Pria ini mengenakan jubah hitam, terlihat sekitar 40 tahun, raut wajaknya muram, sorot matanya penuh cemoohan halus. Di antara alisnya, jelas terlihat cap suku kalajengking yang mengerikan.
Kalajengking itu hidup dan realistis, seakan benar-benar ada! Perlahan-lahan tubuhnya bergerak-gerak, ekornya berayun pelan, memancarkan aura misterius yang sangat kuat!
Zhong Dahong menarik napas dalam-dalam, buru-buru membungkuk dan mengeluarkan satu butir pil dari Wang Lin. Dengan penuh hormat ia menyerahkan sambil berbisik, "Junior ingin menukar pil ini dengan satu boneka."
Ekspresi pria paruh baya itu tetap dingin. Tangan kanannya mencengkeram angkasa, langsung menyedot pil tersebut. Dengan santai ia memeriksa, namun pandangannya tiba-tiba berubah. Mengabaikan kedua junior itu, ia mengendus pil itu lalu menyebarkan Shen Shi untuk memindai. Pupil matanya langsung mengkerut.
“Pil Jiwa!” Pria paruh baya itu memandang sekeliling, lalu mengalihkan fokus ke Zhong Dahong. Dengan suara lambat ia berkata, "Masih berapa banyak kau punya?"
Zhong Dahong tersenyum getir. Dengan suara rendah ia menjawab, "Masih satu butir." Tanpa diminta, ia langsung mengeluarkan dan menyerahkan pil tersebut.
Memegang dua butir pil, pria itu masih mengamati Zhong Dahong. Setelah waktu yang lama, ia menarik kembali pandangannya. Dalam perkiraannya, pasti si penjilat ini mendapat kesempatan langka sehingga bisa memperoleh pil semacam ini. Dua butir sudah jumlah yang sangat banyak untuk kelasnya.
Mengangguk, pria paruh baya itu menggerakkan tangan kanannya. Cap suku di antara alisnya tiba-tiba berpendar. Seketika, sebuah boneka yang nyaris identik dengan manusia muncul di depannya.
Boneka itu tak memiliki cap suku di antara alis. Ekspresinya kosong, tanpa kearifan maupun tanda kehidupan. Hanya hawa mengerikan yang menyelimuti tubuhnya, dengan tingkat kultivasi setara Transformasi Dewa tahap awal.
"Dua pil ini hanya cukup untuk boneka kelas ini. Enyahlah kalian berdua!" Pria itu berbalik badan dan bergegas menuju kedalaman aula utama.
Hingga ia pergi, Zhong Dahong dan orang tua kurus kering itu saling memandang, sama-sama melihat ketakutan di sorot mata masing-masing. Zhong Dahong diam-diam menyesal, tak menyangka sekadar menukar boneka bisa nyaris membawa krisis hidup-mati.
Buru-buru maju menyimpan boneka itu, lalu bersama orang tua kurus kering itu cepat-cepat meninggalkan tempat.
Sementara itu pria paruh baya tadi, setelah memasuki kedalaman aula utama, kaki kanannya menginjak tanah. Seluruh tubuhnya langsung tenggelam ke bawah tanah, ternyata di bawah aula utama ini terdapat dimensi lain.
Bagai menara tinggi yang terkubur di bawah tanah, aula utama hanyalah puncaknya saja. Pria paruh baya itu segera tiba di lapisan kedua. Di sana juga terdapat patung kalajengking yang dipuja, di atasnya duduk bersila seorang pemuda.
Pemuda ini sedang melakukan latihan pernafasan seolah menyerap kekuatan patung. Saat kultivator paruh baya itu masuk, ia membuka mata.
"Tuan Muda, tadi ada dua kultivator Transformasi Dewa membawa dua pil ini!" Pria paruh baya itu segera menyerahkan pil-pil tersebut. Pemuda itu dengan ekspresi angkuh mengambilnya, lalu setelah mengamati sebentar, berbicara perlahan:
"Pil Jiwa... Tingkatannya biasa saja, tapi esensi jiwanya masih bisa diterima. Jangan berlebihan. Tangkap satu dari dua kultivator rendahan itu, lukai yang lain, tinggalkan jejak spiritual. Pantau kemana dia pergi! Untuk urusan remeh seperti ini, jangan ganggu aku lagi." Pemuda itu menutup kedua matanya, mengakhiri pembicaraan.
Pria paruh baya itu membungkuk hormat menyetujui, lalu menghilang dari tempat itu dengan gerakan cepat.
Zhong Dahong dan orang tua kurus itu buru-buru meninggalkan kota. Di udara, si tua kurus berkata dengan senyum getir: "Saudara Zhong, suku Kalajengking Gelap ini sangat dahsyat. Di bintang ini tak ada yang berani melawan mereka. Hari ini nasib kita baik masih bisa menukar boneka...". Tiba-tiba pupil matanya menyempit tajam, tatapannya membeku ke arah depan.
