Sesaat kemudian, sorot mata Wang Lin menunjukkan keteguhan. Tangan kanannya menunjuk ke depan, menghantam udara tepat di Botol Roh Iblis. Seketika suara menderu menusuk telinga menyembur dari dalam botol, gelombang suara yang melengking ini langsung menerjang masuk ke jiwa Wang Lin.
"Kekuatan kunang-kunang, berani menyaingi bulan purnama!" Wang Lin mendengus keras. Suaranya berubah menjadi lapisan gelombang energi yang bertabrakan dengan teriakan melengking itu, memicu dentuman bergelombang.
Seketika Botol Roh Iblis memuntahkan kabut hitam pekat. Dalam kabut itu, roh-roh Dewa Iblis mengaum sambil bergulat melepaskan diri. Begitu muncul, mereka langsung berbalik arah dan menyerbu ke arah Wang Lin.
Wang Lin raut wajak tetap tenang, saat serbuan roh-roh iblis itu tiba, kedua tangannya tiba-tiba mengangkat lalu diayunkan kasar ke depan. Seketika angin kencang mengaum bergulung-gulung menerjang kumpulan roh iblis itu, memaksa mereka terkungkung di antara kedua telapak tangannya.
"Sihir Tao, Peleburan!" Suara Wang Lin tenang namun menyebarkan dingin yang menusuk.
Begitu mantra terucap, sorot matanya memancarkan kilau aneh. Sihir peleburan Dao Zun Lanmeng tiba-tiba diaktifkan. Dentuman bergelombang bergema di dalam gua persembunyian. Roh-roh iblis yang sedang melebur itu kembali mengaum melengking, berusaha menerobos kungkungan. Tapi kedua tangan Wang Lin bagai penjara langit, tak bergeming!
Wang Lin malah menutup kedua matanya, seluruh perhatiannya tercurah pada proses peleburan. Di bawah sihir Tao-nya yang menyelimuti, roh-roh iblis itu terus dipaksa melebur. Waktu berlalu perlahan, sekejap mata tujuh hari telah terlewati.
Selama tujuh hari ini, Wang Lin terus-menerus melakukan teknik peleburan tanpa sedikitpun kelonggaran. Pada hari itu, roh-roh iblis di kedua tangannya telah berubah menjadi gumpalan seperti kapas. Namun tiba-tiba, cahaya redup mulai berkedip-kedip dari dalam gumpalan itu. Cahaya tersebut semakin terang, dalam sekejap mata hampir menerangi seluruh gua persembunyian.
Hawa liar tiba-tiba meletus dari bola kapas itu. Bersamaan dengan itu, deruan gabungan suara roh-roh iblis tak terhitung jumlahnya bergemuruh dengan kasar.
"Ingin memurnikan ras Dewa Iblis kami? Tidak mungkin!!!"
"Penyulingan Darah!" Sorot mata Wang Lin tiba-tiba membelalak. Tanpa pikir panjang ia menggigit ujung lidah hingga berdarah, lalu memuntahkan darah segar yang mengandung kekuatan inti - darah hati Dewa Kuno miliknya - tepat ke bola kapas itu!
Saat mendarat di bola kecil bertekstur serat halus itu, langsung terdengar teriakan penuh kepedihan. Bola tersebut menjadi kacau balau, seakan setiap saat bisa hancur berantakan.
Cahaya redup di dalamnya hampir musnah, digantikan warna darah yang mengalir. Perlahan warna darah itu menyelimuti seluruh bola kecil, dan setelah waktu yang lama, bola itu pun berubah menjadi merah menyala!
Wang Lin menarik napas lega di hati. Tangan kanannya menepuk ke depan untuk mencengkeram, langsung meraih Botol Roh Iblis. Energi Yuan dimuntahkan, deras mengalir ke dalam botol. Seketika kabut hitam menggulung ribuan roh iblis menerjang keluar. Begitu muncul, roh-roh itu langsung diserap dengan gila-gilaan oleh bola kecil berwarna darah itu.
"Dalam magic treasure Dewa Iblis ini terkandung 3.000 roh iblis kuno! Dengan melebur semua roh ini, aku bisa menciptakan roh tubuh kedua Dewa Iblis-ku!" Wang Lin mengibaskan lengan bajunya. Tiba-tiba kabut bergulung-gulung datang memenuhi gua persembunyian, mengitari tubuhnya dan menyelimuti siluetnya hingga membentuk kabut iblis yang pekat.
Waktu berjalan perlahan saat Wang Lin terus memurnikan roh-roh iblis. Satu bulan telah berlalu.
Menjelang pemilihan Lolosheng Hui di Falling Star yang tinggal kurang dari sebulan lagi, Wang Lin telah bertapa di suku Dark Scorpion selama lebih dari dua bulan. Selama periode ini, sebuah peristiwa besar terjadi di Falling Star!
