Dari kejauhan seolah ada kekuatan tak terdefinisi yang membuat Wang Lin, setelah pergulatan batin tak terkira, akhirnya memilih – atau mungkin tidak memilih – untuk berubah menjadi cahaya panjang dan pergi.
Andai Lanmeng Daozun tidak membuatnya melewati ujian pertama, andai Zhuque generasi pertama tidak memberinya cobaan kedua yang mengokohkan Hati Jalan dan Keyakinannya hingga mencapai tingkat seorang master sejati.
Lebih penting lagi, jika tidak memasuki ingatan Simozi dan melihat rangkaian fragmen kenangan yang sangat mirip dengan dirinya sendiri, namun dengan pilihan jalan yang sama sekali berbeda, mungkin Wang Lin benar-benar akan memilih untuk tinggal... menjadi budak Tuan Zhang Zun...
Ucapan Tuan Zhang Zun tepat mengenai titik kelemahan mematikan Wang Lin!
Meski telah meninggalkan wilayah suku Firefinch, meski gelombang energi dari kehancuran tanah suci menyelimuti kawasan belakangnya, semburan api membentuk formasi cincin yang bergemuruh ke segala penjuru, meluluhlantakkan hampir separuh permukiman suku Firefinch. Nyala api itu membara dahsyat di belakang Wang Lin.
Deru meredam bergema dari kejauhan, mengguncang angkasa. Namun kebingungan Wang Lin tetap tak tersadar sedikitpun.
Hatinya seakan tercabik-cabik, rasa sakit menyergap seluruh tubuh.
Tak diketahui berapa lama telah berlalu, kebingungan dalam sorot mata Wang Lin perlahan menghilang, berganti dengan kemeredupan. Luka dalam tubuhnya telah mencapai tahap yang harus segera dipulihkan. Jika tidak, tingkat kultivasi-nya akan mengalami kemunduran tak terelakkan.
Bagi kultivator yang telah mencapai level seperti dirinya, luka biasa memang tidak menjadi masalah. Namun begitu mengalami luka parah, tingkat keparahannya sungguh mengguncang. Sedikit kelalaian saja bisa membuat level kultivasinya merosot.
Untungnya sebagai Dewa Kuno, tubuh fisiknya memiliki kekuatan pemulihan yang sangat dahsyat. Inilah perbedaan paling mencolok antara Wang Lin dengan kultivator lain. Luka yang mungkin membutuhkan 100 tahun untuk pulih bagi orang lain, bisa dipersingkat secara signifikan baginya.
"Wan'er, percayalah padaku. Aku akan membangunkanmu dengan tanganku sendiri... Nanti kita dan Ping'er akan tinggal bersama di desa pegunungan yang tak ada seorangpun mengenali kita, menghabiskan sisa hidup dengan tenang..."
"Aku juga harus mengajari Ping'er ukiran kayu, mewariskan keterampilan tangan ayah..." gumam Wang Lin. Tiba-tiba kerinduannya pada rumah begitu kuat, begitu pula pada angkasa di wilayah dalam. Meski Bintang Kuno Tai Gu ini luas, tak memberinya rasa memiliki.
Di sini, hamparan bintang yang luas tak bertepi. Angkasa hitam pekat dipenuhi kilauan bintang-bintang, namun tanpa kehangatan. Hanya ada dingin, dan rasa kesepian pekat yang menggenang di hati Wang Lin.
Sepanjang hidupnya yang dua ribu tahun, Wang Lin telah berjalan dalam kesendirian. Ia terbiasa dengan kesepian, terbiasa dengan keterasingan. Ekspresi dingin di wajahnya bukanlah kepura-puraan, melainkan hasil ribuan tahun penyepian yang perlahan menghapus semua ekspresi lain.
Yang tersisa hanyalah sikap dingin... Bahkan senyuman pun, sangat jarang terlihat...
Satu-satunya yang tak berubah dalam sorot matanya adalah kesedihan mendalam yang tersembunyi di balik sikap dinginnya. Duka yang tak terhapuskan ini menyertai seluruh hidupnya, menjadikannya tak pernah bahagia.
Dalam kepahitan, luka Wang Lin semakin parah. Ia terhuyung-huyung melangkah, mengkerutkan bumi menjadi inci, meninggalkan jarak tak berujung. Di angkasa Bintang Kuno Tai Gu, siluet Wang Lin muncul di sebuah planet kultivasi yang telah ditinggalkan.
Planet kultivasi ini mungkin pernah mengalami kejayaan di masa lalu, atau pernah melahirkan kultivator dengan kekuatan besar. Namun kini, segala kemuliaan itu tertiup angin, berubah menjadi hamparan kerikil dan kota-kota tanpa energi spiritual.
