Di domain bintang tempat Suku Blue Silk berada, sebagian besar planet kultivasi memiliki musim hujan yang panjang. Hujan yang turun tak henti-hentinya bagai aliran kecil yang tenang, terkadang bahkan sebesar kacang, menghujam dari langit hingga membasahi bumi.
Musim hujan seperti ini biasanya berlangsung selama setengah tahun sebelum berakhir. Setelahnya, masing-masing planet kultivasi akan menyambut musim yang berbeda. Di planet tempat Wang Lin berkultivasi, musim dingin tiba setelah tujuh bulan musim hujan.
Musim dingin pasca-musim hujan ini sangat menggigit. Bumi yang masih basah seketika membeku oleh serpihan salju dan hawa dingin. Saat melangkah, seseorang bisa merasakan dengan jelas gelombang hawa dingin yang merambat dari dalam tanah, menerobos masuk ke dalam tubuh melalui kedua kaki. Bahkan aliran darah pun seolah melambat karena beku.
Bagi orang biasa, musim seperti ini sangat menakutkan. Namun penduduk non-kultivator di planet kultivasi Suku Blue Silk telah terbiasa dengan iklim ini, terlebih dengan bantuan kultivator Blue Silk. Tahun demi tahun berlalu tanpa kesulitan berarti.
Bahkan beberapa tanaman pangan justru tumbuh subur di musim dingin seperti ini. Semakin dingin cuaca, hasil panen akan semakin melimpah.
Salju beterbangan, es membekukan 1.000 li, menyelimuti langit dan bumi dalam keindahan. Gunung tempat Wang Lin bermeditasi kini berubah putih bagai gunung salju.
Hanya beberapa batu gunung hitam yang menyembul dari balik selimut salju, membentuk hiasan yang menceritakan warna asli dan ingatan gunung ini, menanti berlalunya musim dingin.
Di puncak gunung, lapisan salju sangat tebal dan berkilauan tanpa jejak kaki. Wang Lin masih duduk bersila di sana dengan mata terpejam, tubuhnya tertutup salju.
Di udara, pedang es dan bola pusaran itu tetap mengambang, salju tak bisa mendarat di atasnya. Begitu mendekat, langsung dihindari dan jatuh.
Setelah mencapai pencerahan tentang Cap Langit Terbalik, Wang Lin masih terjebak di gunung ini selama empat bulan, hingga memasuki musim dingin. Kemampuan supernatural kedua 'Perisai Cahaya Bayangan' dengan kekuatan cahaya terpusat yang samar, tetap membingungkan meski terus dideduksi.
Adegan-adegan ketika Lanmeng Daozun melakukan jurus ini terus bergema dalam pikirannya.
Pada suatu hari, Wang Lin membuka mata lelahnya, terpaku melihat tumpukan salju di hadapannya, bergumam pelan: "Dalam Senja Patah-ku, juga ada cahaya hukum purba. Namun cahaya itu berasal dari matahari terik yang memancar, sedangkan kemampuan Lanmeng Daozun sama sekali tak terhubung dengan hukum purba—yang terkumpul adalah cahaya semua makhluk di langit dan bumi... Cahaya macam apa sebenarnya ini..."
Wang Lin diam-diam menyebarkan Shen Shi-nya, dengan gunung ini sebagai pusat, perlahan merambat ke sekeliling. Dalam persepsi spiritualnya yang dahsyat, ia bagai terpecah menjadi ribuan avatar, berjalan menuju segala penjuru.
Ia melihat rangkaian pegunungan putih bersalju, menyaksikan lapisan salju yang menyelimuti bumi, aliran sungai yang membeku, hingga lautan luas yang dipenuhi balok es mengambang.
Dari kejauhan, terpantau ibukota kabupaten orang biasa. Di balik dinding gubuk-gubuk sederhana, para penduduk dunia fana itu sedang menyalakan lentera, berkumpul menghangatkan diri di sekitar tungku perapian - potret kehangatan kehidupan manusia.
Terlihat pula kemewahan bangsawan berbaju brokat, kemegahan keluarga kerajaan di dunia fana, hingga para kultivator Suku Blue Silk yang menghuni planet ini. Gemerincing melodi indah dari instrumen di tangan mereka pun menggema.
Butiran salju yang melayang turun dari langit, ikan-ikan periang di bawah permukaan sungai beku, serta tumbuhan musim dingin yang tegak berdiri di atas tanah tandus - semua terpantau jelas dalam persepsi spiritualnya.
Ia melihat langit dan bumi yang samar-samar, langit tak berujung, melihat angin dingin, melihat kristal salju yang berkilauan.
Ia juga melihat binatang-binatang kecil yang menggigil di musim dingin ini beserta rangka-rangka kering yang membeku, ia melihat segalanya, perlahan-lahan seiring menyebarnya Shen Shi Wang Lin, seluruh planet kultivasi telah menyatu dalam jiwanya.
