“Banyak Lao touzi yang datang ya.” Pada detik semua orang mengangkat kepala, suara Zhu Que tua bergema dari langit. Suaranya bernada bercanda sementara tubuhnya melayang turun. Di sekeliling tubuhnya terdapat api ilusif yang menyelimuti sekeliling, namun seketika menghilang tanpa bekas saat tubuhnya mendarat.
Terlihat siluet Wang Lin di belakang Zhu Que tersebut.
Begitu Wang Lin muncul, beberapa tatapan langsung terpusat padanya.
Tatapan pertama berasal dari Simozi. Sorot mata Simozi memancarkan dingin membeku yang penuh niat membunuh.
Tatapan kedua sangat lembut, membawa jejak kebingungan dan kenangan. Sumbernya adalah perempuan itu yang tubuhnya diselimuti cahaya biru bersama ayahnya.
Tatapan ketiga berasal dari pemuda tampan yang sedang memakan persik. Kilatan sinar tajam melintas di matanya sementara senyum samar mengembang di wajahnya.
Wang Lin ekspresi tenang, sorot matanya menyapu sekilas dan mendarat pada dua sosok ayah-anak yang diselimuti cahaya biru. Kilasan kompleksitas muncul di matanya, namun segera menghilang.
"Junior memberi hormat pada Senior Dao Zun Lanmeng." Wang Lin menyatukan tinju dengan sikap hormat.
Senyum tipis mengembang di wajah Lanmeng Daozun. Ia mengangguk pelan, lalu berkata lembut: "Memang sebelumnya aku meremehkanmu."
Hubungan antara Wang Lin dan Lanmeng Daozun di luar dugaan Sang Sesepuh Zhu Que. Dengan ekspresi aneh, ia melirik Li Qianmei di samping Lanmeng Daozun, terkekeh pendek. Alih-alih menanggapi, matanya melotot tajam ke arah Simozi.
"Bocah kecil! Ngapain melototin? Berani-beraninya meremehkan Lao Fu? Mau tantang duel? Ayo sini! Kalau berani lawan, Lao Fu temani main sebentar!" Tanpa sedikitpun sikap layaknya senior, Sang Sesepuh Zhu Que mengacungkan tangan kanannya menghadapkan telapak tangan ke arah Simozi.
Wajah Simozi langsung berubah. Ia tahu pria itu adalah Shao Di pertama dari Falling Star, reputasinya gemilang, bisa dibilang orang nomor satu di bawah komando Kaisar Agung. Di Majelis Agung, penelitian terhadap Lao Jiahuo ini terus berlanjut, sangat sulit dihadapi.
"Tingkat kultivasi Senior mencapai langit, junior... junior bukanlah lawan." Simozi buru-buru menyatukan tinju, niat membunuh di matanya sudah lama menghilang, berkata dengan suara rendah.
"Hmph, tidak berani melawan Lao Fu, malah berani menantang junior kami, bahkan mengeluarkan kata-kata liar, pantas dipukul!" Nyamuk Gaib tua itu sama sekali tidak menyukai Simozi. Dengan dengusan keras, tangan kanannya diangkat ke depan dan langsung diayunkan.
Ayunan tangan ini tidak menunjukkan materialisasi kemampuan supernatural, namun raut wajah Yun Luo Dasi langsung berubah drastis. Tubuhnya tanpa ragu-ragu melesat mundur beberapa langkah. Simozi bahkan pupil matanya menyempit tajam, dengan geraman rendah kedua tangannya membentuk mantra di depan. Tapi begitu capnya baru terbentuk, langsung terdengar gemuruh menggemparkan yang tiba-tiba menggelegar.
Dalam deru dahsyat, terlihat tubuh Simozi mundur terburu-buru, kedua tangannya gemetar hampir tak terlihat. Raut wajaknya seketika memucat, seluruh tubuhnya tiba-tiba diselimuti nyala api ilusif yang mulai membakar. Setelah mundur tiga zhang, api tersebut berkedip tiga kali. Setiap kedipan, kekuatan pembakaran yang meledak dari dalam tubuh Simozi melonjak drastis.
Setelah tiga zhang, tubuh Simozi terguncang hebat. Ia memuntahkan darah segar, sorot matanya menunjukkan kengerian yang mendalam.
"Senior menggunakan kekuatan superior untuk menindas yunior! Di hadapan begitu banyak rekan Tao, Anda berani menyerangku! Apa maksud ini?!" Amarah menyala di wajah Simozi. Namun kemarahan itu justru membuat nyala api ilusif di sekeliling tubuhnya meledak tak terkendali, seakan menyerap kemarahannya dan berubah menjadi kehancuran yang lebih dahsyat.
Simozi kembali memuntahkan darah. Yun Luo Dasi segera melangkah maju, tangan gioknya menekan punggung Simozi. Jelas ia sedang melakukan Teknik Rahasia dan kemampuan supernatural, membuat raut wajak Simozi sedikit membaik meski masih pucat membiru.
