar dan menemukan Lanmeng Daozun!
Di dunia celah ini, awalnya binatang buas yang mengepung Wang Lin. Namun kini, dalam perjalanannya, justru Wang Lin yang memburu satu per satu binatang buas. Di tengah rentetan pembantaian ini, ia semakin cepat melesat menuju pintu keluar celah!
Di sisi Li Qianmei, kemampuan supernatural waktu Wang Lin tidak berhenti sekejap napas, terus-menerus dilakukan dalam tubuhnya untuk mencegah kepunahan nyawa.
Waktu berlalu perlahan, di bawah laju cepat Wang Lin, satu per satu binatang buas dimusnahkan oleh Nyamuk Gaib, pedang darah itu pun mengitari sekeliling, begitu mendeteksi binatang buas, langsung menerjang.
Adapun naga Jiuyou yang sebelumnya ditaklukkan, kini sudah kabur entah ke mana, tak terlihat bayangannya.
Perlahan-lahan, Wang Lin mengikuti arah yang ditandai koridor dalam kepingan giok, semakin mendekati pintu keluar. Kecemasan muncul di hatinya, kemampuan supernatural waktu hanya bisa memperlambat kepunahan nyawa Li Qianmei, namun tak bisa menghentikannya. Semakin lambat pergerakannya, semakin kecil peluang Li Qianmei bertahan hidup.
Hanya saja Formasi Pertahanan Fengjie yang pernah dilihat Wang Lin sebelumnya, nyaris tak mungkin dihancurkan!
"Di dalam celah ini tribulasi langit belum turun, tapi aku bisa merasakan, begitu keluar dari sini, tribulasi itu akan segera datang. Mungkin... dengan kekuatan tribulasi langit, aku bisa menghancurkan Formasi Pertahanan Fengjie itu!" Kilatan sinar tajam muncul di mata Wang Lin, kecepatannya semakin meningkat.
Namun tepat saat ia telah melewati sebagian besar perjalanan, tinggal sedikit lagi akan mencapai pintu keluar dalam sekejap mata, suara lembut yang bergema di dunia celah ini mulai melayang perlahan.
"Membunuh jenderal hewan peliharaanku, lalu pergi terburu-buru begini... Harusnya kau memberiku penjelasan..."
Suara itu terdengar tenang, tapi kemunculannya terlalu mendadak. Bahkan Wang Lin yang sebelumnya tidak merasakan sedikitpun, langsung menghentikan langkahnya dan berbalik begitu suara itu sampai di telinganya.
Di belakangnya, tanpa diketahui sejak kapan telah berdiri seorang perempuan berbusana merah. Rupanya yang memesona itu memandang Wang Lin dengan tenang. Di dalam sorot matanya terkandung bintang-bintang yang bagai berubah menjadi pusaran tak kasat mata, mampu memusatkan seluruh perhatian yang tertuju padanya.
"Jawaban apa yang kau mau!" Raut wajah Wang Lin tetap tenang, namun pupil matanya menyempit. Tangan kirinya mencengkeram angkasa, tiba-tiba cahaya merah membara memenuhi langit, pedang darah termaterialisasi.
Pandangan perempuan itu mendarat di pedang darah, sorot matanya memancarkan kilau aneh. Dengan lembut ia berujar: "Aku mengenal pedang ini. Pernah melukai Sang Kaisar Dewa... Kau Dewa Kuno wangsa kerajaan, tentu bisa memanfaatkan kekuatan pedang ini."
Wang Lin menatap tajam perempuan itu, hatinya waspada. Meski aura perempuan itu tak terasa kuat, namun ia mendapat pencerahan: ini bukan tubuh asli, melainkan tubuh kedua!
"Jangan tegang. Tubuh asliku sedang memulihkan luka. Tubuh kedua ini meski memiliki tingkat kultivasi Kemerosotan Langit-Manusia, belum tentu bisa menahanmu. Lagipula aku tak ingin bermusuhan." Perempuan itu membelai helai rambutnya, berbisik lembut.
Wang Lin tetap membisu, ekspresinya tak menyiratkan sedikitpun pikiran. Namun genggaman tangan kirinya pada pedang darah semakin erat.
“Aku adalah salah satu selir Sang Kaisar Dewa zaman purba, bernama Yi Yue. Perempuan di sampingmu nyawanya hampir punah, tapi dari rautmu sepertinya ada cara untuk membangkitkannya kembali. Aku tak bisa menahanmu, tapi bisa mencegahmu pergi hingga nyawanya benar-benar menghilang...” Perempuan itu menatap Wang Lin, berkata perlahan.