Diam-diam memandang, diam-diam mengamati, diam-diam menjadi bagian dari langit dan bumi ini, hingga musim dingin perlahan berlalu, hingga salju di bumi mulai menunjukkan tanda-tanda pencairan.
Sejak waktu yang tak diketahui, Wang Lin melihat cahaya. Dari sebuah keluarga tiga anggota di dunia fana, di bawah kehangatan ikatan kekeluargaan, ia melihat cahaya yang memberinya kehangatan.
Cahaya itu sangat lemah, bagai akan padam tertiup angin, namun nyata ada. Perlahan, ia melihat lebih banyak cahaya. Dari sepasang kekasih, ia melihat cahaya. Dari orang-orang kaya dan terhormat, ia melihat cahaya...
Bahkan pada kerangka mati, ia melihat cahaya, cahaya yang memancarkan kesedihan, keengganan menyerah, dan perjuangan. Dari setiap binatang kecil, ia juga melihat kilauan!
Segala sesuatu di dunia ini, semua makhluk hidup, pada momen ini, semuanya memancarkan cahaya. Gunung, sungai, laut, bumi, langit, semua makhluk, semuanya diselimuti cahaya redup. Bahkan cahaya bintang di angkasa yang berkilauan pun perlahan terlihat jelas olehnya.
Dalam jiwanya, seluruh isi planet kultivasi ini mengandung cahaya. Cahaya-cahaya ini semakin banyak, bagai api kecil yang bisa membakar padang rumput, menyelimuti seluruh perhatian Wang Lin.
Ia membuka matanya.
Saat kelopak matanya terbuka, semua cahaya yang terlihat melalui persepsi spiritualnya tiba-tiba terkumpul, datang dengan gila-gilaan dari segala penjuru, mengitari tubuhnya. Bumi, langit, bahkan rerumputan dan pegunungan-sungai, semua terus-menerus memancarkan cahaya!
Di angkasa, cahaya bintang semakin datang, bahkan gunung tempat Wang Lin duduk bersila juga mengeluarkan cahaya. Cahaya-cahaya ini mengitari, semakin banyak, akhirnya membuat Wang Lin bagaikan matahari terik! Di bawah sinar sepuluh ribu zhang, perlahan berubah menjadi bayangan raksasa!
Bayangan itu ada di luar, Wang Lin di dalam. Sorot matanya menunjukkan pencerahan, meski dalam pencerahan itu masih terselip kebingungan.
"Apakah ini nyawa..." Diam-diam tangan kanannya menepak ke depan. Bayangan menghilang, cahaya lenyap, segalanya kembali normal.
Ia tetap belum sepenuhnya tersadar. Cahaya apakah sebenarnya ini... Samar-samar selalu ada selaput penghalang yang mencegahnya melanjutkan pencerahan. Jika tak dihancurkan, selamanya tak akan tahu jawabannya.
Wang Lin tak tahu bahwa selaput ini adalah pintu gerbang Langkah Ketiga bagi kultivator. Sangat langka yang bisa merasakan penghalang ini, apalagi yang berhasil memecahkannya dalam sisa hidup - itu seperti mencari suluh di tengah lautan!
Tiga jurus supernatural yang diajarkan Lanmeng Daozun mengandung makna mendalam...
Seiring menghilangnya bayangan cahaya, pandangan Wang Lin kembali tertuju pada pedang es dan bola pusaran kecil yang tetap melayang di udara tanpa perubahan, persis seperti saat Lanmeng Daozun pergi.
Memandang dua benda ini, Wang Lin menghela napas dalam-dalam. Dari tiga jurus pamungkas, hanya tersisa sihir Tao terakhir ini!
Tangan kanannya mencengkeram, bola pusaran kecil itu terbang mendekat. Ia menjepitnya dengan dua jari, sorot mata berapi-api menatap tajam.
Bola pusaran kecil ini merupakan peleburan sihir Tao oleh Lanmeng Daozun, mengkristalkan kemampuan supernatural yang lebih dahsyat dari Memanggil Angin dan Hujan, berubah menjadi satu dimensi!
Kekuatan fusi yang terkonsentrasi inilah sihir Tao yang ingin diwariskan kepada Wang Lin!
Dengan cermat mengamati bola kecil di antara dua jarinya, sorot mata Wang Lin perlahan menampakkan lima inti saling terkait. Kelima inti ini berputar dalam pupilnya, udara tak kasat mata menyusup keluar dari bola itu menyambar kedua mata Wang Lin. Perlahan bola itu semakin mengecil, setelah berhari-hari akhirnya pusaran kecil itu benar-benar menghilang.