Di pinggiran Falling Star, di sebuah planet Wildlands yang telah ditinggalkan, tiba-tiba semburan api biru yang pekat meledak dengan dahsyat. Api ini membungkus seluruh planet Wildlands dalam sekejap.
Namun nyala api ini tidak bertahan lama, hanya dalam waktu setengah batang dupa, langsung menghilang dan kembali tenang. Tapi selama setengah batang dupa itu, seluruh kultivator api di Falling Star gemetar ketakutan!
Mereka yang sedang meditasi, melesat cepat, atau bertikai fisik - apapun yang sedang dilakukan, saat semburan api di Planet Wildlands meletus, jiwa mereka gemuruh terguncang. Energi api dalam tubuh bagai lepas kendali, secara iblis berusaha keluar dari tubuh.
Secara samar-samar menyembah ke arah Planet Wildlands, seakan dipanggil oleh kekuatan mistis!
Fenomena iblis ini membuat semua kultivator api terkejut bukan main! Terutama anggota suku Firefinch, yang merasakan efek paling intens. Sesepuh suku Firefinch yang pernah melakukan kesepakatan dengan Wang Lin, awalnya sedang bersila meditasi. Tiba-tiba seluruh tubuhnya dilanda semburan api dahsyat yang berubah menjadi burung api seakan hendak terbang, membuat raut wajaknya berubah drastis!
Hal ini menarik perhatian tinggi suku Firefinch di Falling Star. Sesepuh Firefinch itu tanpa pikir panjang segera meninggalkan tempat bertapa, membawa beberapa anggota keluarga menyambar ke Planet Wildlands. Namun setelah tiba di sana, sekeras apapun ia mengamati, tak ditemukan apapun. Di tempat itu, ia merasakan seberkas energi inti yang hampir identik dengan yang pernah ada dalam pil jiwa dulu!
Di hari-hari yang sama, kejadian mengguncang seluruh hierarki suku juga terjadi di klan Firefinch Bintang Kuno Tai Gu!
Tiga anggota suku Firefinch yang mengawal benda dari Falling Star, setelah menyerahkan objek yang dikawal, segera menanti panggilan. Hati mereka dipenuhi kegelisahan, tak tahu apakah benda ini akan mendapat perhatian serius dari klan.
Di wilayah domain bintang luas yang dikuasai klan Firefinch Bintang Kuno Tai Gu, di planet utama Firefinch, bertebaran patung-patung Firefinch. Salah satunya menjulang setinggi langit, seluruh tubuhnya diselimuti api yang berkobar.
Di bawah patung itu terdapat sebuah aula utama. Saat ini di dalam aula tersebut seorang tua sedang duduk bersila. Wajahnya memancarkan cahaya merah, seluruh tubuhnya diselimuti nyala api. Ia tak lain adalah Kepala Suku Firefinch!
Di hadapannya kini mengambang setetes darah yang juga menyala-nyala. Matanya menatap tajam cairan itu, sorot matanya menunjukkan ekspresi terpana.
"Ini... Inti!!"
Kilatan sinar tajam muncul dari mata orang tua itu. Dengan kasar ia berdiri dan mencengkeram darah tersebut, lalu melangkahkan seluruh tubuhnya maju. Seketika ia menghilang tanpa jejak.
Ketika muncul kembali, ia telah berada di inti planet kultivasi. Bagian dalam planet ini telah dikosongkan, dipenuhi lautan api yang pekat. Bahkan kultivator api sekalipun akan sulit menahan panas di sini.
Orang tua ini melesat dengan cepat di tengah semburan api. Tak lama kemudian, ia tiba di kedalaman paling dalam planet kultivasi. Api di sana telah berubah menjadi ungu tua, terlihat sangat mengerikan!
Di pusat semburan api ungu itu, samar-samar terlihat formasi yang berkedip. Di dalam formasi tersebut, seorang pria paruh baya duduk bersila dengan jubah berwarna sama. Saat mengatur pernafasan, hawa mengerikan mengalir perlahan dari tubuhnya.
Orang tua itu tampak tak berani menyentuh nyala api ungu tua, malah menyatukan tinju di area luar sambil berkata hormat: "Junior mohon audiensi dengan Sang Leluhur!"
Setelah mengucapkan permohonan, orang tua itu berdiri tak bergerak bagai patung, menanti panggilan.
Setelah waktu yang lama, sorot mata pria paruh baya di lautan api ungu itu perlahan terbuka. Saat kelopak matanya membuka, di antara kedua mata dan antaranya yang membentuk segitiga, tiga tanda aneh tiba-tiba muncul bersamaan!
Tiga tanda api itu memiliki warna kontras mencolok: api ungu di antara alis, api biru di mata kanan, sementara di mata kiri hanya bayangan samar. Namun jika diamati seksama, jejak samar masih bisa terlihat.
"Xu Huo ini tampaknya belum stabil, samar-samar."