Zhong Dahong tertegun, bulu kuduknya langsung merinding. Tanpa pikir panjang, ia menyambar ke depan berusaha melarikan diri.
Dengusan dingin menggema dari langit-bumi. Dua cahaya hitam menyambar dari belakang Zhong Dahong. Satu melesat ke arah orang tua kurus kering yang sama sekali tak berdaya, menjerit kesakitan sebelum akhirnya tertangkap.
Cahaya hitam kedua menyusul Zhong Dahong dengan kecepatan ekstrim, mencap titik jantung belakangnya. Wajah Zhong Dahong seketika dipenuhi gas hitam, darah segar muncrat dari mulutnya. Dalam keadaan jiwa nyaris lenyap, ia terus melaju gila-gilaan.
Siluet pria paruh baya Suku Kalajengking Kegelapan materialisasi di angkasa. Dengan tatapan dingin ia memandang arah kaburnya Zhong Dahong, lalu berbalik menangkap tubuh tak sadar si orang tua kurus. Keduanya menghilang kembali ke aula utama klan.
Wajah Zhong Dahong pucat pasi. Fragmen krisis hidup-mati tadi membuatnya jelas-jelas menyadari: tingkat bahaya di tempat ini sama sekali tak bisa disejajarkan dengan Suku Kilat.
"Memamerkan pil... Ah... Hal ini memang salah, tidak hanya menyeret Rekan Tao Zhang, tapi juga hampir menimbulkan bencana besar." Zhong Dahong hampir mengerahkan seluruh kecepatannya, berpendar-pendar menuju gua persembunyian Wang Lin.
"Tingkat kultivasi!! Andai aku memiliki tingkat kultivasi sekuat Xu Liguo, semua ini tak akan terjadi! Aku Zhong Dahong harus menjadi kuat!!" Dengan gigi terkamuk dan kegelisahan, setelah satu shichen, gunung kediaman Wang Lin muncul di ujung pandangannya.
Menginjak gunung tersebut, wajah Zhong Dahong memucat. Tubuhnya limbung memasuki gua persembunyian. Begitu mendarat, ia kembali memuntahkan darah segar.
Wang Lin sedang duduk bersila melakukan latihan pernafasan. Saat Zhong Dahong masuk, matanya terbuka disertai kilatan sinar tajam, bagai lentera yang langsung menyoroti tubuh Zhong Dahong yang terhuyung.
"Boneka itu mana." Wang Lin berbicara perlahan.
Zhong Dahong pucat pasi, dalam diam menggerakkan tangan kanannya. Seketika boneka itu muncul di samping. Wang Lin mengangkat tangan kanan dan mencengkeram angkasa. Boneka itu langsung melaju, mengambang di udara di hadapannya.
Setelah menyapu sekilas pandangan dan mengamati dengan seksama, sorot mata Wang Lin memancarkan kilau aneh.
"Benda ini..." Beberapa saat kemudian, Wang Lin menarik kembali pandangannya. Dengan gerakan tangan kanan, ia menyimpan boneka itu. Dengan santai ia bersabda: "Bagaimana dengan lukamu?"
Zhong Dahong terdiam lama, perlahan menceritakan kejadian tersebut. Melihat ekspresi Wang Lin yang semakin muram, ia menunduk dan berbisak pahit: "Tuan, aku terlalu gegabah. Seandainya menguasai lebih banyak informasi di sini, hal ini takkan terjadi. Untung boneka berhasil ditukar, permintaan Tuan telah terpenuhi...
Mengenai lukaku, dengan bertapa beberapa waktu seharusnya bisa pulih."
Ia melihat Wang Lin tidak berbicara, malah raut wajaknya semakin muram. Hatinya bergetar, lalu berbisik lagi: "Tuan datang ke Tanah Jatuh ini untuk menghindari pengejaran. Hal kecil seperti ini hamba bisa tahan..."
Belum sempat ia selesai bicara, terdengar dengusan keras dari Wang Lin. Seketika wajaknya menjadi semakin pucat.
"Sungguh cara yang kejam! Sekalipun kau bertapa selama apapun, takkan mudah pulih. Orang itu telah memutus aliran tingkat kultivasimu dalam tubuh, bahkan meninggalkan jejak spiritual..."
Tubuh Zhong Dahong bergetar. Tangannya mengepal erat, tapi segera dilepaskan kembali. Ia tetap membisu.
"Kau adalah orangku. Kau bisa tahan, aku tidak!" Wang Lin berdiri, melangkah menuju pintu keluar gua persembunyian.
Zhong Dahong dengan kasar mengangkat kepala, terpaku memandangi Wang Lin. Matanya memerah tanpa sadar, berbisik lembut: "Tuan..."