“Menggunakan senioritas untuk menindas junior? Brengsek, kau sendiri yang tahu arti 'senior menindas junior'! Dengan tingkat Langkah Ketiga, kau paksa anak didikku bertarung, berani-beraninya bicara soal senioritas di depanku! Baiklah, Lao Fu memang sengaja menggunakan senioritas, mau apa!?" Lao Zhu Que meski telah berkultivasi ribuan tahun dan terlihat ramah pada Wang Lin, sejatinya terkenal dengan watak keras kepala sejak muda. Mendengar ucapan Simozi, matanya kembali melotot, tubuhnya tiba-tiba melangkah maju.
Dengan kecepatan yang begitu dahsyat hingga mata telanjang dan persepsi spiritual tak bisa menangkap, Lao Zhu Que sudah berada di depan Simozi. Tangan kanannya menepuk ke depan, langsung mendarat di pipi Simozi. "Plak!" Suara tamparan keras menggema.
Tamparan itu membuat Simozi mendengus kesakitan, tubuhnya terlempar mundur beberapa zhang. Pipi kirinya langsung bengkak tinggi, berwarna ungu-hitam.
Yun Luo Dasi di belakangnya langsung pucat pasi, ikut mundur sambil bersuara berat: "Senior hentikan! Kami dari Sekte Panjang..."
“Kau gadis ini diamlah untuk Lao Fu! Kalau masih banyak bicara, kau juga akan kutampar! Hari ini kakek tua ini benar-benar akan bermain-main dengan mengintimidasi yang lebih muda!” Sebelum Yun Luo Dasi selesai bicara, Lao Zhu Que sudah melotot tajam ke arahnya dengan mata penuh kebencian.
Seketika, kata-kata itu membuat Yun Luo Dasi menggigit bibir bawahnya dan menghentikan ucapannya.
Simozi yang baru saja mundur beberapa zhang, tiba-tiba pandangannya berkunang-kunang.
“Makhluk apa kau ini, berani menghina anak didikku sebagai bajingan kecil?? Kau sendiri yang bajingan, Brengsek, seluruh keluargamu bajingan!” Lao Zhu Que melangkah mendekat lagi, kali ini mengangkat tangan kiri dan mengayunkan tamparan keras. Plak! Sekali lagi tamparan mendarat.
Simozi mendengus kesakitan sambil memuntahkan darah segar, tubuhnya mundur terburu-buru. Amarahnya membara, namun begitu kemarahan itu muncul, seketika berubah menjadi api yang membakar dirinya sendiri, membuatnya menjerit kesakitan sambil berusaha menekan amarahnya berkali-kali.
"Jika anak buahku ini disebut keturunan haram, bukankah Lao Fu juga keturunan haram? Brengsek, berani-beraninya kau menghina Lao Fu?!" Mata Lao Zhu Que melotot sambil terus melangkah mengejar.
"Junior tidak..." Simozi jiwa terguncang hebat, berusaha membela diri di momen ini. Namun kecepatan bicaranya jelas kalah dengan kecepatan gerak tubuh Lao Zhu Que. Tiba-tiba sang senior telah berada di dekatnya, mengangkat tangan kanan dan langsung menampar.
Plak! Pipi kiri Simozi yang sudah ungu-hitam itu semakin bengkak. Darah segar bercampur gigi terlempar, tubuhnya terlempar jauh membentuk garis panjang.
"Hmph, berani menghina Lao Fu!" Sorot mata Lao Zhu Que menunjukkan niat membunuh. Andai bukan karena rencana memperkuat wibawa Wang Lin melalui orang ini, kali ini bukan sekadar tiga tamparan, melainkan langsung mencabut nyawanya!
Sang Leluhur Zhu Que ini bahkan berani memancing naga, tingkat kultivasinya sangat mengerikan. Meski Simozi telah mencapai Langkah Ketiga, namun baru saja memasukinya. Seandainya orang lain dengan tingkat kultivasi setara Sang Leluhur, mungkin akan ragu-ragu mengingat Simozi didukung Majelis Agung di belakangnya.
Tapi Sang Leluhur Zhu Que sama sekali tidak mempertimbangkan hal-hal ini. Hanya satu prinsipnya: Menantang klan Zhu Que - tidak boleh! Bahkan jika lawan lebih kuat sekalipun, Sang Leluhur tak peduli. Pasti ada leluhur generasi sebelumnya yang muncul.
Sifat protektif terhadap murid dalam klan Zhu Que telah turun-temurun, meresap hingga ke tulang.
Wang Lin menyaksikan adegan-adegan ini dengan senyum. Tanpa disadari, ia menemukan bayangan sosok-sosok seperti Qing Shui, leluhur kelima Sang Kaisar Suci Zhu Que dalam diri Sang Leluhur tua ini.
Karakter Wang Lin terkadang sederhana: Balas kebaikan beberapa kali lipat. Seperti Situ Nan, Qing Shui yang selalu diingatnya, Sang Kaisar Suci Zhu Que tua, atau Dun Tian yang ada di hadapannya...