"Namun seberkas Xu Huo inilah yang membuat pria tua di area luar itu jiwa bergetar saat melihatnya, seketika menundukkan kepala tak berani menatap lagi."
"Di Tanah Suci, meski kau Kepala Suku, tanpa panggilan Lao Fu, tidak boleh menginjak setengah langkah! Kau lupa?!" Suara pria paruh baya itu datar.
Keringat mengucur di wajak orang tua itu. Ia menjilat bibirnya lalu buru-buru berbisik: "Sang Leluhur harap tenang, junior gegabah karena ada anggota keluarga yang menemukan setetes darah sangat iblis, perlu Sang Leluhur selidiki sendiri."
Ekspresi pria paruh baya itu tetap tenang, seakan tak ada satu pun di langit-bumi yang bisa mengubah raut wajaknya. Pandangannya masih dingin bak es, kontras dahsyat dengan semburan api di pupil matanya yang membuatnya terlihat semakin iblis.
“Hal kecil seperti ini saja bisa membuatmu kehilangan kendali, sebagai Kepala Suku, kau tidak memenuhi standarku! Serahkan darah itu, mundurlah, dan jalani hukuman sesuai pasal ketiga peraturan suku.”
Wajak orang tua itu langsung memucat. Ingin membela diri, namun saat mengangkat kepala dan melihat Sang Leluhur di tengah lautan api ungu, ia hanya mengiyakan dengan suara lemah. Tangan kanannya menepuk udara, di telapak tangannya muncul setetes darah menyala yang mengambang. Dengan menunduk, ia pun mundur.
Pria paruh baya itu dengan santai menjulurkan tangan kanannya. Seketika darah itu menembus lautan api ungu dan mendarat di genggamannya. Ekspresinya tetap tenang saat menyapu darah itu sekilas. Namun saat melakukan gerakan itu, seluruh tubuhnya bergetar keras. Matanya tiba-tiba membelalak, menatap tajam ke arah darah tersebut.
"Ini... Ini..." Ekspresi tenang di wajah pria paruh baya itu runtuh seketika, digantikan oleh keterkejutan dan ketidakpercayaan. Ia buru-buru meletakkan darah itu di depan matanya, Shen Shi-nya menyebar dengan gemuruh. Setelah menyapu darah itu ratusan kali dengan seksama, sorot matanya semakin memancarkan intensitas yang mencekam!
"Darah Zhu Que!!!! Ini darah Zhu Que!!!!" Pria paruh baya itu berdiri kasar sambil menggenggam darah di dekat mulutnya. Lidah hitamnya menjilatnya sesaat sebelum seluruh tubuhnya kembali bergetar hebat.
"Benar! Inti di dalamnya tak mungkin salah. Ini memang darah Zhu Que!! Zhu Que!!!" Ekspresi pria itu berubah ekstatik. Tangan kirinya terangkat ke depan lalu mencengkeram udara dengan kekuatan mematikan.
Sudah hampir keluar dari bawah tanah planet kultivasi dan akan kembali ke permukaan, Kepala Suku Firefinch ini menunjukkan raut penyesalan. Saat sedang melesat sambil menghela napas dalam hati, tiba-tiba suara menderu terdengar dari belakangnya. Tertegun, ia menoleh tajam - pupil matanya menyempit tajam ketika melihat lautan api berubah menjadi telapak tangan raksasa yang langsung mencengkeram tubuhnya, lalu menyusut kembali dengan gemuruh.
Hanya dalam sekejap napas, telapak tangan itu telah membawa orang tua itu ke luar wilayah lautan api ungu milik pria paruh baya tersebut.
"Dari mana darah ini didapat?!!" Sebelum orang tua itu sempat bereaksi, suara Sang Leluhur yang penuh gejolak telah menggema. Terdiam sejenak, seumur hidupnya orang tua ini belum pernah menyaksikan perubahan emosi sedrastis ini pada leluhurnya. Buru-buru ia berbisik: "Dibawa kembali oleh anggota keluarga dari Falling Star!"
Mendengar ini, pria paruh baya itu seketika tertawa terbahak. Sorot matanya samar-samar memancarkan kegembiraan liar, bahkan tiga tanda api di antara alisnya pun mulai menyala dengan gila-gilaan.
“Bagus, Bagus, Bagus! Kau memang tak mengecewakan sebagai Kepala Suku pilihan Lao Fu! Segera umumkan hukum genderang: tanpa peduli pengorbanan, berangkatlah ke Falling Star untuk mencari sumber darah ini!!”
Kepala Suku Firefinch buru-buru menyetujui dan hendak mundur. Tiba-tiba mata pria paruh baya itu berkilat. Dengan suara berat yang menekan gejolak di hatinya, ia berkata: "Aku tak bisa leluasa ke Falling Star. Akan kujemput kalian di area luar. Saat tiba di sana, selidiki baik-baik apakah ada konspirasi dalam hal ini!"