Wang Lin tetap tenang, tak tergoyahkan. Dari ketenangannya terpancar keteguhan, ia berucap perlahan: “Jika dia mati, aku takkan meninggalkan tempat ini. Sebaliknya, akan kubantai tempatmu yang terjerat larangan untuk memulihkan luka!
Kau boleh mencoba!”
Sorot mata perempuan itu menunjukkan apresiasi, ia tertawa lembut: “Hal ini memang mungkin. Bagaimana kalau aku mengantarmu pergi dari sini agar kau punya waktu membangkitkannya? Cukup dengan satu janjimu.”
“Janji apa?” Wang Lin mengerutkan kening.
“Setelah kamu menghidupkan kembali perempuan ini, datanglah ke celah ini sekali lagi untuk membantuku memulihkan luka... Aku tak akan menyuruhmu bekerja sia-sia. Meski tak tahu seluruhnya tentang kedalaman celah ini, tapi aku tahu ada altar Dewa Kuno di sana. Bantu aku pulih, dan aku akan membawamu ke altar itu. Pasti kamu tahu apa itu altar Dewa Kuno. Selain itu, aku akan membuat sumpah dao aliansi denganmu agar kita tidak saling bermusuhan!” Perempuan itu menatap Wang Lin, berkata lembut.
Wang Lin diam. Ia tak tahu apa itu altar Dewa Kuno, namun dari ekspresi perempuan itu, sepertinya yakin dirinya akan tertarik.
“Mengapa memilihku!”
“Karena kau adalah Dewa Kuno wangsa kerajaan!
Karena kau bisa mengendalikan pedang darah yang pernah melukai Sang Kaisar Dewa di masa lalu!
Karena ada hawa orang yang kukenal di tubuhmu, pasti kau sudah mendapatkan pengakuannya!
Karena dalam tubuhmu terkandung lima inti! Begitu lima inti ini mencapai kesempurnaan besar, kau bahkan bisa bertarung melawan Sang Kaisar Dewa!”
"Inilah alasan saya memilih bersekutu denganmu! Dalam persekutuan kita, saya juga bisa memberimu keuntungan yang setara..." Perempuan itu menatap Wang Lin, mengucapkan kata-kata tersebut.
Ekspresi Wang Lin tetap tenang, tak terlihat sedikitpun gejolak dalam pikirannya.
Perempuan itu tersenyum tipis, tangan kanannya mengayun. Seketika sinar putih berkilauan muncul dan melayang ke arah Wang Lin.
"Dengan giok jade ini, kau bisa datang ke celah dimensi ini dari mana saja. Juga bisa langsung terteleportasi ke pintu keluar dalam sekejap. Saya menantimu." Setelah berkata demikian, perempuan itu berbalik pergi. Seolah kedatangannya hanya untuk menyerahkan giok jade tersebut.
Memegang giok jade itu, Wang Lin memandang ke arah perempuan yang telah pergi. Keningnya kembali berkerut.
"Apa sebenarnya tujuan orang ini? Altar Dewa Kuno itu, makhluk seperti apa yang menghuninya..."
Dalam kesenyapan, Shen Shi Wang Lin menyapu sekilas giok jade di tangannya. Di dalamnya sederhana, hanya ada sebuah formasi teleportasi. Namun strukturalnya sangat rumit. Berdasarkan pemahamannya terhadap sistem Larangan, tak ada bahaya tersembunyi di dalamnya.
Merenung sejenak, ia memisahkan sebagian pikiran spiritualnya masuk ke dalam formasi Giok Jade. Kilatan cahaya menyala, bagian pikiran spiritual itu pun menghilang dan muncul di mulut celah.
Memastikan tidak ada bahaya, Wang Lin menekan keraguannya terhadap perempuan itu. Tubuhnya lenyap dalam kilauan cahaya Giok Jade.
Di saat Wang Lin pergi, di dalam dunia celah yang gelap gulita, terdapat sebuah kristal merah berbentuk segi enam berukuran sekitar sepuluh zhang. Di dalamnya, duduk bersila seorang perempuan.
Bulu mata perempuan itu bergetar. Perlahan ia membuka mata, pandangannya menembus kristal menatap kehamparan kosong, seolah merenungkan sesuatu.