"Masih belum tunjukkan jalannya?!" Wang Lin tidak menoleh, berkata dengan nada dingin.
Zhong Dahong menarik napas dalam-dalam, menunjukkan niat membunuh di pandangannya. Tanpa ragu-ragu, ia melangkah maju membawa Wang Lin menyambar ke arah kota tersebut! Wang Lin yang tak sabar dengan kecepatannya, mengangkat tangan kanan dan mencengkeram angkasa selama perjalanan. Di bawah pimpinan Zhong Dahong, kecepatan mereka bagai gemuruh petir. Dentuman bergelombang membelah cakrawala, lalu lenyap seketika.
Seluruh kultivator di planet kultivasi ini, pada sekejap mata itu, merasakan getaran jiwa yang mendalam. Langit dan bumi berubah warna, tanah berguncang hebat, angin dan awan berbalik arah!
Hanya dalam beberapa saat, Wang Lin dan Zhong Dahong telah tiba di atas kota yang rusak itu. Ia melepaskan cengkeramannya, membiarkan Zhong Dahong berdiri di samping. Dengan semangat membara, Zhong Dahong menunjuk ke aula utama di tengah kota, berbisik lirih: "Tuan, suku Dark Scorpion bersembunyi di sana!"
Wang Lin memandang tajam bagai obor, menyapu sekilas pandangan ke seluruh permukiman di bawah langit.
"Dalam 3 tarikan napas, kota ini akan hancur. Yang tak ingin mati, segeralah pergi!"
Suaranya bagaikan guntur menggelegar, bergemuruh melesat ke bawah. Suara itu berubah menjadi gelombang energi, mengeluarkan suara yang menggemparkan langit dan bumi, membuat kota yang telah ditinggalkan itu bergetar hebat, menciptakan debu tebal!
Para kultivator di dalam kota serentak berubah pucat wajahnya, beberapa bahkan dengan paksa mengeluarkan darah segar. Tanpa ragu-ragu mereka melesat cepat pergi dengan kecepatan maksimal.
Di kedalaman aula utama, pria paruh baya itu duduk bersila. Di sampingnya, lelaki tua bermarga Zhang wajahnya pucat pasi, sorot matanya memancarkan ketakutan. Saat hendak melanjutkan permohonan ampun, tiba-tiba suara Wang Lin bergemuruh datang.
Sorot mata pria paruh baya itu terbuka lebar memancarkan kengerian. Tubuhnya bergetar hebat hingga memuntahkan darah segar, lalu langsung berdiri.
Bukan hanya dia, di dalam pagoda di bawah aula utama, di setiap lapisan, semua kultivator Suku Kalajengking Gelap yang sedang bertapa dan latihan pernafasan serentak membuka mata dan berdiri dengan ekspresi terguncang.
Bahkan pemuda di lapisan kedua dari atas, tubuhnya bergetar, raut wajah seketika memucat. Suara itu menembus bumi, langsung mendarat di sini, membuat seluruh pagoda berguncang.
3 tarikan napas berlalu sekejap. Tangan kanan Wang Lin mengangkat, menekan ke bawah dengan kasar. Langit-bumi bergemuruh, petir tak berujung menyambar dari segala penjuru, berubah menjadi jaring raksasa yang menyelimuti langit-bumi. Mengikuti tekanan tangan Wang Lin, menyambar kota di bawah.
Petir tak henti, membentuk adegan-adegan yang mengguncang jiwa semua kultivator yang sedang melesat keluar kota. Gemuruh dahsyat menggema, bumi bergetar keras. Badai menyapu, jaring petir menghunjam, menghancurkan segala sesuatu di kota. Bahkan aula utama meledak berantakan. Seluruh kota yang telah hancur ini lenyap berantakan.
Bumi retak dengan tak terhitung celah, tenggelam dalam-dasar 100 zhang (sekitar 333 meter)!
Sehingga pagoda yang tersembunyi di bawah tanah itu terlihat jelas sebagian besar tubuhnya! Puncak menara telah hancur, Lao Zhang di dalamnya terpaku memandang langit, bahkan melihat Zhong Dahong, jiwanya bergemuruh.
"Dia... dialah Tuan dari Zhong Dahong!?"
Pria paruh baya di samping Lao Zhang bahkan terdiam tak berkutik, pemandangan ini terlalu mendadak, membuatnya bahkan belum sempat bereaksi.
Tubuh Wang Lin perlahan turun, berdiri di dalam aula utama yang atapnya telah runtuh. Zhong Dahong mengikuti dari belakang, sorot matanya menunjukkan kegembiraan dan semangat yang menggebu.
"Apakah dia yang melukaimu?" Wang Lin menunjuk pria paruh baya yang membeku di tempat, memandang Zhong Dahong.