Bagaikan orang tua di ujung ajal yang terengah-engah berjuang menahan napas terakhir. Kini di bagian timur planet ini, dinginnya musim gugur menyelimuti. Angin musim gugur bertiup perlahan, menggulung daun-daun gugur yang mengering. Warna kekuningan itu bagai bintik-bintik coklat di wajah tua, memancarkan nuansa kesepian yang mengharukan.
Di tengah tarian daun musim gugur yang tertiup angin, melalui rumpunan kuning kering itu, terlihat sungai di kejauhan. Gemericik airnya berkelok-kelok ke utara. Di tepian sungai, siluet jubah putih duduk diam-diam, membiarkan dedaunan musim gugur yang mengering menerpa sekelilingnya.
Wang Lin menatap permukaan air. Beberapa daun musim gugur, mungkin karena angin telah lelah, tersebar di sini. Daun-daun kuning itu mengambang di atas sungai, basah separuhnya sebelum hanyut ke kejauhan.
Daun gugur seharusnya kembali ke akar, namun tertiup angin ke sini. Begitu menyentuh permukaan air, mereka takkan pernah kembali ke kampung halaman seumur hidup. Entah akan dihanyutkan ke mana, mungkin dalam beberapa musim akan menjadi lumpur di dasar sungai. Jika mereka memiliki jiwa, mungkin jiwa itu akan membawa kerinduan, terlepas dari sungai, kembali ke tanah yang telah melahirkannya.
Di permukaan sungai, bayangan Wang Lin terpantul jelas. Wajah pucatnya, ekspresi dingin, dan kesedihan di matanya seolah melebur ke dalam aliran air, hanyut jauh dalam gemericik sungai.
"Sudah waktunya pulang..." gumam Wang Lin pelan.
Selain Formasi Pertahanan Fengjie, ada pilihan lain untuk pulang - melalui celah di Lautan Awan domain bintang sembilan kelas. Perempuan misterius itu pernah memberikan sebuah kepingan giok.
Dulu sang perempuan mengatakan membutuhkan bantuan Wang Lin untuk menjelajahi suatu tempat. Kepingan giok ini, katanya, bisa dibuka di luar dunia untuk menghindari Formasi Pertahanan Fengjie dan kembali ke dalam celah dimensi.
Wang Lin telah berulang kali meneliti kepingan giok ini. Banyak Larangan di dalamnya yang bahkan tidak bisa ditembus pemahamannya.
Sebagian besar Larangan tersebut jelas-jelas bukanlah kemampuan kultivator dunia ini, melainkan berasal dari dunia lain.
"Namun, Wang Lin tetaplah ahli Larangan. Meski tak mampu melihat secara mendalam, dari kepingan giok itu ia melihat kemungkinan tujuh puluh persen untuk tertransmigrasi kembali ke celah!"
Meremas kepingan giok, Wang Lin tak langsung mengaktifkannya. Ia menyimpannya kembali ke ruang penyimpanan. Larangan dalam kepingan giok ini memerlukan tingkat kultivasi tertentu untuk diaktifkan. Namun yang lebih penting, dalam keadaan saat ini, Wang Lin takkan membiarkan dirinya muncul di hadapan perempuan misterius yang status persahabatan-musuhnya masih samar.
Diam sejenak, Wang Lin menatap langit biru nan luas sambil bergumam pelan.
"Apakah ia benar-benar Tuan Zhang Zun...?"
Meski pria paruh baya dalam api tujuh warna itu mengaku sebagai Zhang Zun setelah terluka parah, setelah tenang Wang Lin justru mulai meragukan identitas aslinya.
"Tingkat kultivasi orang ini naik turun tak menentu, bisa melawan Roh Sumber Zhu Que, bisa melakukan jurus Jing Zhong Lao Yue*, bahkan menguasai seni Si Da Jie Kong*, mengetahui urusan Simozi, juga tahu namaku. Berdasarkan analisis, tak diragukan lagi ini adalah Tuan Zhang Zun yang konspirasinya tak ada habisnya."
"Kultivasinya berunsur api, bahkan bisa mematerialisasikan Zhu Que pelangi. Seharusnya ini Burung Celaka Generasi Ketiga... Tapi, benarkah dia Tuan Zhang Zun?" Alasan Wang Lin sebelumnya menilai Burung Celaka Generasi Ketiga sebagai Tuan Zhang Zun adalah karena analisisnya: di Bintang Kuno Tai Gu, asal-usul Tuan Zhang Zun paling misterius, tak ada yang tahu ras asalnya!
Selain itu, ada satu titik terang. Dulu di Daerah Yao Ling, Wang Lin pernah bertemu seseorang yang kemudian diketahuinya sebagai murid Tuan Zhang Zun! Jurus api yang digunakan orang itu persis seperti ini!
Lagipula, jurus api semacam itu mustahil dikuasai kultivator biasa sampai tingkat seperti itu. Jelas ini sudah mencapai tahap menjelajahi inti kekuatan!