Wang Lin menutup matanya, diam-diam merasakan perubahan dalam dirinya.
Sihir Tao sepenuhnya berbeda dengan kemampuan supernatural. Baik ilmu gaib maupun teknik supranatural, semuanya memiliki bentuk yang bisa dijelaskan secara konkret—baik serangan maupun pertahanan, semuanya terlihat jelas.
Seperti Segel Penjungkirbalik Langit atau Perisai Cahaya Bayangan, semua itu adalah jurus yang memiliki wujud nyata!
Namun sihir Tao adalah teknik misterius yang tak berwujud dan tak terdefinisi. Sepanjang hidupnya, Wang Lin pertama kali menyentuh sihir Tao di dalam Dunia Pelangi melalui teknik keruntuhan lapisan sang orang tua. Tanpa Ekstrem dan Tian Ni, mustahil ia melawan jurus tak tertandingi itu.
Kontak kedua kalinya dengan sihir Tao adalah ketika dengan bantuan Tuhan Larangan Fengjie, ia memasuki Jalan selama beberapa tahun dan menciptakan sihir Tao miliknya sendiri. Teknik ini juga sulit dijelaskan dan tidak utuh, namun mampu mengubah Jalan Langit Wang Lin menjadi gelombang energi iblis yang melukai musuh secara tak kasat mata. Di luar medan perang celah Sekte Iblis, para sesepuh Sekte Iblis terluka tanpa disadari, membuktikan keganasannya.
Kini, pada kontak ketiganya dengan sihir Tao, jiwanya tenggelam dalam kondisi aneh. Dalam keadaan ini, ia mulai menyadari kemampuan untuk mengubah segala kemampuan supernatural dan materi apapun.
Dibandingkan dua kemampuan supernatural sebelumnya, sihir Tao ini sepertinya tidak membutuhkan pencerahan lama bagi Wang Lin. Sihir Tao seringkali seperti ini: paham berarti paham, jika tidak, seribu tahun, sepuluh ribu tahun pun tetap tak akan mengerti!
Dengan mata terpejam, tangan kanan Wang Lin mencengkeram angkasa. Pedang es itu tiba dalam sekejap napas, mendarat di tangan Wang Lin. Meski tak membuka mata, dalam perasaannya yang ia genggam bukanlah pedang, melainkan sepotong awan...
Seiring persepsinya, suara retakan terdengar dari dalam Kristal es. Retakan besar tiba-tiba bermunculan di permukaannya. Beberapa saat kemudian, bum! Terjadi ledakan yang mengubahnya menjadi hamparan Kristal es.
Kristal-kristal itu mengitari tangan kanan Wang Lin. Dalam putarannya yang liar, Kristal-kristal itu meleleh secara iblis, berubah menjadi tetesan hujan. Air hujan membentuk pusaran, berputar liar dengan kecepatan tinggi sebelum satu per satu menghilang menjadi kabut.
Kabut itu seperti badai kecil yang mengaum di tangan kanan Wang Lin. Perlahan-lahan kabut menghilang, digantikan oleh awan putih... Tangan Wang Lin menyangga awan putih itu, lalu menggerakkannya ke depan. Awan itu terangkat perlahan ke angkasa, melayang menuju kejauhan.
Wang Lin membuka mata, menatap awan putih yang menjauh di ufuk langit, senyum merekah di wajahnya.
"Teknik ini bisa meleburkan kemampuan supernatural! Kini yang pertama akan kulebur adalah jurus Mengkerutkan Bumi Menjadi Inci! Meski dahsyat, jurus ini bisa melintasi angkasa tak berujung dalam sekejap napas, tapi punya kelemahan mematikan: begitu energi Yuan langit dan bumi dikacaukan, tak bisa dilakukan... Wanita berjubah putih itu masih menetap di luar wilayah Suku Blue Silk. Hanya dengan melepaskan diri darinya sepenuhnya, barulah aku bisa berkuasa di Bintang Kuno Tai Gu!
Dengan menyerap persembahan yang cukup, lima inti spiritualku akan mencapai kesempurnaan maksimal! Api dari Suku Firefinch, petir dari Suku Kilat, semua ini akan menjadi nutrisi untuk penyempurnaan intiku!
Bahkan tanda di antara alis rakyat suku bintang kuno Tai Gu ini pun mengandung keanehan, seolah bisa saling menyerap, terus berevolusi menuju kesempurnaan tertentu..."
"Yang lebih ingin kuketahui adalah, Tuan Zhang Zun yang ahli intrik ini berasal dari suku mana di era Tai Gu!" Mata Wang Lin berkilauan, di ruang penyimpanannya tersimpan Jiwa Yuan Shen sesepuh berambut putih dari suku Yue Shi. Segala jawaban akan ditemukan dalam Jiwa Yuan Shen orang tua itu.