Para kultivator yang bertarung memperebutkan posisi Sesepuh Lolosheng Hui di arena telah menarik tangan dan mundur ke sekeliling. Puluhan ribu kultivator Falling Star dengan ekspresi sangat hormat, di antara mereka terdapat lebih dari sepuluh Utusan Kaisar Agung yang juga memandang langit dengan sikap penuh penghormatan.
Adapun para figur lain di langit itu pun tak ada yang berusaha mencegah.
Setelah beberapa kali menampar, pandangan Lao Zhuque menarik kembali ke samping Wang Lin, sama sekali tak mempedulikan Simozi yang compang-camping dan Yun Luo Dasi yang bermuram durja.
"Lao Fu sangat senang para hadirin bisa datang ke Bintang Kaisar Agung hari ini. Meski beberapa Lao touzi absen, tak apa-apa! Hari ini, kalian semua akan menjadi saksi uji coba Shao Di ketiga wilayah Terjatuh kami!
Jika uji coba ini berhasil, mulai saat ini ia benar-benar menjadi Shao Di. Siapa yang berani memusuhinya berarti melawan Lao Fu, melawan seluruh Falling Star!" Lao Zhuque menyatukan tinju ke segala penjuru sambil menarik lengan Wang Lin, lalu menunjuk pemuda anggun itu.
"Anak muda, Lanmeng Daozun sudah kamu kenal, jadi tak perlu kuperkenalkan lagi. Lihatlah pemuda yang sedang makan buah persik itu. Jangan terkecoh penampilannya yang muda, dia sebenarnya adalah Monster Tua! Mungkin kau pernah dengar namanya - salah satu dari Lima Dewa Tai Gu, Miao Yin Dao Zun!"
Wang Lin tetap tenang, namun hatinya berdesir. Nama Miao Yin Dao Zun memang pernah didengarnya. Saat memandang sosok itu, tak terlihat sedikitpun jejak tingkat kultivasi. Dengan raut wajah tenang, ia menyatukan tinju sebagai salam.
Pemuda tampan itu tertawa lebar, mengangguk pada Wang Lin.
"Lalu ada Lao touzi berkawat di mulut ini. Kau juga harus mengenalnya. Meski bukan bagian dari Lima Dewa Tai Gu, tingkat kultivasinya tak kalah! Bergelar Taishang Shangren, teknik racunnya terkenal sangat mematikan!" Lao Zhu Que menunjuk pria tua berpakaian kulit binatang yang duduk bersila di atas kadal raksasa.
Mata pria tua itu berkilat. Bibirnya tak bergerak, namun suara parau terdengar dari dalam tubuhnya.
"Lao Niao, hari ini Lao Fu datang ke sini bukan untuk menjadi saksi, tapi untuk bertarung lagi denganmu! Tapi junior ini cukup baik, kuberikan satu benda untuk perlindungan diri!" Orang tua berkulit binatang itu mengangkat tangan kanannya dan menjentikkan jari telunjuk, sepotong kuku terputus dan menyambar ke arah Wang Lin.
Kilatan cahaya hitam muncul, potongan kuku itu melayang di depan Wang Lin.
Lao Zhu Que yang awalnya melotot mendengar sebutan "Lao Niao", tiba-tiba tersenyum lebar dan tertawa: "Kau si serangga beracun ini cukup murah hati."
"Terimalah! Benda ini mengandung serangan beracun si serangga beracun kecil itu, bisa digunakan melukai musuh sebagai senjata ampuh!"
Lao Zhu Que mengangkat tangan kanannya tiba-tiba, menekan ke arah arena pertandingan sejauh 1.000 li di bawah, berseru rendah: "Pemilihan sesepuh Lolosheng Hui ditunda, Uji Coba Kaisar Muda, BUKA!"
Suaranya menggema bagai petir, gemuruh bergemuruh. Di permukaan tanah, arena seluas 1.000 li langsung bergemuruh dengan dentuman bum bum. Disusul oleh raungan mengerikan kura-kura naga yang mengguncang langit. Di tengah arena, kura-kura raksasa yang pernah muncul sebelumnya di bawah kemampuan supernatural Wang Lin, tiba-tiba muncul melalui materialisasi saat serpihan cangkang kura-kura bermunculan.
Kura-kura raksasa itu membentang sejauh 1.000 li, ukurannya sangat raksasa. Wujudnya yang mengerikan membuat siapapun yang melihatnya takkan pernah melupakan seumur hidup! Saat kemunculannya, gelombang hantaman menyebar ke segala penjuru, memaksa puluhan ribu kultivator di area luar untuk mengelak dengan kefanatikan dan rasa hormat, lalu mengitari sekelilingnya.
Kura-kura raksasa itu meraung, setelah muncul langsung dengan kasar angkat kepala menatap tajam ke arah Zhu Que tua.