Segala bukti ini membuat Wang Lin menyusun teori berani dalam hatinya. Dengan koordinasi petunjuk-petunjuk kecil, Wang Lin menyimpulkan bahwa Burung Celaka Generasi Ketiga itu adalah Sang Tuan Zhang Zun!
Karena alasan inilah Majelis Agung mengetahui kondisi Falling Star, sehingga tidak berani bertindak gegabah!
Namun kini, setelah melihat langsung Sang Tuan Zhang Zun, keraguan mulai muncul di hati Wang Lin.
"Qing Lin pernah berkata, inti kultivasi Sang Tuan Zhang Zun adalah kekuatan Taichu! Tapi pria ini dari awal sampai akhir tidak menggunakan sedikitpun kemampuan supernatural terkait Taichu... Dan yang terpenting, Sang Tuan Zhang Zun telah berkultivasi puluhan ribu tahun dengan kecerdikan yang sangat dalam, bahkan berulang kali mengakali wilayah dalam. Pria paruh baya yang mengaku sebagai Tuan Zhang Zun ini sepertinya tidak memiliki aura penguasa kejam seperti itu... Juga terasa, sepertinya tidak terlalu kuat..."
Wang Lin mengerutkan kening. Setelah lama merenung tetap tidak menemukan jawaban, ia menghela napas pelan dan menghentikan pikiran tersebut. Dari kantong penyimpanan, dikeluarkannya sisa pil-pil yang kemudian ditelan bulat-bulat. Ia duduk bersila di sana, memejamkan mata dan mulai melakukan latihan pernafasan.
Angin musim gugur berhembus, siluet Wang Lin perlahan memudar, bagai menyatu dengan air sungai dan daun-daun musim gugur di sekelilingnya. Bahkan jika ada kultivator datang ke sini, takkan merasakan ada seseorang yang duduk di tepi sungai.
Waktu berlalu, sekejap mata sudah tiga hari. Selama tiga hari itu, luka Yuan Shen dalam tubuhnya tidak membaik, hanya berhenti memburuk. Namun luka tubuh fisiknya sudah pulih lebih dari separuh.
Tanpa menghitung kemampuan supernatural-nya, kekuatan Dewa Kuno enam bintang yang bisa dimanfaatkan saja sudah setara dengan 50% kondisi terbaiknya. Wang Lin tahu waktu sangat terbatas - luka parah yang ditimpakannya pada sosok mirip Tuan Zhang Zun pasti menciptakan kehebohan di Bintang Kuno Tai Gu. Terutama dengan Perintah Pemburuan Kuno yang melekat padanya, dan kepergiannya dari Falling Star, pasti akan ada yang mengejar-kejar untuk mengambil nyawanya.
Adapun Falling Star, area luarnya mungkin sudah disegel oleh orang-orang berpikiran tajam saat ia pergi. Jika nekat kembali ke sana, mustahil bisa memasuki Falling Star lagi - itu hanya akan menjadi jebakan bunuh diri!
Jadi ia memanfaatkan setiap detik untuk memulihkan tingkat kultivasinya secepat mungkin.
Namun di suatu hari saat Wang Lin sedang dalam latihan pernafasan, tiba-tiba membuka mata. Sorot mata dingin berkilat sesaat. Di hatinya muncul perasaan jantung berdebar-debar yang tak jelas asalnya - peringatan mistis dari hukum tak terlihat yang hanya dirasakan kultivator level tinggi!
"Tidak beres!" Wang Lin berdiri, pandangannya menyapu sekeliling. Ekspresinya semakin muram. Sekitar yang tadinya sepi kini sunyi mencekam, bahkan angin musim gugur pun menghilang.
Di bawah langit malam dengan rembulan tergantung, cahaya bulan menerangi permukaan sungai. Wang Lin melihat jelas riak-riak halus bergetar di air, seperti gemetar menciptakan gelombang energi yang merambat.
Daun-daun musim gugur yang jatuh di sungai tiba-tiba berputar membentuk lingkaran, berrotasi perlahan dalam pola misterius.
Tanpa pikir panjang, tubuh Wang Lin melangkah maju satu langkah. Langit dan bumi terdistorsi, gelombang energi bergema. Di bawah langkah ini, tubuhnya seharusnya menghilang. Namun dalam sekejap napas, tepat saat tubuhnya hampir menyatu dengan langit dan bumi, langit tiba-tiba menggema hebat. Dalam perubahan warna langit dan bumi, sebuah celah besar tiba-tiba menyapu muncul.
Sebuah tekanan aura dahsyat yang megah turun ke planet kultivasi terpencil yang biasa ini. Dari dalam celah tersebut, sebuah tangan besar langsung menjulur dengan cepat, menyambar ke arah Wang Lin yang hampir menyatu dengan langit dan bumi!
